Keesokkannya, Ratu memaksa untuk tetap berangkat bekerja. Meski harus melewati omelan Justin yang panjang lebar, yang melarangnya untuk bekerja.
Ratu yang saat ini tengah membersihkan kaca bersama Wulan, seketika menghentikan gerakan tangannya ketika Ratu melihat Pak Toni.
Buru-buru Ratu bersembunyi. Ratu tidak mau kalau Pak Toni menghinanya, karena menjadi seorang office girl. Setelah Pak Toni pergi menjauh, Ratu cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan. Ratu tidak mau Pak Toni mengetahuinya.
"Ratu, tolong kamu antarkan minuman ini ke ruangan Pak Justin," suruh OG seniornya.
"Baik, Mba." Ratu mengantarkan minuman ke ruang kerja Justin, tapi saat akan membuka pintunya. Ratu melihat Pak Toni berada di ruangan Justin.
Ratu ragu untuk masuk, apalagi sekarang ini dirinya mengenakan seragam OG. Lalu Ratu, mendekati Mala dan meminta bantuannya.
"Mba, aku boleh minta tolong."
"Minta tolong apa, Nona Ratu."
"Tolong antarkan minuman ini ke ruangan Justin. Bisakan?"
"Bisa-bisa."
"Terima kasih," ucap Ratu.
Setelah menyerahkan nampan berisi minuman, Ratu segera pergi dari sana.
Sebelum makan siang, Pak Toni dan Justin sudah selesai membicarakan pekerjaan. Pak Toni pamit dan meninggalkan ruang kerja Justin.
Ratu yang berniat untuk makan siang di luar, melihat Pak Toni sedang melangkah keluar dari kantor. Ratu menatap tajam Pak Toni. Hatinya marah setiap kali melihat omnya itu, tapi saat akan melangkah pergi. Samar-samar Ratu menangkap pembicaraan Pak Toni dengan seseorang lewat telponnya.
Ratu yang penasaran, mencoba mendekati Pak Toni dan bersembunyi di balik pintu.
"Kok bisa hilang! Kamu tahukan kalau rekaman itu hilang, habis kita. Pokoknya papa nggak mau tahu, kamu cari rekaman itu, kalau kamu masih ingin hidup bebas dan ingat rekaman itu jangan sampai jatuh ke tangan Ratu. Bisa bahaya, kalau rekaman itu jatuh ke tangan Ratu." Kesal Pak Toni, memarahi anaknya. Setelah itu Pak Toni meninggalkan kantornya Justin.
Ratu mengernyitkan dahinya bingung soal rekaman yang di sebut-sebut oleh Pak Toni.
"Rekaman apa yang di maksud Om Toni? Terus kenapa Om Toni merasa khawatir bila rekaman itu jatuh ke tanganku?" Gumam Ratu. Hatinya benar-benar sangat penasaran soal rekaman itu.
"Ratu, kamu lagi ngapain berdiri di situ?" Tanya Justin yang heran melihat Ratu berdiri di balik pintu.
"Nggak lagi ngapa-ngapain."
"Kamu ikut aku," ajak Justin, sembari menarik tangan Ratu.
Justin mengajak Ratu makan siang di mal dan selama makan siang. Hati dan pikirannya melayang ke omongan Pak Toni soal rekaman yang hilang.
Kira-kira rekaman apa ya? aku jadi penasaran soal itu.
"Kamu sakit? Kenapa makanannya nggak di makan?" Ucap Justin.
"Ini mau di makan," jawab Ratu dan segera memakan makanannya.
Sebelum balik lagi ke kantor Ratu izin ke toilet dulu untuk buang air kecil.
Selesai dari toilet, Ratu tidak sengaja melihat Pak Bambang duduk di restoran Japanese. Orang kepercayaan papanya sekaligus pengacara papanya. Ratu berniat menyapanya, tapi langkahnya terhenti saat melihat Pak Toni menemui Pak Bambang.
"Ngapain Om Toni bertemu dengan Pak Bambang?"
Ratu yang penasaran segera masuk ke restoran Japanese. Ratu mengambil buku menu yang tersimpan di dekat kasir. Ratu duduk tidak jauh dari mereka seraya melebarkan telinganya.
"Sekarang saya minta imbalannya," ucap Pak Bambang.
"Kamu tenang saja. Aku pasti bakal memberikan kamu imbalan, tapi aku masih membutuhkan kamu untuk mengalihkan surat tanah yang berada di kawasan puncak ke namaku."
"Surat tanah itu kan atas nama Ratu?"
"Maka dari itu aku butuh kamu membodohi Ratu, dengan begitu kamu bisa meminta tanda tangannya Ratu dan aku akan memberikan kamu imbalan yang sudah kita sepakati," tukas Pak Toni.
"Baiklah. Soa membodohi Ratu, itu mah gampang."
Ratu yang mendengar perbincangan mereka berdua, langsung menggeram marah. Ratu tak menyangka kalau Pak Bambang ternyata pengkhianat.
"Pantas saja Om Toni dengan mudahnya merebut semuanya dariku!" Berang Ratu.
"Kali ini aku nggak akan membiarkan mereka hidup dengan tenang. Aku akan membalasnya dan merebut kembali yang menjadi hakku dan kak Nirmala. Tunggu saja pembalasanku."
Kemudian Ratu meninggalkan restoran tersebut dengan perasaan marah. Ratu harus mencari cara untuk membalas orang yang sudah menghancurkan hidupnya dan Ratu tidak akan mengampuninya.
***
Selesai dengan pekerjaannya, Ratu pergi menemui seseorang di gedung tua. Tiba di sana, Ratu langsung disambut oleh sahabatnya yang bernama Zivan.
Zivan adalah seorang gangster, yang sangat di takuti oleh musuhnya.
"Tumben kamu kesini? Pasti kamu lagi ada masalah," ucap Zivan.
"Memang. Aku butuh bantuan kamu."
"Bantuan apa?"
"Tolong kamu culik anaknya Pak Bambang. Ini foto anaknya."
"Kenapa kamu menyuruhku menculik gadis ini?" Zivan kembali bertanya sembari mengepulkan asap rokoknya.
"Karena Pak Bambang sudah mengkhianati kepercayaan papaku dan berkat dia, semua peninggalan orang tuaku di rebut oleh Om Toni." Geram Ratu mengatakannya.
"Oke. Aku akan membantu kamu."
"Tapi ingat, jangan sampai kamu menyakiti gadis itu." Ratu memberi peringatan.
"Tenang saja. Aku nggak bakal menyakitinya. Paling aku akan mengajaknya bersenang-senang," ucapnya sembari tertawa kecil.
"Awas saja kalau kamu sampai menyakitinya. Aku akan mencekik leher kamu," ancam Ratu.
Setelah itu, Ratu pergi dari sana dan langsung pulang. Ratu sampai rumah pukul delapan malam dan segera menuju kamarnya.
"Kayaknya enak nih berendam di bathtub."
Ratu bergegas ke kamar mandi dan berendam dengan air hangat. Ratu memejamkan matanya, rileks rasanya berendam di air hangat.
Justin yang baru pulang, langsung melangkah ke kamar mandi. Sambil berjalan, Justin membuka pakaiannya. Saat sudah berada di dalam kamar mandi, Justin membuka celananya dan hanya mengenakan celana boksernya.
Ratu yang memang masih berada di kamar mandi, menyudahi acara berendamnya. Ratu membuka matanya, lalu bangun dan saat akan turun dari bathtub. Justin dan Ratu saling temu pandang.
"Aargh...." Jerit Ratu, yang terkejut melihat Justin ada di kamar mandi.
"Ratu...."
Justin tertegun melihat Ratu tanpa mengenakan sehelai benangpun. Justin menelan Salivanya melihat keindahan tubuh Ratu yang sangat menggoda imannya.
Ratu kembali merendam dan menatap tajam wajah Justin.
"Kenapa kamu ada disini?!"
"Mana aku tahu kalau kamu ada di kamar mandi. Lagian pintunya juga nggak kamu kunci."
"Bilang saja itu alasan kamu saja. Sebenernya kamu ingin lihat tubuhku kan?" Kesal Ratu.
"Pede banget sih jadi orang. Aku tuh nggak tertarik sama tubuh kamu." Sergah Justin.
"O ya, kamu nggak tertarik sama tubuhku?"
"Iya lah!"
Lalu Ratu berdiri dan turun dari bathtub. Justin langsung membuang mukanya, tidak mau melihat tubuh Ratu yang sangat indah untuk di pandang.
Tanpa rasa malu, Ratu melangkah pelan mendekati Justin. Ratu sengaja menggoda Justin dan ingin tahu apa Justin akan luluh atau tidak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
sryharty
coba lihat yang di bawah si Otong berdiri ga ratu,,kalo bener ga tertarik pasti si Otong ga bakalan berdiri tegak tapi masih ngegantung Kaya cabe rawit
2022-09-30
0