Nelly kembali ke rumah sakit dengan perasaan sedih, karena tidak bisa menemukan wanita yang terus di panggil adiknya.
" Kak, gimana?" Tanya Adik Nelly, Syita.
Syita adalah anak kedua, yang ketiga adalah Leni barulah Julian Sih bungsu yang kini tengah terbaring, tak berdaya di atas ranjang rumah sakit.
"Haah, Dia nggak mau?" Tanya Syita lagi, karena kakaknya itu hanya menjawab dengan gelengan kepala, membuat dia bingung dan menyimpulkan sendiri.
Nelly kembali menggeleng kepalanya lagi. " Terus apa dong, kak?" Sita kembali bertanya karena dia sudah tidak sabar menunggu jawaban kakaknya.
" Gadis, itu sudah meninggal Ta." Jawabnya. Membuat Sita terkejut, wanita itu kini terdiam dan tidak tahu harus berbuat apa.
" Terus adik kita gimana? Dia adik laki-laki kita satu-satunya loh." Tanya Sita, mereka sangat menyayangi Lian, sehingga mereka sanggup melakukan apa saja untuk adiknya itu.
Bahkan saat dokter mengatakan, untuk mendatangkan Sena, Nelly sang kakak pertama langsung turun sendiri mencarinya. Padahal wanita itu, sangat sibuk. Maklum saja dia adalah seorang jaksa.
" Kakak, juga nggak tahu, kita serahkan semuanya kepada papi saja! Papi pasti sudah punya rencana yang terbaik untuk Lian." Ucap Nelly, Syita pun hanya bisa mengangguk.Dan berharap sama dengan kakaknya.
Dan benar saja. satu minggu setelahnya, Lian langsung di rujukan keluar negeri untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik lagi. Sang ayah terus memperjuangkan kesembuhan putra semata wayangnya itu, tanpa mengenal lelah.
Padahal ayah mereka adalah penggila kerja, yang jarang sekali berada di rumah. Waktu berkumpul mereka pun hanya pagi hari aja, terkecuali papi mereka melakukan perjalanan bisnis.
Tapi kini, pria paruh bayah itu terus berada di sisi Lian tidak pernah meninggalkannya. Semua pekerjaan dia serahkan kepada Syita dan Leni. Bersyukurnya kedua anaknya itu menyukai bisnis, jika tidak, entah apa jadinya perusahaannya tanpa bantuan anak-anaknya, mengingat dia terlalu fokus kepada Lian seperti sekarang ini.
Raymond tidak hanya bersikap seperti ini kepada Lian saja, ketiga anaknya yang lain juga mendapatkan keistimewaan yang sama, ketika mereka sakit, Raymond akan berada di sisi mereka sampai mereka pulih. Dia mungkin penggila kerja, tapi dia tidak akan pernah bisa fokus jika anaknya sedang sakit, Seperti sekarang ini. Walaupun usia anak-anaknya sudah dewasa.
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Waktu terus berlalu. Pelan namun pasti! Keadaan Lian berangsur-angsur pulih. Karena usaha dan doa dari orang-orang terdekatnya.
Tidak jauh berbeda dengan Lian, Hidup Sena pun semakin membaik. Wanita itu masih menjaga jarak dari teman-teman kampusnya. Dia datang ke kampus hanya untuk kuliah, begitu kuliah berakhir di akan langsung pulang. Sena sengaja menutup diri dari lingkungan sekitar, karena tidak ingin kehamilannya di ketahui.
Sementara Ningsih, yang tinggal seorang diri di rumahnya. Kemana-mana selalu mengunakan perut hamil silikon, sesuai Usia kandungan Sena, sehingga para tetangganya percaya, jika saat ini wanita paruh baya itu sedang berbadan dua.
Ada yang mengucapkan syukur, karena sebelum suaminya pergi sempat menitipkan benih nya, ada juga yang menganggap wanita itu selingkuh dan masih banyak gosip miring lainnya tentang Ningsih, namun wanita itu tidak masalah dengan itu semua.
Bagi Ningsih, biarlah dia yang jadi bahan gosip serta cibiran tetangga, Asalkan bukan Sena-nya. Sena-nya harus hidup dengan baik dan jauh dari semua hal buruk itu.
Ningsih akan mengunjungi putrinya itu dua atau tiga bulan sekali. Sisanya mereka hanya melepas rindu melalui, panggilan telepon atau video call.
Seperti sekarang ini. Wanita paruh bayah itu sedang memandang layar ponselnya, di mana putrinya itu sedang tersenyum kepadanya. " Sena lagi berusaha untuk mendapatkan beasiswa mah, doakan Sena ya mah! Semoga semuanya lancar." Ucapannya kepada sang mama di seberang sana.
" Pasti sayang, mama pasti akan mendoakan yang terbaik untuk kamu, tapi kenapa harus mengambil beasiswa segala? Bagaimana kalau sampai kehamilan kamu di ketahui. " Sang mama masih saja khawatir akan hal itu.
" Sena sengaja melakukan itu untuk meringankan beban mama, Sena baru selesai semester Satu ma, sementara masih ada beberapa semester lagi, papa nggak ada buat biayain kita, bukankah sudah seharusnya Sena berhemat, belum lagi anak ini." Ucapannya sembari mengusap perutnya yang telah membuncit itu.
" Jangan khawatir soal dia! Begitu dia lahir mama yang akan membawanya kesini, sehingga kamu bisa fokus untuk kuliah. Oh iya kamu sudah ke dokter? Kapan taksiran lahirnya. "
Sena pun mengangguk. " Tgl 24 empat bulan ini, masih ada seminggu lagi dan kebutuhan aku juga udah mulai libur semester." Jawabnya. Ningsih pun mengangguk.
" Syukurlah. Nanti tgl 20 mama ke situ." Sena mengangguk. " Oh iya, banyak gerak yang sayang, biar lahirnya lancar. Salam sama paman dan bibi mu. Nanti mama hubungi lagi."
" Iya mah." Jawab Sena, mereka pun sepakat mengakhiri panggilan itu.
" Sebentar lagi, aku akan terlepas dari apa yang kamu tinggalkan Lian. Dan aku berharap tidak akan pernah bertemu denganmu, seumur hidupku." Gumamnya dalam Hati. Perasaan benci kepada Lian terlampau sangat besar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Yuli Yuli
klo Lian Uda baik Uda tau smua knp g ngmog jujur aja PDA orgtuanya biar tau mslahnya
2024-05-05
0
վօօղíҽ̀࿐༅ɯιƚԋ ʅσʋҽ࿐༅
Sementara apakah maksudnya semester 🤔..
2022-10-26
1
Nia Kurniawati
kasih ibu sepanjang waktu
2022-10-26
0