Egois.

Siapa sangka, perjuangan mamanya Sena tidak hanya sampai pada Ningsih yang harus pura-pura hamil, Karena ibu dan anak itu kembali di buat dilema sekaligus bingung, Saat anak yang Sena lahir-kan itu, alergi terhadap susu sapi.

Bayi berjenis kelamin laki-laki dengan bobot 2,8kg serta panjang 49cm. Baru berusia 2 Hari. Taksiran persalinan yang jatuh pada tanggal dua puluh Empat. Nyatanya maju lebih cepat.

Hingga Ningsih tidak dapat mendampingi Sena saat akan melahirkan cucunya, wanita itu berjuang seorang diri di bantu perawat dan dokter .

Jika anak seusianya berasa di posisi ini, pasti akan merengek mungkin akan menjerit sejadi-jadinya, karena rasa sakit itu luar biasa, hingga tak ada kata yang mampu untuk menggambarkannya.

Namun disini adalah Sena, seorang wanita dengan rasa bersalah serta tekad yang kuat, hingga sedahsyat apapun sakit yang dia rasakan wanita itu dengan sekuat tenaga yang dia punya mendorong keluar apa yang di tinggalkan Lian untuknya dan berjuang untuk terbebas dari semuanya.

Hingga bayi itu dapat terlahir dengan selamat. Hanya saja, kebencian Sena untuk Lian terlampau sangat. Hingga merembet sampai pada bayi tak berdosa itu.

Sena bahkan tidak ingin melihat wajah anak itu untuk kedua kalinya, saat menyadari manik indah milik Lian tertinggal pada sosok malaikat kecil itu.

"Letakkan saja dia, di depan rumah orang tuanya, Mah." Ucap Sena dengan santainya, kepada sang mama juga Wiranti, bibirnya. Kedua wanita paruh bayah itu sedang pusing, harus melakukan apa untuk anak Sena, namun wanita itu tiba-tiba berkata seperti itu. Ningsih pun hanya bisa menggelengkan kepalanya. Wanita itu belum sempat untuk istirahat dan langsung menuju rumah sakit begitu tiba di bandara dua jam lalu, namun dia baik-baik saja.Tapi mendengar ucapan Sena membuatnya lemas seketika.

"Siapa yang kamu maksud sayang?" Tanya Ningsih. Sena tidak menjawab pertanyaannya. Bibir wanita itu, seakan tidak Sudi untuk menyebut nama Lian.

Sungguh, bagi Sena! Semua penderitaannya karena Lian sudah cukup, sampai lahirnya anak itu dan kini dia harus fokus untuk masa depan juga kesempatan yang di berikan kedua orang tuanya.

" Dia anak kamu, Sena? Dia darah daging kamu sayang! Jangan membencinya untuk alasan apapun. Dia tidak bersalah, dia juga tidak ingin terlahir dari rahim kamu yang belum siap menjadi seorang ibu. Tapi Garis takdirnya sudah di hubungkan dengan kamu, sebagai ibunya. Jika ada yang ingin kamu salah. Kalianlah, yang patut untuk di salahkan bukan dia, Sena." Ucap Ningsih, untuk pertama kalinya, wanita itu berani menyalakan putrinya, sebab ucap Sena begitu keterlaluan. " Silahkan benci, pria itu! Tapi jangan membenci anak kamu. Mama tetap akan merawat dia, bagaimana pun caranya. " Lanjutnya sembari mengangkat tubuh mungil itu, dari Ranjangnya bayi yang letaknya berdampingan dengan ranjang Sena. Kemudian mendekapnya penuh cinta.

"Mah, Sena tidak membencinya, Sena hanya tidak ingin menambah beban mama. Mama Lihat sendiri-kan, belum apa-apa kita sudah harus di buat pusing dengan Alerginya itu. Mah! Kita berikan saja dia pada mereka." Sahutnya beralasan.

Mengingat keadaan mereka, rasanya akan sulit jika menambah satu lagi anggota keluarga, apalagi dengan riwayat Alergi seperti itu. Sungguh, Sena tidak ingin merepotkan sang mama lebih lama lagi.

" Mah, Sena masih kuliah! Kita mungkin punya tabungan yang lebih dari cukup, tapi kuliah Sena membutuhkan banyak biaya, masih ada Enam atau tujuh semester lagi, Setelah ini, perjalanan Sena tidak akan langsung selesai, masih ada yang lainnya lagi. Tolong mah pikirkan ini. Sena sendiri aja udah beban buat mama, Apalagi dia." Ucapannya, berharap mamanya mengerti akan kekhawatirannya.

" Kalian bukanlah beban, kalian berdua adalah bagian dari diri mama! Kamu jangan pernah khawatir masalah apapun. Cukup fokus dengan kuliah kamu. Mama percaya setiap anak pasti sudah memiliki rejekinya masing-masing. Dia tidak akan menjadi beban, percayalah sama mama." Ningsih yakin, bisa menjaga Anak dan cucunya tanpa kurang satu apapun.

" Tapi mah, bagaimana dengan susunya, nggak mungkinkan dia di kasih Air putih?" Tanya Sena, membuat Ningsih tertawa geli.

" Mama akan mencari Asi untuk dia."

" Tapi_"

" Sena Jangan kebanyakan tapinya. Fokus saja dengan kuliah kamu, dia biar menjadi tanggung jawab mama. " Tegur Ningsih, karena putrinya itu masih terlihat berat, untuk mereka merawat anaknya.

" Dari pada mbak pusing, nyariin Asi buat dia, kenapa nggak mbak aja yang memberikannya. " Saran Wiranti, membuat ibu dan anak itu kompak menatap kepadanya.

" Nggak mungkin lah Wi! Udah hampir lima belas tahun aku nggak menyusui, mana mungkin ada asi nya, kamu ingin ada-ada saja, Wi." Sahut Ningsih. Dia sih tidak keberatan jika harus menyusui cucunya sendiri, tapi sayangnya itu nggak mungkin karena dia sudah tidak memproduksi asi lagi.

" Di jaman modern ini, apa sih yang nggak bisa mbak, segala sesuatu sudah di mudahkan sekarang. Mbak tinggal induksi laktasi aja. Nanti sambil menunggu Asi mbak keluar, biar sementara Sena yang menyusuinya."

" Nggak. " Sena langsung menolaknya.

" Sayang, ini hanya sementara paling 6 sampai 8 Minggu, lagian kan kamu Masih libur, jadi amanlah. Lumayan-kan untuk menghemat pengeluaran juga. Ketimbang harus membeli asi atau susu formula." Sena tetap menolak saran bibirnya.

Namun sekeras apapun Sena menolak hal itu, nyatanya penolakannya tidak di dengarkan oleh Ningsih sama sekali, wanita itu tetap melakukan induksi seperti yang di sarankan oleh adik iparnya.

Melihat hal itu, membuat Sena! Semakin merasa bersalah, apalagi efek dari induksi itu membuat mamanya sampai demam seminggu lamanya.

Namun pada akhirnya usaha mamanya, tidak sia-sia. Di Minggu ketujuh Asi nya keluar. Dan mereka pun berhenti membeli Asi untuk bayi Sena, karena Sena tetap pada pendiriannya, dia tidak mau menyusui bayinya itu.

Tak lama setelah itu, Ningsih dan cucunya kembali ke Jakarta. Meninggalkan Sena yang masih harus menyelesaikan kuliahnya.

Terpopuler

Comments

Yuli Yuli

Yuli Yuli

Sena kok JD g peduli SM anaknya

2024-05-05

0

sur yati

sur yati

yg slh itu kmu sena sama lian gk sadar dirisadar p

2024-03-30

0

👙⃝ʀɪsᴍᴀ 𝐙⃝🦜

👙⃝ʀɪsᴍᴀ 𝐙⃝🦜

Kasihan bayimu sena… yg bersalah itu si lian bukan bayimu

2022-10-29

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog.
2 Aku Hamil.
3 Pesan Sang papa.
4 Terasa Hambar
5 Mengubur rasa.
6 Doa mama.
7 Gadis baik.
8 Sebuah candaan.
9 Masih bisa!
10 Mendoakan Sena.
11 Maafkan aku!
12 Kembali dengan impianmu
13 Maafkan aku
14 Terima kasih
15 Sabar ya sayang.
16 Salah paham.
17 Sebentar lagi.
18 Egois.
19 Memberi yang terbaik.
20 Gosip tetangga.
21 Karena Cinta.
22 Syukurlah.
23 Tolong Jaga ibunya!
24 Kapan kamu pulang?
25 Perdebatan.
26 Jangan menyesal!
27 Apa kakak yakin?
28 Sayang Daffa tidak?
29 Jasmine
30 pulang ke Jakarta
31 Bertemu Jasmine.
32 Eskrim untuk Daffa
33 Terima kasih mah!
34 Kenapa! ada sesuatu?
35 Hadiah untuk Daffa.
36 Ingin bertanggung jawab.
37 Siapa wanita itu.
38 Anak yang mana?
39 Di buat menunggu!
40 Tidak kenal
41 Daffa kangen mama.
42 Makan siang
43 Menunggu Jawaban.
44 Sama egoisnya.
45 Permintaan Lian.
46 Rasa sakit Sena.
47 Krabby patty
48 Daffa.
49 Maaf mah!
50 Terlanjur percaya.
51 Tau apa kamu?
52 Berkunjung
53 Menemui mamanya Sena
54 Janji makan malam.
55 Pekerjaan Sena.
56 Salam kenal.
57 Keterkejutan Ray
58 Hancur
59 Sayang.
60 Terima kasih Nak!
61 Sebar ya Bu.
62 Surat dari pengadilan.
63 Siapa papa Daffa?
64 Itikad baik.
65 Ini paparnya Daffa.
66 Permintaan maaf.
67 Aku benci Lian!
68 Bukan salahnya
69 Kakak yang itu!
70 Aku akan menerima
71 Aku cemburu!
72 Sudah memaafkan!
73 Sah!
74 Akhirnya.
75 Terima kasih.
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Prolog.
2
Aku Hamil.
3
Pesan Sang papa.
4
Terasa Hambar
5
Mengubur rasa.
6
Doa mama.
7
Gadis baik.
8
Sebuah candaan.
9
Masih bisa!
10
Mendoakan Sena.
11
Maafkan aku!
12
Kembali dengan impianmu
13
Maafkan aku
14
Terima kasih
15
Sabar ya sayang.
16
Salah paham.
17
Sebentar lagi.
18
Egois.
19
Memberi yang terbaik.
20
Gosip tetangga.
21
Karena Cinta.
22
Syukurlah.
23
Tolong Jaga ibunya!
24
Kapan kamu pulang?
25
Perdebatan.
26
Jangan menyesal!
27
Apa kakak yakin?
28
Sayang Daffa tidak?
29
Jasmine
30
pulang ke Jakarta
31
Bertemu Jasmine.
32
Eskrim untuk Daffa
33
Terima kasih mah!
34
Kenapa! ada sesuatu?
35
Hadiah untuk Daffa.
36
Ingin bertanggung jawab.
37
Siapa wanita itu.
38
Anak yang mana?
39
Di buat menunggu!
40
Tidak kenal
41
Daffa kangen mama.
42
Makan siang
43
Menunggu Jawaban.
44
Sama egoisnya.
45
Permintaan Lian.
46
Rasa sakit Sena.
47
Krabby patty
48
Daffa.
49
Maaf mah!
50
Terlanjur percaya.
51
Tau apa kamu?
52
Berkunjung
53
Menemui mamanya Sena
54
Janji makan malam.
55
Pekerjaan Sena.
56
Salam kenal.
57
Keterkejutan Ray
58
Hancur
59
Sayang.
60
Terima kasih Nak!
61
Sebar ya Bu.
62
Surat dari pengadilan.
63
Siapa papa Daffa?
64
Itikad baik.
65
Ini paparnya Daffa.
66
Permintaan maaf.
67
Aku benci Lian!
68
Bukan salahnya
69
Kakak yang itu!
70
Aku akan menerima
71
Aku cemburu!
72
Sudah memaafkan!
73
Sah!
74
Akhirnya.
75
Terima kasih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!