Bab 5 Kemarahan dan Kesedihan Rina

Selesai dari masjid, Ammar menyusuri koridor rumah sakit berjalan dengan lesu menuju ruang operasi istrinya yang pintunya masih tertutup.

2 jam lebih istri ada di ruangan itu. Ammar duduk di depan ruang operasi dengan gelisah.

Matanya menatap dengan nanar lampu ruang operasi yang masih menyalah, "Kenapa engkau yang tertembak bukan aku saja, Nona, kenapa hatiku serasa hilang ketika melihatmu jatuh bersimbah darah." Ia terus menunggu dengan hati tak menentu hingga terdengar derap langkah kaki beberapa orang menuju ruang operasi.

Lalu terdengar suara seorang laki-laki dan perempuan yang begitu familiar di telinganya. "Ammar! Bagaimana dengan Izah, Nak?" tanya Burhan sementara Rina selalu menyeka air matanya dengan punggung tangannya.

Ammar mendongak kepalanya, ia melihat Papa dan Mama angkatnya berjalan ke arahnya, ia pun bangkit dari tempat duduknya dan menghampirinya mereka.

Rina menghambur pada putra angkatnya "Ammar apa yang terjadi pada putriku? Katamu kau akan selalu menjaganya, kau bohong pada Mama, Ammar!" Teriak Rina sambil memukul dada Ammar berulang kali.

Amar memeluk wanita paruh baya yang dengan tulus membesarkan dan menyayanginya." Maafkan Ammar, Ma tidak bisa menjaga putri Mama."

"Ammar apa kau tak tahu jika putriku sangat mencintaimu, dari dulu ia tak berhenti mencintai mu, wahai pria bodoh, kenapa kau tak bisa melihatnya, hah!" teriaknya lagi sambil memukul pipi Ammar berkali-kali.

Ammar tak menghindar dari pukulan Mama angkatnya itu.

"Maaf Mam, Ammar saat itu tersesat tidak bisa mengenali hati putrimu, saat ini Ammar sadar bahwa hati ini telah di miliki putrimu dari dulu Mam, ya ... dari dulu."

"Mam, sudah lah jangan menyudutkan Ammar, kita semua tahu bahwa kita tidak menginginkan hal ini terjadi, tapi ini sudah terjadi," kata Burhan sambil mengelus punggung istrinya.

"Ini Kenyataan Pa, Ammar tidak pernah mencintai putri kita, tidak pernah!" teriaknya lagi tubuhnya meluruh terduduk sambil menangis.

Ammar pun terduduk sedih di depan ibu angkatnya, ibu mana yang tidak bersedih ketika putri berada di ruang operasi dengan perjuangan antara hidup dan mati.

Belum tahu tentang nasib keadaan putrinya akan kah tetap bersamanya, atau kah Allah lebih sayang pada putrinya itu dan memanggilnya kembali Padanya.

"Maaf Ma, maaf Pa,"kata Ammar bersimpuh didepan Rina.

"Pa! Maafkan Ammar tidak bisa menjaga Izah, Ia masih di ruang operasi Pa," jelas Ammar sambil tegugu memeluk ibu angkatnya itu.

Burhan menepuk bahu Ammar "Kita berdoa saja agar operasinya berhasil dan Izah bisa melewati masa kritis lalu bisa berkumpul dengan kita lagi, kamu sudah menjaga putriku dengan baik Ammar."

"Ammar jika kau memang tak bisa mencintai putriku kau boleh melepaskannya, walau papa sangat berharap kau bisa mencintainya dan menjaga putriku seumur hidup mu dengan tulus.

Ammar, Jika Izah memilih pergi dari kamu dan kami, kami akan ikhlas," kata Burhan yang memeluk istri dan anak angkatnya dan juga menantunya itu.

"Papa jangan bicara begitu, Ammar mencintainya, ini baru Ammar sadari setelah Izah dalam keadaan seperti ini, tolong maafkan Ammar Pa, Ma! Maafkan Ammar putra angkat mu yang tidak tahu diri ini, yang tidak tahu berterima kasih pada kalian, Papa maafkan Ammar sekali lagi, Ammar tak bisa kehilangan Izah, tolong jangan katakan itu Papa," kata Ammar menatap mata Burhan yang berkaca-kaca terlihat pantulan kesedihan di wajah lelaki tua itu.

Sedang kan Rina tak sanggup menahan isak tangisannya.

Burhan melepaskan pelukannya dan membiarkan istrinya menangis dalam pelukan putra angkatnya itu.

Dia berjalan gontai dan duduk di kursi tunggu dengan hati yang gamang ditatapnya pintu ruang operasi yang tertutup rapat.

Ammar menuntun mama angkatnya ke kursi tunggu dan mendudukkannya di sana di samping Burhan.

Burhan memeluk istrinya tak kunjung berhenti menangis.

"Ammar jika kau mencintai Izah hanya ingin membalas kebaikan ku padamu jangan kau lakukan, Papa tidak ingin kau dan Izah menderita karena kau tak mencintainya."

"Jika Izah selamat dari luka tembaknya dan kembali sehat, tinggalkan Izah. Namun Jika kau bisa mencintai putriku setulus hatimu dan benar-benar datang dari hati mu maka genggam lah hatinya jangan biarkan ia sendirian meraih hati mu, Nak." Ammar memeluk kedua orang tua angkatnya yang tampak rapuh itu.

"Ammar janji Ma, Pa akan mencintai putri kalian dengan sepenuh hati, akan ku hiasi hari-harinya dengan tawa dan kebahagiaan."

"Papa pegang janji mu, Nak," kata Burhan sambil menghapus air mata yang membasahi sudut matanya ditatapnya pintu ruang operasi dengan tatapan nanar.

Satu jam, dua jam hingga detik berjalan begitu lambat yang tak seirama dengan detak jantung mereka yang berjalan dengan cepat memberikan kecemasan di hati masing-masing.

4 jam berlalu namun belum ada tanda-tanda operasi telah selesai, waktu terus berputar, kegundahan semakin merajai di sudut hati mereka, kepasrahan dan kecemasan yang berlebihan membuat nyeri di hulu hati.

Andai bisa memilih tak ingin peristiwa itu terjadi, jika bisa memilih mungkin Ammar ingin dirinya saja yang tertembus peluruh, bukan Izah gadis manis yang mewarnai seluruh hidupnya sejak kecil.

"Pa,Ma, Ammar keluar dulu ya...," mereka hanya mengangguk, Ammar berjalan di lorong rumah sakit, ia membeli makanan dan minuman lalu kembali lagi menuju ruang operasi.

Dia menghampiri Burhan dan Rina.

Ammar meletakkan makanan di atas kursi, " Pa, Mam ayo makan dulu."

"Papa ngak lapar, nanti aja."

"Mama juga gak lapar," katanya sambil melihat pintu operasi.

"Ayolah Pa, Mam nanti Ammar di marahi Izah, kalau papa dan mama sakit."

Akhirnya Burhan mengambil satu nasi kotak, " Ayo Mam, makan dulu sama Papa," katanya sambil menyodorkan satu sendok makanan di depan mulut Rina, Rina menggeleng.

"Ayolah mam, sedikit saja. jika nanti Izah sudah sadar dan protes pada papa bagaimana? putri mu itu sangat cerewet sekali, dia akan memarahi ku mengira papanya tidak memperhatikan istrinya yang cantik ini."

Akhir Rina membuka mulutnya menerima suapan suaminya.

Burhan tersenyum, mereka makan bersama dalam satu kotak nasi. Ammar tersenyum

"Aku ingin seperti itu Izah sampai kita menua akan ku genggam tanganmu." Ia pun tak berselera makan namun ia paksakan juga dari tadi pagi ia belum makan, tubuhnya masih terasa sakit karena perkelahian dengan anak buah Rehan.

Burhan dan Rina pun hanya makan beberapa suap lalu di letakan.

Ammar berjalan agak menjauh dari mereka disulutnya rokok untuk menghilangkan kesedihannya.

Asap mengepul dari bibir dan hidungnya, dalam kesedihannya tercipta bait sajak yang hanya terucap dalam hatinya.

Malam yang telah larut

Diterpa sedih dan tangis

ku tak sanggup membunuh sepi

Wahai cahayaku terangilah aku

Dengan senyummu

Wahai mentariku terangilah aku

Dengan binar matamu

Entah berapa lama tak kulihat lagi

Entah nanti, esok, atau lusa

ku hitung hari dengan hati rindu.

Terpopuler

Comments

Enung Samsiah

Enung Samsiah

bab ini sedihh bngettt😭😭😭

2023-04-27

1

⧼⎳ Bukan siapa-siapa

⧼⎳ Bukan siapa-siapa

oh puitis nya, 👍kk,,

2023-03-22

1

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

semoga cepat sembuh izah

2023-03-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perkenalan Pertama
2 Bab 2 Jebakan Untuk Ammar
3 Bab 3 Memutuskan mu
4 Bab 4 Tragedi Yang Melukai Hati
5 Bab 5 Kemarahan dan Kesedihan Rina
6 Bab 6 Mama Pingsan
7 Azizah Masih Koma
8 Terkuak Satu Kebenaran
9 Ia Terbangun Dari Koma
10 Kembali Ke Jakarta
11 Pernyataan Cinta Ammar
12 Bulan Madu Tempat yang Membawa Trauma
13 Trauma Masa Lalu
14 Pulang Untuk Mama
15 Angga Dan Dokter Rika
16 Rencana Licik Anjani
17 Penculikan
18 Melahirkan di Gudang
19 Menyelamatkan Angga
20 Memutuskan Yang Terbaik
21 Hasil DNA
22 Bertemu Dengan Ibu
23 Meminta Pulang
24 Tentang Riko
25 Angga Pulang
26 Bertemu Adik Dan Ponakan
27 Permintaan Maaf
28 Sebuah Rahasia
29 Mencari Jarum dalam Jerami
30 Siapa Gadis Itu
31 Aku Menemukanmu
32 Bertemu Besan
33 Sah
34 Mereguk Cinta
35 Keinginan Daddy
36 Liburan Dadd dan Mam
37 Bulan Madu
38 Bertemu Sahabat Yang Menghilang
39 Meniti Hari Bahagia
40 Hamil
41 Periksa Kehamilan
42 Memberi Tahu
43 Hamil Yang Ke Dua
44 Aila Kecil
45 Kecerdikan Aila
46 Sahabat Sejati
47 Aila Pingsan
48 Haruskah Aku Menikahinya
49 Penentuan Pernikahan
50 Mencurigai Ada Sesuatu
51 Sehari sebelum Akad
52 Hati yang terluka
53 Detik-detik Akad Nikah
54 Di Balik Kemeriahan Pesta.
55 Kita Berlogika Saja
56 Rafaza Dan Anindia
57 Mendadak Nikah
58 Hari ini Harus Gol
59 Keterlaluan
60 Sudah Down Tante
61 Aku Bukan Gadis Idamanmu
62 Aila Pergi
63 Mencari Aila
64 Projects Menaklukan Hati
65 Tersulut Cemburu
66 Posesif
67 Bucin Tapi Gensi
68 Ketika Tak sanggup Menghalau Luka.
69 Healing
70 Diki Vs Nara
71 Pemeriksaan.
72 Sebuah Keputusan
73 Kemarahan Rafa
74 Sisi Lembut Rafa
75 Istri Apa Tetangga sih
76 Bertemu Sahabat Lama
77 Pengganggu Kecil
78 Meminta Ijin
79 Inikah Kamu Sekarang
80 PDKT
81 Aku Yang Akan Menikahinya
82 Meminta Restu
83 Akad Nikah Bara dan Ratih.
84 Setelah Akad
85 Mencari Tempat Aman
86 Hari Bahagia Nara
87 Pendekatan Pelan-Pelan
88 Percobaan Penculikan
89 Awalnya sebuah Petaka
90 Ayo Saling Menguatkan
91 Sebuah Awal yang Indah
92 Sebuah Awal Yang Indah 2
93 Aila Hamil
94 Memeriksa Kehamilan.
95 Bertemu Mantan
96 Bertemu Mantan 2
97 Jatuh Cinta Kedua Kali
98 Orang Ketiga
99 Dokter Anita
100 Dik, Aku Menyerah
101 Menuai Apa Yang Ia Tabur
102 Apa ini Yang Kusebut Teman
103 Sebuah Rasa
104 Memaafkan Lebih Baik
105 Menebar Cinta
106 Ada Aku
107 Kau Harus Menurut
108 Kehamilan Anin dan Nara
109 Semakin Manja
110 Ngidam
111 Pemeriksaan.
112 Perjalanan Mencari Nasi Uduk
113 Mimpi Ratih
114 Cemburu
115 Saling Menjaga Hati
116 Tragedi fatal
117 Kelahiran baby boy
118 Kuasa Tuan Alex
119 Aila sadar
120 Menjenguk Aila
121 Menjenguk Aila 2
122 Keromantisan Cinta Beda Usia
123 Memberikan Perhatian
124 Menjalin Keakraban
125 Indahnya kebersamaan
126 Permainan
127 Kebahagiaan Raka
128 Kebahagiaan Kakek Imran
129 Pesan Kakek Imran
130 Jangan Bergurau Seperti Itu Ai
131 Bayhas Ahil Dintara
132 Kencan dengan Kakek
133 Bersama kakek tercinta.
134 Kencan Rafa dan Anin
135 Perhatihan Nenek
136 Bersama baby Bayhas
137 Menjeput Baiyhas
138 Telpon dari Boston
139 AQiqoh
140 Keinginan Aila
141 Raya vs Diki dan Rafa
142 Pergi ke Boston
143 Rencana 7 bulanan
144 7 bulanan 2
145 Menyusul ke Boston
146 Perayaan Tujuh Bulanan
147 Kembali Ke Indonesia.
148 Luka Hati Vino
149 Mengambil Hati Rena
150 Minta Ijin Ikut
151 Nara Melahirkan
152 Ke Boston
153 Pergi ke Makan Gloria
154 Tentang Kesedihan
155 Melahirkan di Apartemen
156 Kegembiraan Rena
157 Melihat Ponakan
158 Detik-detik Anin Melahirkan
159 Pulang Bersama
160 Tiba Ke Indonesia
161 Siapa Rendra Prayuga
162 Beralih Haluan
163 Meminta Dukungan Izah
164 Hari ini I am yours
165 Bertemu Calon Mertua
166 Kencan Pertama
167 Kencan Pertama 2
168 Menginap di Rumah Ammar
169 Mencuri Kebersamaan
170 Menjemput Baby Ehan Qamar
171 Menyambut Baby Ehan Qamar
172 Ke Rumah Rena
173 Kencan Ala Rendra
174 Aqiqo Alvan, Ehan dan Askary
175 Bertemu dengan calon Mertua.
176 Menunggu Keputusan
177 Kegalauan Hati Rena
178 Tak Menyangka
179 Menpersiapkan lamaran
180 Acara Lamaran
181 Akad Nikah
182 Promo Hijab Cinta Belvina dari Gloria
183 Kejutan Ulang Tahun Dari Rendra.
184 Menginap di Sini saja
185 Menggoda Istri Kecilku
186 Ke Rumah Mertua
187 Jangan buat Shock
188 Besok atau home schooling
189 Sampai siang.
190 Curang! Aku di Jebak
191 Sebelum Pulang
192 Masalah di sekolah
193 Perjalanan Di Bogor
194 Om Kecil Pawang Tiga Jagoan
195 perayaan kelulusan
196 Yang ku tunggu tiba
197 Penyambutan Keluarga
198 pertengkaran kecil
199 Curhatan si kecil.
200 Kakek dan Cucu
201 Nasehat Kakek
202 Ambil Pipi gak bilang-bilang.
203 Bertemu Gadis Aneh
204 Betemu Dia lagi
205 Siapa lelaki itu?
206 Namaku Andrian Ray
207 Tak mau menikah
208 Negosiasi
209 Aku Menerima Ayah
210 Ke Makam Ibu
211 Keikhlasan Hati.
212 Kami menangkap basah dirimu
213 Perdebatan kecil
214 Bertemu Adik tercinta
215 Bab 215
216 Akhir Sebuah pertemuan
217 Promo Novel Baru Mengandung Benih Suami Sahabatku
Episodes

Updated 217 Episodes

1
Bab 1 Perkenalan Pertama
2
Bab 2 Jebakan Untuk Ammar
3
Bab 3 Memutuskan mu
4
Bab 4 Tragedi Yang Melukai Hati
5
Bab 5 Kemarahan dan Kesedihan Rina
6
Bab 6 Mama Pingsan
7
Azizah Masih Koma
8
Terkuak Satu Kebenaran
9
Ia Terbangun Dari Koma
10
Kembali Ke Jakarta
11
Pernyataan Cinta Ammar
12
Bulan Madu Tempat yang Membawa Trauma
13
Trauma Masa Lalu
14
Pulang Untuk Mama
15
Angga Dan Dokter Rika
16
Rencana Licik Anjani
17
Penculikan
18
Melahirkan di Gudang
19
Menyelamatkan Angga
20
Memutuskan Yang Terbaik
21
Hasil DNA
22
Bertemu Dengan Ibu
23
Meminta Pulang
24
Tentang Riko
25
Angga Pulang
26
Bertemu Adik Dan Ponakan
27
Permintaan Maaf
28
Sebuah Rahasia
29
Mencari Jarum dalam Jerami
30
Siapa Gadis Itu
31
Aku Menemukanmu
32
Bertemu Besan
33
Sah
34
Mereguk Cinta
35
Keinginan Daddy
36
Liburan Dadd dan Mam
37
Bulan Madu
38
Bertemu Sahabat Yang Menghilang
39
Meniti Hari Bahagia
40
Hamil
41
Periksa Kehamilan
42
Memberi Tahu
43
Hamil Yang Ke Dua
44
Aila Kecil
45
Kecerdikan Aila
46
Sahabat Sejati
47
Aila Pingsan
48
Haruskah Aku Menikahinya
49
Penentuan Pernikahan
50
Mencurigai Ada Sesuatu
51
Sehari sebelum Akad
52
Hati yang terluka
53
Detik-detik Akad Nikah
54
Di Balik Kemeriahan Pesta.
55
Kita Berlogika Saja
56
Rafaza Dan Anindia
57
Mendadak Nikah
58
Hari ini Harus Gol
59
Keterlaluan
60
Sudah Down Tante
61
Aku Bukan Gadis Idamanmu
62
Aila Pergi
63
Mencari Aila
64
Projects Menaklukan Hati
65
Tersulut Cemburu
66
Posesif
67
Bucin Tapi Gensi
68
Ketika Tak sanggup Menghalau Luka.
69
Healing
70
Diki Vs Nara
71
Pemeriksaan.
72
Sebuah Keputusan
73
Kemarahan Rafa
74
Sisi Lembut Rafa
75
Istri Apa Tetangga sih
76
Bertemu Sahabat Lama
77
Pengganggu Kecil
78
Meminta Ijin
79
Inikah Kamu Sekarang
80
PDKT
81
Aku Yang Akan Menikahinya
82
Meminta Restu
83
Akad Nikah Bara dan Ratih.
84
Setelah Akad
85
Mencari Tempat Aman
86
Hari Bahagia Nara
87
Pendekatan Pelan-Pelan
88
Percobaan Penculikan
89
Awalnya sebuah Petaka
90
Ayo Saling Menguatkan
91
Sebuah Awal yang Indah
92
Sebuah Awal Yang Indah 2
93
Aila Hamil
94
Memeriksa Kehamilan.
95
Bertemu Mantan
96
Bertemu Mantan 2
97
Jatuh Cinta Kedua Kali
98
Orang Ketiga
99
Dokter Anita
100
Dik, Aku Menyerah
101
Menuai Apa Yang Ia Tabur
102
Apa ini Yang Kusebut Teman
103
Sebuah Rasa
104
Memaafkan Lebih Baik
105
Menebar Cinta
106
Ada Aku
107
Kau Harus Menurut
108
Kehamilan Anin dan Nara
109
Semakin Manja
110
Ngidam
111
Pemeriksaan.
112
Perjalanan Mencari Nasi Uduk
113
Mimpi Ratih
114
Cemburu
115
Saling Menjaga Hati
116
Tragedi fatal
117
Kelahiran baby boy
118
Kuasa Tuan Alex
119
Aila sadar
120
Menjenguk Aila
121
Menjenguk Aila 2
122
Keromantisan Cinta Beda Usia
123
Memberikan Perhatian
124
Menjalin Keakraban
125
Indahnya kebersamaan
126
Permainan
127
Kebahagiaan Raka
128
Kebahagiaan Kakek Imran
129
Pesan Kakek Imran
130
Jangan Bergurau Seperti Itu Ai
131
Bayhas Ahil Dintara
132
Kencan dengan Kakek
133
Bersama kakek tercinta.
134
Kencan Rafa dan Anin
135
Perhatihan Nenek
136
Bersama baby Bayhas
137
Menjeput Baiyhas
138
Telpon dari Boston
139
AQiqoh
140
Keinginan Aila
141
Raya vs Diki dan Rafa
142
Pergi ke Boston
143
Rencana 7 bulanan
144
7 bulanan 2
145
Menyusul ke Boston
146
Perayaan Tujuh Bulanan
147
Kembali Ke Indonesia.
148
Luka Hati Vino
149
Mengambil Hati Rena
150
Minta Ijin Ikut
151
Nara Melahirkan
152
Ke Boston
153
Pergi ke Makan Gloria
154
Tentang Kesedihan
155
Melahirkan di Apartemen
156
Kegembiraan Rena
157
Melihat Ponakan
158
Detik-detik Anin Melahirkan
159
Pulang Bersama
160
Tiba Ke Indonesia
161
Siapa Rendra Prayuga
162
Beralih Haluan
163
Meminta Dukungan Izah
164
Hari ini I am yours
165
Bertemu Calon Mertua
166
Kencan Pertama
167
Kencan Pertama 2
168
Menginap di Rumah Ammar
169
Mencuri Kebersamaan
170
Menjemput Baby Ehan Qamar
171
Menyambut Baby Ehan Qamar
172
Ke Rumah Rena
173
Kencan Ala Rendra
174
Aqiqo Alvan, Ehan dan Askary
175
Bertemu dengan calon Mertua.
176
Menunggu Keputusan
177
Kegalauan Hati Rena
178
Tak Menyangka
179
Menpersiapkan lamaran
180
Acara Lamaran
181
Akad Nikah
182
Promo Hijab Cinta Belvina dari Gloria
183
Kejutan Ulang Tahun Dari Rendra.
184
Menginap di Sini saja
185
Menggoda Istri Kecilku
186
Ke Rumah Mertua
187
Jangan buat Shock
188
Besok atau home schooling
189
Sampai siang.
190
Curang! Aku di Jebak
191
Sebelum Pulang
192
Masalah di sekolah
193
Perjalanan Di Bogor
194
Om Kecil Pawang Tiga Jagoan
195
perayaan kelulusan
196
Yang ku tunggu tiba
197
Penyambutan Keluarga
198
pertengkaran kecil
199
Curhatan si kecil.
200
Kakek dan Cucu
201
Nasehat Kakek
202
Ambil Pipi gak bilang-bilang.
203
Bertemu Gadis Aneh
204
Betemu Dia lagi
205
Siapa lelaki itu?
206
Namaku Andrian Ray
207
Tak mau menikah
208
Negosiasi
209
Aku Menerima Ayah
210
Ke Makam Ibu
211
Keikhlasan Hati.
212
Kami menangkap basah dirimu
213
Perdebatan kecil
214
Bertemu Adik tercinta
215
Bab 215
216
Akhir Sebuah pertemuan
217
Promo Novel Baru Mengandung Benih Suami Sahabatku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!