Sebuah candaan.

Pulang sekolah Sena kembali di cegat oleh Lian, pria itu masih saja meminta kepastian atas apa yang Sena ucapkan, pria itu masih meyakini jika semua ini hanya sebuah prank yang biasa terjadi di kalangan remaja seperti mereka.

"Aku kehilangan Ayah loh Lian, kamu pikir aku bercanda. Dan kalaupun aku bercanda, aku akan merasa paling bersyukur, karena apa? Karena candaan ini aku dapat melihat seperti apa cinta dan tanggung jawab kamu itu." Ucap Sena sembari menunjuk-nunjuk wajah Lian.

" Jadi benarkan! Kemarin itu kamu bercanda?" Sena kembali di buat geleng-geleng kepala dengan ucapan pria itu.

" Terserah kamu deh! Yang pasti antara kita berdua sudah tidak memiliki hubungan apapun." Ucapannya lagi sebelum panggilan dari sang mama yang menyapanya.

"Sena."

Sena langsung mendorong tubuh Lian untuk menjauh darinya, begitu mendengar panggilan mamanya.

Wanita itu kemudian berlari kearah mobil yang terparkir tidak jauh dari mereka. Begitu berada di samping mamanya Sena langsung mencium punggung tangan dan kedua pipi mamanya.

"Sesuai permintaan kamu, mama sudah berbicara dengan kepala sekolah dan wali kelas kamu, kamu sudah boleh tinggal di rumah sampai acara kelulusan nanti, semua nilai kamu bagus, jadi kamu tidak perlu ke sekolah untuk perbaikan nilai." Jelas sang mama, begitu Sena duduk di dalam mobil tepat di samping mamanya itu. " Ngapain dia samperin kamu?" Tanya Ningsih saat teringat Sena tadi sempat berbicara dengan Lian.

"Dia cuma Ingin memastikan kalau Sena hanya bohong ma! Sena ngeprank dia." Jawab Sena, sembari menitihkan air matanya, setiap kali dia mengingat tentang Lian dan segala perbuatannya, air mata Sena pasti akan luluh. Bukan karena perasaan cintanya untuk pria itu tapi karena penyesalannya.

" Sudah Jangan di ingat lagi, toh besok kamu sudah tidak akan datang lagi ke sekolah." Sena mengangguk kepalanya. Setelah itu mamanya menjalankan mobil mereka, meninggalkan pelataran sekolah.

Tanpa Sena sadari, di belakang sana, Lian terus menatap mobil mereka, sampai mobil itu menghilang dari pandangannya.

Seorang Julian apa memang benar mencintai Sena, sehingga kata-kata wanita itu di anggap candaan yang membuatnya marah, sadarkah dia yang di ucapkan Sena adalah sebuah kenyataan. Hingga dia dengan tega menghina dan menuduh Sena, lalu apa wanita yang bersamanya saat ini, apa dia hanyalah alat untuk membuat Sena cemburu dan menyudahi semua yang dia anggap candaan mengingatkan dua hari lagi dia akan ulang tahun, dan dia pernah berkata ingin mengenalkan Sena sebagai kekasihnya di pesta ulang tahun ini.

Tapi siapa sangka, semua berakhir sebelum waktunya karena ucapnya waktu itu dan semua yang Lian lakukan, telah melukai Sena dengan begitu dalamnya. Hingga wanita itu enggan untuk menatap kebelakang.

Lian juga tidak akan tahu jika hari ini adalah hari terakhir dia melihat Sena dan mungkin untuk selamanya akan seperti itu.

"Sayang lihat apa sih." Tari yang entah muncul dari mana, kini sudah berada di belakang pria itu. Melingkarkan tangannya pada pinggang Lian dengan tidak tahu malunya.

"Bukan apa-apa?" Jawab Lian cepat. " Sudah selesai, kita pulang sekarang." Tanyanya lagi. Tari pun mengangguk kepalanya.

Setelah itu keduanya pun meninggalkan pelataran sekolah. Lian melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, sengaja untuk menyusul mobil mamanya Sena, ia ingin melihat wanita itu walaupun hanya dari balik kaca mobil dan sepertinya Tuhan sedang berpihak kepadanya.

Saat di lampu merah, motornya berhenti tepat di samping mobil mamanya Sena. Lian dapat melihat Sena sedang duduk sambil menyadarkan kepalanya pada kaca mobil dan menatap lurus ke depan. Kaca mobil yang transparan membuat Lian dapat melihat wanita itu.

Sementara itu di dalam mobil, mamanya Sena menyadari keberadaan pemuda yang dia tahu telah menghancurkan masa depan putrinya itu.

Ningsih tidak akan bertidak bodoh dengan menampar atau meminta pertanggungjawaban pria itu, karena dia tahu disini putrinya juga salah. Ia membiarkan pria itu karena percaya, hukum yang Tuhan kasih jauh lebih sakit dari yang dia berikan. Cukup mendorong Sena untuk keluar dari masalah ini dan menciptakan masa depan yang baru untuk putrinya itu. Dengan begitu ia bisa membuat pemuda itu menyesal, karena hidup dalam penyesalan jauh lebih menyakinkan dari sebuah hukum itu sendiri.

Begitu lampu berubah hijau, Ningsih kembali melanjutkan perjalanan mereka dari balik kaca spion ia dapat melihat motor Lian terus mengikuti mereka, hingga ia terpaksa berputar-putar dan pada akhirnya Lian lelah mengikuti mereka.

Terpopuler

Comments

Yuli Yuli

Yuli Yuli

mau apa Lian ngikuti Sena, nyesel ya Uda mutusin sena

2024-05-05

0

Fiera

Fiera

suatu saat pasti lian menyesal ninggalin Sena

2023-03-04

1

RiJu

RiJu

ini maksudnya udah selesai ujian gitu?

2023-01-06

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog.
2 Aku Hamil.
3 Pesan Sang papa.
4 Terasa Hambar
5 Mengubur rasa.
6 Doa mama.
7 Gadis baik.
8 Sebuah candaan.
9 Masih bisa!
10 Mendoakan Sena.
11 Maafkan aku!
12 Kembali dengan impianmu
13 Maafkan aku
14 Terima kasih
15 Sabar ya sayang.
16 Salah paham.
17 Sebentar lagi.
18 Egois.
19 Memberi yang terbaik.
20 Gosip tetangga.
21 Karena Cinta.
22 Syukurlah.
23 Tolong Jaga ibunya!
24 Kapan kamu pulang?
25 Perdebatan.
26 Jangan menyesal!
27 Apa kakak yakin?
28 Sayang Daffa tidak?
29 Jasmine
30 pulang ke Jakarta
31 Bertemu Jasmine.
32 Eskrim untuk Daffa
33 Terima kasih mah!
34 Kenapa! ada sesuatu?
35 Hadiah untuk Daffa.
36 Ingin bertanggung jawab.
37 Siapa wanita itu.
38 Anak yang mana?
39 Di buat menunggu!
40 Tidak kenal
41 Daffa kangen mama.
42 Makan siang
43 Menunggu Jawaban.
44 Sama egoisnya.
45 Permintaan Lian.
46 Rasa sakit Sena.
47 Krabby patty
48 Daffa.
49 Maaf mah!
50 Terlanjur percaya.
51 Tau apa kamu?
52 Berkunjung
53 Menemui mamanya Sena
54 Janji makan malam.
55 Pekerjaan Sena.
56 Salam kenal.
57 Keterkejutan Ray
58 Hancur
59 Sayang.
60 Terima kasih Nak!
61 Sebar ya Bu.
62 Surat dari pengadilan.
63 Siapa papa Daffa?
64 Itikad baik.
65 Ini paparnya Daffa.
66 Permintaan maaf.
67 Aku benci Lian!
68 Bukan salahnya
69 Kakak yang itu!
70 Aku akan menerima
71 Aku cemburu!
72 Sudah memaafkan!
73 Sah!
74 Akhirnya.
75 Terima kasih.
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Prolog.
2
Aku Hamil.
3
Pesan Sang papa.
4
Terasa Hambar
5
Mengubur rasa.
6
Doa mama.
7
Gadis baik.
8
Sebuah candaan.
9
Masih bisa!
10
Mendoakan Sena.
11
Maafkan aku!
12
Kembali dengan impianmu
13
Maafkan aku
14
Terima kasih
15
Sabar ya sayang.
16
Salah paham.
17
Sebentar lagi.
18
Egois.
19
Memberi yang terbaik.
20
Gosip tetangga.
21
Karena Cinta.
22
Syukurlah.
23
Tolong Jaga ibunya!
24
Kapan kamu pulang?
25
Perdebatan.
26
Jangan menyesal!
27
Apa kakak yakin?
28
Sayang Daffa tidak?
29
Jasmine
30
pulang ke Jakarta
31
Bertemu Jasmine.
32
Eskrim untuk Daffa
33
Terima kasih mah!
34
Kenapa! ada sesuatu?
35
Hadiah untuk Daffa.
36
Ingin bertanggung jawab.
37
Siapa wanita itu.
38
Anak yang mana?
39
Di buat menunggu!
40
Tidak kenal
41
Daffa kangen mama.
42
Makan siang
43
Menunggu Jawaban.
44
Sama egoisnya.
45
Permintaan Lian.
46
Rasa sakit Sena.
47
Krabby patty
48
Daffa.
49
Maaf mah!
50
Terlanjur percaya.
51
Tau apa kamu?
52
Berkunjung
53
Menemui mamanya Sena
54
Janji makan malam.
55
Pekerjaan Sena.
56
Salam kenal.
57
Keterkejutan Ray
58
Hancur
59
Sayang.
60
Terima kasih Nak!
61
Sebar ya Bu.
62
Surat dari pengadilan.
63
Siapa papa Daffa?
64
Itikad baik.
65
Ini paparnya Daffa.
66
Permintaan maaf.
67
Aku benci Lian!
68
Bukan salahnya
69
Kakak yang itu!
70
Aku akan menerima
71
Aku cemburu!
72
Sudah memaafkan!
73
Sah!
74
Akhirnya.
75
Terima kasih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!