Leo pulang dengan rasa kecewa di dalam hatinya, padahal dia berniat baik. Dia hanya ingin mempertanggung jawabkan apa yang sudah dia lakukan.
Bukankah jika mahkota wanita sudah terenggut, maka wanita itu akan merasa tidak berharga lagi? Lalu, kenapa Meriana malah menolak niat baiknya?
Leo benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang ada di dalam pikiran wanita yang berprofesi sebagai model papan atas tersebut, dia tidak mengerti.
"Baiklah, jika seperti itu jangan salahkan aku, Meriana. Jika suatu saat nanti kamu datang kepadaku, aku tidak akan menoleh lagi, nona sombong!" ucap Leo seraya memukul setir kemudinya.
Leo pulang dengan rasa kecewa di dalam hatinya, sungguh dia berjanji dalam hati tidak akan pernah memedulikan wanita yang bernama Meriana lagi.
Selepas kepergian Leo, Bram terlihat menekan Meriana untuk segera berbicara. Karena dia benar-benar tidak mengerti kenapa putrinya itu malah terlihat berbicara dengan sangat tidak pantas di depan Leo.
Dia sebagai lelaki malah mendukung Leo jika memang pria itu ingin menikahi putrinya, baginya tidak masalah jika pria itu dari kalangan bawah, yang terpenting rasa tanggung jawabnya.
Karena Bram bisa melihat jika Leo terlihat begitu bersungguh-sungguh ingin menikahi putrinya tersebut, dia setuju.
"Katakan, Meriana!" teriak Bram.
"Tidak usah berteriak, Daddy. Aku akan bicara," kata Meriana ketus.
"Bicaralah!" kata Bram.
"Kemarin aku memasukan obat perangsang pada kopi Jo, sayangnya yang meminumnya adalah Leo. Jadi, kami--"
"Dasar anak sialan! Selalu saja melakukan jalan pintas, seharusnya kamu menerima. tawaran Leo saja. Dia anak baik," kata Bram.
"Cih! Aku tidak sudi," kata Meriana.
"Terserah! Daddy sudah cape, Daddy akan lepas tangan Meriana. Urus saja diri kamu sendiri," kata Bram.
Setelah mengatakan hal itu Bram meninggalkan Meriana sendirian, Meriana hanya terdiam seraya memikirkan apa yang akan dia lakukan selanjutnya.
Di belahan dunia lainnya.
Pagi ini Jonathan terlihat bersiap untuk segera pulang menuju tanah air, karena tugasnya di negara A sudah selesai.
Entah kenapa saat ia akan pergi seakan begitu berat, dia seakan meninggalkan sesuatu hal yang berharga di sana.
Padahal setahunya tidak ada yang dia kenal di sana, tidak ada kerabatnya, tidak ada sahabat bahkan tidak ada pacar yang dia tinggalkan.
"Ck! Kenapa aku seakan tidak ingin pulang," kata Jonathan.
Walaupun malas, Jonathan tetap bersiap untuk pulang karena dia masih harus memimpin perusahaan Anderson.
Dia tidak enak hati terhadap kedua orang tuanya kalau harus meninggalkan perusahaan tersebut lama-lama, walaupun memang kedua orang tuanya membebaskan dirinya untuk berlibur sementara waktu di negara tersebut.
Karena memang ada Leo yang menghandle semuanya, pria yang sebaya dengannya itu selalu saja bisa diandalkan.
Setelah melakukan perjalanan selama dua puluh empat jam, akhirnya Jonathan tiba di tanah air. Dia langsung ke rumah kedua orang tuanya, karena ingin menenangkan pikirannya.
Dia merasa jika pikirannya saat ini seakan semrawut, entah karena apa rasanya dia tidak ingin tinggal di apartemen miliknya.
Dia tidak ingin merasa ditinggalkan, entah kenapa dia merasa takut jika dia tinggal sendiri di apartemen miliknya.
Padahal, sejak kuliah Jonathan memang sudah tinggal sendiri tanpa didampingi oleh kedua orang tuanya.
"Kenapa kamu jadi kolokan seperti ini?" tanya Berlin, ibu dari Jonathan.
"Entahlah, aku merasa taku saja. Rasanya aku ingin dekat terus dengan Mom, bau tubuh Mom sangat enak seperti--"
Jonathan tidak meneruskan ucapannya, karena dia baru ingat jika parfum yang digunakan oleh ibunya sama persis dengan bau parfum wanita yang pernah dia tiduri malam itu.
"Seperti apa, Boy?" tanya Berlin.
"Ah, tidak seperti apa-apa. Jangan banyak bicara lagi Mom, aku mau tidur," pinta Jonathan.
"Hem," jawab Berlin.
Setelah kepulangan Jonathan ke tanah air, dia sering merasakan mual yang luar biasa. Bahkan dia sering merasakan sakit kepala dan jika dia berjalan bumi terasa berputar-putar.
Dia tidak tahu apa sebabnya, tapi dia semakin hari semakin yakin jika ini ada kaitannya dengan wanita yang sudah dia tiduri.
Berbeda denangan hari-hari yang Carol lalui, dia tidak pernah mengeluh. Walaupun pada kenyataannya dia sering merasakan sedih kala menginginkan makanan yang membuat dia tidak bisa tidur.
Beruntung ada sosok Andrew yang selalu mau membelikan makanan yang diinginkan oleh Carol, walaupun dia tidak pernah meminta.
Andrew yang memang menyukai Carol mencari tahu tentang Carol melalui Diana, awalanya Diana tidak mau memberitahukannya.
Namun, setelah melihat ketulusan dari Andrew, Diana pun akhirnya mau memberitahukan tentang masalah yang dihadapi oleh Carol.
Hal itu menyebabkan rasa iba dan rasa suka bercampur aduk menjadi satu, sehingga dia merasa tidak tega jika harus berjauhan dari Carol.
"Elu jangan sedih, ada gue yang selalu mau. mendampingi elu," kata Andrew.
***
Usia kandungan Carol kini sudah masuk minggu ke tiga puluh enam, dia tidak pernah menyangka jika dia mampu melewati masa kehamilannya.
"Na," panggil Carol.
"Apa?" tanya Diana.
Diana yang sedang mengerjakan tugasnya langsung menyimpan laptopnya, lalu dia menghampiri Carol yang sedang duduk di atas tempat tidur.
"Ada apa sih? Perut elu sakit lagi?" tanya Diana khawatir.
Sudah dua hari ini Carol selalu merasakan kontraksi palsu, Diana jadi merasa khawatir. Takut-takut, Carol akan melahirkan dalam waktu dekat.
"Ngga, lagi ngga sakit. Gue cuma mau minta cuti lahiran, besok temenin gue, ya?" pinta Carol.
"Iya, pasti gue temenin. Elu ngga usah khawatir," kata Diana.
"Than's," ucap Carol.
"He'em, gue lanjut nugas lagi. Elu tidur aja duluan," kata Diana.
"Ya," jawab Carol.
**
Keesokan harinya Carol dan juga Diana langsung meminta izin untuk cuti melahirkan, bersyukur pihak universitas memberikan izin.
"Than's untuk hari ini, elu selalu ada untuk gue," kata Carol.
"Iya, elu makasih mulu. Mending sekarang elu pulang, istirahat di rumah. Nanti kalau mulai sakit lagi call gue," kata Diana.
"Iya, pasti. Memangnya gue punya siapa lagi selain elu?" tanya Carol.
"Iya, gue paham. Gue masuk kelas dulu," kata Diana.
"Ya," jawab Carol.
Setelah kepergian Diana, Carol langsung memutuskan untuk pulang. Namun, baru saja dia keluar dari kampus, tiba-tiba saja perutnya terasa sangat sakit.
"Ya Tuhan, ini sangat sakit," kata Carol seraya mencari pegangan.
Tubuhnya tiba-tiba terasa gemetaran, kakinya terasa lemas. Perut bagian bawahnya terasa ada yang menekan dengan kuat, Carol menggigit bibir bawahnya dengan kuat.
"Hey! Apa yang terjadi?" tanya Andrew yang baru saja datang.
"Pe--perut gue sakit," jawab Carol.
"Jangan-jangan elu--"
Andrew tidak meneruskan ucapannya, karena dia melihat cairan berwarna keruh mengalir di kaki Carol.
Tanpa banyak bicara lagi, Andrew langsung menghampiri Carol dan menggendongnya. Lalu dia mendudukan Carol di bangku samping kemudi.
"Ke--kenapa elu bawa gue masuk ke dalam mobil elu? Nanti mobil elu kotor," kata Carol tidak enak hati.
Apalagi kini darah mulai keluar dari area intinya, hal itu membuat Carol tidak enak hati. Dia malah memikirkan berapa biaya untuk membersihkan mobil milik Andrew.
"Jangan memikirkan hal yang tidak-tidak, kita ke Rumah Sakit. Kayaknya elu mau lahiran," kata Andrew.
"Hem," jawab Carol hanya dengan deheman saja. Karena Carol sudah tidak tahan lagi, rasanya ada sesuatu yang seakan hendak keluar saat ini juga dari inti tubuhnya.
"Akhh! Gue ngga tahan," teriak Carol.
"Tahan, Carol. Sebentar lagi kita sampai," kata Andrew.
Andrew terlihat berusaha untuk menguatkan Carol, padahal dia juga sangat panik. Buliran keringat megucur dari tubuhnya, wajahnya bahkan terlihat memucat.
Di belahan dunia lainnya.
Jonathan baru saja pulang bekerja, dia baru saja meeting di luar kota. Baru sampai di rumahnya pukul delapan malam, rasa cape yang menyerang membuat Jonathan ingin rebahan saja.
"Aduh, pinggangku sakit sekali!" keluh Jonatahan. "Akh! Perutku juga terasa melilit, ini... ini sangat sakit. Ya Tuhan, perutku teraaa diremat. Sakit sekali!" seru Jonathan dengan suara tertahan.
****
Selamat malam kesayangan, selamat beristirahat. Satu bab untuk menemani malam kalian, sehat-sehat kesayangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
💋ShasaVinta💋
Waaahhh… bener2 ikatan batin ya… berbeda benua tapi Jo juga ikut ngerasain….
2022-11-08
1
💋ShasaVinta💋
Untung ada andrew
2022-11-08
1
💋ShasaVinta💋
Bentar lagi lahiran
2022-11-08
1