Kontraksi

Leo pulang dengan rasa kecewa di dalam hatinya, padahal dia berniat baik. Dia hanya ingin mempertanggung jawabkan apa yang sudah dia lakukan.

Bukankah jika mahkota wanita sudah terenggut, maka wanita itu akan merasa tidak berharga lagi? Lalu, kenapa Meriana malah menolak niat baiknya?

Leo benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang ada di dalam pikiran wanita yang berprofesi sebagai model papan atas tersebut, dia tidak mengerti.

"Baiklah, jika seperti itu jangan salahkan aku, Meriana. Jika suatu saat nanti kamu datang kepadaku, aku tidak akan menoleh lagi, nona sombong!" ucap Leo seraya memukul setir kemudinya.

Leo pulang dengan rasa kecewa di dalam hatinya, sungguh dia berjanji dalam hati tidak akan pernah memedulikan wanita yang bernama Meriana lagi.

Selepas kepergian Leo, Bram terlihat menekan Meriana untuk segera berbicara. Karena dia benar-benar tidak mengerti kenapa putrinya itu malah terlihat berbicara dengan sangat tidak pantas di depan Leo.

Dia sebagai lelaki malah mendukung Leo jika memang pria itu ingin menikahi putrinya, baginya tidak masalah jika pria itu dari kalangan bawah, yang terpenting rasa tanggung jawabnya.

Karena Bram bisa melihat jika Leo terlihat begitu bersungguh-sungguh ingin menikahi putrinya tersebut, dia setuju.

"Katakan, Meriana!" teriak Bram.

"Tidak usah berteriak, Daddy. Aku akan bicara," kata Meriana ketus.

"Bicaralah!" kata Bram.

"Kemarin aku memasukan obat perangsang pada kopi Jo, sayangnya yang meminumnya adalah Leo. Jadi, kami--"

"Dasar anak sialan! Selalu saja melakukan jalan pintas, seharusnya kamu menerima. tawaran Leo saja. Dia anak baik," kata Bram.

"Cih! Aku tidak sudi," kata Meriana.

"Terserah! Daddy sudah cape, Daddy akan lepas tangan Meriana. Urus saja diri kamu sendiri," kata Bram.

Setelah mengatakan hal itu Bram meninggalkan Meriana sendirian, Meriana hanya terdiam seraya memikirkan apa yang akan dia lakukan selanjutnya.

Di belahan dunia lainnya.

Pagi ini Jonathan terlihat bersiap untuk segera pulang menuju tanah air, karena tugasnya di negara A sudah selesai.

Entah kenapa saat ia akan pergi seakan begitu berat, dia seakan meninggalkan sesuatu hal yang berharga di sana.

Padahal setahunya tidak ada yang dia kenal di sana, tidak ada kerabatnya, tidak ada sahabat bahkan tidak ada pacar yang dia tinggalkan.

"Ck! Kenapa aku seakan tidak ingin pulang," kata Jonathan.

Walaupun malas, Jonathan tetap bersiap untuk pulang karena dia masih harus memimpin perusahaan Anderson.

Dia tidak enak hati terhadap kedua orang tuanya kalau harus meninggalkan perusahaan tersebut lama-lama, walaupun memang kedua orang tuanya membebaskan dirinya untuk berlibur sementara waktu di negara tersebut.

Karena memang ada Leo yang menghandle semuanya, pria yang sebaya dengannya itu selalu saja bisa diandalkan.

Setelah melakukan perjalanan selama dua puluh empat jam, akhirnya Jonathan tiba di tanah air. Dia langsung ke rumah kedua orang tuanya, karena ingin menenangkan pikirannya.

Dia merasa jika pikirannya saat ini seakan semrawut, entah karena apa rasanya dia tidak ingin tinggal di apartemen miliknya.

Dia tidak ingin merasa ditinggalkan, entah kenapa dia merasa takut jika dia tinggal sendiri di apartemen miliknya.

Padahal, sejak kuliah Jonathan memang sudah tinggal sendiri tanpa didampingi oleh kedua orang tuanya.

"Kenapa kamu jadi kolokan seperti ini?" tanya Berlin, ibu dari Jonathan.

"Entahlah, aku merasa taku saja. Rasanya aku ingin dekat terus dengan Mom, bau tubuh Mom sangat enak seperti--"

Jonathan tidak meneruskan ucapannya, karena dia baru ingat jika parfum yang digunakan oleh ibunya sama persis dengan bau parfum wanita yang pernah dia tiduri malam itu.

"Seperti apa, Boy?" tanya Berlin.

"Ah, tidak seperti apa-apa. Jangan banyak bicara lagi Mom, aku mau tidur," pinta Jonathan.

"Hem," jawab Berlin.

Setelah kepulangan Jonathan ke tanah air, dia sering merasakan mual yang luar biasa. Bahkan dia sering merasakan sakit kepala dan jika dia berjalan bumi terasa berputar-putar.

Dia tidak tahu apa sebabnya, tapi dia semakin hari semakin yakin jika ini ada kaitannya dengan wanita yang sudah dia tiduri.

Berbeda denangan hari-hari yang Carol lalui, dia tidak pernah mengeluh. Walaupun pada kenyataannya dia sering merasakan sedih kala menginginkan makanan yang membuat dia tidak bisa tidur.

Beruntung ada sosok Andrew yang selalu mau membelikan makanan yang diinginkan oleh Carol, walaupun dia tidak pernah meminta.

Andrew yang memang menyukai Carol mencari tahu tentang Carol melalui Diana, awalanya Diana tidak mau memberitahukannya.

Namun, setelah melihat ketulusan dari Andrew, Diana pun akhirnya mau memberitahukan tentang masalah yang dihadapi oleh Carol.

Hal itu menyebabkan rasa iba dan rasa suka bercampur aduk menjadi satu, sehingga dia merasa tidak tega jika harus berjauhan dari Carol.

"Elu jangan sedih, ada gue yang selalu mau. mendampingi elu," kata Andrew.

***

Usia kandungan Carol kini sudah masuk minggu ke tiga puluh enam, dia tidak pernah menyangka jika dia mampu melewati masa kehamilannya.

"Na," panggil Carol.

"Apa?" tanya Diana.

Diana yang sedang mengerjakan tugasnya langsung menyimpan laptopnya, lalu dia menghampiri Carol yang sedang duduk di atas tempat tidur.

"Ada apa sih? Perut elu sakit lagi?" tanya Diana khawatir.

Sudah dua hari ini Carol selalu merasakan kontraksi palsu, Diana jadi merasa khawatir. Takut-takut, Carol akan melahirkan dalam waktu dekat.

"Ngga, lagi ngga sakit. Gue cuma mau minta cuti lahiran, besok temenin gue, ya?" pinta Carol.

"Iya, pasti gue temenin. Elu ngga usah khawatir," kata Diana.

"Than's," ucap Carol.

"He'em, gue lanjut nugas lagi. Elu tidur aja duluan," kata Diana.

"Ya," jawab Carol.

**

Keesokan harinya Carol dan juga Diana langsung meminta izin untuk cuti melahirkan, bersyukur pihak universitas memberikan izin.

"Than's untuk hari ini, elu selalu ada untuk gue," kata Carol.

"Iya, elu makasih mulu. Mending sekarang elu pulang, istirahat di rumah. Nanti kalau mulai sakit lagi call gue," kata Diana.

"Iya, pasti. Memangnya gue punya siapa lagi selain elu?" tanya Carol.

"Iya, gue paham. Gue masuk kelas dulu," kata Diana.

"Ya," jawab Carol.

Setelah kepergian Diana, Carol langsung memutuskan untuk pulang. Namun, baru saja dia keluar dari kampus, tiba-tiba saja perutnya terasa sangat sakit.

"Ya Tuhan, ini sangat sakit," kata Carol seraya mencari pegangan.

Tubuhnya tiba-tiba terasa gemetaran, kakinya terasa lemas. Perut bagian bawahnya terasa ada yang menekan dengan kuat, Carol menggigit bibir bawahnya dengan kuat.

"Hey! Apa yang terjadi?" tanya Andrew yang baru saja datang.

"Pe--perut gue sakit," jawab Carol.

"Jangan-jangan elu--"

Andrew tidak meneruskan ucapannya, karena dia melihat cairan berwarna keruh mengalir di kaki Carol.

Tanpa banyak bicara lagi, Andrew langsung menghampiri Carol dan menggendongnya. Lalu dia mendudukan Carol di bangku samping kemudi.

"Ke--kenapa elu bawa gue masuk ke dalam mobil elu? Nanti mobil elu kotor," kata Carol tidak enak hati.

Apalagi kini darah mulai keluar dari area intinya, hal itu membuat Carol tidak enak hati. Dia malah memikirkan berapa biaya untuk membersihkan mobil milik Andrew.

"Jangan memikirkan hal yang tidak-tidak, kita ke Rumah Sakit. Kayaknya elu mau lahiran," kata Andrew.

"Hem," jawab Carol hanya dengan deheman saja. Karena Carol sudah tidak tahan lagi, rasanya ada sesuatu yang seakan hendak keluar saat ini juga dari inti tubuhnya.

"Akhh! Gue ngga tahan," teriak Carol.

"Tahan, Carol. Sebentar lagi kita sampai," kata Andrew.

Andrew terlihat berusaha untuk menguatkan Carol, padahal dia juga sangat panik. Buliran keringat megucur dari tubuhnya, wajahnya bahkan terlihat memucat.

Di belahan dunia lainnya.

Jonathan baru saja pulang bekerja, dia baru saja meeting di luar kota. Baru sampai di rumahnya pukul delapan malam, rasa cape yang menyerang membuat Jonathan ingin rebahan saja.

"Aduh, pinggangku sakit sekali!" keluh Jonatahan. "Akh! Perutku juga terasa melilit, ini... ini sangat sakit. Ya Tuhan, perutku teraaa diremat. Sakit sekali!" seru Jonathan dengan suara tertahan.

****

Selamat malam kesayangan, selamat beristirahat. Satu bab untuk menemani malam kalian, sehat-sehat kesayangan.

Terpopuler

Comments

💋ShasaVinta💋

💋ShasaVinta💋

Waaahhh… bener2 ikatan batin ya… berbeda benua tapi Jo juga ikut ngerasain….

2022-11-08

1

💋ShasaVinta💋

💋ShasaVinta💋

Untung ada andrew

2022-11-08

1

💋ShasaVinta💋

💋ShasaVinta💋

Bentar lagi lahiran

2022-11-08

1

lihat semua
Episodes
1 Terkejut
2 Sebatang Kara
3 Menjadi Seorang Pelayan
4 Hilangnya Mahkota
5 Rasa Bersalah
6 Memutuskan Untuk Pergi
7 Mencari Tahu
8 Kesal
9 Merasa Ada Yang Aneh
10 Pusing Dan Mual
11 Memeriksakan Kesehatan
12 Bagaimana Bila Aku
13 Garis Dua
14 Bingung
15 Perasaan Aneh
16 Menerimanya
17 Pertanggungjawaban Leo
18 Kontraksi
19 Pengakuan
20 Bayi Lelaki
21 Tidak Enak Hati
22 Tidak Fokus
23 Rencana Pulang
24 Persiapan Pulang
25 Tiba Di Tanah Air
26 Bahagia Dalam Kesedihan
27 Melakukan Sesuatu
28 Ingin Mengetahuinya
29 Bertemu
30 Ketakutan
31 Om Mau
32 Bingung Untuk Memulainya
33 Terasa Tidak Ingin Berpisah
34 Ketakutan
35 Akankah Terulang?
36 Rindu Berbalut Resah
37 Ingin Bertemu Julian Atau Ibunya?
38 Was-Was
39 Senang Dan Bingung
40 Permintaan
41 Perkenalan
42 Kebersamaan Yang Indah
43 Menginap
44 Antara Bahagia Dan Juga Sedih
45 Aku Ayahnya
46 Harus Sabar
47 Persiapan
48 Terharu
49 Salah Tingkah
50 Obrolan Santai Bikin Gerah
51 Rasa Takut
52 Tidak Peduli
53 Resmi
54 (Bukan) Malam Pertama
55 Ungkapan Perasaan
56 Bahagia
57 Menghindari
58 Bermesraan
59 Merayu
60 Jangan Pulang
61 Akhirnya Guyz
62 Bahagia Dan Juga Ketakutan
63 Sakit
64 Begitu Sulit
65 Benarkah?
66 Ketakutan Jonathan
67 Sakit Hati
68 Berusaha Mendapatkan Pengampunan
69 Pengakuan Merlin
70 Kebahagiaan Leo
71 Keputusan Leo
72 Dimaafkan
73 Ending
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Terkejut
2
Sebatang Kara
3
Menjadi Seorang Pelayan
4
Hilangnya Mahkota
5
Rasa Bersalah
6
Memutuskan Untuk Pergi
7
Mencari Tahu
8
Kesal
9
Merasa Ada Yang Aneh
10
Pusing Dan Mual
11
Memeriksakan Kesehatan
12
Bagaimana Bila Aku
13
Garis Dua
14
Bingung
15
Perasaan Aneh
16
Menerimanya
17
Pertanggungjawaban Leo
18
Kontraksi
19
Pengakuan
20
Bayi Lelaki
21
Tidak Enak Hati
22
Tidak Fokus
23
Rencana Pulang
24
Persiapan Pulang
25
Tiba Di Tanah Air
26
Bahagia Dalam Kesedihan
27
Melakukan Sesuatu
28
Ingin Mengetahuinya
29
Bertemu
30
Ketakutan
31
Om Mau
32
Bingung Untuk Memulainya
33
Terasa Tidak Ingin Berpisah
34
Ketakutan
35
Akankah Terulang?
36
Rindu Berbalut Resah
37
Ingin Bertemu Julian Atau Ibunya?
38
Was-Was
39
Senang Dan Bingung
40
Permintaan
41
Perkenalan
42
Kebersamaan Yang Indah
43
Menginap
44
Antara Bahagia Dan Juga Sedih
45
Aku Ayahnya
46
Harus Sabar
47
Persiapan
48
Terharu
49
Salah Tingkah
50
Obrolan Santai Bikin Gerah
51
Rasa Takut
52
Tidak Peduli
53
Resmi
54
(Bukan) Malam Pertama
55
Ungkapan Perasaan
56
Bahagia
57
Menghindari
58
Bermesraan
59
Merayu
60
Jangan Pulang
61
Akhirnya Guyz
62
Bahagia Dan Juga Ketakutan
63
Sakit
64
Begitu Sulit
65
Benarkah?
66
Ketakutan Jonathan
67
Sakit Hati
68
Berusaha Mendapatkan Pengampunan
69
Pengakuan Merlin
70
Kebahagiaan Leo
71
Keputusan Leo
72
Dimaafkan
73
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!