Melihat Justin pergi. Ratu meyakini kalau Justin memang belok. Biasanya para lelaki selalu senang bila berduaan dengan perempuan, tapi Justin justru selalu menghindarinya.
"Aku harus berusaha menarik hatinya dan aku harus membuktikannya kalau Justin memang lelaki normal."
Ratu kemudian pergi dan mencari keberadaan Justin, tapi ternyata Justin tidak ada dan entah kemana Justin pergi.
"Baiklah. Sepertinya nanti malam saja aku menggodanya."
Justin pergi dan menghindari Ratu. Justin memilih menemui sahabatnya yang bernama Rico dan berniat menginap di apartemen Rico.
Tiba di apartemen Rico, ternyata Rico tengah berduaan dengan perempuan yang setiap harinya selalu berganti perempuan. Justin berpikir, kenapa Rico begitu senang berganti pasangan setiap hari.
"Aku mau nginep disini," ucap Justin.
Rico mengernyitkan dahinya, menatap Justin. "Tumben kamu mau nginep di apartemenku," sahut Rico yang merasa heran.
"Mau aja," jawab Justin sekenanya.
"Oke, terserah kamu."
*
*
*
Malam pun menjelang. Justin yang saat ini tengah berada di kamarnya Rico, menutup telinganya karena mendengar suara erotis dari luar kamar. Membuat Justin muak mendengar suara erotis itu.
"Gimana aku mau tidur!" Kesal Justin, lalu Justin melangkah keluar kamar hanya untuk menegur Rico. Tapi saat menghampirinya, Justin terbelalak melihat Rico tengah wik-wik di sofa dengan wanitanya. Justin pikir, Rico hanya mengelus bagian tubuh wanita itu.
"Sialan!" Maki Justin, melihat adegan hareudang secara live.
Justin tidak jadi menegurnya dan kembali ke kamar. Sekitar hampir tiga puluh menit, suara erotis itu semakin membuat bulu kuduknya berdiri. Justin di buat resah dengan suara desa han panjang dari perempuan itu.
Justin menutup kedua telinganya dan berharap tidak bisa mendengarnya lagi, tapi nyatanya suara desa han itu tetap terdengar.
"Aargh...." Teriak Justin kesal. Niat hati mau menginap, justru dirinya malah dibuat nggak bisa tidur gara-gara kelakuan Rico, yang tak memperdulikan ada Justin di apartemennya. Sungguh sangat menyebalkan.
"Apa aku pulang saja, daripada telingaku sakit mendengar suara mereka."
Justin mengambil jaketnya yang tergeletak di kepala ranjang dan melangkah keluar.
"Rico, aku pulang saja," pamit Justin yang berusaha tidak memperdulikan kegiatan Rico. Memang Rico dan wanita itu tidak punya urat malu.
"Iya...." Jawab Rico yang sedang mengayunkan pinggulnya.
Justin bergegas keluar dari apartemen Rico, yang baginya seperti neraka. Pada akhirnya Justin pulang ke rumah dan harus bertemu lagi dengan Ratu.
Sampai di rumah dan suasana di dalam rumah sudah sepi dan sudah tidak ada aktifitas dari ART-nya. Justin berharap, Ratu tidak tidur di kamarnya dan harapannya terkabul. Ratu tidak ada di kamarnya.
"Syukurlah si cewek edan itu tidak ada disini," cetus Justin lega.
Justin mengunci pintunya, agar Ratu tidak bisa masuk ke kamarnya. Justin tersenyum lebar dan malam ini dirinya bisa tidur dengan tenang.
Justin merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Nyaman, itu yang di rasakan Justin saat tubuhnya menyentuh kasur. Justin tidur miring dan memejamkan matanya bersiap untuk tidur.
Justin membuka matanya, saat merasakan kasurnya bergerak. Justin membalikkan badannya dan betapa terkejutnya Justin melihat Ratu sudah berada disampingnya.
"Kamu kenapa ada disini?" Tanya Justin dan juga bingung melihat Ratu ada di kamarnya. Bukankah ia sudah mengunci pintunya dan bagaimana Ratu bisa masuk.
"Kenapa memangnya? Biasanya juga aku tidur disini," jawab Ratu.
"Kamu masuk darimana?" Justin masih bingung dengan adanya Ratu di kamarnya.
"Aku dari tadi ada di balkon dan memang sedang menunggu kamu pulang."
"Pantas saja kamu ada disini," dengus Justin, ternyata Ratu ada di kamarnya sejak tadi.
Ratu kemudian mendekatkan diri ke tubuh Justin. Ratu akan mencoba merayu Justin dan membuktikan kalau Justin itu pria normal atau tidak.
"Eits, jangan dekat-dekat," cegah Justin, saat Ratu akan mencoba memeluknya.
"Aku kan istri kamu. Aku berhak memelukmu kapanpun."
"Aku nggak mau dipeluk sama kamu." Justin jelas menolaknya. Justin menginginkan hidupnya seperti dulu, sebelum bertemu dengan Ratu. Hidup dengan damai tanpa ada gangguan dari seorang wanita.
Ratu tidak memperdulikan penolakan Justin, lalu Ratu bangun dan menindih tubuh Justin.
Justin berusaha menyingkirkan tubuh Ratu dari atas tubuhnya. "Menyingkirlah dari tubuhku." Seraya mendorong tubuh Ratu.
Justin berhasil menyingkirkan tubuh Ratu dari atas tubuhnya, tapi Ratu mendekatinya lagi. Justin jelas mencegah Ratu, agar tidak mendekatinya lagi.
"Jangan macam-macam kamu!"
Tapi Ratu tetap mendekati Justin, dan berusaha mengukung Justin. Meski Justin mencegahnya, Ratu tetap maju dan berhasil mendekatkan wajahnya ke wajah Justin.
Ratu mencium bibir Justin dan lagi-lagi tubuh Justin langsung terasa kaku dan tidak bisa mendorong tubuh Ratu. Sungguh aneh bagi Justin, kenapa tubuhnya selalu saja kaku.
Ratu terus mencium bibir Justin dan menggigit bibir bawahnya Justin agar mulutnya terbuka. Lidah Ratu langsung menelusup masuk ke mulut Justin dan menggoda lidahnya Justin.
Tangan Ratu turun ke bawah perut Justin dan mengelusnya dari balik celana, lalu ciuman Ratu berpindah ke leher Justin. Seketika suara desa hannya keluar dari mulut Justin.
Brengsek! kenapa tubuhku tergoda. Maki Justin didalam hatinya.
Otaknya menolak perbuatan Ratu, tapi tubuhnya merespon sentuhan Ratu. Justin berperang antara otak dan tubuhnya, sedangkan Ratu terus memancing gai rahnya Justin.
Dengan penuh susah payah, Justin mampu mendorong tubuh Ratu. Nafas Justin memburu. Apa yang Ratu lakukan sudah memancing libidonya, tapi akal sehatnya masih bekerja dengan baik.
Justin bergegas keluar, meninggalkan Ratu di kamar. Justin melangkah cepat ke ruang kerjanya.
"Aargh... Sial! Kenapa aku terpancing!" Kesal Justin.
"Kalau begini terus, aku lama-lama tidak bisa menahan diri."
Ratu benar-benar sudah mengacaukan hidupnya Justin, yang tadinya damai kini malah membuatnya tidak bisa merasakan kedamaian di dalam hidupnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments