" Nggak mau, aku mau temani kamu disini." Tegas Wanita itu. Membuat Lian hanya bisa menarik nafas berat. Karena keputusannya memanfaatkan Tari justru membuat wanita itu tidak ingin lepas darinya."Tari, kita putus! Mulai sekarang, Jangan pernah ganggu aku lagi." Ucap Lian, sembari menepis tangan tari dengan begitu kasarnya! Lian sungguh lelah karena terus diganggu oleh wanita itu.
"Apa? Nggak aku nggak mau kita putus, kamu nggak bisa mutusin aku begitu aja Lian." Teriak Tari tidak terima di putuskan.
Tari kemudian berlari mengikuti langkah Lian yang sudah berjalan jalan jauh meninggalkannya. " Lian."
" Apaan sih." Lian menyentak tubuh Tari kemudian mendorongnya hingga terjatuh di koridor sekolah. Banyak anak-anak kelas dua belas yang melihat hal itu. Karena ujian sudah berakhir jadi mereka bebas mau ngapain aja, selama tidak menganggu waktu belajar adik-adik kelas mereka. " Jangan sentuh aku dan jangan pernah dekat-dekat sama aku lagi. Ingat batasan kamu." Lanjutnya sembari menunjuk wajah tari sebelum berlalu begitu saja meninggalkannya.
" Syukurin, makanya jadi perempuan tuh punya hati dan jangan suka iri hati. Kena karma kan, huuuhh." Beberapa siswa yang sedang duduk tak jauh darinya langsung meneriaki-nya, sengaja untuk Membuatnya malu. Itupun, kalau tari masih punya malu.
Saat tari bertingkah sok dan mempermalukan saya mau di kantin waktu itu, mereka tidak dapat melakukan apa-apa untuk membantu Sena, mengingat wanita itu adalah kekasihnya Lian.
Begitu mereka mendengar Lian memutuskan tari di hadapan mereka, tentu saja mereka punya kesempatan untuk membuat wanita itu sadar dengan apa yang pernah dia lakukan kepada sesama.
" Diam breng-sek." Teriak Tari, wanita itu tidak suka di perlakukan seperti ini tapi dia bisa apa ingin melawan Lian atau memaksanya memangnya dia siapa, dia sendiri bahkan menyadari alasan kenapa Lian memacarinya. " Sial, sia-lan kalian semua." Umpat wanita itu, sebelum beranjak pergi dari situ dengan muka yang memerah karena malu,
\=\=\=\=\=\=\=\=
Waktu berlalu begitu saja, morning sickness, yang di rasakan Sena pun semakin menjadi membuat Ningsih semakin mengasihani putrinya itu.
Tubuh Sena yang dulunya sedikit berisi, semakin kesini semakin terlihat kurus dengan pipi yang semakin tirus. Bahkan mamanya tidak yakin Sena mampu menghadirkan acara kelulusan yang tinggal seminggu lagi.
" Sayang, kita ke dokter ya! Kamu butuh obat." Ucap Ningsih sembari menghampiri putrinya itu. Kamarnya Sena hanya di terangi lampu tidur. Dengan posisi wanita itu yang berbaringlah terlentang di atas ranjangnya.
Ningsih sungguh mengasihani putrinya tapi setiap di paksa ke rumah sakit, Sena akan langsung menolaknya. Dengan berkata. " Biarkan Sena seperti ini mah! anggap saja Sena sedang menjalani hukum, karena telah membuat malu mama dan papa. Biarkan Sena merasakan sakit dan lelahnya seperti apa, agar kedepannya Sena tidak akan berani mengulanginya lagi! Mama jangan khawatir Sena baik-baik saja! Sena akan baik-baik saja Sena janji." Ucapannya membuat Air mata, Ningsih jatuh dengan bebas. Wanita itu ingin menunggu satu minggu lagi, tapi kondisi Sena memang tidak memungkinkan untuk menunggu ia harus segera membawa putrinya tapi tu untuk mendapatkan perawatan. Jika mualnya tidak bisa di hilangkan setidaknya putrinya itu di infus untuk menambah kekuatan atau cairan di tubuhnya.
Tidak tega melihat Sena yang terus seperti itu. Ningsih memutuskan untuk datang ke sekolah Sena, berbicara dengan kepala sekolah anaknya itu seraya meminta izin Sena untuk tidak hadir di acara kelulusan itu.
Kepala sekolah Sena awalnya menolak tapi setelah Ningsih mengajaknya untuk melihat kondisi Sena. Kepala sekolah pun setuju. Ia bahkan iba melihat kondisi salah satu murid terbaiknya itu dalam keadaan yang cukup memprihatinkan.
Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah, Ningsih segera memesan tiket pesawat, untuk membawa Sena pergi. Ia harus pergi hari itu juga dan akan kembali untuk mengambil hasil kelulusan putrinya nanti.
Sementara itu di sekolah Sena, begitu sang kepala sekolah kembali ia mengumpulkan seluruh siswa di lapangan, untuk mendoakan kesembuhan Sena, pria itu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi kepada Sena tapi melihat keadaannya ia menyimpulkan jika, Sena menderita penyakit cukup serius.
"Bapak sengaja mengumpulkan kalian disini, karena ingin meminta waktu kalian sebentar untuk Mendoakan teman sekaligus kakak kelas kalian, yang bernama Senara Cecilia Aditama yang saat ini tengah terbaring tak berdaya di rumahnya, karena sakit keras yang dia derita..."
Mendengar nama Sena, seluruh siswa langsung heboh sendiri, mereka saling berbisik dan menatap kepada Lian.
Sementara Lian sendiri begitu terkejut dengan berita yang dia dengar, lama tidak bertemu harusnya Sena baik-baik saja! Tapi kenapa semua menjadi seperti ini.
Berita sakitnya Sena membuat rasa bersalah di hatinya semakin menjadi menjadi, Belum lagi tatapan teman-teman dan adik-adik kelasnya seakan mengatakan jika dialah penyebab Sena seperti itu. Membuat Lian semakin tidak tenang dan merasa sesak di dadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Yuli Yuli
nyesel kn km lian
2024-05-05
0
Nia Kurniawati
ngapain juga kamu harusterkejut bukan kah itu mau mu lian
2022-10-26
1
Tien 💕💕
akibat ulah kamu tuh Lian
2022-10-25
0