Leo terlihat berlari karena dia harus segera menyelesaikan tugas dari atasannya tersebut, dengan cepat dia meminta tolong kepada pemilik Club untuk mengecek rekaman cctv.
Awalnya pemilik Club tersebut tidak mau mengizinkan Leo untuk melihat rekaman cctv yang ada di tempatnya, karena menurutnya itu adalah privasi yang ada di Club tersebut.
Namun, saat tahu siapa yang meminta untuk melihat rekaman cctv itu, pemilik Club tersebut langsung memperbolehkan Leo untuk melihatnya.
Leo dengan cepat berlari menuju ruangan cctv, lalu dia mulai mengecek rekaman cctv tersebut.
Sayangnya, rekaman cctv di lantai tiga tidak ada. Hanya ada aktivitas di lantai satu dan dua yang terlihat.
Pukul 20.12 Leo melihat ada seorang wanita yang naik ke lantai tiga, tapi wajahnya tidak terlihat karena minimnya cahaya penerangan.
Karena merasa penasaran, Leo terus saja memperhatikan rekaman cctv tersebut. Pukul 04.25 ada seorang wanita yang turun dari lantai tiga dengan hanya menggunakan kemeja saja.
Dia terlihat berjalan dengan tertatih, dari kemeja yang wanita itu pakai Leo sangat tahu jika itu adalah kemeja milik majikannya.
Tidak lama kemudian, wanita itu terlihat pergi dari Club lewat pintu belakang. Sialnya di belakang Club tidak ada rekaman cctv, hal itu mempersulit Leo untuk mencari jejak dari wanita tersebut.
"Sialan! Sudah tugasnya berat banget, jejaknya ngga kelihatan. Pasti si bos marah-marah lagi," kata Leo seraya menggebrak meja yang ada di ruangan tersebut.
Setelah mengambil salinan rekaman cctv tersebut, Leo terlihat keluar dari ruangan tersebut dan segera menghampiri tuannya yang berada di lantai tiga.
Tentunya untuk melaporkan apa yang sudah dia dapatkan, karena dia sangat paham jika tuannya itu selalu ingin mendapatkan apa pun yang dia mau dengan cepat.
"Bagaimana, apa yang kamu dapatkan?" tanya pria itu dengan wajah kusut.
Leo terlihat mendekati tuannya dengan ragu-ragu, dia sangat takut jika tuannya itu akan marah kepada dirinya.
"Ini, Tuan," kata Leo seraya menyodorkan ponsel miliknya. "Tapi sayangnya, rekaman cctv-nya tidak lengkap. Sepertinya ada yang sengaja merusak cctv yang berada di lantai tiga," sambung Leo.
Mendengar apa yang dikatakan oleh Leo, pria itu nampak berdecak dengan sebal. Dia merasa kesal karena Leo tidak bisa melacak wanita itu, padahal dia sangat ingin mengetahui keadaan dari wanita tersebut.
Tunggu dulu, kenapa dia harus mengetahui keadaan dari wanita tersebut. Jika memang wanita itu merasa dirugikan, dia pasti akan datang dan meminta pertanggung jawaban darinya, pikirnya.
Dia mencoba untuk menenangkan dirinya, walaupun hatinya resah. Dia mencoba berpikir positif, walaupun pikirannya benar-benar gundah.
Pria tampan itu terlihat memutar rekaman cctv yang diberikan oleh Leo, hatinya berdesir hebat kala melihat wanita yang sudah dia gagahi terlihat berjalan dengan tertatih-tatih.
Sudah dapat dipastikan jika wanita itu merasakan kesakitan yang sangat luar biasa di area intinya, karena dirinya menghujam wanita itu tanpa ampun.
Apalagi tadi malam dia sedang berada di bawah pengaruh obat perangsang, sudah dapat dipastikan jika permainan yang tadi malam dia lakukan sangat menggila .
Apalagi jika mengingat dia yang menggagahi perempuan di bawah kuasanya dalam keadaan tidak sadar, dia menjadi merasa seorang manusia yang sangat bejat.
"Ck! Aku tidak mau tahu, kamu harus mencari tahu tentang wanita itu," kata pria tampan itu.
Dia mengusap sudut matanya yang terasa basah, bayangan wanita yang dia perkosa yang berjalan dengan tertatih, membuat perasaannya campur aduk.
Niat awalnya, dia hanya ingin berpesta bersama dengan rekan-rekan bisnisnya. Dia ingin merayakan keberhasilannya karena dia baru saja membeli sebuah perusahaan besar dengan harga yang murah.
Dia tidak menyangka jika akan ada orang yang dengan tega memasukkan obat perangsang ke dalam minumannya, dia sangat geram.
"Ba--baik, Tuan. Akan saya laksanakan, apa ada lagi yang harus saya kerjakan?" tanya Leo dengan ragu.
Dia takut jika nanti dia akan dipanggil kembali untuk diberi tugas, sedangkan dirinya baru saja sampai di tempat tujuan.
"Cari tahu siapa orang yang tega memasukan obat perangsang ke dalam minumanku," kata pria itu. "Jangan beri ampun," geramnya.
Leo langsung mengangguk patuh, itu artinya dia harus kembali ke ruang cctv untuk mengecek siapa saja orang yang hadir dan siapa kira-kira orang yang melakukannya.
"Baik, Tuan," jawab Leo.
Setelah menyanggupi permintaan dari atasannya Leo terlihat membungkuk hormat, lalu dia segera pergi dari ruangan tersebut.
Namun, sebelum dia benar-benar pergi, Leo terlihat menghentikan langkahnya. Lalu, dia membalikkan tubuhnya dan kembali berkata.
"Baju anda sudah--"
Leo tidak berani melanjutkan ucapannya, karena pria itu langsung mengangkat sebelah tangannya. Hal itu menandakan jika Leo tidak perlu berbicara lagi.
"Tidak apa-apa, pergilah! Nanti aku akan memakai baju yang ada di dalam mobil," kata pria itu.
"Ya, baiklah. Kalau begitu saya pamit," kata Leo. "Ehm, ponsel saya, Tuan."
Pria itu terlihat memberikan ponsel milik asisten pribadinya itu, setelah itu Leo terlihat pergi meninggalkan pria itu sendirian di dalam kamar yang dia sewa tadi malam, karena masih banyak tugas yang harus dia kerjakan.
Setelah kepergian Leo, pria itu nampak berdecak beberapa kali. Dia tidak menyangka jika malam tadi akan menjadi malam yang benar-benar membuat dirinya kacau.
Di dalam ingatannya hanya terbayang-bayang sosok wanita yang sudah dia gagahi tanpa ampun, hanya ada bayangan wanita itu yang berjalan dengan tertatih dan menahan rasa sakit.
Di dalam sebuah rumah mewah.
Seorang wanita muda dan juga sang ayah terlihat sedang berdebat, wanita muda itu terlihat kecewa karena rencana yang sudah dia susun telah gagal.
"Daddy itu bodoh! Harusnya saat obat itu breaksi, Daddy langsung membawa Jonathan ke kamar yang sudah aku sewa," kata Meriana dengan raut wajah kecewa.
Wanita itu terlihat terus saja menyalahkan daddynya, karena dia tidak bisa tidur dengan pria yang sudah lama dia incar. Padahal dia sudah menyusun rencana itu dengan sangat matang.
"Ck! Daddy sudah menawarkan bantuan, tapi dia tidak mau. Dia malah menyewa kamarnya sendiri," kata Bram dengan kesal.
Tadi malam memang Bram beberapa kali menawarkan bantuan kepada Jonathan, sayangnya pria itu dengan halus menolak tawaran bantuannya.
"Ck! Harusnya Daddy mencari tahu di mana kamar yang dia sewa, agar aku bisa menghampiri Jonathan," kata Meriana dengan bibir mengerucut.
Meriana Arinada adalah seorang model yang begitu tergila-gila dengan sosok lelaki yang bernama Jonathan Anderson. Pengusaha muda dan juga kaya.
Beberapa kali dia pernah menjadi model iklan dari produk yang perusahaan milik pria itu luncurkan, beberapa kali juga dia mendekati pria itu.
Sayangnya pria itu begitu susah untuk didekati, pria itu begitu tertutup. Sehingga Meriana berniat untuk membuat Jonathan bertekuk lutut di dalam pelukan hangatnya dengan rencana liciknya.
"Ck! Sialan! Lihat saja kamu, Jo. Aku akan membuat kamu betekuk lutut di kakiku," kata Meriana penuh emosi.
Bram hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah dari putrinya itu, sudah beberapa kali dia mengatakan jika di dunia ini masih banyak lelaki yang tampan dan juga kaya.
Banyak juga lelaki yang menginginkan putrinya tersebut, karena selain cantik dia juga merupakan model papan atas.
Namun, tetap saja Meriana menolak dan hanya menginginkan Jonathan Anderson. Seorang pria yang susah untuk disentuh.
"Berhentilah mengejar pria itu, masih banyak pria yang menginginkan kamu," kata Bram.
Bram begitu kesal karena putrinya itu begitu susah untuk menuruti apa yang dia katakan, padahal usia wanita itu sudah dua puluh lima tahun.
Dia sangat menginginkan putrinya itu untuk segera menikah dan melahirkan keturunan, dia ingin segera menimang cucu.
"No, Daddy! Aku mau Jo, hanya Jonathan Anderson," kata Meriana dengan menggebu.
Wanita itu benar-benar terobsesi terhadap pria kaya dan muda, Jonathan Anderson.
"Terserah kamu saja, Daddy lelah," kata Bram seraya meninggalkan putrinya.
Melihat kepergian Bram, Meriana terlihat berdecak sebal. Dia merasa kesal karena daddynya tidak pernah mendukung keinginannya untuk yang satu itu.
"Ck! Daddy selalu saja tidak mendukung," keluh Meriana.
****
Selamat sore kesayangan, selamat beristirahat. Jangan lupa untuk tinggalkan komentar dan juga likenya, sayang kalian semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Ilan Irliana
pst prusahaan ortu'y Carol yg di bli dgn sngt murah..huufftt..
2023-06-03
0
🍁Katrin❣️💋🆂🆈🅰🅵🅰️👻ᴸᴷ
waaaah ... kasihan Carol .. thor tolongin ya🙋
2022-11-23
2
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Bukan cinta itu Meriana tapi obsesi gila..anak juahat kok didukung to yo pakdheee..🥴
2022-11-23
0