BAB 20 - Charles & Bumi, Penemuan Angelica (Revisi)

Sudah delapan hari pencarian Angelica dilakukan. Namun hasilnya nihil, mereka sama sekali tidak memperoleh petunjuk tentang keberadaan model sekaligus anak angkat walikota itu.

Pagi ini, Citra mengunjungi alamat yang diberikan oleh Fina, semalam ia dan Faisal sudah memutuskan untuk membagi tugas penyelidikan, ia menemui Bella pagi ini dan Faisal mencari keberadaan Angelica.

Rush milik Citra berhenti di depan gerbang bangunan yang bisa dibilang cukup luas dan sepertinya gadis bernama Bella itu tinggal di rumah kos. Dia masuk ke dalam rumah kost tersebut, seorang gadis berusia sekitar delapan belas tahun ia temukan sedang menjemur pakaian.

"Selamat pagi, maaf boleh saya bertanya sedikit?" sapa Citra. Gadis itu menoleh dan tersenyum ramah.

"Selamat pagi, iya silahkan, Kak."

"Kamu kenal Bella? Yang kerja di apartemen Artha sebagai resepsionis."

"Bella?" Gadis itu mengerutkan dahi dan tampak tidak begitu yakin. "Kalau Bella yang kakak maksud itu Arabella, dia di kamar delapan, Kak. Hanya saja — dia belum pulang kayaknya dari kemarin," lanjut sembari menunjuk kamar yang berada di lantai dua.

"Dia belum pulang?" Gadis ini mengangguk lagi.

"Bella jarang nginep di luar, tapi, beberapa waktu lalu dia pernah cerita kalau punya pacar sekarang. Seingat saya, dia bilang kalau pacarnya itu salah satu penghuni apartemen tempat dia kerja," tutur menceritakan apa yang pernah ia dengar dari Bella.

"Pacarnya tinggal di apartemen itu?" tanya Citra dengan nada gamang.

"Iya, tapi saya pernah bilang, hati-hati, laki-laki yang tinggal di apartemen sendirian itu belum tentu bujangan," cetus gadis itu lagi sembari mengerucutkan bibirnya.

Citra tersenyum dan kemudian berpamitan kepada gadis itu, setelah berterima kasih atas informasi yang dia berikan. Untuk saat ini — dia hanya bisa menunggu Bella pulang ke kosan atau masuk kerja, dan semoga saja ia baik-baik saja, serta masih bisa mengingat pengirim paket itu.

 

"Aaarrgghhh!" teriakan itu menggema di dalam sebuah basemen yang sunyi.

Seorang pria bertopi baseball NYC, berpakaian serba hitam, sepertinya dia adalah Charles. Orang itu tampak menyeret tubuh seorang gadis yang sedang pingsan menuju elevator, sesampainya di elevator, ia menopang tubuh gadis itu agar bisa berdiri.

Jarinya menekan angka tujuh, lantai di mana dia akan turun dari lift itu. Namun, tak disangka, lift tersebut tiba-tiba berhenti di lantai dasar. Sepasang suami istri bersama anaknya tampak memasuki lift, sang Suami tersenyum tipis padanya, tapi — anak dan istri orang tersebut menatap Charles dengan tatapan curiga.

"Istri saya sedang mabuk," jelas Charles tanpa di tanya. Suami-istri itu hanya tersenyum kaku ketika tiba di lantai tujuan mereka. Pintu lift itu kembali tertutup dan naik lagi ke lantai tujuan Charles.

Dia keluar dari lift bersama gadis yang ia buat pingsan tadi. Charles bersiul melodi yang selalu ia senandungkan dengan santai, sambil masih terus menopang gadis ini — ia membuka sebuah pintu kamar bernomer 711.

Wanita tersebut dia baringkan di atas sofa, kemudian meletakkan jarinya di bawah hidung mungil wanita ini, Charles hanya ingin memastikan kondisinya. Dia masih hidup, gumam Charles dalam hati, ia pun mengikat tangan dan kaki gadis malang itu

"Bella," panggil Charles sambil menepuk pipi gadis yang ternyata adalah resepsionis apartemen ini. "Bella!" Ia mengulanginya lagi, dan kali ini dengan setengah berteriak.

Mata Bella terbuka, ia memandang pria itu dengan ketakutan dan berusaha menggerakkan tangan serta kakinya yang terikat kencang.

"Sshhh!" Jari telunjuk Charles menempel di bibir pucat Bella, ia menyuruh gadis itu untuk tetap diam. Gadis itu mengangguk-angguk, sekujur tubuhnya terasa sakit dan gemetaran.

"Jika kamu menurut dan tetap diam, aku tidak akan membunuhmu," ujar Charles dengan seringai lebar.

"Kenapa kamu lakukan ini, Bumi?" tanya Bella dengan suara bergetar.

"Bumi? Dia sedang tidur. Sekarang, kamu duduk manis di sini, turuti ucapanku dan kamu tidak akan aku lukai. Kamu seharusnya menurut apa kata Bumi, jadi — kamu tidak akan berakhir seperti ini." Charles membelai lembut pipi mulus Bella yang terasa sembab karena air mata.

Bella terperanjat, ternyata dia sudah berpacaran dengan orang yang salah. Pria di hadapannya ini bukanlah Bumi, kekasihnya, melainkan satu alter ego yang memiliki sifat kejam. Dia benar-benar menyesal ketika mengikuti pria tersebut hingga ke tempat puing-puing gedung sebuah panti asuhan.

Charles mengambil sebotol air mineral dari kulkas, dan kembali duduk di hadapan Bella. "Kamu pasti sudah menyesal mengenal Bumi, 'kan?" sindirnya sembari menenggak air dari botol itu.

Gadis ini terdiam, ia tidak menyesal mengenal Bumi — tapi melihat kondisi pria itu, dia merasa iba dan membuat dia berpikir, luka apa yang Bumi derita di masa lalu hingga membuat pria itu menjadi monster. Bahkan sekarang, Bella merasa ketakutan setengah mati.

"Kamu tahu? Apa pekerjaan Bumi?" tanya Charles.

"Se — seorang pe — pegawai lepas, 'kan?" jawab Bella gemetar. Charles tertawa keras.

"Salah! Bumi itu tidak lebih sebagai seorang pengangguran tidak berguna, kamilah yang membuat hidup dia berwarna, seharusnya dia tidur saja selamanya!" bantah Charles jengkel.

"Kami?" gumam Bella pelan.

Pria itu terkekeh. Ia berdiri dan berputar bak artis di panggung teater.

"Saya Gabriel."

"Saya Debora."

"Saya Senja." Dia berputar sembari terus memperkenalkan diri dengan suara dan sikap yang berbeda-beda.

"Dan saya adalah Charles," pungkasnya.

Bulu kuduk Bella meremang, dia pikir alter ego hanya ada di dalam film misteri saja, tapi sekarang ia berhadapan secara nyata dengan orang yang memiliki alter ego.

"Kami ada berenam termasuk Bumi, tapi satu dari kami tidak ingin dia diketahui orang lain. Dialah yang menjadi tulang punggung Bumi dan juga pelindung kami, Bumi hanya berdiam dan mengurung diri sambil melukis di kamar ini,"

Charles menopang dagu dengan kedua tangan di atas lutut. Matanya terus memandangi wajah cantik Bella, ia kemudian bangkit dari duduknya.

"Aku akan pergi sebentar. Jangan mencoba macam-macam, karena aku akan membunuhmu!" ingat Charles, ia pun keluar dari studio apartemen itu.

Bella segera berusaha melepaskan ikatan tangan dan kakinya, tapi tidak bisa. Ikatan itu begitu kuat, memaksa dirinya memilih untuk menyerah, apalagi dia sudah tidak memiliki tenaga lagi.

......................

Faisal sudah mendatangi semua hotel, penginapan, juga gudang-gudang kosong tempat kemungkinan Angelica di sekap. Namun ia tidak menemukan apapun, tubuhnya pun sudah mengirimkan sinyal untuk meminta istirahat sejenak.

Tadi, ia sempat beristirahat sebentar di apartemennya. Faisal menuruti saran Bara untuk menyempatkan diri beristirahat agar tidak terserang stress, tapi — tubuhnya ini semakin sering merasa lelah seiring perkembangan kasus-kasus pembunuhan berantai itu. Sama seperti hari ini, saat dia terbangun dari tidur — tubuhnya seperti sudah melakukan pekerjaan berat.

Faisal memutuskan untuk mencoba sekali lagi berkeliling mencari Angelica malam ini dan memacu avanza-nya tak tentu arah, sampai akhirnya ia berhenti di depan puing-puing panti asuhan Benedict. Ia pun turun dari mobil dan mengelilingi pekarangan panti itu dengan pencahayaan senter. Ketika mencapai bangunan gudang tempat dirinya dan Iptu Citra melakukan penyelidikan kematian korban-korban tewas itu, tampak lampu gudang itu menyala walau tidak begitu terang.

Faisal mencoba membuka pintu gudang, betapa terkejutnya saat ia membuka pintu tersebut dan menemukan sosok Angelica terbaring pingsan, dengan segera dia pun menolong wanita malang itu, ia menggendong Angelica keluar dari gudang dan membawanya ke mobil.

Angelica dibawa ke klinik terdekat. Sembari menunggu wanita itu sadarkan diri — Faisal menguhubungi Citra untuk memberitahu atasannya itu, jika dia sudah menemukan anak sang walikota.

Model itu pun dipindahkan ke Rumah Sakit S keesokan hari dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Saat sadar, dia dalam keadaan syok, dia bahkan tidak mau berbicara dan hanya memandang kosong.

Dokter masih melarang pihak kepolisian meminta keterangan kepada Angelica. Penculikan, penyiksaan dan pelecehan seksual terhadap Angelica menjadi penghancur mentalnya.

"Bagaimana kamu bisa menemukan dia?" tanya Citra heran.

"Entahlah, Ndan. Saya hanya mengendarai mobil saya tanpa berpikir, dan tiba-tiba saya sudah berhenti di depan bekas panti asuhan Benedict," jawab Faisal.

"Bagaimana dengan Bella? Apa Anda sudah bertemu dia?" Faisal balik bertanya.

Citra menggeleng lemah. "Dia tidak pulang ke kosannya kemarin, hari ini pun dia belum masuk kerja," jawab Citra.

Mereka berdua menghela napas bersamaan, kasus yang mereka tangani menjadi sangat rumit, satu terpecahkan, muncul masalah lain, satu hilang satu ditemukan. Benang merah yang mereka pikir sudah mereka dapatkan — hanyalah seuntai benang kusut dan sulit untuk diurai.

...****************...

Terpopuler

Comments

Utiyem

Utiyem

faisal faisal

2022-10-28

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - First Blood (Prolog Revisi)
2 BAB 2 - Panti Asuhan Benedict (Revisi)
3 BAB 3 - Pengacara yang Tewas (Revisi)
4 BAB 4 - Penyelidikan Kasus Hutan Pinus (Revisi)
5 BAB 5 - Petunjuk Pertama (Revisi)
6 BAB 6 - Arthasena's Prince (Revisi)
7 BAB 7 - Benang Merah Kusut (Revisi)
8 BAB 8 - Hukuman (Revisi)
9 BAB 9 - Another Case (Revisi)
10 BAB 10 - Tekanan (Revisi)
11 BAB 11 - Tabir yang Mulai Terkuak (Revisi)
12 BAB 12 - Harapan (Revisi)
13 BAB 13 - Blank (Revisi)
14 BAB 14 - Melodi Maut (Revisi)
15 BAB 15 - Sacrifice (Revisi)
16 BAB 16 - Penculikan Angelica (Revisi)
17 BAB 17 - Teror Pembalasan (Revisi)
18 BAB 18 - Alter, Apa Kau Adalah Bumi? (Revisi)
19 BAB 19 - Another Teror (Revisi)
20 BAB 20 - Charles & Bumi, Penemuan Angelica (Revisi)
21 BAB 21 - Bom Waktu (Revisi)
22 Bab 22 - Banyu Aji (Revisi)
23 BAB 23 - Tentang Si Penakut (Revisi)
24 BAB 24 - Kematian Angelica (Revisi)
25 BAB 25 - Bitter Surprise (Revisi)
26 BAB 26 - Keraguan (Revisi)
27 BAB 27 - Misteri Bumi dan Bara (Revisi)
28 BAB 28 - Jasad Pasangan Psikiater (Revisi)
29 BAB 29 - Topeng Pengkhianat (Revisi)
30 BAB 30 - Sang Psikopat (Revisi)
31 BAB 31 - Epilog Psychopat Revenge (Revisi)
32 BAB 32 - The Hanging Beggar (Revisi)
33 BAB 33 - Anto (Revisi)
34 BAB 34 - Christian (Revisi)
35 BAB 35 - Penduduk Rumah Kardus Raib (Revisi)
36 BAB 36 - Misteri Kasus Pembunuhan Tunawisma (Revisi)
37 BAB 37 - Bocah yang Tenggelam (Revisi)
38 BAB 38 - Dokter Evelyn (Revisi)
39 BAB 39 - Kopi Beracun (Revisi)
40 BAB 40 - RYS Cafe (Revisi)
41 BAB 41 - Pria Pemilik Lancer Merah (Revisi)
42 BAB 42 - Benang Merah dan Dokter Hendrawan (Revisi)
43 BAB 43 - Hilangnya Jaka (Revisi)
44 BAB 44 - Monster dari Masa Lalu (Revisi)
45 BAB 45 - Misteri Christian (Revisi)
46 promosi novel
47 BAB 46 - Pengejaran
48 BAB 47 - Rahasia Dendam Masa Lalu
49 BAB 48 - Evelyn yang Misterius
50 BAB 49 - Rahasia Christian
51 BAB 50 - Kotak Pandora
52 Next Project
53 BAB 51 - Twins
54 BAB 52 - Pulang
55 BAB 53 - Konspirasi
56 BAB 54 - Kuburan Massal
57 BAB 55 - Di Balik Topeng
Episodes

Updated 57 Episodes

1
BAB 1 - First Blood (Prolog Revisi)
2
BAB 2 - Panti Asuhan Benedict (Revisi)
3
BAB 3 - Pengacara yang Tewas (Revisi)
4
BAB 4 - Penyelidikan Kasus Hutan Pinus (Revisi)
5
BAB 5 - Petunjuk Pertama (Revisi)
6
BAB 6 - Arthasena's Prince (Revisi)
7
BAB 7 - Benang Merah Kusut (Revisi)
8
BAB 8 - Hukuman (Revisi)
9
BAB 9 - Another Case (Revisi)
10
BAB 10 - Tekanan (Revisi)
11
BAB 11 - Tabir yang Mulai Terkuak (Revisi)
12
BAB 12 - Harapan (Revisi)
13
BAB 13 - Blank (Revisi)
14
BAB 14 - Melodi Maut (Revisi)
15
BAB 15 - Sacrifice (Revisi)
16
BAB 16 - Penculikan Angelica (Revisi)
17
BAB 17 - Teror Pembalasan (Revisi)
18
BAB 18 - Alter, Apa Kau Adalah Bumi? (Revisi)
19
BAB 19 - Another Teror (Revisi)
20
BAB 20 - Charles & Bumi, Penemuan Angelica (Revisi)
21
BAB 21 - Bom Waktu (Revisi)
22
Bab 22 - Banyu Aji (Revisi)
23
BAB 23 - Tentang Si Penakut (Revisi)
24
BAB 24 - Kematian Angelica (Revisi)
25
BAB 25 - Bitter Surprise (Revisi)
26
BAB 26 - Keraguan (Revisi)
27
BAB 27 - Misteri Bumi dan Bara (Revisi)
28
BAB 28 - Jasad Pasangan Psikiater (Revisi)
29
BAB 29 - Topeng Pengkhianat (Revisi)
30
BAB 30 - Sang Psikopat (Revisi)
31
BAB 31 - Epilog Psychopat Revenge (Revisi)
32
BAB 32 - The Hanging Beggar (Revisi)
33
BAB 33 - Anto (Revisi)
34
BAB 34 - Christian (Revisi)
35
BAB 35 - Penduduk Rumah Kardus Raib (Revisi)
36
BAB 36 - Misteri Kasus Pembunuhan Tunawisma (Revisi)
37
BAB 37 - Bocah yang Tenggelam (Revisi)
38
BAB 38 - Dokter Evelyn (Revisi)
39
BAB 39 - Kopi Beracun (Revisi)
40
BAB 40 - RYS Cafe (Revisi)
41
BAB 41 - Pria Pemilik Lancer Merah (Revisi)
42
BAB 42 - Benang Merah dan Dokter Hendrawan (Revisi)
43
BAB 43 - Hilangnya Jaka (Revisi)
44
BAB 44 - Monster dari Masa Lalu (Revisi)
45
BAB 45 - Misteri Christian (Revisi)
46
promosi novel
47
BAB 46 - Pengejaran
48
BAB 47 - Rahasia Dendam Masa Lalu
49
BAB 48 - Evelyn yang Misterius
50
BAB 49 - Rahasia Christian
51
BAB 50 - Kotak Pandora
52
Next Project
53
BAB 51 - Twins
54
BAB 52 - Pulang
55
BAB 53 - Konspirasi
56
BAB 54 - Kuburan Massal
57
BAB 55 - Di Balik Topeng

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!