Setibanya di rumah sakit, Ammar masuk ruang IGD dan mendapatkan perawatan insentif. Beberapa jam kemudian Dia tersadar dari pingsannya, ia melihat istrinya duduk di depan ranjangnya dan tersenyum saat ia baru membuka mata.
"Yang, aku di mana ini?"
"Kamu ada di rumah sakit Am. Katakan apa yang membuat mu pingsan?"
"Aku juga tidak tahu yang sepertinya aku dulu pernah ke seni, namun aku juga tidak tahu, sebuah kejadian terlintas dalam ingatan ku tiba-tiba."
Sebentar lagi dokter akan ke sini cerita apa yang kau alami, Am."
dokter pun datang menemui mereka, dokter bertanya pada Ammar apa yang di keluhkan. Ammar menceritakan apa yang terjadi di beberapa hari ini kepada dokter.
Dokter itu pun merekomendasikan seorang psikiater untuk Ammar. setelah itu mereka kembali ke hotel tempat menginap, begitu sampai mereka melaksanakan sholat dan makan siang setelah mereka memesannya lewat layanan kamar. saat ini mereka tidak ingin keluar kejadian itu membuat Izah sedikit takut dan kwatir kejadian itu terulang kembali. Izah menatap Ammar dengan sendu.
"Ada apa? kenapa kau menatap ku begitu?"
"Apa kau tak ingin menceritakan padaku apa yang terjadi waktu kau kecil."
"Aku tidak tahu Izah, tiba-tiba aku sudah di rumah sakit dan ayahmu duduk di depan ku waktu itu, beliau menanyakan nama dan tempat tinggal ku dan aku tak tahu seolah otak ku kosong tak ada memori. Beberapa bulan aku tinggal di rumah mu aku selalu bermimpi buruk ketika aku memejamkan mataku, Aku bermimpi seseorang mencambuk ku dengan brutal itu terlihat nyata Izah dan aku terbangun dalam keadaan menggigil dan ketakutan. Suatu ketika mama masuk ke kamar ku saat aku tidur dan akhirnya mama tahu dan membawa ku psikiater dengan seijin papa. Dua tahun aku bergantung dengan obat-obatan. Aku berhenti meminum saat kau tiba-tiba, suka masuk di kamarku dan bercerita banyak hal yang membuat aku tiba-tiba tertidur dan perlahan aku melupakan penggalan-penggalan ingatanku itu Izah.
"Dan saat ini ingatan itu muncul kembali ketika kau mendatangi tempat yang mungkin kamu datangi bukan begitu Am."
"Yah kau betul, Za."
"Am, mulai saat ini, kau tak boleh jauh dari ku, dan beri tanda padaku ketika kau merasakan ingatan mu muncul kembali, aku akan mencoba menguatkan mu aku tak tahu apa itu akan lebih baik atau tidak, mari kita hadapi bersama-sama Am,"Kata Izah sambil memeluk suaminya.
Jam 19.00 mereka menemu Mr.Luis. Setelah menjalani pemeriksaan dan berbagai saran dan obat mereka kembali ke hotel menikmati malam syaduh yang penuh bunga-bunga bermekaran, hati dan jiwa mereka mulai bergelora ketika letupan hasrat saling terpenuhi. Lalu mereka terlelap dalam kelelahan, hingga waktu subuh memanggil insan yang terlelap untuk menunaikan kewajibannya pada sang pencipta. Begitu pun Ammar dan Izah, setelah menunaikan kewajiban sebagai muslim, mereka berjalan-jalan di sekitar hotel.
hari berganti hari tak terasa tiga hari Ammar telah menjalani terapi yang di sarankan Mr. Luis. Ia merasa lebih baik dan memutuskan kembali ke Jakarta. 19 jam 25 menit kemudian mereka sampai di bandara dan langsung ke area parkir di sana bang Juned sudah menunggu mereka. Ketika Juned melihat mereka nampak berjalan kearahnya ia segera beranjak menghampiri mereka, di ambilnya koper dan di masukan dalam bagasi. Ammar dan Izah masuk dalam mobil di susul Juned lalu duduk di belakang kemudi tak lama kemudian mejalankannya meninggalkan Bandara menuju ke ke kediaman mereka. Sesampainya di rumah di sambut oleh Burhan dan Rina mereka bercengkrama bersama.
Keesokan harinya Ammar sudah rapi dengan pakaian kerja, ia mengeryitkan dahinya saat melihat istrinya juga sudah rapi.
"Yang mau kemana?" tanya Ammar sambil menatap istrinya tanpa berkedip. Azizah menjawab sambil memasangkan dasi pada suaminya," Menjaga mu dari sekertaris mu yang sekarang." Ammar terkekeh mendengar jawaban istrinya, "Karin? Kau lebih cantik sayang."
"Menjaga mu dari masa lalu yang tiba-tiba datang tanpa permisi, dulu kau bodyguard ku sekarang Aku bodyguard mu yang lemah gemulai yang mampu meruntuhkan hati mu ini," katanya menunjuk dada suaminya sambil tertawa, Ammar pun ikut tertawa.
"Baik bodyguard ku yang cantik mari kita turun Papa dan mama sudah menunggu di meja makan. mereka pun turun dan makan bersama lalu berpamitan pada Rina dan Burhan untuk pergi ke hotel bersama.
Di hotel dan di ruangnya, Ammar sedang menyelesaikan pekerjaannya. Sementara itu, Izah nampak mondar-mandir di depan Ammar.
"Izah duduk sayang, jangan mondar-mandir begitu bikin sakit kepala tahu."
"Am, apa gak ada pekerjaan untuk ku? kenapa kau pelit sekali sih? aku bosan tahu."
Ammar menatap Izah lalu menghembuskan nafas dengan kasar. di bejalan mendekati Izah dan menarik tangannya.
"Ayo kita keluar!"
"Keluar kemana?" tanya Izah bingung.
"ke kamar 14, pusing aku lihat kamu mondar-mandir seperti itu," katanya sambil menatap istrinya sekilas.
"Ha ... ha ... ha ngapain di sana?" tanya Izah manja
"Membuat mu lelah." jawab Ammar terus berjalan.
Setelah sampai mereka pun masuk ke kamar itu dan menguncinya. Setelah satu jam membuat istrinya tak berdaya ia masuk ke kamar mandi membersihkan tubuhnya ia mengambil pakaian di lemari dan mengganti pakaian yang lebih bersih.
Dia berjalan mendekati istrinya mencium keningnya, " di lemari itu sudah ku isi bajumu, ruangan ini menjadi tempat pribadi kita tetap di sini dan istirahatlah, jam makan siang aku kembali."
Ammar kembali keruang kerja dan menyelesaikan pekerjaannya jam 12.00 tepat, ia kembali ruang pribadi dengan menenteng kantong plastik berisi nasi kotak dan minuman.
dia membuka pintu nampak istrinya sudah rapih dengan pakaian yang berbeda dan rambut yang masih basah. Ammar mengeluarkan makanan dan minuman yang ada di kantong plastik mereka makan bersama setelah makan Ammar kembali ke ruangannya menyelesaikan pekerjaannya hingga jam 16.00, Ammar menjemput istrinya dan kembali lagi ke rumah. waktu berjalan begitu cepat malam pun tiba, Ammar membaringkan tubuhnya di samping istrinya, setelah menyelesaikan pekerjaannya. ia memeluk Izah dan mulai terlelap, beberapa saat kemudian mulai gelisah, Izah yang merasakan gerakan suaminya pun terbangun. lampu masih menyalah terlihat suaminya gelisah butiran keringat keluar dari dahi keningnya mengeryit tiba-tiba saja terdengar teriakan Ammar. Izah berusaha membangunkan Ammar.
"Am, bangun," Izah menepuk pipi Ammar pelan Ammar membuka matanya melihat istrinya tersenyum.
Ia pun bangkit dan memeluk istrinya," Anak kecil itu di cambuk Za, mereka ingin membunuh secara perlahan Za."
"Am, tenang tenanglah itu hanya mimpi, kita temui psikiater yang di rekomendasikan Mr. Luis ya." Ammar mengangguk ia pun tidur dalam pelukan istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
amar punya kenangan pahit masa kecil nya,..iya thor
2023-03-27
1
Namira
Ammar juga ingat waktu di siksa penculik ya thor
2022-12-10
1
mis FDR
semangat terus kk
2022-12-06
0