Mendengar sesuatu terjatuh salah satu penculik berlari menuju arah Angga, Angga segera bersembunyi di semak-semak yang tinggi di selah-selah dinding jantungnya berpacu begitu cepat masih memegang balok untuk melindungi dirinya. penculik itu terus berjalan matanya mencari-cari sesuatu namun tak menemukannya lalu ia kembali menjaga pintu depan.
Sementara di dalam Izah dan ibunya terbelalak melihat Rika jatuh Rika meletakkan jari telunjuknya di bibirnya sambil berlari terseok-seok bersembunyi di celah lemari dan dinding. terdengar suara pintu hendak dibuka Rina pun pura-pura jatuh di depan lemari tubuh terjungkal ke belakang." apa kalian mau lari hah? jangan coba-coba lari aku bisa membunuh kalian saat ini." kata salah satu penculik yang membuka pintu kamar karena mendengar sesuatu yang jatuh di kamar. "Kau tidak lihat aku jatuh hah! lagi pula bagaimana kami lari kalau putriku hamil besar, " kata Rina pada penculik itu, penculik itu pun melihat posisi Rina terjengkang menabrak lemari di belakang.
"Dasar nenek-nenek aneh ada aja tingkahnya, Jangan macam-macam kalau tak ingin anak dan cucu mu mati!" kata pria sangar itu lalu menutup pintu dengan keras dan menguncinya membuat Izah terkejut beberapa saat perutnya terasa sakit ia pun menarik nafas panjang dan mengelus perutnya berusaha tenang, Rika mendekati mereka dan mengatakan sesuatu agar Izah tenang.
Sementara itu Angga melihat pintu belakang di jaga 2 orang, ia pun melihat ada tali tambang bekas jemuran yang tak terpakai melintang di belakang gudang. ia melihat salah satu orang pergi ke arah belakang, di ikuti oleh Angga ternyata pria itu buang air kecil, Angga pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu di pukul tengkuknya dengan keras hingga pingsan. lalu di seretnya di semak-semak. digeledahnya baju dan celana ada pisau lipat di bagian saku pria tersebut. Angga mengambil pisau itu lalu di masukan saku celananya.
Ia mengendap-ngendap kembali mendekati pria yang satunya lagi yang masih menjaga pintu belakang lalu memukulnya dengan kencang hingga pingsan.
Angga menyeretnya ke semak-semak, ia memutus tali tambang dan mengikat mereka jadi satu di ikat pula kaki tangan mereka mulut mereka ditutup dengan kain dari sobekan lengan baju mereka. Angga merogoh saku celana pria yang baru di lumpuhkan dan mengambil pisau yang ada didalamnya. Di buangnya pisau itu didalam sumur di belakang gudang.
Angga masuk ke dalam gudang lewat pintu belakang ada lima orang di dalam di depan ada dua Angga melempar sesuatu agar salah satu dari mereka datang menghampiri dan memeriksa ruangan ini, benar saja terdengar suara memerintah untuk memeriksa ruang belang gudang," Ar periksa ada suara apa di sana ! teriak sang bos pada anak buahnya. Lelaki yang di panggil Ar itu pun berjalan memeriksa ruang tersebut, ketika mendekati posisi Angga bersembunyi Angga pun memukul dengan dengan keras tengkuk pria itu hingga pingsan diseret dan menyembunyikan tubuh itu di di balik tumpukan kardus yang sebelumnya sebelumnya di ikat dan di bekap dengan degan kain yang berserakan di dekat kardus. karena terlalu lama seseorang pria disuruh mencari temannya kembali dan pria itu juga tidak kunjung kembali. Maka pria berperawakan kekar dan sangar yang di sebut bos oleh anak buahnya itu pun berteriak," Keluar kamu! kalau tak ingin wanita ini mati."
Pria itu menodongkan pisau ke leher Rina, Izah semakin ketakutan, perutnya kembali berkontraksi," Aaaaaah...... Sakit mam!" teriak Izah. Rina pun panik melihat anaknya kesakitan, " Lepaskan kami! salah apa putri ku pada kalian?
"Tanyakan pada menantu itu!" kata pria kekar itu.
Apa salah Ammar pada mu!? hah, teriak Rina sambil menangis.
" bos, kita salah sasaran, suaminya bukan Angga." kata anak buah pria kekar itu yang masih bisa di dengar Rina.
"Jadi urusan Kalian dengan Angga bukan Ammar? mengapa menculik putri ku hah!?" teriak Rina lagi.
Rika terkejut dan juga kwatir dengan keadaan yang tak di duganya semakin mengancam jiwa mereka.
Angga yang mendengarkan teriakan Rina langsung keluar dari persembunyiannya.
"Urusan kalian dengan ku bukan wanita itu," kata Angga mengintimidasi.
"Siapa yang menyuruh kalian?" tanya Angga dengan menatap ketiga penculik itu dengan tajam.
"Kau tidak perlu tahu kami hanya di tugaskan untuk menekan mu agar menceraikan istri mu." Jawab pria kekar itu.
Sekarang saya tahu siapa yang menyuruh kalian," kata Angga sambil menyeringai.
Pria kekar itu pun berteriak pada anak buahnya yang berjaga di depan pintu," Kalian yang ada di sana kemari, ringkus pria itu!" Anak buahnya yang berada di pintu depan pun segera masuk membantu rekannya melawan Angga. Angga pun berkelahi dengan ke empat anak buah penculik itu.
Rina yang telah terlepas dari pria kekar itu pun langsung masuk dan menutup pintu rapat dengan gemetar ia melangkah mendekati putrinya, " Tarik nafas sayang hembusan kan pelan-pelan. Rika pun keluar dari persembunyiannya. di hampiri Izah dan di periksanya jalan lahir," Tante Izah sepertinya mau melahirkan," kata Rika berlari mencari sesuatu yang bisa di gunakan untuk alas lantai ia hanya menemukan satu potongan kecil kain berukuran 1,5 meter dan hanya ada gulungan kardus bekas di ambilnya kain itu dan beberapa kardus untuk di bawa ke tempat Izah, "Izah kau masih kuat bergeser kesini?" tanya Rika pada Izah, Izah pun mengangguk dan menggeserkan tubuhnya kebentangan kain dan menyadarkan kepalanya pada tumpukan kardus,Rika pun menyibak gaun Izah untuk melakukan pertolongan. sementara pria kekar yang merupakan pimpinan penculik itu menelpon seseorang mengatakan kemungkinan misi gagal dan segera pergi dia lalu mengambil kartu chip handphonenya dan menghancurkannya
dia melihat sebuah mobil sedang berjalan mendekati gudang ia pun mengumpat dan berlari menghampiri anak buahnya "eksekusi segera!" katanya
"Tidak bisa bos dia ahli bela diri bos," jawab anak buahnya.
Tidak ada waktu lagi, ia melihat kesempatan untuk menyerang Angga di hujamkannya pisau ke perut Angga dan mengajak ke empat anak buahnya lari lewat pintu belakang. Angga jatuh terduduk sambil memegang perutnya yang robek dan mulai mengeluarkan darah yang merembes keluar membasahi kemejanya bersamaan dengan itu Ammar masuk bersama beberapa polisi terkejut melihat Angga bersimbah darah, belum hilang rasa terkejutnya terdengar suara tangisan bayi yang keras.
Ammar menahan diri untuk mengetahui apa yang di dalam menghampiri Angga yang mulai lemas.
Didalam Rika menyerahkan bayi kecil berjenis kelamin laki-laki yang telah di bungkus dengan hijab pasminanya pada Rina. hanya meninggalkan hijab kecil yang masih di pakai nya dan keluar ruangan terkejut calon suaminya bersimbah darah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Jasmin Fathin
Semoga Angga tertolong yaa.
2023-02-03
0
Namira
Alhamdulillah bayi selamat dan semoga Angga bisa tertolong
2022-12-10
0
Yuli Fitria
Selamat untuk Azizah. Tapi semoga Angga tidak apa-apa
2022-12-06
1