Burhan berjalan hilir mudik di ruang perawatan Rina, hampir 30 menit istrinya belum sadar juga. beberapa kali ia mengusapkan minyak kayu putih di hidung istri hingga terdengar isakan tangisnya, Burhan berjalan cepat mendekati ranjang istrinya lalu memeluknya.
"Hai,mam sudah ku bilang kan pasrah saja pada Allah, jika kita masih di berikan amanah seorang anak maka Izah akan kembali di pangkuan dengan keadaan sehat. Saat ini dia hanya butuh Ammar mam."
Rina pun mengangguk lalu berusaha bangun dan duduk dan bersandar di sandaran ranjang tidurnya. Burhan mengambil nasi kotak untuk Rina.
"Mam makan dulu," pintanya dengan menyuapkan nasi dan lauk ke Rina, Rina pun menurut ia makan dari tangan suaminya.
"Besok pulang ya, percuma mama di sini mama selalu nangis gak ada hentinya habis itu pingsan. Kasihan Ammar mam harus mengurus mu dan Izah." Rina hanya mengangguk. Burhan tersenyum dan mengecup kening istrinya.
Sementara itu di ruang perawatan Izah, Ammar tak melepaskan pandangannya pada istrinya ia duduk di sofa sambil memangku laptop mengerjakan pekerjaannya sesekali melihat Izah.
"Hai, nona mudaku yang cantik dulu kamu yang selalu memandangku di saat aku bekerja dan membebankan pekerjaanmu padaku, hai aku jadi rindu dengan cara mu memandangku waktu itu, kenapa baru sekarang aku merasakan bahwa saat itu aku teristimewa buatmu."
Ammar menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat lalu berjalan mendekati ranjang istrinya lalu duduk didepan ranjang istrinya. Di genggamnya jemari tangan istrinya dan diciumnya punggung tangan istrinya.
"Izah aku mencintaimu saat ini dan nanti hingga usia kita bertambah dan rambut kita perlahan memutih aku tetap mencintaimu mungkin akan semakin bertambah rasa cintaku padamu." Ammar kembali berbicara dengan istrinya.
"Izah bangunlah sayang, jangan terlalu lama tidurnya, bangunlah dan tatap lah mataku tidak ada kebohongan di sana, apa kau enggan bangun dari tidurmu karena tak percaya aku mencintaimu? ataukah harus ku cium kembali agar kau percaya? katanya sambil mencium kening lalu turun di kedua matanya, lalu hidung dan bibir Izah. Tiba-tiba ketukan pintu terdengar di balik pintu.
"Masuk!" perintahnya sambil menoleh ke arah pintu dan masuklah seorang wanita dengan atasan blouse warna krem dan celana panjang kain warna hitam.
"Anda siapa?"
"Apa anda tidak mengenali saya? Saya teman anda, juga Izah." katanya sambil mendekati ranjang Izah.
"Dia begitu cantik walau dalam keadaan tidur sekalipun, Anda tahu dialah yang mewujudkan cita-cita saya menjadi MUA." kata wanita itu lagi
"Saya tanya sekali lagi siapa anda?"
"Saya Yuna yang bersekolah di sekolah anda dan Izah dengan beasiswa."
Yuna terkekeh," seorang MUA seperti saya di bayar dengan nilai fantastis hanya untuk membuat tanda di seluruh tubuhnya seperti habis anda cium, bukankah itu kegilaan yang luar biasa untuk bisa menyentuh hati Anda?"
"Bisakah kita bicara di luar, saya juga ingin tahu apa yang terjadi di malam itu?"
"Ya, bisa jika saya ceritakan kejadian yang sebenarnya apakah anda akan meninggalkannya?" tanya Yuna pada Ammar, Ammar pun menggeleng lalu berjalan keluar ruangan di ikuti oleh Yuna dari belakang.
Ammar duduk di kursi panjang di ikuti oleh Yuna di sebelahnya dengan jarak 1meter.
"Ceritakan lah sekarang!"
"Waktu itu dia datang ke rumah dan menangis."
Flashback on
"tok, tok, tok"
"Yun buka, aku Izah."
"Yah sebentar." langkah kaki terdengar di dalam ruangan berjalan menuju pintu lalu pintu pun terbuka, dengan cepat Izah masuk kedalam dan memeluk Yuna sambil menangis.
"Yun, Ammar punya kekasih Yun. Aku kehilangan untuk berjuang Yun, aku mau meminta tolong pada mu Yun, kau adalah seorang perias handal."
"Ok! ayo duduk dulu lalu katakan apa yang ingin kau lakukan?"
"ini usaha terakhir Yun, aku ingin menjebaknya. Seolah-olah kami melakukan hubungan terlarang. Kau buatlah di sekujur tubuhku seolah-olah dia mencumbu ku."
"Lalu bagaimana ia percaya bahwa ia melakukannya padamu,"
"Apa kasih obat tidur saja ya Yun?"
"ngacau kamu, jelas ketahuan dong kalau di jebak apa gak tambah sakit hati dia."
"Aku telpon Yudi dulu gimana enaknya?" beberapa saat Yuna terlihat sedang berbicara dengan seseorang setelah selesai ia pun kembali duduk dengan Izah.
"Gimana? apa katanya?"
"Dia akan memberimu obat di mana ia akan tidur selama 2 jam dan berfantasi dalam tidurnya.Tapi kalau tidak berhasil bagaimana?
"Aku Akan menyerah dan pergi jauh biar papa dan mama di rawat oleh Ammar toh dia juga putranya walau anak angkat."
Flashback off
"Mungkin saat ini dia dalam titik menyerah dengan cintamu Ammar. Apa selama 1 tahun ini kamu sudah mencoba mencintai Izah? Ammar menggeleng.
"Ammar cobalah yakinkan dia kalau kamu mencintainya, jika kau tak ingin kehilangannya untuk selamanya. Jangan membuatnya menyerah dan pergi meninggalkanmu."
"Ya, terimakasih telah beritahuku atas hal ini."
"Boleh aku menemuinya?"
"Silahkan."
Yuna berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan menuju ruang perawatan Izah, ia duduk di dekat ranjang Izah.
"Hai, teman apa kau tidak capek tidur terus, ayo bangunlah biar Ammar akan memberimu yang asli, aku tidak bisa memberimu yang asli jadi jeruk makan jeruk dong," bisik Yuna sambil terkekeh.
"Hai ia mencintaimu aku melihatnya dan kamu berhasil menaklukkan hatinya, maka cepatlah bangun dan buktikan sendiri," bisiknya lagi sambil terkekeh. Yuna beranjak dari duduknya lalu menghampiri Ammar.
"Trimakasih telah mengijinkanku berbicara dengannya, ingat kata-kata ku tadi ya, selamat siang."
Ammar tersenyum dan mengangguk, Yuna pun pergi meninggalkan ruangan itu, tinggal lah Ammar sendiri menatap istrinya dengan sendu. ia menghampiri istri dan duduk di kursi di depan ranjang Izah.
"Hai kau lucu sekali istriku, cara mu mengejar cintaku, Aku merasa melambung di angkasa." Ammar terkekeh dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Saat itu ku kira aku benar-benar melakukannya pada mu, ku kira aku ini benar-benar brengsek yang begitu tega merusakmu sebelum menikah, ku kira kau akan jijik pada ku dan tidak mengganggap ku sahabat mu, yah kau memang tak menganggap ku sahabat lagi, sampai kau korbankan dirimu untuk melindungi ku. kau menganggapku lebih dari sahabat, hal ini akan ku sembunyikan sampai benar-benar aku bisa menyatakan cintaku kelak kepadamu." gumamnya dalam hati. lalu ia kembali menggenggam tangan Izah, di tatapannya bibir yang terlihat pucat lalu dikecupnya sekilas. "Trimakasih telah hadir dalam hidup ku, trimakasih telah memaksaku untuk tetap bersamamu, Trimakasih telah mencintaiku dengan sangat tulus. Dulu aku bersyukur menjadi sahabat mu, menjadi pelayan gadis kecil yang lincah dan sekarang aku bersyukur menjadi suamimu dan tawanan di hati mu selamanya, Izah," bisiknya di telinga istrinya sambil menitikkan air mata di sudut matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Delita Aryani
gak banyak novel gunakan nama dengan kearifan loc
kal gini, jadi gampang ngingat dan membayangkan karakter nya,, semangat ya kakak author😍😍😍
2023-01-08
1
Namira
Wah wah jadi ketahuan deh Izah
2022-12-10
0