Dua bulan mungkin waktu yang begitu cepat ketika di jalanin dengan penuh sukacita. Kebahagiaan yang kita rasakan, membuat waktu berlalu dengan begitu cepat, namun hal itu akan berbanding terbalik jika sakit dan kecewa yang kita rasakan, Dua bulan akan terasa seperti bertahun-tahun dan itulah yang di rasakan oleh Sena saat ini.
Berada di sekolah setiap hari, serasa berjalan di atas duri. Dimana matanya selalu menyaksikan Lian bersama wanitanya. Keduanya seakan sengaja ingin menunjukkan semua itu di hadapan Sena, belum lagi cibiran dari teman-teman sekolahnya yang mengatainya bodoh hingga bisa terperdaya dengan bujuk rayunya Lian. Belum lagi ucapan para siswa seperti sekarang ini.
"Harusnya dia bersyukur tahu kedok Lian deketin dia lebih awal kalau ketahuan pas hamil gimana, mungkin udah gantung diri kali."
" Iya tahu sendiri gaya pacaran mereka kaya apa! Didepan umum aja gitu, apalagi hanya berdua."
" Hussh so tau."
" Bukan so tahu, lagian perlu waktu berapa lama sih, mentok lima belas menit."
" Hahahh, pengalaman nih."
" Hahahaha."
Mereka bahkan tidak peduli jika ucapan dan tawa mereka akan di dengar oleh Sena.
" Udah abaikan mereka! Jangan di tanggapi, mereka ngomong gitu karena ngiri sama lo." Salah satu teman sekelas Sena menasehatinya. " Oh iya, Na, habis ini kuliah dimana?" Tanyanya lagi, mencoba mengalihkan perhatian Sena, dari ucapan teman-teman mereka. kebetulan saat ini Sena sedang berada di kantin.
" Belum tahu Bob! Kamu kan tahu sendiri papa aku baru meninggal, mama aku juga nggak punya kerjaan." Jawab sena.
"Sayang banget ya! Padahal Lo pintar."
" Open aja Sena! Oopss, sorry sengaja keceplosan." Sela, wanita yang menjadi kekasih Lian saat ini, sembari menutup mulutnya sendiri, kemudian tertawa. Wanita itu baru saja datang." Hai gaes dengarin ya gue punya sesuatu buat kalian semua dengar. " Teriak wanita itu lagi, suaranya menggelegar di kantin sekolah.
" Eh Tari lo itu perempuan, ingat karma! Jangan sampai Lo lebih menyedihkan dari Sena." Sahut Bobby teman sekelas Sena.
" Oh Bobby, terima kasih banget, lo udah mau peduli sama gue, tapi simpan aja kepedulian Lo, untuk teman Elo itu, karena dia lebih butuh dari gue." Sahut wanita yang di panggil Tari itu. " Oh iya gaes, diam ya." Wanita itu melanjutkan ucapannya lagi, yang sempat terpotong ucapan Bobby. Dan semua siswa dan siswi di kantin itupun terdiam. Sementara wanita itu mengeluarkan ponselnya kemudian memutar rekaman percakapan dia dan Lian. " Dengarin."
" Harus berapa kali sih aku katakan sama kamu, aku tuh nggak ada rasa sama dia, aku dekati dia itu cuma untuk senang-senang aja! Dia aja yang bodoh mau-mau aja aku nikmati."
Suara Lian terdengar sangat jelas," Wuuiihh nikmati apa nih?" Sorak-sorai terdengar memenuhi kantin siang itu namun Sena hanya Diam. Membiarkan dia dipermalukan, karena tak ada gunanya ia melawan.
Sena memejamkan matanya,mengingat kembali pesan mamanya pagi tadi ketika dia tidak mau kembali ke sekolah lagi. 'Tutuplah rasa sakit kamu itu dengan senyuman yang terlihat di wajah kamu. Kamu hanya memiliki dua tangan kamu tidak akan bisa menutupi mulut semua orang yang berbicara jelek tentang kamu. Untuk itu gunakan kedua tangan kamu itu untuk menutupi telinga kamu. Biar mereka terus berbicara sampai mereka lelah. Dan biar rasa sakit yang kamu punya hanya di ketahui oleh tuhan, sudah biarkan mereka menilai buruk dan mengatai kamu, kamu harus percaya di balik rasa sakit akan ada sebuah kejutan Yang sangat membahagiakan, yang Tuhan siapkan untuk kamu, selama kamu ikhlas menjalani setiap takdir yang di gariskan untuk kamu. Mama percaya, Sena Kuat dan mampu menjalani ini semua. Sena punya mama, doa mama yang akan mengantarkan Sena pada kebahagiaan Sena, mau sebanyak apapun mulut yang menjelekkan dan menjatuhkan kamu, Doa mama-lah yang akan selalu menguatkan langkah kamu. Percaya sama mama. ' Kata-kata itu begitu sederhana, tapi mampu menguatkan dia di situasi apapun.
Sena kemudian beranjak dari tempat duduknya, membayar makanan yang dia pesan kemudian menghampiri wanita itu. " Aku tidak peduli dengan penilaian orang-orang seperti kalian, orang yang tahu hanya membicarakan keburukan orang lain. Selama mama aku masih menerima aku dalam keadaan apapun, aku tidak membutuhkan saran dari orang-orang seperti kalian, semoga hidup kalian jauh lebih baik dari aku, terkhusus untuk kamu tari." Ucap Sena sembari menunjuk wajah tari, Setelah itu, Sena langsung melewati Tari begitu saja dan kembali ke kelasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Silvi Vicka Carolina
itulah jgan pernah pacaran .perbanyak teman relasi sodara ..melangkah penuh percaya diri karena berdirii di kaki sendiri ...bersama sama teman di mana pun ....mengukir prestasi ....buat para kumbang penasaran dengan diri kita ...buat mereka tidak bisa tau seperti apa incaran kita ....tar ada saatnya ada waktunya sendiri ...jagn persempit jodoh nya alloh ....
2024-08-28
0
Yuli Yuli
anak dn mama Sling menguatkan, doa orgtua lebih afdhol dn trkabul untuk seorang anak 💪💪💪
2024-05-05
0
Lila Susanti
mamanya sena kereennzz
2023-03-07
4