Tatapan matanya terlihat kosong, Wanita itu kembali melamun, entah apa yang dia pikirkan, hingga tanpa ia sadari, air matanya kembali menetes lagi untuk kesekian kalinya.
Ningsih yang melihatnya, hanya bisa menarik nafas berat, entah sampai kapan putrinya akan terus seperti ini.
Jujur Hatinya, sakit melihat keadaan putrinya, dia ingin mengembalikan semua keceriaan Sena! Namun bingung dengan cara apa? Segala perhatian telah ia curahkan kepada putri semata wayangnya itu.
Namun Sena tetap terbelenggu dalam pemikirannya serta rasa bersalahnya. "Sayang itu airnya jangan lupa diminum kalau kamu butuh sesuatu Mama ada di luar." Ucapnya kemudian berlalu meninggalkan Sena seorang diri, saat tidak mendapatkan sahut apa-apa dari putrinya itu.
Karena Ningsih tidak kuat melihat Sena dalam keadaan seperti itu, wanita paruh baya itu tidak tahan melihat putrinya terus saja menangis.
Saat berada di luar kamar Sena! Ningsih bersandar pada daun pintu, kamar putrinya yang tertutup. Wanita itu ikut menangis dalam diam, jika di dalam sana Sena merasa dirinya yang paling hancur, sejujurnya sang ibulah yang paling merasakan hal itu.
Putri yang dia perjuangkan dengan susah payah, dia bahkan harus mempertaruhkan nyawanya untuk bisa melihat wajahnya. Membesarkan Sena penuh cinta dan kasih sayang hingga sebesar ini, namun pemuda itu menghancurkannya dalam waktu singkat, Membuat putrinya itu lupa caranya berdiri padahal dia dan sang suami yang mengajarkan hingga bisa berlari.
Pemuda itu membuat Sena lupa caranya tersenyum, padahal mereka yang selalu membuatnya tertawa.
Pemuda itu membuatnya menangis, padahal mereka selalu membuatnya terdiam saat Sena menangis. Dia juga membuat Sena tidak dapat terlelap. Sementara mereka selalu memastikan Sena untuk selalu terlelap serta mimpi indah dalam setiap tidurnya.
" Apa hebatnya pria itu, hingga kamu lebih memilih rasa sakit ini dari pada cinta yang mama dan papa punya, Sayang?" Gumam Ningsih dalam Hatinya, sembari memukul dadanya sendiri, dia hancur se-hancur-hancur, karena gagal menjadi seorang Ibu, tapi dia tidak dapat meninggalkan buah hatinya begitu saja! Sang suami ingin dia tetap berada di sisi Sena.
Bersikap seolah semuanya baik-baik saja, walaupun kenyataannya itu terasa sulit dan menyakitkan untuk dia melewatinya seorang diri. " Kamu juga mas! Kalau kamu menyayanginya harusnya, kamu bertahan dan membantu kita melewati ini semua, bukan meninggalkan aku dan Sena melewati semuanya tanpa kamu." Ningsih semakin terisak.
\=\=\=\=\=\=\=
Malam harinya Ningsih dan Sena, bersiap - siap untuk pergi ke bandara! Karena Wanita itu akan mengantar putrinya ketempat pamannya, adik dari sang suami.
"Ma! Harus sekarang ya?" Tanya Sena lagi, wanita itu masih sangat terlihat ragu untuk pergi namun enggan untuk menolak keinginan sang mama.
" Sayang, kita sudah membicarakan hal ini kan! Kenapa masih bertanya lagi." Ucap Ningsih, membuat Sena mau tak mau, mengangguk kepalanya.
" Baiklah mah." Ucapannya, sembari mengambil tasnya. Kemudian memakainya di punggung.
Sengaja sang mama mengambil keberangkatan malam seperti ini, karena cuma di malam hari, Sena bisa terlihat sedikit segar dan melakukan segala sesuatu untuk dirinya, termasuk mandi. Sedangkan di siang hari wanita itu begitu kesulitan, pusing dan mual seakan tahu waktu hingga ia tidak dapat melakukan apapun selain berbaring, menunggu bantuan sang mama.
" Sudah siap? " Tanya Ningsih, Sena pun mengangguk kecil. Wanita itu kemudian, menarik koper yang telah di siapkan mamanya sejak sore tadi.
Sementara mamanya yang membawa tas, jinjing, dimana di dalam tas itu terdapat satu buah dress dan daster, karena Ningsih hanya sehari di sana dan akan kembali lagi, agar tetangga tidak curiga, selain itu ada drama yang harus di buat sang mama untuk nama baik Sena. " Sudah mah!" Jawabnya.
" Ayo sayang." Wanita itu kemudian menarik koper yang di bawah Sena Mengantikan putrinya itu.
Sena masuk lebih dulu kedalam mobil, Sebab Ningsih harus mengunci pintu rumah mereka terlebih dulu.
Setelah itu, Ningsih meletakkan koper Sena di bagasi mobil. Barulah ia masuk kedalam mobil, bergabung bersama putrinya.
"Selamat tinggal, Semoga Kita tidak pernah bertemu lagi." Ucap Sena dalam Hatinya, ketika saat mobil itu melaju meninggalkan kediaman orang tuanya, menuju bandara bahkan ketika mobil sang mama melintas di depan gedung sekolahnya. Sena hanya bisa mengusap kedua pipinya yang basah seraya bertekad dalam hatinya. " Aku akan kembali saat aku bisa menggapai impianku." Ucapannya lagi, dengan tangan yang ia letakkan di dada.
Tak bukan waktu lama, mobil yang di kendarai sang mama kini sudah tiba di bandara, wanita itu memarkirkan mobilnya di tempat parkir, sekaligus menitipkannya di sana.
Setelah itu, kedua melakukan segala prosedur sebelum waktunya berangkat nanti. Setelah menunggu hampir dua jam lamanya, akhirnya tiba saatnya untuk mereka masuk kedalam pesawat.
"Tinggalkan semua yang buruk disini, kembalilah dengan semua yang indah serta impianmu, ingat kamu punya mama." Ucap sang mama begitu pesawat yang mereka naikki, lepas landas.
Sena mengangguk kepalanya sembari menggenggam tangan mamanya dengan begitu eratnya. " Terima kasih mah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Yuli Yuli
gmn dgn keadaan lian
2024-05-05
0
Endang Priya
ayo sena jgn buat mamamu semakin hancur. sesungguhnya ortu lah yg lebih hancur dan sakit ketika sang buah hati melakukan kesalahan. banyak beban mental yg akan ortu hadapi dari sekitarnya. .
2022-12-11
2
Nia Kurniawati
buka lembaran baru Sena kamu kuat kamu bisa
2022-10-26
0