Bab 2 Jebakan Untuk Ammar

Enam belas tahun kemudian di usia 23 tahun Azizah menjadi CEO dan memegang beberapa hotel di Jakarta. Sedangkan Ammar menjadi wakilnya. Kebersamaan mereka menumbuhkan cinta di hati Azizah.

Di saat makan siang bersama Ammar di restoran sederhana. Aziza tak mengira ada seorang gadis menunggu di meja pesanan mereka.

Rasa heran menyeruak di hatinya. Sebelum rasa itu hilang ia di kejutkan oleh perkataan Ammar padanya, "Nona, perkenalkan ini Rika Putri kekasih saya."

Azizah melebarkan matanya menatap tajam ke arah Ammar lalu ke arah gadis itu secara bergantian. Ia menghela nafas panjang, rasa kecewa mendera hatinya, ia pun berbalik arah berjalan keluar restoran tanpa bicara dan tanpa menyambut uluran tangan Rika.

Ammar terkejut dan langsung berlari menyusul Azizah tanpa berpamitan pada Rika, sampai di luar ia tidak mendapati mobil Azizah. Ia pun segera memesan taxi untuk mengejar mobilnya.

Sementara di dalam Rika sangat kecewa pada Ammar yang lebih mementingkan Azizah di banding dirinya, ia memutuskan untuk pulang setelah membayar minumannya.

Sesampai di rumah Ammar dengan langka lebar memasuki ruangan dan bertemu Rina mama Azizah, " Ma, Non Izah sudah pulang?"

"Sudah ada di kamarnya, apa kalian bertengkar?" tanya Rina sambil menatap Ammar.

"Tidak Ma hanya ada sedikit masalah saja, saya akan menyusul," jawab Ammar berjalan cepat menuju kamar Azizah, Rina hanya tersenyum mengangguk.

Setelah sampai di kamar Azizah, Ia pun mengetuk pintu kamar Azizah.

"Tok tok tok."

"Nona maafkan saya tolong buka pintunya dulu." Tidak ada jawaban sama sekali.

Ammar pun pergi mengambil kunci serep, ia kembali kamar Azizah dengan membawa kunci serep dan sepiring nasi juga lauknya.

Ia membuka pintu kamar Azizah dan melihat gadis terlungkup di ranjangnya sambil menangis tanpa membuka sepatunya. Ammar menaruh makanan di atas meja. Mendekati Azizah dan duduk di bibir ranjangnya. Ia membuka sepatu Azizah lalu menyimpan di dalam rak sepatunya.

"Nona maafkan saya, saya sudah membuat kesalahan," kata Ammar.

Azizah membalikan badannya lalu menatap Ammar dengan tajam "Ya kau telah membuat kesalahan besar, Aku sahabatmu dan kau tak pernah cerita sedikit pun tentang kamu!" kata Azizah penuh dengan penekanan.

" Maafkan saya Nona," kata Ammar.

"Benarkah kau ingin aku memaafkan mu?" tanya Azizah dan Ammar pun mengangguk.

" Dua hari lagi ulang tahunku kau harus menemaniku merayakannya." Kata Azizah menatap tajam Ammar dan ia mengangguk.

Ammar mengambil piring yang ada di meja dan menyuapkan makanan pada Aziza, ia menerimanya walaupun dalam ke adaan marah.

Setelah peristiwa itu Ammar tak pernah menyinggung nama Rika di depan Azizah.

Tibalah hari di mana Aziza merayakan pesta ulang tahunnya di restoran hotelnya sendiri. Ia telah mempersiapkannya tanpa sepengetahuan Ammar. Di sinilah Ammar duduk bersama Azizah di depan meja yang sudah di siapkan minuman untuk mereka.

"Ammar mari bersulang denganku, mungkin setelah kau menikah kau akan sibuk dengan istrimu tidak mempedulikan aku lagi" kata Azizah.

"Tidak Nona, anda tetap prioritas utama saya saat hari pertama kita bertemu dan untuk selamanya."

"Jika ku suruh kau putus dengan kekasihmu, apa kau mau?" tanya Azizah sambil tersenyum sinis.

Ammar pun terdiam dan menunduk. ia mengambil gelas minumannya lalu mengangkat gelas itu sambil berkata "Selamat ulang tahun nona semoga anda mendapatkan pria yang lebih baik dari saya, saya selau ada buat nona kapanpun nona butuhkan." Lalu Ia meneguk minumannya hingga habis.

Azizah pun meneguk minumannya tanpa mengalihkan tatapannya pada Ammar, tersunging senyum misterius di bibirnya.

Tanpa di ketahui Ammar, nona mudanya telah merencanakan sesuatu pada dirinya yang akan merubah kehidupannya selamanya.

Beberapa saat kemudian terlihat Ammar mengeryitkan dahinya lalu mengerjapkan matanya.

Azizah melakukan hal yang sama untuk menipu Ammar, "Nona apa anda pusing seperti saya? Lalu bagaimana kita pulang nona? Nona kenapa kepala saya sakit sekali?" tanya Ammar berusaha bangkit dari duduknya namun sebelum ia berdiri dengan sempurna tubuh terduduk kembali dengan kepalanya yang terkulai di meja.

Azizah menyuruh seorang pelayan pria untuk memapah Ammar menuju ruangan yang sudah dibikin berantakan. Pelayan itu melucuti pakaian Ammar lalu membaringkannya di atas ranjang dan menyelimutinya. Kemudian pelayan itu keluar.

Azizah masuk keruangan itu dengan seorang MUA profesional. Ia meminta di buatkan tanda kepemilikan di bagian tertentu tubuhnya. Setelah selesai MUA itupun keluar dari ruangan itu.

Azizah pun masuk ke dalam selimut Ammar, tanpa mengenakan pakaian apapun. Semua pakaian di biarkan berserakan di atas lantai. Azizah memandang wajah Ammar yang terlelap, "Ammar aku rela merendahkan diriku sendiri untuk mendapatkan mu," gumamnya dalam hati.

Ia meringkuk membelakangi Ammar, menangis meratapi kemalangan yang tak mendapatkan hati Ammar meski ia yang lebih dulu masuk di kehidupan Ammar.

Ammar mulai tersadar mendengar tangisan di sampingnya. Pelan-pelan di bukanya matanya, ia pun terkejut telah berada di sebuah kamar dengan seorang wanita.

Ruangan itu cukup gelap tak bisa membuatnya mengenali wanita yang ada di sampingnya, ditajamkan pendengarannya untuk mengenal suara tangisan itu. " Nona, apa itu nona?" tanya Ammar pada wanita itu, tak ada jawaban ia pun panik dan menyalakan lampu meja dekat ranjangnya.

Ia mendekati wanita itu ingin membalikan tubuh itu agar bisa mengenalinya.

"Jangan Ammar aku malu pada mu, juga pada diriku sendiri kau sudah menodai ku bagaimana aku bisa menatap dunia Ammar," Kata Azizah membuat hati Ammar terpukul.

Bagaimana mungkin ia lakukan ini pada Azizah nona mudanya. Belum hilang rasa terkejutnya tiba-tiba pintu terbuka tampak Burhan dan Rina berdiri di depan pintu terkejut melihat keadaan putri dan putra angkatnya itu.

Burhan menguatkan hatinya, di ajaknya istrinya masuk kedalam lalu menguncinya kemudian ia duduk di sofa bersama dengan istrinya.

"Ammar, Papa kecewa padamu, kenapa kau tak mengatakan kalau kau menyukai putri papa, akan papa nikahkan dengan cara baik-baik. Papa akan menyetujuinya." Kata Burhan dengan lemah, matanya yang tajam menatap kedua nya.

"Maafkan saya Papa saya tidak tahu apa yang terjadi, tapi saya tetap akan menikahi Nona muda," Kata Amar sambil menunduk.

"Ya kau harus menikahinya Ammar, Besok pagi kalian akan menikah, surat-surat biarkan menyusul, segera selesaikan masalah ini. Jangan sampai ada yang tau kalian berbuat ini sebelum menikah." Kata Burhan sambil berdiri dan berjalan meninggalkan ruangan itu bersama istrinya.

Ammar pun bangun dari ranjang dan memunguti pakaiannya yang tergeletak di atas lantai lalu memakainya sambil berkata,"Nona di sini dulu saja, saya akan pulang ke rumah jika Nona yang keluar dari kamar ini mungkin akan banyak yang curiga, besok pagi saya menjemput Anda."

Azizah hanya mengangguk lalu ia turun dari ranjangnya di lilitkan selimut pada tubuhnya di berjalan perlahan sambil mulutnya berdesis menahan sakit. Ammar tak tega melihat itu langsung menggendongnya membawanya ke kamar mandi dan pergi meninggalkan nona mudanya sendiri menenangkan diri di kamar mandi itu.

Ammar melajukan mobilnya menuju rumah dan bergegas masuk ke kamarnya lalu ke kamar mandi mengguyur tubuhnya dengan shower tanpa melepaskan pakaiannya, menghilangkan rasa sesak dan kecewa pada dirinya sendiri.

Ke esokan harinya tepat pukul 9 diadakannya akad nikah, yang di hadiri oleh beberapa tetangga dan kolega terdekat termasuk Angga Dintara. Angga menatap nanar gadis yang duduk di sebelah lelaki yang baru saja mengucap hijab kobul.

Gadis yang sejak dulu ingin di dekatinya kini telah bersanding dengan pria lain. Ia melangkah pelan menghampiri Burhan dan Rina memberinya selamat lalu beralih kepada Ammar dan Azizah, kemudian berpamitan kepada tuan rumah. Dengan hati hancur Di tinggalkan rumah itu.

Sesampainya di rumahnya Angga bergegas masuk ke kamar ibunya terlihat wanita paruh baya duduk di depan jendela dengan tatapan kosong menatap keluar. Angga menghampirinya dan mencium kening ibunya, "Rafan, Ang," gumam wanita paruh baya itu

"Sabar Ma, aku akan membawa pulang Rafan, asal mama cepat sembuh," kata Angga lalu pergi dengan mata basah. Melewati perawat ibunya, lalu melangkah kan kakinya keruangan kerja ayahnya. Ia masuk tanpa mengetuk pintu dan duduk di depan meja kerja Ayahnya.

"Dadd besok aku akan pergi ke Jerman mengambil beasiswa S2 ku," kata Angga sambil menunduk.

"Apa karena gadis itu? Baiklah, pergilah setelah itu kembali dan teruskan bisnis Daddy, hanya kau harapan Daddy Ang!" pinta Raka pada anaknya dengan menepuk bahu Angga dan meninggalkannya sendiri di ruangan itu.

Hatinya terluka kembali setelah kehilangan anak bungsu Rafan dan sekarang Angga pun akan pergi.

Terpopuler

Comments

Jesi Jasinah

Jesi Jasinah

salam kenal thor, mampir di cintaku yang tak direstui

2023-04-29

0

Jasmin Fathin

Jasmin Fathin

Takut kehilangan membuat Aziza nekat menbuat jebakan pada Ammar seolah melakukan hubungan 1malam padahal bohong

2023-01-16

0

Friasta

Friasta

Eh? Kok, bisa, ya? Hmmm penasaran 🤔

2023-01-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perkenalan Pertama
2 Bab 2 Jebakan Untuk Ammar
3 Bab 3 Memutuskan mu
4 Bab 4 Tragedi Yang Melukai Hati
5 Bab 5 Kemarahan dan Kesedihan Rina
6 Bab 6 Mama Pingsan
7 Azizah Masih Koma
8 Terkuak Satu Kebenaran
9 Ia Terbangun Dari Koma
10 Kembali Ke Jakarta
11 Pernyataan Cinta Ammar
12 Bulan Madu Tempat yang Membawa Trauma
13 Trauma Masa Lalu
14 Pulang Untuk Mama
15 Angga Dan Dokter Rika
16 Rencana Licik Anjani
17 Penculikan
18 Melahirkan di Gudang
19 Menyelamatkan Angga
20 Memutuskan Yang Terbaik
21 Hasil DNA
22 Bertemu Dengan Ibu
23 Meminta Pulang
24 Tentang Riko
25 Angga Pulang
26 Bertemu Adik Dan Ponakan
27 Permintaan Maaf
28 Sebuah Rahasia
29 Mencari Jarum dalam Jerami
30 Siapa Gadis Itu
31 Aku Menemukanmu
32 Bertemu Besan
33 Sah
34 Mereguk Cinta
35 Keinginan Daddy
36 Liburan Dadd dan Mam
37 Bulan Madu
38 Bertemu Sahabat Yang Menghilang
39 Meniti Hari Bahagia
40 Hamil
41 Periksa Kehamilan
42 Memberi Tahu
43 Hamil Yang Ke Dua
44 Aila Kecil
45 Kecerdikan Aila
46 Sahabat Sejati
47 Aila Pingsan
48 Haruskah Aku Menikahinya
49 Penentuan Pernikahan
50 Mencurigai Ada Sesuatu
51 Sehari sebelum Akad
52 Hati yang terluka
53 Detik-detik Akad Nikah
54 Di Balik Kemeriahan Pesta.
55 Kita Berlogika Saja
56 Rafaza Dan Anindia
57 Mendadak Nikah
58 Hari ini Harus Gol
59 Keterlaluan
60 Sudah Down Tante
61 Aku Bukan Gadis Idamanmu
62 Aila Pergi
63 Mencari Aila
64 Projects Menaklukan Hati
65 Tersulut Cemburu
66 Posesif
67 Bucin Tapi Gensi
68 Ketika Tak sanggup Menghalau Luka.
69 Healing
70 Diki Vs Nara
71 Pemeriksaan.
72 Sebuah Keputusan
73 Kemarahan Rafa
74 Sisi Lembut Rafa
75 Istri Apa Tetangga sih
76 Bertemu Sahabat Lama
77 Pengganggu Kecil
78 Meminta Ijin
79 Inikah Kamu Sekarang
80 PDKT
81 Aku Yang Akan Menikahinya
82 Meminta Restu
83 Akad Nikah Bara dan Ratih.
84 Setelah Akad
85 Mencari Tempat Aman
86 Hari Bahagia Nara
87 Pendekatan Pelan-Pelan
88 Percobaan Penculikan
89 Awalnya sebuah Petaka
90 Ayo Saling Menguatkan
91 Sebuah Awal yang Indah
92 Sebuah Awal Yang Indah 2
93 Aila Hamil
94 Memeriksa Kehamilan.
95 Bertemu Mantan
96 Bertemu Mantan 2
97 Jatuh Cinta Kedua Kali
98 Orang Ketiga
99 Dokter Anita
100 Dik, Aku Menyerah
101 Menuai Apa Yang Ia Tabur
102 Apa ini Yang Kusebut Teman
103 Sebuah Rasa
104 Memaafkan Lebih Baik
105 Menebar Cinta
106 Ada Aku
107 Kau Harus Menurut
108 Kehamilan Anin dan Nara
109 Semakin Manja
110 Ngidam
111 Pemeriksaan.
112 Perjalanan Mencari Nasi Uduk
113 Mimpi Ratih
114 Cemburu
115 Saling Menjaga Hati
116 Tragedi fatal
117 Kelahiran baby boy
118 Kuasa Tuan Alex
119 Aila sadar
120 Menjenguk Aila
121 Menjenguk Aila 2
122 Keromantisan Cinta Beda Usia
123 Memberikan Perhatian
124 Menjalin Keakraban
125 Indahnya kebersamaan
126 Permainan
127 Kebahagiaan Raka
128 Kebahagiaan Kakek Imran
129 Pesan Kakek Imran
130 Jangan Bergurau Seperti Itu Ai
131 Bayhas Ahil Dintara
132 Kencan dengan Kakek
133 Bersama kakek tercinta.
134 Kencan Rafa dan Anin
135 Perhatihan Nenek
136 Bersama baby Bayhas
137 Menjeput Baiyhas
138 Telpon dari Boston
139 AQiqoh
140 Keinginan Aila
141 Raya vs Diki dan Rafa
142 Pergi ke Boston
143 Rencana 7 bulanan
144 7 bulanan 2
145 Menyusul ke Boston
146 Perayaan Tujuh Bulanan
147 Kembali Ke Indonesia.
148 Luka Hati Vino
149 Mengambil Hati Rena
150 Minta Ijin Ikut
151 Nara Melahirkan
152 Ke Boston
153 Pergi ke Makan Gloria
154 Tentang Kesedihan
155 Melahirkan di Apartemen
156 Kegembiraan Rena
157 Melihat Ponakan
158 Detik-detik Anin Melahirkan
159 Pulang Bersama
160 Tiba Ke Indonesia
161 Siapa Rendra Prayuga
162 Beralih Haluan
163 Meminta Dukungan Izah
164 Hari ini I am yours
165 Bertemu Calon Mertua
166 Kencan Pertama
167 Kencan Pertama 2
168 Menginap di Rumah Ammar
169 Mencuri Kebersamaan
170 Menjemput Baby Ehan Qamar
171 Menyambut Baby Ehan Qamar
172 Ke Rumah Rena
173 Kencan Ala Rendra
174 Aqiqo Alvan, Ehan dan Askary
175 Bertemu dengan calon Mertua.
176 Menunggu Keputusan
177 Kegalauan Hati Rena
178 Tak Menyangka
179 Menpersiapkan lamaran
180 Acara Lamaran
181 Akad Nikah
182 Promo Hijab Cinta Belvina dari Gloria
183 Kejutan Ulang Tahun Dari Rendra.
184 Menginap di Sini saja
185 Menggoda Istri Kecilku
186 Ke Rumah Mertua
187 Jangan buat Shock
188 Besok atau home schooling
189 Sampai siang.
190 Curang! Aku di Jebak
191 Sebelum Pulang
192 Masalah di sekolah
193 Perjalanan Di Bogor
194 Om Kecil Pawang Tiga Jagoan
195 perayaan kelulusan
196 Yang ku tunggu tiba
197 Penyambutan Keluarga
198 pertengkaran kecil
199 Curhatan si kecil.
200 Kakek dan Cucu
201 Nasehat Kakek
202 Ambil Pipi gak bilang-bilang.
203 Bertemu Gadis Aneh
204 Betemu Dia lagi
205 Siapa lelaki itu?
206 Namaku Andrian Ray
207 Tak mau menikah
208 Negosiasi
209 Aku Menerima Ayah
210 Ke Makam Ibu
211 Keikhlasan Hati.
212 Kami menangkap basah dirimu
213 Perdebatan kecil
214 Bertemu Adik tercinta
215 Bab 215
216 Akhir Sebuah pertemuan
217 Promo Novel Baru Mengandung Benih Suami Sahabatku
Episodes

Updated 217 Episodes

1
Bab 1 Perkenalan Pertama
2
Bab 2 Jebakan Untuk Ammar
3
Bab 3 Memutuskan mu
4
Bab 4 Tragedi Yang Melukai Hati
5
Bab 5 Kemarahan dan Kesedihan Rina
6
Bab 6 Mama Pingsan
7
Azizah Masih Koma
8
Terkuak Satu Kebenaran
9
Ia Terbangun Dari Koma
10
Kembali Ke Jakarta
11
Pernyataan Cinta Ammar
12
Bulan Madu Tempat yang Membawa Trauma
13
Trauma Masa Lalu
14
Pulang Untuk Mama
15
Angga Dan Dokter Rika
16
Rencana Licik Anjani
17
Penculikan
18
Melahirkan di Gudang
19
Menyelamatkan Angga
20
Memutuskan Yang Terbaik
21
Hasil DNA
22
Bertemu Dengan Ibu
23
Meminta Pulang
24
Tentang Riko
25
Angga Pulang
26
Bertemu Adik Dan Ponakan
27
Permintaan Maaf
28
Sebuah Rahasia
29
Mencari Jarum dalam Jerami
30
Siapa Gadis Itu
31
Aku Menemukanmu
32
Bertemu Besan
33
Sah
34
Mereguk Cinta
35
Keinginan Daddy
36
Liburan Dadd dan Mam
37
Bulan Madu
38
Bertemu Sahabat Yang Menghilang
39
Meniti Hari Bahagia
40
Hamil
41
Periksa Kehamilan
42
Memberi Tahu
43
Hamil Yang Ke Dua
44
Aila Kecil
45
Kecerdikan Aila
46
Sahabat Sejati
47
Aila Pingsan
48
Haruskah Aku Menikahinya
49
Penentuan Pernikahan
50
Mencurigai Ada Sesuatu
51
Sehari sebelum Akad
52
Hati yang terluka
53
Detik-detik Akad Nikah
54
Di Balik Kemeriahan Pesta.
55
Kita Berlogika Saja
56
Rafaza Dan Anindia
57
Mendadak Nikah
58
Hari ini Harus Gol
59
Keterlaluan
60
Sudah Down Tante
61
Aku Bukan Gadis Idamanmu
62
Aila Pergi
63
Mencari Aila
64
Projects Menaklukan Hati
65
Tersulut Cemburu
66
Posesif
67
Bucin Tapi Gensi
68
Ketika Tak sanggup Menghalau Luka.
69
Healing
70
Diki Vs Nara
71
Pemeriksaan.
72
Sebuah Keputusan
73
Kemarahan Rafa
74
Sisi Lembut Rafa
75
Istri Apa Tetangga sih
76
Bertemu Sahabat Lama
77
Pengganggu Kecil
78
Meminta Ijin
79
Inikah Kamu Sekarang
80
PDKT
81
Aku Yang Akan Menikahinya
82
Meminta Restu
83
Akad Nikah Bara dan Ratih.
84
Setelah Akad
85
Mencari Tempat Aman
86
Hari Bahagia Nara
87
Pendekatan Pelan-Pelan
88
Percobaan Penculikan
89
Awalnya sebuah Petaka
90
Ayo Saling Menguatkan
91
Sebuah Awal yang Indah
92
Sebuah Awal Yang Indah 2
93
Aila Hamil
94
Memeriksa Kehamilan.
95
Bertemu Mantan
96
Bertemu Mantan 2
97
Jatuh Cinta Kedua Kali
98
Orang Ketiga
99
Dokter Anita
100
Dik, Aku Menyerah
101
Menuai Apa Yang Ia Tabur
102
Apa ini Yang Kusebut Teman
103
Sebuah Rasa
104
Memaafkan Lebih Baik
105
Menebar Cinta
106
Ada Aku
107
Kau Harus Menurut
108
Kehamilan Anin dan Nara
109
Semakin Manja
110
Ngidam
111
Pemeriksaan.
112
Perjalanan Mencari Nasi Uduk
113
Mimpi Ratih
114
Cemburu
115
Saling Menjaga Hati
116
Tragedi fatal
117
Kelahiran baby boy
118
Kuasa Tuan Alex
119
Aila sadar
120
Menjenguk Aila
121
Menjenguk Aila 2
122
Keromantisan Cinta Beda Usia
123
Memberikan Perhatian
124
Menjalin Keakraban
125
Indahnya kebersamaan
126
Permainan
127
Kebahagiaan Raka
128
Kebahagiaan Kakek Imran
129
Pesan Kakek Imran
130
Jangan Bergurau Seperti Itu Ai
131
Bayhas Ahil Dintara
132
Kencan dengan Kakek
133
Bersama kakek tercinta.
134
Kencan Rafa dan Anin
135
Perhatihan Nenek
136
Bersama baby Bayhas
137
Menjeput Baiyhas
138
Telpon dari Boston
139
AQiqoh
140
Keinginan Aila
141
Raya vs Diki dan Rafa
142
Pergi ke Boston
143
Rencana 7 bulanan
144
7 bulanan 2
145
Menyusul ke Boston
146
Perayaan Tujuh Bulanan
147
Kembali Ke Indonesia.
148
Luka Hati Vino
149
Mengambil Hati Rena
150
Minta Ijin Ikut
151
Nara Melahirkan
152
Ke Boston
153
Pergi ke Makan Gloria
154
Tentang Kesedihan
155
Melahirkan di Apartemen
156
Kegembiraan Rena
157
Melihat Ponakan
158
Detik-detik Anin Melahirkan
159
Pulang Bersama
160
Tiba Ke Indonesia
161
Siapa Rendra Prayuga
162
Beralih Haluan
163
Meminta Dukungan Izah
164
Hari ini I am yours
165
Bertemu Calon Mertua
166
Kencan Pertama
167
Kencan Pertama 2
168
Menginap di Rumah Ammar
169
Mencuri Kebersamaan
170
Menjemput Baby Ehan Qamar
171
Menyambut Baby Ehan Qamar
172
Ke Rumah Rena
173
Kencan Ala Rendra
174
Aqiqo Alvan, Ehan dan Askary
175
Bertemu dengan calon Mertua.
176
Menunggu Keputusan
177
Kegalauan Hati Rena
178
Tak Menyangka
179
Menpersiapkan lamaran
180
Acara Lamaran
181
Akad Nikah
182
Promo Hijab Cinta Belvina dari Gloria
183
Kejutan Ulang Tahun Dari Rendra.
184
Menginap di Sini saja
185
Menggoda Istri Kecilku
186
Ke Rumah Mertua
187
Jangan buat Shock
188
Besok atau home schooling
189
Sampai siang.
190
Curang! Aku di Jebak
191
Sebelum Pulang
192
Masalah di sekolah
193
Perjalanan Di Bogor
194
Om Kecil Pawang Tiga Jagoan
195
perayaan kelulusan
196
Yang ku tunggu tiba
197
Penyambutan Keluarga
198
pertengkaran kecil
199
Curhatan si kecil.
200
Kakek dan Cucu
201
Nasehat Kakek
202
Ambil Pipi gak bilang-bilang.
203
Bertemu Gadis Aneh
204
Betemu Dia lagi
205
Siapa lelaki itu?
206
Namaku Andrian Ray
207
Tak mau menikah
208
Negosiasi
209
Aku Menerima Ayah
210
Ke Makam Ibu
211
Keikhlasan Hati.
212
Kami menangkap basah dirimu
213
Perdebatan kecil
214
Bertemu Adik tercinta
215
Bab 215
216
Akhir Sebuah pertemuan
217
Promo Novel Baru Mengandung Benih Suami Sahabatku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!