Beberapa lama Ammar termenung sambil menyesap rokoknya, beberapa sesapan tak membuatnya tenang, ia mematikan rokoknya dan kembali duduk di dekat orang tua angkatnya. Pandangan mereka tidak lepas dari pintu kamar operasi.
Tak lama kemudian lampu operasi padam, seorang dokter keluar dari ruangan operasi Ammar segera menghampiri dokter tersebut.
"Bagaimana putri saya?"
"Bagaimana istri saya?" Tanya Burhan dan Ammar bersamaan. Dokter tersenyum dan menjawab, "operasinya berhasil, kita menunggu observasi dulu, setelah itu akan di pindahkan keruang ICU karena pasien belum melewati masa kritis.Harus menunggu 48 jam setelah operasi, berdoa saja pak, bu agar pasien bisa melewati masa kritisnya."Dokter itu pun pergi meninggalkan keluarga pasien menuju ruangannya. Tak seberapa lama Azizah pun di pindahkan keruang ICU.
Tiba-tiba Rina pingsan, Ammar dan Burhan pun panik. Ammar berlari menuju IGD sambil menggendong ibu angkatnya itu dan Burhan mengikuti dari belakang, di sana Rina langsung di periksa oleh dokter dan di tempat kan di ruang perawatan.
"Pa, apa Mama baik-baik saja kah?" tanya Ammar menatap sendu wanita paruh baya itu yang tergeletak di ranjang dengan kabel infus di tubuhnya.
"Mama mu baik-baik saja hanya shock dan sedikit kecapekan, kembalilah keruang ICU, jagalah Izah," kata Burhan masih tak lepas tatapannya pada istrinya.
" Maafkan Ammar pa ini semua karena Ammar."
"Tidak Ammar ini takdir, ini ujian buat kamu dan juga buat kami, pergilah jagalah Izah. Biar Papa yang menjaga Mama mu." Ammar mengangguk lalu meninggalkan ruang rawat Mamanya menuju ke ruang ICU di mana Izah berada.
Ammar berjalan mendekati jendela kaca ruang ICU, menatap tubuh istrinya dengan perasaan cemas. "Izah berjuang lah untuk ku, aku ingin selalu bersama mu, maaf terlambat menyadari perasaan ku pada mu. Jika ku katakan aku mencintaimu apakah kamu percaya?"
Tubuh Izah penuh dengan kabel alat penunjang hidupnya.
"Andai kau tak datang di hotel Surabaya, mungkin justru aku lah yang ada di dalam ruangan ini" gumamnya lirih.
"Namun anda tak akan pernah tahu siapa yang anda cintai Tuan, istri anda atau mantan kekasih anda," terdengar suara bas dari seseorang yang berada di belakang punggungnya. Dia menoleh kebelakang terlihat Roby asistennya sekaligus sahabat waktu kuliah dulu, Roby berdiri di belakangnya tak jauh dari dia berdiri.
"Apa kau sudah lama berdiri di situ Rob?"
"Baru Tuan, saat anda bicara sendiri tadi."
"Panggil aku Ammar, jangan Tuan kita sudah bersahabat lama."
"Tidak bisa Tuan, harus Tuan Ammar."
Ammar terkekeh sambil menitikkan air matanya," Ternyata memang tidak enak jika kau mengatakan itu pada ku, pantas Izah marah."
"Saya mengatakan kalimat yang sama yang sering anda lontarkan pada Nona, agar anda tahu bagaimana perasaan Nona waktu itu."
"Apa dia sering menangis diam-diam saat aku tidak berada di dekatnya."
"Ya, anda tahu bukan bahwa saya adalah orang kedua yang berada di sisi Nona muda. Anda tahu Nona sangat berjasa pada saya, tanpa beliau saya tidak akan bisa menyelesaikan kuliah saya."
"Ya, dia sangat baik, aku bodoh tak menghargai kebaikannya, tidak bisa membalas apa yang Papa dan Izah lakukan buat ku."
"Tuan Burhan maupun Nona tidak ingin balas jasa dari mu Tuan, mereka ingin anda mencintai Nona dengan tulus, dari hati anda.
"Ya, kau benar Roby, bisakah kau memanggilku seperti saat dulu."
"Tidak bisa Tuan," jawab Roby sambil tersenyum.
Ammar menghela nafas berjalan lalu duduk di kursi dan menyandarkan punggungnya di sandaran kursi, "Ya terserah kamu saja lah."
"Tuan saya kemari mau mengabarkan pada anda bahwa Pak Rehan berhasil melarikan diri, polisi sudah menyisir semua tempat di lokasi hotel, di kamera sisi tv terekam dia di jemput dengan mobil hitam. Saat ini polisi masih mencarinya di rumahnya, sampai sekarang belum ada informasi apa-apa.
" Ya, sudah kita tunggu perkembangan lebih lanjut, tetap pantau perkembangan kasusnya."
"baik Tuan."
"Rob, temani saya di sini ya. di situ ada kursi panjang kau bisa tidur di situ."
"Baik Tuan, apa Tuan gak menyewa hotel di dekat sini aja?"
"Enggak Rob. Izah belum melewati masa kritis, jika jauh aku gak tenang."
"Saya bawa tikar, kalau mau saya ambilkan di mobil, tuan."
"Ya sudah bawah kesini tikarnya, sekali bantalnya."
"Loh, Tuan saya bawa bantal juga tadi kok tahu?"
"lah ya tahu Rob, di mobilmu selalu ada bantal, nanti kalau Non Izah ngantuk bisa pakai itu, itu katamu waktu itu."
Roby terkekeh," Benar Tuan, terus kemana Tuan Burhan dan Nyonya."
"Mama tadi pingsan, sekarang ada di kamar perawatan dan papa ada di sana."
"Ya sudah Tuan saya ambil dulu," jawab Roby sambil berlalu.
tak lama kemudian Roby kembali dan mengelar tikar di lantai dua bantal sudah siap untuk mengganjal kepala mereka, beberapa menit kemudian mereka terlelap.
waktu Adzan subuh terdengar mereka bangun
bergegas ke musholla melaksanakan sholat jamaah. Setelah sholat Roby mengikuti Tuan besarnya untuk menjenguk Nyonya yang terbaring di ruang perawatan. Setelah itu ia keluar dari rumah sakit mencari sarapan.
Ada sekitar satu jam Roby keluar. setelah mengantarkan makanan ke ruang perawatan ia kembali keruang ICU.
setibanya di sana ia kembali melihat Tuan mudanya berdiri di balik kaca ruang ICU. Roby tersenyum, ia meletakkan makanan di atas tikar. ia berjalan perlahan mendekati Ammar yang terpaku di sana. Roby pun ikut melihat Nona Mudanya yang terbaring di sana seolah tak terusik oleh kecemasan orang-orang yang mencintainya. Ammar menoleh ke samping dan tersenyum lalu beranjak pergi. ia duduk di tikar bersandar bangku panjang memejamkan mata sejenak menghilangkan keresahan hatinya.
"Tuan makan dulu, sekali pun sedih harus tetap makan. kalau anda juga sakit kasihan Tuan Burhan." Ammar pun mengangguk di bukanya nasi kotak dan langsung memakannya.
di tengah sarapan pagi terdengar panggilan telepon dari phoncel Roby. ia pun menerima panggilan tersebut dengan sedikit menjauh dari Ammar. tak seberapa lama setelah menutup panggilan ia pun menghampiri Ammar, " Tuan ke lima orang suruhan Rehan yang kemarin di tahan meninggal dunia keracunan makanan.
"kok bisa?"
"katanya ada salah satu kerabat tahanan mengirimi makanan, putri dari tahanan itu ulang tahun. untuk menyenangkan putrinya meminta petugas untuk memberikan pada tahanan tersebut. Setelah makan mereka tertidur dan paginya sudah tak bernyawa."
"Lalu apa tindakan polisi selanjutnya, kenapa perkaranya menjadi rumit begini Rob."
"Polisi rencana pagi ini memulangkan jenazah ke keluarganya masing-masing, sambil mencari tahu wanita yang mengirim makanan benar-benar kerabat salah satu dari mereka, Tuan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
sabat ya Bu🥲🥲
2023-03-18
0
Jasmin Fathin
Wah gak ada bukti nih
2023-01-20
0
Namira
Sakin sedihnya mamanya jadi pingsan
2022-12-10
1