Satu minggu Anjani berada di hotel tersebut tanpa keluar kemanapun, ia pun kembali menelpon seseorang," Sudah kau laksanakan? terdengar olehnya jawaban yang mengecewakan ia mengebrak meja dan mematikan ponsel sepihak."Ah kenapa kalian begitu lambat bergerak," geramnya dalam hati. Anjani mulai berfikir bahwa dia harus pindah di tempat yang lebih aman untuk memulai rencananya ia pun mencari tempat tinggal yang jauh dari keramaian, hari itu juga ia keluar dari hotel dan tinggal di sebuah rumah sederhana yang jauh dari keramaian, di rumah itu sudah menunggu 2 orang laki-laki tingi besar dan sangar, Anjani memberikan sejumlah uang pada mereka.
"ini tidak cukup nona saya mau 1M, 500 juta di awal jika tidak perjanjian kita batal dan kami sudah merekam pembicaraan anda jadi anda bisa masuk penjara saat ini juga."
"sial," ia mengumpat dalam hati.
"Tunggu 2 hari lagi aku akan kasih uang mukanya"
"Jika harus menunggu 2 hari lagi uang 50 juta ini akan hilang, kau tetap harus membayar uang mukanya 500 juta."
"Baiklah, dua hari lagi kalian kesini lagi."
Mereka pun pergi dari rumah itu. Ketika mereka sudah pergi Anjani pun menelpon ayahnya untuk meminta mentransfer sejumlah uang, setelah itu ia mematikan sambungan teleponnya dan tak seberapa lama terdengar bunyi notifikasi dari hpnya, sejumlah uang masuk ke rekeningnya, Ia kembali menelpon seseorang, "Aku transfer sisanya hari ini juga, segera laksanakan perintah ku." lalu ia mematikan telponnya setelah itu mentransfer sejumlah uang pada seseorang.
Satu minggu kemudian di suatu tempat di rumah Azizah, entah kenapa ia ingin pergi bersama ibunya di siang hari itu. "Mam, kita pergi ke supermarket yuk, persediaan makanan di kulkas habis mam," katanya sambil memeluk ibunya yang berada di taman belakang. ini masih siang sayang, apa gak panas? sore hari aja bagaimana?"
"Ini aku lagi bosan ma, kita bawa mobil kan."
"Baiklah kalau begitu mama siap-siap dulu," kata Rina pergi ke kamarnya.
Tak seberapa lama ia sudah keluar dengan pakaian yang lebih rapi. Bang Juned mengantarkan mereka ke Supermarket langganan mereka," Bu, saya ada panggilan dari Bapak di hotel hari ini, mintak di atar bertemu klien. Bisa saya tinggal dulu bu? nanti kalau ibuk dan nona sudah selesai hubungi saya," saya akan jemput ibuk.
" Udah kamu antar Bapak saja Jun, nanti ibu sama Izah bisa naik taksi pulangnya."
"Baik bu." mobil itu akhirnya pergi setelah penumpangnya keluar dari mobil. Izah dan ibunya pun masuk ke dalam Supermarket itu. Mereka menghabiskan waktu 1jam lebih untuk belanja, Waktu menunjukkan pukul 14.30 mereka mampir ke sebuah kafe dekat supermarket untuk mengisi perut mereka.
di waktu yang sama Rika keluar dari rumah sakit setelah selesai memeriksa pasien-pasiennya, tampak Angga menyambut calon istrinya baru keluar ruangan dengan senyum mengembang di bibirnya, dihampirinya gadis itu, "Tadi aku mau keruangan mu dek, ternyata kamu sudah keluar duluan."
"Hari ini tidak terlalu banyak pasien, mas jadi sudah bisa free."
"Mau kemana hari ini, dek?"
"Ke Supermarket dulu mas, persediaan makanan di rumah sudah kosong."
"Ok! kita pergi sekarang," kata Angga berjalan mendahului Rika yang berjalan di belakangnya. ia membukakan pintu mobil dan Rika pun masuk ke dalam mobil ia pun menutup pintunya.
Setelah itu ia berjalan memutar, membuka pintu mobil lalu masuk dan duduk di belakang kemudi. Mobil pun berjalan meninggalkan Rumah sakit dan berhenti di supermarket. Bersamaan dengan Azizah dan ibu sedang berjalan menuju taxi yang di pesannya namun tiba-tiba ada mobil yang menghalangi taxi itu dan keluarlah beberapa pria kekar dengan membawa senjata tajam yang ditodongkan ke Izah dan Ibunya, di paksanya mereka buntuk masuk ke mobil. dan mobil itu pun berjalan dengan cepat.
Rika yang melihat kejadian itu pun segera memintanya untuk mengejar mobil itu, " Mas itu mbak Izah, sepertinya mbak Izah dalam masalah. cepat mas kejar mobil itu! mana handphone mu? Aku akan menghubungi Ammar." Angga pun memberikan handphonenya lalu mengejar mobil yang membawa Izah dan ibunya.
Rika segera menghubungi Ammar tak seberapa lama terdengar ia berbicara dengan Ammar.
"Ammar Izah dan tante di culik, saat ini kami sedang mengejar mobil penculiknya. tolong jangan matikan handphone mu! Setelah kami berhasil mengejarnya kami akan kirimkan lokasinya saat itu tolong telpon polisi dan mobil ambulance aku takut terjadi sesuatu dengan kehamilan istrimu " Setelah menerima jawaban Ammar ia pun mematikan panggilannya. ia pun mengecek isi tasnya di ambilnya gunting dan di masukan di saku celana dinasnya. Mobil Angga terus mengejar mobil tersebut hingga mobil penculik itu berbelok di sebuah gudang tua tak terawat. mobil Angga berjalan lurus dan berhenti di dekat sekolah Dasar, agak jauh dari gudang tersebut agar penculik tak mencurigainya.
Mereka pun keluar dari mobil lalu mengunci pintu mobil itu dan berjalan mendekati gudang tua tersebut, Angga mencari balok kayu untuk di jadikan senjata.
mereka mencari tempat persembunyian, Rika mengirim lokasi ke Ammar agar segera bertindak."Dek kamu disini dulu dan bawah balok ini, jika terjadi sesuatu berusahalah melawan, aku akan cari jalan untuk masuk." Kata Amar.
Sementara di dalam, Azizah di kurung di di sebuah ruangan penyimpanan produk. Ada beberapa lemari di sudut ruangan. Sepertinya gudang ini adalah gudang bekas pabrik textile.
"Azizah tenangkan diri mu nak, jangan takut ibu akan menjagamu."
"Iya, Mam," Azizah mengelus perutnya yang besar dan berkomunikasi dengan anaknya," Nak tolong kuatlah dan tenang lah di dalam sampai ada yang menolong kita, bantu bunda ya nak."
Sementara itu di luar Angga mencari celah untuk bisa masuk kedalam ia pun melihat ada jendela yang tinggi dan pintunya tak terlalu rapat," Dek, lihat di sana ada jendela mungkin bisa di buka masuklah dari sana dengan menaiki punggungku."
"Tapi kak....."
"Ini darurat dek semoga ruangan itu tempat Izah di sekap, hanya kamu yang bisa masuk lewat situ dek."
"Baiklah kak."
Mereka melihat ke kiri dan ke kanan dan berlari disisi gedung yang terdapat jendela yang tinggi di sela-selanya di tumbuhi belukar yang lebat dan tinggi.
Angga pun berjongkok dan menyuruh Rika naik di pundaknya. "Cepat dek naik lah."
Rika pun naik ke punggung Angga dan membuka dengan perlahan lalu Angga berdiri agar Rika bisa menjangkau lubang jendela, tiba-tiba terdengar suara orang berbincang-bincang, " Bos nyuruh kita kelilingi gudang ini kawatir ada yang tahu kalau kedua wanita itu, disekap di sini." Angga yang mendengar percakapan itu semakin dekat segera menyuruh Rika melompat ke jendela," Cepat dek lompat."
Rika pun melompat. tiba-tiba saja, "Brakk" suara sesuatu terjatuh.
"Apa itu?" salah seorang penculik berlari kearah Angga berada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Jesi Jasinah
aku mampir lagi
2023-06-01
0
Jasmin Fathin
Semoga Izah gak papa ya...
2023-02-03
0
Namira
Kok yang di culik Izah sih Anjani mana lagi hamil besar kamu salah sasaran.
2022-12-10
1