Terima kasih

Tidak ingin Sena sampai sakit, Lian mengajak wanita itu untuk mampir ke apartemennya menunggu hujan reda, karena lokasi mereka kebetulan tidak jauh dari apartemen Lian.

Awalnya tidak yang salah, bahkan mereka sempat mempelajari ulang, pertanyaan-pertanyaan yang sempat mereka dapatkan di lomba olimpiade tadi, terlebih untuk beberapa pertanyaan yang sedikit sulit sambil menunggu hujan redah.

Tapi entah setan dari mana yang merasuki Lian. Pria itu tiba-tiba mengikis jarak diantara mereka kemudian mencium Sena.

Ciuman itu begitu kaku, karena ini pertama kalinya untuk Lian, begitu pun dengan sena wanita itu bahkan sempat membulatkan matanya tidak percaya akan di cium hari itu.

Karena selama ini, mereka tidak pernah melewati batasan, merangkul saling menggenggam tangan. Hanya itu yang selalu di lakukan kedua sejoli itu. Namun hari itu mengubah segalanya.

Ciuman yang awalnya kaku, itu berubah menuntut. Hingga terjadinya hal yang tidak seharusnya terjadi. Sena bahkan sempat menolak hal itu, namun semua usahanya sia-sia, Lian yang sudah telanjur di kuasai gairah, serta rasa ingin tahunya. Terus mendesak dengan sedikit memaksa, kekuatan Sena yang tidak seberapa pun harus takluk juga di bawah Kungkungan Lian.

Hujan yang semakin deras diluar sana tidak mampu mendinginkan suasana panas di dalam ruangan itu. Kalah dua sejoli itu tengah memadu kasih, menikmati pengalaman pertama yang tidak seberapa, namun berbekas hingga menciptakan pengalaman-pengalaman lainnya.

Begitu Lian selesai dengan pembuatannya. Sena langsung Merapihkan pakaian z kemudian meninggalkan apartemen pria itu, tidak peduli sederas apa hujan di luar sana. Rasa bersalahnya membuatnya berlari untuk pulang, bahkan rasa nyeri di antara kedua selang-kangannya tidak membuat langkah Sena terhenti.

Wanita itu bahkan sempat sakit sampai tidak masuk sekolah selama tiga hari. Dan Ningsih pun tidak menaruh curiga, wanita itu berpikir jika putrinya itu sakit karena kehujanan.

Tidak hanya Sakit Sena bahkan mendiami Lian selama dua Minggu, hingga pada akhirnya dia luluh dan memaafkan Lian Karena pria itu tidak pernah lelah memohon maaf darinya.

Dan disinilah letak kesalahannya, Andai dia terus mendiami dan menjauhi Lian, kejadian itu tidak akan terus berulang-ulang! Hingga membawanya pada kondisinya saat ini.

Tapi menyesal pun tidak akan membuat semuanya kembali seperti semula, Yang harus Sena lakukan menerima dan menjalaninya walaupun itu semua tidak mudah.

"Sudah Jangan terus minta maaf! Dengan kamu menyadari kesalahan serta mau memperbaikinya itu sudah lebih dari cukup." Ucap Wiranti sembari memeluk Sena," Jangan biarkan diri kamu terpuruk terpuruk terlalu lama, bangkitlah dan cipta kan masa depan, kamu masih punya Mama, Bibi, paman, Della dan Dia. Buat kami bangga memiliki Sena dan buat dia merasa beruntung terlahir dari wanita hebat seperti Kamu. Jangan lagi menatap kebelakang, jadikan semua kesalahan kamu untuk pelajaran yang tidak akan kamu ulang di lain Hari. Kita semua sayang sama Sena."

Sena begitu beruntung terlahir di keluarga Aditama, karena semuanya tidak hanya saling menyayangi. Mereka juga saling mendukung dan berpikir positif. Mereka marah, kecewa tapi tidak ingin membuat Sena semakin terluka dengan mereka yang terus menyalahkan serta menghakiminya. Bukankah cara memperbaiki semuanya dengan menerima keadaan, memberi dukungan juga menjalaninya.

" Sudah Hampir pagi, sebaiknya mbak! Dan Sena istirahat, kasian Sena! Dia pasti sangat kelelahan." Ucap Pamannya Sena.

" Iya benar kata mas, Ayo mbak Sena bibi antar ke kamar." Wiranti langsung beranjak dari tempat duduknya, di ikuti oleh Sena juga mamanya.

Wiranti menyiapkan dua kamar untuk kakak ipar sekaligus keponakannya, namun Ningsih menolak, wanita itu ingin sekamar dengan Sena, karena dia hanya memiliki waktu sehari bersama putrinya itu, sebelum meninggalkannya bersama bersama kedua iparnya.

Setibanya di kamar, Sena langsung membersihkan dirinya sebelum tidur begitu pun dengan Ningsih.

\=\=\=\=\=\=\=\=

Keesokan harinya Ningsih terbangun lebih dulu, wanita paruh baya itu segera merapikan pakaian Sena, mengeluarkan satu persatu dari dalam koper, kemudian menatanya di dalam lemari begitu juga dengan perlengkapan lainnya, seperti skincare dan kawan-kawannya.

Setelah selesai, Ningsih keluar kamar untuk membantu sang ipar menyiapkan sarapan pagi mereka.

"Sena nggak mual di pagi hari mbak?" Tanya Wiranti, saat keduanya sibuk bergulat dengan peralatan dapur.

" Biasanya gitu, tapi hari ini nggak tuh, dia bahkan masih tidur." Jawab Ningsih, yang bingung dengan keadaan putrinya itu. Padahal waktu di rumah, mereka jangan kan tidur nyenyak seperti sekarang ini, bergeser sedikit dari hadapan kaca wastafel saja tidak bisa.

" Mungkin Sena-nya kelelahan kali mbak?" Ningsih pun mengangguk kepalanya. " Oh iya, aku udah daftar Sena kemarin, Untuk jadwal pemeriksaannya sore nanti. " Ucap Wiranti lagi.

" Terima kasih ya Wi, maaf sudah merepotkan kamu."

" Mbak, kaya sama siapa aja! Pakai terima kasih segala, aku itu sudah anggap Sena seperti anak aku sendiri." Sahut Wiranti dengan tulus. " Pokoknya, mbak nggak perlu khawatir, selama Sena tinggal sama aku, Mbak tidak perlu khawatir. " Lanjutnya meyakinkan Ningsih. Wanita paruh bayah itupun hanya bisa tersenyum, sembari mengangguk kepalanya.

Terpopuler

Comments

Nia Kurniawati

Nia Kurniawati

tapi rata rata kebanyakan emang bakal menghakimi makanya banyak korban bunuh diri atau menggugurkan kandungan

2022-10-26

4

Tien 💕💕

Tien 💕💕

Seba befuntun punya keluarga yang baik dan merangkul saat terpuruk

2022-10-26

0

Winy

Winy

lanjut

2022-10-06

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog.
2 Aku Hamil.
3 Pesan Sang papa.
4 Terasa Hambar
5 Mengubur rasa.
6 Doa mama.
7 Gadis baik.
8 Sebuah candaan.
9 Masih bisa!
10 Mendoakan Sena.
11 Maafkan aku!
12 Kembali dengan impianmu
13 Maafkan aku
14 Terima kasih
15 Sabar ya sayang.
16 Salah paham.
17 Sebentar lagi.
18 Egois.
19 Memberi yang terbaik.
20 Gosip tetangga.
21 Karena Cinta.
22 Syukurlah.
23 Tolong Jaga ibunya!
24 Kapan kamu pulang?
25 Perdebatan.
26 Jangan menyesal!
27 Apa kakak yakin?
28 Sayang Daffa tidak?
29 Jasmine
30 pulang ke Jakarta
31 Bertemu Jasmine.
32 Eskrim untuk Daffa
33 Terima kasih mah!
34 Kenapa! ada sesuatu?
35 Hadiah untuk Daffa.
36 Ingin bertanggung jawab.
37 Siapa wanita itu.
38 Anak yang mana?
39 Di buat menunggu!
40 Tidak kenal
41 Daffa kangen mama.
42 Makan siang
43 Menunggu Jawaban.
44 Sama egoisnya.
45 Permintaan Lian.
46 Rasa sakit Sena.
47 Krabby patty
48 Daffa.
49 Maaf mah!
50 Terlanjur percaya.
51 Tau apa kamu?
52 Berkunjung
53 Menemui mamanya Sena
54 Janji makan malam.
55 Pekerjaan Sena.
56 Salam kenal.
57 Keterkejutan Ray
58 Hancur
59 Sayang.
60 Terima kasih Nak!
61 Sebar ya Bu.
62 Surat dari pengadilan.
63 Siapa papa Daffa?
64 Itikad baik.
65 Ini paparnya Daffa.
66 Permintaan maaf.
67 Aku benci Lian!
68 Bukan salahnya
69 Kakak yang itu!
70 Aku akan menerima
71 Aku cemburu!
72 Sudah memaafkan!
73 Sah!
74 Akhirnya.
75 Terima kasih.
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Prolog.
2
Aku Hamil.
3
Pesan Sang papa.
4
Terasa Hambar
5
Mengubur rasa.
6
Doa mama.
7
Gadis baik.
8
Sebuah candaan.
9
Masih bisa!
10
Mendoakan Sena.
11
Maafkan aku!
12
Kembali dengan impianmu
13
Maafkan aku
14
Terima kasih
15
Sabar ya sayang.
16
Salah paham.
17
Sebentar lagi.
18
Egois.
19
Memberi yang terbaik.
20
Gosip tetangga.
21
Karena Cinta.
22
Syukurlah.
23
Tolong Jaga ibunya!
24
Kapan kamu pulang?
25
Perdebatan.
26
Jangan menyesal!
27
Apa kakak yakin?
28
Sayang Daffa tidak?
29
Jasmine
30
pulang ke Jakarta
31
Bertemu Jasmine.
32
Eskrim untuk Daffa
33
Terima kasih mah!
34
Kenapa! ada sesuatu?
35
Hadiah untuk Daffa.
36
Ingin bertanggung jawab.
37
Siapa wanita itu.
38
Anak yang mana?
39
Di buat menunggu!
40
Tidak kenal
41
Daffa kangen mama.
42
Makan siang
43
Menunggu Jawaban.
44
Sama egoisnya.
45
Permintaan Lian.
46
Rasa sakit Sena.
47
Krabby patty
48
Daffa.
49
Maaf mah!
50
Terlanjur percaya.
51
Tau apa kamu?
52
Berkunjung
53
Menemui mamanya Sena
54
Janji makan malam.
55
Pekerjaan Sena.
56
Salam kenal.
57
Keterkejutan Ray
58
Hancur
59
Sayang.
60
Terima kasih Nak!
61
Sebar ya Bu.
62
Surat dari pengadilan.
63
Siapa papa Daffa?
64
Itikad baik.
65
Ini paparnya Daffa.
66
Permintaan maaf.
67
Aku benci Lian!
68
Bukan salahnya
69
Kakak yang itu!
70
Aku akan menerima
71
Aku cemburu!
72
Sudah memaafkan!
73
Sah!
74
Akhirnya.
75
Terima kasih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!