Saat keduanya setengah asik bergulat di dapur, della yang baru bangun tidur langsung menghampiri mamanya, sedikit terkejut dengan keberadaan tantenya di sana.
" Tante kapan datangnya? Kak Sena mana. " Gadis itu, terlihat begitu Girang dengan kehadiran ningsih di rumahnya, Dia langsung menanyakan keberadaan sepupunya. Della tidak tahu jika sepupunya dan tantenya itu akan datang ke rumah mereka.
" Sena masih tidur di kamar, sana bangunin sepupu kamu." Jawab Ningsih, sembari melepaskan pelukan mereka dan meminta gadis itu untuk segera membangunkan Sena.
Namun Wiranti melarangnya. " Nggak usah mbak, biarkan Sena istirahat! Dia pasti sangat lelah. Kamu juga Del, mandi dulu sana! Terus ke sekolah nanti terlambat."
" Mama iih, orang mau ketemu kakak juga! Aku tuh kangen banget loh, sama kak Sena."Sahut Della sambil menghentak-hentakan kakinya, seperti anak kecil yang merajuk.
Membuat kedua wanita paruh bayah itu menggeleng-gelengkan kepala mereka, pemandangan seperti itu. Bukan pertama kali untuk mereka, sebab setiap kali Della berkunjung ke rumah mereka bersama kedua orang tua. Pasti akan berakhir dengan tangisan karena tidak mau di pisahkan dengan Sena, kakak sepupunya.
"Kamu ini, Del- Della masih nggak berubah, padahal udah dewasa. " Ucap Wiranti. " Kakak kamu itu masih lelah, karena perjalanan jauh, jangan di ganggu! Mending kamu segera siap-siap ke sekolah, bentar lagi ulang. Entar kalau udah pulang sekolah, puas-puasin main sama kak, Sena. Lagian kakak kamu itu akan tinggal bareng kita disini." Lanjutnya lagi membuat Della langsung berjingkrak-jingkrak saking senangnya.
" Benar Tante?" Tanya Della kepada Ningsih! Wanita itupun tersenyum sembari mengangguk, membenarkan apa yang di ucapkan Iparnya. " Yeeh Asyik akhirnya, Della ada temannya. Kalau begitu Della mau mandi dulu." Ucap Della, kemudian membalikkan tubuhnya, meninggalkan mama dan Tantenya.
"Makanya cari teman!" Sahut Wiranti. Entah apa yang di pikirkan Della, gadis itu begitu ceria dan asyik. Tapi nggak ada teman sama sekali, lebih suka mengurung diri di kamar membaca cerita bergambar, entah apa bagusnya cerita itu, sampai di koleksi berseri-seri.
Mendengar ucapan, Wiranti Ningsih pun ikut tersenyum kecut. Mengingat Sena-nya yang dulu, gadis itu tidak jauh berbeda dengan Della, tidak punya banyak teman, hobinya baca-baca, hingga papanya membuat perpustakaan kecil di rumah mereka untuk Sena. Namun Sena perlahan berubah semenjak mengenal Lian, sering pulang terlambat bahkan weekend yang biasa Sena habis di perpustakaan mininya, kini! Lebih banyak di luar, jalan sana teman, hingga pada akhirnya semua ini terjadi.
Ningsih menyesali semua, andai dia bisa memutar waktu dia ingin bertanya, alasan di balik perubahan itu, sebelum semuanya se-terlambat. " Sudah mbak, jangan di sesali yang telah terjadi, apa yang salah! Saat nya untuk kita benarkan." Ucap Wiranti sembari mengusap punggung Ningsih saat melihat wanita itu kembali menangis.
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Sore Hari. Ningsih dan Sena kini sedang duduk di sebuah klinik menunggu, nama Sena di panggil.
Tidak Hanya, Sena ada beberapa ibu-ibu Hani juga menunggu Giliran, karena nama Sena berada di urutan pertama dan mereka datang sejam lebih awal, sebelum waktu praktek dokter. Jadi tempat itu belum terlalu ramai, namun di depan ruang praktek dokter, sudah ada seorang perawat wanita! Usia hampir sama dengan Ningsi. Perawatan itu bertugas, mengecek nama pasian yang mendaftar dan yang sudah datang, selain itu di juga bertugas untuk menimbang berat badan dan mengukur tengsi darah.
"Maaf ya mah, Harus mama duduk di sekolah, dengan semua prestasi Sena! Tapi Sena justru membuat mama malu dengan membawa mama ke tempat ini. Maaf ya ma." Rasa penyesalan semakin menjadi saat melihat, gadis -gadis yang terpaut usia sedikit di atasnya, praktek di klinik itu. Seragam yang mereka pakai, bertuliskan dokter muda. Membuat hatinya semakin teriris pisau tak kasat mata. Bahkan air matanya ikut menjelaskan perasaannya. Saat ini.
"Jangan terus Minta maaf, ini semua bukan sepenuhnya salah Sena. Dan yang terpenting saat ini kamu baik-baik saja, Anggap saja Tuhan sedang menegur kita, untuk menjadi lebih baik lagi. Mama percaya suatu hari nanti kamu akan bisa merasakan apa yang mereka rasakan. " Ucap Ningsih dengan begitu yakinnya, Sambil menghapus air mata putrinya. " Kita akan melewati semua ini bersama-sama, sekarang Sena tidak hanya punya mama, ada paman, bibi dan Della yang siap mendukung kamu. Jangan sia-siakan kesempatan yang kamu punya ya sayang." Sena dengan cepat mengangguk kepalanya.
Dan tak lama setelah ini, Namanya di panggil! Wanita masuk bersama Ningsih keruangan dokter. Setelah selesai pemeriksaan dan mengambil obat, Sena dan Ningsih pulang ke rumah.
Di perjalanan, Sena melihat sebuah baliho, yang menginformasikan, penerimaan mahasiswa baru kedokteran, sebuah universitas yang cukup terkenal di kota itu. " Mah." Panggilnya, kemudian melirik ke arah baliho itu.
" Sabar ya sayang, nanti kita bicarakan sama Tante dan Paman kamu dulu, enaknya gimana? Kondisi kamu juga belum fit betulkan." Sahut Ningsih dan Sena pun hanya bisa mengangguk pasrah sembari terus, melirik baliho itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Yuli Yuli
Sena yg sbar kluarga mndukungmu smua jgn smpe km stres Sena ksian bayi km
2024-05-05
0
Endang Priya
sabar ya sena.
2022-12-11
2
Nia Kurniawati
tetep semangat Sena🥰
2022-10-26
0