Kecelakaan yang di alami Lian membuat pria itu terluka parah. Benturan keras pada kepalanya membuat ia mengalami geger otak.
Saat dilarikan ke rumah sakit beberapa saat yang lalu, keadaan Lian cukup mengenaskan, dimana darah yang terus keluar dari telinga, Hindu serta luka di kepalanya. Pria itu bahkan tak sadarkan diri.
Orang tuanya yang mendapatkan kabar itu, langsung menuju rumah sakit di mana dia dirawat, Lian pun segera di pindahkan ke rumah yang lebih besar untuk mendapatkan penanganan lebih insentif lagi dan terbaik tentunya.
Mamanya Lian terus saja, menangis keadaan putranya! Bahkan tidak terhitung berapa kali wanita itu tak sadarkan diri. Semenjak tiba di rumah sakit.
Lian adalah anak laki-laki satu-satunya, Dari empat bersaudara, selain itu dia juga si bungsu yang paling di sayang. Wajarlah jika sang mama sampai berulang kali pingsan, melihat keadaannya.
"Pi, lakukan yang terbaik untuk anak kita! Mami mau Lian kembali lagi seperti dulu." Ucap wanita baru baya yang masih terlihat cantik dan elegan itu sembari memeluk tubuh suaminya. Wanita itu bernama Jasmine Annie biasa di panggil Ani dan pria yang dia peluk ada, Raymond Elano Sandiego.
"Pasti mi Lian adalah satu-satunya putra kita, Papi telah menaruh banyak harapan kepadanya. Tentu saja papi akan mengusahakan yang terbaik. Sekarang kita berdoa saja untuk kesembuhan Lian." Sahut sang suami, meyakinkan istrinya.
Pasang paruh baya itu, hanya bisa menatap Anak mereka yang terbaring di atas ranjang rumah sakit, dengan berbagai macam alat medis yang menempel di tubuhnya dari balik kaca. Karena mereka belum di izinkan masuk untuk melihat keadaan Lian. Padahal sudah Hampir seharian pemuda itu di tangani oleh tim medis terbaik pilihan sang ayah.
"Bagaimana jika terjadi sesuatu kepada putra kita, pi! Mami belum siap, kehilangan Lian." Wanita itu kembali menangis sejadi-jadinya memikirkan hal itu. Walaupun Ray terus meyakinkannya, Namun semua itu tidak akan bisa membuatnya tenang, apalagi saat melihat keadaan Lian yang jauh dari kata baik itu.
"Ssstthh, mami nggak boleh berbicara seperti itu. Berdoa saja yang terbaik untuk Lian." Ucap Rey, pria itu sebenarnya merasakan kekhawatiran yang sama! Tapi sebisa mungkin dia meyakini menyimpannya, guna memenangkan sang istri yang mudah panik-kan.
Mengingat Beberapa saat yang lalu dokter sempat keluar untuk menjelaskan keadaan Lian seperti apa.
\=\=\=\=\=\=\=
Disaat orang tua Lian, tengah mencemaskan keadaan pemuda itu! Di tempat lain Sena dan sang mama baru saja tiba di tempat pamannya Sena. Keduanya di jemput langsung oleh sang paman.
Karena pria itu mengkhawatirkan keadaan keponakan serta kakak iparnya. Padahal ia sudah menyarankan untuk mereka mengambil penerbangan pagi, namun Ningsih menolak dengan alasan keadaan Sena, mau tak mau sang paman harus turun sendiri untuk menjemput mereka di bandara, mengingat rumahnya yang jauh dari bandara.
" Gimana, perjalanan mbak sama?" Tanya Wiranti, bibi nya Sena. Saat menyuguhkan teh hangat kepada Ningsih dan juga Sena.
" Lumayan lah Wi! Lagian ini sudah kedua kalinya mbak kesini, Jangan nggak terlalu terkejut-lah." Jawab Ningsih, sembari menikmati teh buatan iparnya.
Jika pada umumnya Ipar-ipar itu jarang akur, maka hal itu tidak berlaku kepada keluarga Aditama. Disini istri-istri mereka begitu akur, mereka memperlakukan satu sama lain seperti saudara kandung. Itulah mengapa Ningsih setuju saat Wiranti menawarkan tempat tinggalnya sebagai tempat tinggal sementara Sena, sampai putrinya itu lahiran Nanti. Karena rumah Wiranti begitu besar juga di kelilingi pagar beton yang hampir setinggi rumahnya itu. Walaupun begitu Wiranti bukan orang yang sombong dia tetap bersosialisasi dengan tetangga. Hanya saja putrinya Della yang seumuran dengan Sena tidak begitu. Anak itu terlalu introvert dia keluar hanya untuk ke sekolah saja. Alasan ini juga yang membuat Wiranti jarang membuka pintu rumahnya untuk orang luar. Jika ada apa-apa dia yang akan menemui mereka. Sehingga akan aman jika Sena berada di sana.
" Sayang, kamu sendiri gimana? Nggak capek kan? Ada yang sakit nggak." Tanya Wiranti kepada Sena.
Sena menggeleng sebagai jawaban, kemudian menunduk kepalanya. " Maafin Sena ya Bi, Sena sudah buat malu keluarga ini. Harusnya paman, Bibi dan mama benci sama Sena." Ucapannya dan kembali menangis lagi, menyesali semua kebodohannya.
Sana tertunduk sembari mengingat bagaimana semua ini bisa terjadi kepadanya.
Saat itu dia, Lian bersama beberapa siswa lainnya baru saja memenangkan lomba olimpiade dan mereka sebagai juaranya.
Begitu lomba selesai, Lian meminta izin kepada Pak guru agar mereka berdua tidak ikut dalam satu mobil bersama siswa lain karena Lian membawa motornya sendiri. Pak guru yang mengantar mereka pun mengiyakan dan tak lupa berpesan untuk besok kembali ke sekolah seperti biasanya.
Di saat mereka berada di pertengahan jalan, tiba-tiba hujan deras, menguyur dengan begitu derasnya hingga keduanya basah kuyup.
Tidak ingin Sena sampai sakit, Lian mengajak wanita itu untuk mampir ke apartemennya menunggu hujan reda, karena lokasi mereka kebetulan tidak jauh dari apartemen Lian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Yuli Yuli
jgn smpe geger otak bneran tu Lian ksian dia Uda mnyesali prbutanya
2024-05-05
0
Nia Kurniawati
bakalan amnesia gak ya tuh si lian
2022-10-26
1
Tien 💕💕
Lian sama Sena sekarng lagi berjuang dengan keadaan yang berbeda.... semoga Sena menjadi wanita tangguh nantinya
2022-10-25
0