1 bulan telah berlalu Ammar mulai gelisah, Azizah belum bangun dari koma. Ammar putus asa ia meratap memohon agar istrinya bangun, sambil mencumbui seluruh wajah istri.
"Izah bangun lah,Izah! tolong maafkan aku dan jangan pergi dari ku! Aku tak akan bisa hidup tanpa mu."
kalimat itu terus yang ia ucapkan tanpa berhenti mencumbu wajah istrinya, Ammar menghentikan aksi ketika terasa air mata Azizah menetes mengenai wajahnya saat itu sedang mencumbunya, tangan Azizah mulai bergerak perlahan dan matanya mengerjap sesaat. Ammar membelalakan matanya ketika Azizah perlahan membuka matanya.
"Hai, mengapa begitu lama tidurnya? apa racunnya sangat ganas? Hingga satu ciuman dari pangeran mu, tak sanggup membangunkan mu, hem," gumam Amar di telinga istrinya sambil mengusap air mata istrinya. Izah tersenyum menatap Ammar.
"Sebentar aku akan panggil dokter," kata Ammar sambil beranjak dari tempat duduknya, namun tangan Izah menahannya dan tatapan mata mengarah ke sebuah tombol, Ammar pun terkekeh langsung memukul keningnya sendiri.
"Ah, iya aku sampai lupa tombol panggilan ini karena begitu bahagianya," kata Ammar sambil menekan tombol panggilan dokter. tak seberapa lama dokter datang dan memeriksa Izah. Setelah memeriksa dokter pun keluar dari ruangan. Ammar pun menatap istrinya dengan tatapan tak percaya wanita yang di rindukannya ini telah membuka matanya.
"Hai suami, mengapa diam?" Izah menyapa suami dengan suara yang masih lemah.
"Aku menunggu suara yang merdu yang begitu ku rindukan." Izah terkekeh pelan.
"Sejak kapan suamiku pandai menggombal?"
"Sejak kau bidik hati dengan tepat, sejak ku tak melihat cahaya matamu berbinar, sejak pertama kalinya ku kecup bibirmu yang membisu. Aku merindukanmu sangat merindukanmu terutama yang ini," kata Ammar sambil mengusap bibir Izah lalu di ciumnya bibir itu dengan durasi yang sedikit lama dan Izah pun membalasnya hatinya membuncah. Ammar menyudahi tautan bibirnya kala sadar Istrinya sudah hampir kehabisan nafas. maja Izah pun merona, Ia tersenyum menatap suaminya penuh cinta.
" Ini pertama kalinya, Ammar, trimakasih telah membalas cintaku."
"Aku yang berterimakasih padamu, karena mu aku mengenali dan memahami hati siapa yang harus ku peluk, ya Izah hati mu." katanya sambil tersenyum menatap penuh rindu. Izah tersipu
" Ammar aku ingin bersandar,"
"Sebentar ya akan ku naikan dulu, nah sudah selesai apa kau nyaman." Izah mengangguk dan tersenyum.
"Am, aku haus,"
"Sebentar aku ambilkan ya." Ammar bergegas mengambil gelas berisi air minum dan meminumkannya pada Izah."
"Pelan-pelan sayang, sedikit-sedikit saja dulu sayang." setelah selesai ia pun meletakkan gelas ke nakas.
"Mau makan? aku suapi ya, itu suster sudah mengirim bubur untuk mu. Kamu koma selama 1bulan loh, jadi di sarankan untuk makan yang lembek-lembek dulu, jangan mintak nasi Padang gak boleh ya," kata Ammar sambil menyuapi Izah, Izah melotot ke arah Ammar sambil memukul dada Ammar.
"Aduh, sakit sayang," jawab Ammar sambil mengusap dadanya pura-pura sakit. Izah makan beberapa sendok saja dari bubur yang disuapkan Oleh Ammar karena makanan di lidahnya masih terasa pahit.
"Ayo lagi sayang masih banyak ni buburnya," Izah menggeleng. Ammar pun meletakkan piring berisi bubur yang masih tersisa banyak di meja. dan mengambil segelas air minum dan diberikan pada Izah. setelah selesai mengembalikan ke meja kembali dan duduk duduk di hadapan Izah, Ammar pun tersenyum ia terus memandangi wajah Izah.
"Am, kenapa kamu senyum-senyum gitu," tanya Izah sambil membenarkan duduknya.
"Cantik." jawab Ammar singkat dan Izah tersipu mendengar pujian Ammar
"Am,"
"hem,"
"Aku ingin keluar, akun ingin melihat suasana di luar kamar ini."
"Baik, sebentar aku ambilkan kursi roda dulu ya" Jawab Ammar dan Izah mengangguk. Ammar pun mengambil kursi roda lalu menggendong istrinya dan mendudukkannya di kursi roda, ia mengambil sisir di rapikannya rambut istrinya lalu mendorong kursi roda itu keluar kamar berjalan di lorong-lorong rumah sakit.
"Kamu tahu sayang, saat kau koma hatiku terasa mati, aku tak akan bisa hidup tanpamu. Seandainya kau pergi aku tak ingin hidup lagi."
"Aku kembali Ammar, Aku kembali untuk mu. Aku mendengar mu, tapi aku ingin menyembuhkan luka hati ku ini. Aku ingin benar- benar siap untuk pergi jika kau tak tak menginginkan ku. dalam mimpiku berjalan di sebuah taman bunga Indah dan bertemu sepasang kakek dan nenek yang mengajakku tinggal di sebuah gubuk sederhana yang indah. Kau memanggilku, papa memanggilku dan mama juga, tapi aku takut sakit hati, takut bertemu dengan mu Am, sampai akhirnya aku putuskan kembali untuk menghadapi kenyataan yang mungkin sulit aku terima.
"Maafkan aku membuat mu putus asa atas hubungan kita, maafkan telah melukai hati mu dan maafkan membuatmu tertembak."
"Tidak apa, aku bersedia terluka berkali-kali untuk bisa membuatmu jatuh cinta."
"Tidak boleh, aku tak akan membiarkan mu terluka lagi."
"Tuan saya mencari anda kemana-mana ternyata ada di sini." terdengar suara bas dari seseorang di belakang mereka yang tidak lain adalah Roby.
"Kau mengganggu kencan pertama ku dengan istriku saja." kata Ammar dengan
"ha, nona sadar tuan?" Ammar hanya mengangguk.
"Saya turut senang tuan, saya tadi mengantarkan makan siang untuk anda tapi ternyata anda di sini bersama nona."
"Sayang kau ingin makan bubur apa? biar Roby belikan barangkali kamu gak suka makanan rumah sakit.
"Kok tanyanya begitu, makan bubur apa? sih Am,"
Roby terkekeh," lah nona mau makan apa? saya belikan tapi jangan nasi dulu non."
"Ya itu sama saja dong Rob."
"Ya, kan belum boleh makan nasi, yang." Ammar menatap Izah.
"Ya sudah belikan saja burjo Rob."
"Baik non, sebentar saya belikan." kata Roby lalu pergi meninggalkan mereka.
"Yang, kembali di kamar atau masih ingin di sini?" Izah tiba-tiba tertawa pelan.
"Hai, kenapa tertawa? Apa ada yang lucu?" tanyanya sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh taman. terasa tidak ada yang lucu, ia pun mengernyitkan dahinya lalu memandang kembali istrinya.
"Kamu yang lucu Am, terasa masih baru kemarin aku sering dengar kamu bilang, baik nona, tidak nona, baik akan saya kerjakan nona. dan sekarang kau mengubah panggilan mu dengan sangat mesra, walau terasa geli di telinga ku aku suka. Bahkan sangat suka, Ammar yang kukenal dulu begitu sangat flat, tak pernah tertawa sekali pun aku bercanda. atau tak pernah bercanda," Ammar terbahak mendengar celotehan istrinya.
"Tapi anda mencintai lelaki yang flat ini kan non" jawab Ammar mendekat wajahnya begitu dekat dengan membukukan tubuhnya, hingga tak berjarak. Izah memukul pelan wajah suaminya sambil tertawa dan mengangguk.
"Mulai deh panggil gitu lagi." Ammar tertawa dan mengecup singkat pipi istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
suka 😍
2023-03-19
0
Namira
Akhirnya bangun juga Izah dari komanya
2022-12-10
1
Yuli Fitria
Kecup teruuuuuussss Ammar 🤭🤭🤭
2022-12-05
0