BAB 16 - Penculikan Angelica (Revisi)

Kematian Andre menjadi sebuah misteri, sampai hari ini — Bara belum bisa menemukan penyebabnya. Namun, ia mencurigai jika Andre diracuni dengan racun arsenik, hanya saja ia belum begitu yakin.

Arsenik adalah racun yang sama sekali sulit untuk dideteksi karena tidak berbau dan tidak berwarna. Akan tetapi sangat berbahaya, sudah lama dia tidak mendapati kasus kematian seperti ini. Satu hal yang pasti, Bara yakin kalau kematian Andre adalah kematian disengaja alias pembunuhan.

Ciri khas yang paling terlihat dari arsenik adalah bau bawang dari jenazah Andre, tapi yang jadi persoalan, bagaimana cara pelaku meracuni Andre. Arsenik tidak bisa larut di dalam air. Bara benar-benar harus begadang kali ini.

"Bagaimana?" Suara Citra membuat Bara terkejut. Ia menoleh ke asal suara itu. "Wajahmu kenapa pucat sekali? Kamu pikir aku hantu?"

"Aku pikir kamu salah satu mayat di sini yang tiba-tiba bangkit menghantuiku!" cicit Bara kesal.

Citra tertawa. "Sorry, aku hanya ingin mengetahui perkembangannya," ujar Citra.

"Kemungkinan besar dia tewas karena racun, tapi — aku masih belum yakin tentang racunnya. Jika melihat ciri dengan bau bawang, bisa jadi itu arsenik. Hanya saja ...."

"Apa?"

"Ya ... aku belum yakin sepenuhnya, karena sejauh ini — yang aku pahami, arsenik tidak akan larut dengan air mineral. Kecuali ia makan makanan yang dibubuhi racun itu." papar Bara dengan nada ragu.

"Artinya itu makanan dari sel?"

"Nah, itu dia ... kalau memang racun itu dari makanan, otomatis pasti pelakunya adalah orang yang punya akses dengan makanan untuk tahanan," seloroh Bara sembari menunjuk jasad Andre. "Atau ... seseorang yang membawakan makanan beracun untuk Andre."

Citra terdiam, semua kasus kematian itu begitu rapi. Walaupun pada pembunuhan Johan terlihat di lakukan spontan, tapi itu sangat terencana. Tidak ada bukti ataupun jejak.

"Orang yang terakhir datang menjenguk adalah teman baiknya, Jason," timpal Citra. Bara hanya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Apa mungkin pelakunya Jason? Orang yang meracuni Andre, maksudku ...." Bara mencoba menyimpulkan hal yang masih bias. "Sudahlah! Ayo kita minum kopi dulu!" ajak Bara.

Mereka meninggalkan ruang autopsi yang dingin itu, tapi di luar mereka bertemu dengan Faisal yang sedang panik.

"Kenapa, Sal?" tanya Citra.

"Angelica, Angelica ... An-Angelica hilang!" ujar Faisal dengan terengah-engah.

"What?! Ayo kita ke sana!" Faisal dan Citra pun meninggalkan Bara yang terbengong-bengong di koridor rumah sakit.

25 November 2021, pukul : 15.00

Penculikan Angelica

Angelica membuka matanya. Kondisi tubuh model cantik itu sudah mulai membaik walau dia terancam lumpuh total — ia sudah bisa berkomunikasi perlahan. Ingatannya tentang kecelakaan itu pun sudah kembali sedikit demi sedikit.

"Bagaimana keadaan kamu?" tanya dokter Andrian pada Angelica.

"Much better ..." lirih Angelica tersenyum.

"Kelihatannya kamu akan segera pulih," ujar dokter tampan itu lagi.

"Sehat?" Wanita muda ini bertanya dengan nada sinis. "Sekarang aku hanya perempuan cacat ...."desisnya kemudian.

Dokter Andrian diam, dia tidak ingin mengatakan hal yang diluar kemampuannya. Jika menurut ilmu kedokteran, memang dia akan lumpuh permanen.

"Sebentar lagi aku akan memeriksa kamu. Kita lakukan beberapa tes, okay? Fighting!" Andrian berusaha menyemangati pasiennya dan disambut dengan anggukan lesu Angelica.

"Istirahatlah dulu!" pinta Andrian. Ia kemudian meninggalkan Angelica.

Terdengar keributan dari luar kamar sepeninggal dokter Andrian. Angelica tidak perduli, yang ada dibenaknya hanya perasaan putus asa dan ingin mati. Keributan itu pun berhenti, tapi — seorang perawat laki-laki masuk ke ruangannya.

"Dokter meminta saya untuk mengantar Anda ke ruang radiologi," jelasnya.

Angelica menurut saja, toh, tadi dokter Andrian sudah memberi tahunya. Walaupun ada sedikit perasaan aneh, karena biasanya salah satu petugas polisi akan menemani, tapi — saat ini tidak ada seorang petugas pun yang berjaga di depan kamarnya.

"Kemana petugas polisi di sini?" tanya Angelica pada perawat itu.

"Sepertinya ada keributan di salah satu kamar pasien dan walinya meminta pertolongan para petugas itu," jawabnya sambil mendorong ranjang Angelica.

Ditengah perjalanan, perawat itu membekap mulut Angelica dengan sehelai kain yang sudah dibubuhi obat bius. Dia menggendong Angelica turun lewat tangga darurat.

Laki-laki itu memasukkan Angelica ke dalam civic hitam yang terparkir di basemen dan melajukan mobilnya keluar dari rumah sakit, menuju sebuah apartment.

Angelica ia baringkan di atas sebuah matras dan menutup mulutnya dengan lakban. Dia merasa tidak perlu mengikat tangan dan kakinya, karena wanita itu lumpuh, lalu meninggalkan kamar itu dan menguncinya dari luar.

Polisi tiba di rumah sakit S, seperti dugaan Citra, walikota Freddy E. Yosef sudah ada di sana. Beliau adalah orang tua Angelica.

"Bagaimana cara kerja kalian?!" Pria paling berkuasa di kota Manggala itu mengamuk sembari menunjuk-nunjuk semua polisi yang ada di hadapannya.

"Menjaga satu orang saja tidak becus! Pantas kalian dipermainkan oleh pembunuh gila itu!" teriaknya. Ajudan walikota itu terlihat sibuk menenangkan atasannya.

"Jika sampai terjadi apa-apa dengan putri saya ... akan saya pastikan kalian semua dipecat!" Citra melihat amarah yang berkilat-kilat di mata walikota itu, tiba-tiba Pak Freddy menoleh ke arahnya.

"Kalian! Apa yang sedang kalian lakukan di sini?! Cepat cari Angelica!" hardiknya kepada Citra dan Faisal.

"Kami petugas polisi dan bukan pengawal pribadi Anda!" tegas Citra dan membuat walikota itu semakin murka, ia pun meninggalkan rumah sakit setelah memaki semua petugas polisi di sana.

Mereka berdua meminta rekaman CCTV rumah sakit, kali ini — bukan hanya Bara yang harus begadang. Setelah mendapatkan rekaman CCTV itu, Citra dan Faisal berpencar untuk segera mencari petunjuk.

Di tengah kepanikan itu, Citra menabrak seseorang yang ternyata itu adalah dokter Andrian.

"Ada keributan apa ini?" tanya Andrian pada Citra.

"Kamu salah satu dokter Angelica, apa kamu tidak tahu jika pasien kamu diculik, hah?" cecar Citra jengkel.

"Apa?" Andrian bertanya tidak percaya. Namun wajahnya itu terlihat datar seperti biasa.

"Tadi aku visite ke ruangannya dan aku meninggalkan dia sendiri setelah memberitahu bahwa kami akan melakukan beberapa tes padanya," tutur Andrian lagi.

"Apa ada yang aneh?" tekan Citra.

Andrian tampak berpikir. Kemudian ekspresi wajahnya berubah serius.

"Akhir-akhir ini, ada seorang pria yang mondar-mandir di koridor depan kamar Angelica, aku pikir dia salah satu pengunjung atau wali pasien lain. Aku berpapasan dengannya beberapa kali. Hari itu — aku kebetulan bertemu lagi dengannya di basemen, karena penasaran, aku mengikutinya ...." tutur Andrian.

"Lantas?"

"Dia hanya berkeliling rumah sakit, lalu kembali ke basemen dan pergi," lanjut Andrian.

"Pasti dia! Kamu masih ingat orang itu? Pasti ia pernah terekam CCTV!" seru Citra.

"Aku tidak melihat jelas wajahnya karena tertutup masker dan dia memakai topi baseball, tapi ayo kita coba lihat rekaman CCTV di ruang keamanan!" ajak Andrian. Mereka berdua pun menuju ruang keamanan.

...----------------...

48 jam pasca penculikan Angelica.

Kali ini pihak kepolisian benar-benar ditekan semua pihak, media dan pemerintah. Bagaimana tidak, putri angkat seorang walikota yang juga sebagai saksi dan korban kejahatan bisa diculik di bawah pengawasan polisi.

Sekarang skorsing Citra sudah dicabut, ia bisa aktif lagi menyelidiki kasus ini. Kemarin — dia berusaha menemukan sosok seperti yang diceritakan Andrian dan memang beberapa kali dia tertangkap kamera CCTV. Di hari kejadian ia sama sekali tidak tertangkap kamera.

Citra yakin dia menyamar menjadi perawat itu. Karena satu-satunya orang yang tertangkap kamera adalah seorang perawat yang membawa keluar Angelica dari kamar.

Namun — selain dari koridor kamar Angelica, mereka sudah tidak tersorot CCTV lagi. Ada beberapa CCTV yang rusak dan belum diperbaiki, sepertinya orang itu berkeliling sambil mengamati situasi keamanan rumah sakit.

Petugas yang berjaga di depan kamar mengatakan kalau mereka mendapat laporan palsu dari seorang cleaning servis, jika terjadi keributan di sebuah bangsal. Ketika mereka kembali Angelica sudah menghilang dan hanya menemukan ranjang kosong di depan pintu darurat.

Di dalam gudang yang lembab, Angelica terbaring tidak berdaya, cahaya lampu neon yang remang itu tidak cukup membuat dia bisa melihat wajah sang penculik. Angelica tidak mengetahui kenapa pria misterius ini menculiknya.

"Kamu tahu? Gudang ini, gudang bersejarah untuk kita ...." ujar penculik itu dengan tawa yang jahat.

"Hmmpph ... hmmmph!" Angelica berusaha berteriak walau tahu usahanya sia-sia.

Tangan yang berbungkus sarung tangan hitam itu membelai wajah Angelica. Ekspresi ketakutan wanita di hadapannya tersebut, malah membuatnya menyeringai lebar.

"Tahukah kamu? Papa angkatmu, walikota kesayangan warga, yang citranya selalu bersih ... dia adalah iblis paling bejat yang pernah ada!" bentaknya.

Ia merobek bagian atas pakaian Angelica, pria itu sungguh gila. Tubuh wanita tersebut dibiarkan ter-ekspose, lalu duduk di sebuah bangku, ia menyenandungkan sebuah irama. Angelica teringat masa kecilnya, lagu itu adalah lagu yang sering dia dan teman-teman pantinya ketika sedang bermain petak umpet.

"Cindy ... itu nama asli kamu kan?! Sekelompok anak-anak nakal yang selalu dilindungi para pengurus panti!" hardiknya.

Melihat sang korban menatapnya dengan marah, dia lalu melepas lakban yang membungkam mulut Angelica, walaupun ia berteriak — tidak akan ada yang mendengar.

"Apa mau kamu?!" teriak Angelica.

"Penebusan dosa!"

...****************...

Terpopuler

Comments

Nafi' thook

Nafi' thook

Wah, korban selanjutnya

2023-03-10

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - First Blood (Prolog Revisi)
2 BAB 2 - Panti Asuhan Benedict (Revisi)
3 BAB 3 - Pengacara yang Tewas (Revisi)
4 BAB 4 - Penyelidikan Kasus Hutan Pinus (Revisi)
5 BAB 5 - Petunjuk Pertama (Revisi)
6 BAB 6 - Arthasena's Prince (Revisi)
7 BAB 7 - Benang Merah Kusut (Revisi)
8 BAB 8 - Hukuman (Revisi)
9 BAB 9 - Another Case (Revisi)
10 BAB 10 - Tekanan (Revisi)
11 BAB 11 - Tabir yang Mulai Terkuak (Revisi)
12 BAB 12 - Harapan (Revisi)
13 BAB 13 - Blank (Revisi)
14 BAB 14 - Melodi Maut (Revisi)
15 BAB 15 - Sacrifice (Revisi)
16 BAB 16 - Penculikan Angelica (Revisi)
17 BAB 17 - Teror Pembalasan (Revisi)
18 BAB 18 - Alter, Apa Kau Adalah Bumi? (Revisi)
19 BAB 19 - Another Teror (Revisi)
20 BAB 20 - Charles & Bumi, Penemuan Angelica (Revisi)
21 BAB 21 - Bom Waktu (Revisi)
22 Bab 22 - Banyu Aji (Revisi)
23 BAB 23 - Tentang Si Penakut (Revisi)
24 BAB 24 - Kematian Angelica (Revisi)
25 BAB 25 - Bitter Surprise (Revisi)
26 BAB 26 - Keraguan (Revisi)
27 BAB 27 - Misteri Bumi dan Bara (Revisi)
28 BAB 28 - Jasad Pasangan Psikiater (Revisi)
29 BAB 29 - Topeng Pengkhianat (Revisi)
30 BAB 30 - Sang Psikopat (Revisi)
31 BAB 31 - Epilog Psychopat Revenge (Revisi)
32 BAB 32 - The Hanging Beggar (Revisi)
33 BAB 33 - Anto (Revisi)
34 BAB 34 - Christian (Revisi)
35 BAB 35 - Penduduk Rumah Kardus Raib (Revisi)
36 BAB 36 - Misteri Kasus Pembunuhan Tunawisma (Revisi)
37 BAB 37 - Bocah yang Tenggelam (Revisi)
38 BAB 38 - Dokter Evelyn (Revisi)
39 BAB 39 - Kopi Beracun (Revisi)
40 BAB 40 - RYS Cafe (Revisi)
41 BAB 41 - Pria Pemilik Lancer Merah (Revisi)
42 BAB 42 - Benang Merah dan Dokter Hendrawan (Revisi)
43 BAB 43 - Hilangnya Jaka (Revisi)
44 BAB 44 - Monster dari Masa Lalu (Revisi)
45 BAB 45 - Misteri Christian (Revisi)
46 promosi novel
47 BAB 46 - Pengejaran
48 BAB 47 - Rahasia Dendam Masa Lalu
49 BAB 48 - Evelyn yang Misterius
50 BAB 49 - Rahasia Christian
51 BAB 50 - Kotak Pandora
52 Next Project
53 BAB 51 - Twins
54 BAB 52 - Pulang
55 BAB 53 - Konspirasi
56 BAB 54 - Kuburan Massal
57 BAB 55 - Di Balik Topeng
Episodes

Updated 57 Episodes

1
BAB 1 - First Blood (Prolog Revisi)
2
BAB 2 - Panti Asuhan Benedict (Revisi)
3
BAB 3 - Pengacara yang Tewas (Revisi)
4
BAB 4 - Penyelidikan Kasus Hutan Pinus (Revisi)
5
BAB 5 - Petunjuk Pertama (Revisi)
6
BAB 6 - Arthasena's Prince (Revisi)
7
BAB 7 - Benang Merah Kusut (Revisi)
8
BAB 8 - Hukuman (Revisi)
9
BAB 9 - Another Case (Revisi)
10
BAB 10 - Tekanan (Revisi)
11
BAB 11 - Tabir yang Mulai Terkuak (Revisi)
12
BAB 12 - Harapan (Revisi)
13
BAB 13 - Blank (Revisi)
14
BAB 14 - Melodi Maut (Revisi)
15
BAB 15 - Sacrifice (Revisi)
16
BAB 16 - Penculikan Angelica (Revisi)
17
BAB 17 - Teror Pembalasan (Revisi)
18
BAB 18 - Alter, Apa Kau Adalah Bumi? (Revisi)
19
BAB 19 - Another Teror (Revisi)
20
BAB 20 - Charles & Bumi, Penemuan Angelica (Revisi)
21
BAB 21 - Bom Waktu (Revisi)
22
Bab 22 - Banyu Aji (Revisi)
23
BAB 23 - Tentang Si Penakut (Revisi)
24
BAB 24 - Kematian Angelica (Revisi)
25
BAB 25 - Bitter Surprise (Revisi)
26
BAB 26 - Keraguan (Revisi)
27
BAB 27 - Misteri Bumi dan Bara (Revisi)
28
BAB 28 - Jasad Pasangan Psikiater (Revisi)
29
BAB 29 - Topeng Pengkhianat (Revisi)
30
BAB 30 - Sang Psikopat (Revisi)
31
BAB 31 - Epilog Psychopat Revenge (Revisi)
32
BAB 32 - The Hanging Beggar (Revisi)
33
BAB 33 - Anto (Revisi)
34
BAB 34 - Christian (Revisi)
35
BAB 35 - Penduduk Rumah Kardus Raib (Revisi)
36
BAB 36 - Misteri Kasus Pembunuhan Tunawisma (Revisi)
37
BAB 37 - Bocah yang Tenggelam (Revisi)
38
BAB 38 - Dokter Evelyn (Revisi)
39
BAB 39 - Kopi Beracun (Revisi)
40
BAB 40 - RYS Cafe (Revisi)
41
BAB 41 - Pria Pemilik Lancer Merah (Revisi)
42
BAB 42 - Benang Merah dan Dokter Hendrawan (Revisi)
43
BAB 43 - Hilangnya Jaka (Revisi)
44
BAB 44 - Monster dari Masa Lalu (Revisi)
45
BAB 45 - Misteri Christian (Revisi)
46
promosi novel
47
BAB 46 - Pengejaran
48
BAB 47 - Rahasia Dendam Masa Lalu
49
BAB 48 - Evelyn yang Misterius
50
BAB 49 - Rahasia Christian
51
BAB 50 - Kotak Pandora
52
Next Project
53
BAB 51 - Twins
54
BAB 52 - Pulang
55
BAB 53 - Konspirasi
56
BAB 54 - Kuburan Massal
57
BAB 55 - Di Balik Topeng

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!