Masih bisa!

Satu minggu sudah Sena berada di rumah, wanita itu tidak lagi masuk sekolah seperti hari-hari sebelumnya. Sena kini sedang membungkuk di hadapan wastafel, Bukan wanita itu kurang kerjaan dan sengaja melakukan hal itu. Tapi keadaan-lah yang membuat nya seperti ini.

Setiap pagi Sena harus membungkuk di depan wastafel untuk mengeluarkan isi perutnya, yang hanya berisi cairan saja.

Keadaannya membuat ia tidak bisa menikmati makanan dengan baik, jangankan melihat atau mencicipi. baru membayangkan saja isi perutnya sudah di aduk-aduk minta di keluarkan.

Tapi anehnya Sena masih terlihat baik-baik saja, padahal yang masuk dalam perutnya hanya air putih itupun harus dalam keadaaan panas.

Ningsih sampai di buat bingung dengan keadaan Sena, padahal dia waktu hamil Sena tidak separah itu, Ningsih masih bisa makan dan tidak mengalami morning sickness walaupun ada sebagian makanan yang tidak bisa ia nikmati.

"Bagaimana sudah lebih baik?" Tanya Ningsih ketika menghampiri putrinya itu sembari membawa segelas air putih yang masih mengeluarkan asapnya.

Mendengar suara sang mama, sena langsung mengangkat wajahnya sambil menggeleng kepala. wanita itu merasa masih ingin mengeluarkan isi perutnya tapi didalam sana sudah tidak ada yang bisa dia keluarkan.

Sena menatap mamanya dari pantulan cermin di hadapannya membuat air matanya kembali menetes dalam hatinya wanita itu sempat bertanya-tanya pada dirinya sendiri mungkinkah, semua ini hukuman yang harus dia tangung karena telah mengecewakan kedua orang tuannya.

Tuhan sedang menghukumnya dengan membuat ia merasa bagaimana sulitnya mengandung dengan segala tete-bengeknya. " Sudah jangan terlalu dipikirkan, kamu harus berpikir positif dan menjaga kesehatan kamu." Ucap sang mama seakan tahu apa yang tengah di pikirkan Sena saat ini. " Hampir sebagian wanita merasakan apa yang kamu rasakan sayang, bahkan banyak yang lebih parah dan tak masuk akal, kamu beruntung." Lanjut Ningsih lagi. Wanita itu hanya asal bicara saja, untuk meyakinkan putrinya, jika semuanya akan baik-baik saja.

Dan tanpa wanita itu sadari, apa yang dia ucapkan baru, memang benar adanya. "Ini minum." Wanita itu kemudian menyodorkan gelas yang di bawahnya kepada Sena.

Sena pun meraih gelas itu dan meminumnya dengan perlahan-lahan, karena air itu masih sangat panas untuk di minum dalam satu kali tegukan.

" Sampai kapan ma! Sena harus merasakan seperti ini?" Tanya wanita itu. Sungguh ia begitu tersiksa berada di posisi ini.

Posisi yang pisiknya sendiri belum tentu siap, apalagi mentalnya! Umumnya baru genap tujuh belas tahu, usia yang masih sangat labil-labilnya, namun semua telah terjadi, menyesal pun ia tetap harus menjalani semuanya.

"Sebaiknya kita ke dokter! Siapa tahu dokter punya obat untuk meredakan rasa mual kamu." Tawar sang mama tanya menjawab pertanyaan putrinya itu.

" Nggak usah ma! Gimana kalau orang-orang tahu tentang Sena, yang lagi hamil! Sena nggak mau buat mama semakin malu, Sena cuma punya mama, sekarang! Nggak papa jika Sena harus menahan ini lebih lama lagi, sungguh Sena nggak papa ma, Sena masih kuat kok! Sena tadi cuma tanya aja." Ucapannya, wanita itu mencoba tegar walaupun sejujurnya ia sudah sangat tidak tahan, tapi Sena terus berusaha tegar, ia tidak ingin membuat mamanya semakin khawatir. Sudah cukup dia merepotkan mamanya dengan masalahnya.

Sementara itu di tempat lain. Lian terus mencari kebenaran Sena selama seminggu ini, ia ke kelas Sena, ke kantin, ke perpustakaan bahkan taman belakang dimana Sena sering menyendiri membaca buku di sana, Rooftop. Semuanya Lian datangi tapi ia tidak kunjung menemukan wanita itu.

Tanya ke teman-teman sekelas Sena, mereka justru dengan kompak menutup rapat mulut mereka dengan jawaban tidak tahu bahkan ada yang tak menjawab.

" Kemana sih kamu?" Tanya Lian pada dirinya sendiri, pria itu terlihat mulai frustasi.

" Apa mungkin kamu benar-benar hamil." Pria itu terlihat begitu ragu dengan pertanyaannya sendiri.

" Sayang kamu ngapain sih! Aku cariin kamu! Tahunya disini." Sungut Tari. Wanita itu tidak suka karena Lian mulai mengabaikan keberadaannya.

" Aku lagi pengen sendiri." Ucap Lian, sengaja untuk mengusir tari pergi tapi wanita itu mana pekan, ia justru menempel pada Lian seperti linta.

" Tari."

" Nggak mau, aku mau temani kamu disini." Tegas Wanita itu. Membuat Lian hanya bisa menarik nafas berat. Karena keputusannya memanfaatkan Tari justru membuat wanita itu tidak ingin lepas darinya.

Terpopuler

Comments

Yuli Yuli

Yuli Yuli

Lian memanfaatkan tari tuk nyakitin Sena

2024-05-05

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

thour coba liam yg di ksh ngidamnya, biar tau rasa gimana rasanya kalau. org hamil muda.

2023-08-06

1

Endang Priya

Endang Priya

naaah. kalo sudah tiaďa baru terasa.
bahwa kehadirannya sungguh berharga.

2022-12-10

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog.
2 Aku Hamil.
3 Pesan Sang papa.
4 Terasa Hambar
5 Mengubur rasa.
6 Doa mama.
7 Gadis baik.
8 Sebuah candaan.
9 Masih bisa!
10 Mendoakan Sena.
11 Maafkan aku!
12 Kembali dengan impianmu
13 Maafkan aku
14 Terima kasih
15 Sabar ya sayang.
16 Salah paham.
17 Sebentar lagi.
18 Egois.
19 Memberi yang terbaik.
20 Gosip tetangga.
21 Karena Cinta.
22 Syukurlah.
23 Tolong Jaga ibunya!
24 Kapan kamu pulang?
25 Perdebatan.
26 Jangan menyesal!
27 Apa kakak yakin?
28 Sayang Daffa tidak?
29 Jasmine
30 pulang ke Jakarta
31 Bertemu Jasmine.
32 Eskrim untuk Daffa
33 Terima kasih mah!
34 Kenapa! ada sesuatu?
35 Hadiah untuk Daffa.
36 Ingin bertanggung jawab.
37 Siapa wanita itu.
38 Anak yang mana?
39 Di buat menunggu!
40 Tidak kenal
41 Daffa kangen mama.
42 Makan siang
43 Menunggu Jawaban.
44 Sama egoisnya.
45 Permintaan Lian.
46 Rasa sakit Sena.
47 Krabby patty
48 Daffa.
49 Maaf mah!
50 Terlanjur percaya.
51 Tau apa kamu?
52 Berkunjung
53 Menemui mamanya Sena
54 Janji makan malam.
55 Pekerjaan Sena.
56 Salam kenal.
57 Keterkejutan Ray
58 Hancur
59 Sayang.
60 Terima kasih Nak!
61 Sebar ya Bu.
62 Surat dari pengadilan.
63 Siapa papa Daffa?
64 Itikad baik.
65 Ini paparnya Daffa.
66 Permintaan maaf.
67 Aku benci Lian!
68 Bukan salahnya
69 Kakak yang itu!
70 Aku akan menerima
71 Aku cemburu!
72 Sudah memaafkan!
73 Sah!
74 Akhirnya.
75 Terima kasih.
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Prolog.
2
Aku Hamil.
3
Pesan Sang papa.
4
Terasa Hambar
5
Mengubur rasa.
6
Doa mama.
7
Gadis baik.
8
Sebuah candaan.
9
Masih bisa!
10
Mendoakan Sena.
11
Maafkan aku!
12
Kembali dengan impianmu
13
Maafkan aku
14
Terima kasih
15
Sabar ya sayang.
16
Salah paham.
17
Sebentar lagi.
18
Egois.
19
Memberi yang terbaik.
20
Gosip tetangga.
21
Karena Cinta.
22
Syukurlah.
23
Tolong Jaga ibunya!
24
Kapan kamu pulang?
25
Perdebatan.
26
Jangan menyesal!
27
Apa kakak yakin?
28
Sayang Daffa tidak?
29
Jasmine
30
pulang ke Jakarta
31
Bertemu Jasmine.
32
Eskrim untuk Daffa
33
Terima kasih mah!
34
Kenapa! ada sesuatu?
35
Hadiah untuk Daffa.
36
Ingin bertanggung jawab.
37
Siapa wanita itu.
38
Anak yang mana?
39
Di buat menunggu!
40
Tidak kenal
41
Daffa kangen mama.
42
Makan siang
43
Menunggu Jawaban.
44
Sama egoisnya.
45
Permintaan Lian.
46
Rasa sakit Sena.
47
Krabby patty
48
Daffa.
49
Maaf mah!
50
Terlanjur percaya.
51
Tau apa kamu?
52
Berkunjung
53
Menemui mamanya Sena
54
Janji makan malam.
55
Pekerjaan Sena.
56
Salam kenal.
57
Keterkejutan Ray
58
Hancur
59
Sayang.
60
Terima kasih Nak!
61
Sebar ya Bu.
62
Surat dari pengadilan.
63
Siapa papa Daffa?
64
Itikad baik.
65
Ini paparnya Daffa.
66
Permintaan maaf.
67
Aku benci Lian!
68
Bukan salahnya
69
Kakak yang itu!
70
Aku akan menerima
71
Aku cemburu!
72
Sudah memaafkan!
73
Sah!
74
Akhirnya.
75
Terima kasih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!