Ratu sudah berdiri di hadapan Justin dan menatap wajah Justin. Tangan Ratu menyentuh dada bidang Justin. Dengan lembut, Ratu mengelus dada bidangnya Justin.
Justin memejamkan matanya, saat tangan Ratu merayu kulit tubuhnya. Justin masih berusaha tidak melihat kemolekan tubuh Ratu. Jantungnya berdegup kencang, saat tangan Ratu turun ke perutnya.
Ratu tersenyum melihat Justin yang sangat tegang. Tangan Ratu membuat lingkaran abstrak di perut Justin. Ratu ingin tahu sekuat apa Justin menahan godaannya.
Kemudian Ratu merapatkan tubuhnya ke tubuh Justin. Ratu menekankan benda kenyal miliknya ke kulit tubuh Justin.
Justin merasakan desiran di tubuhnya, lalu Justin menatap wajah Ratu yang begitu dekat dengannya.
"Apa kamu tergoda sama tubuhku," bisik Ratu, sembari mengelus rahang Justin.
"Tidak...."
"Tapi kenapa... Senjata laras panjang mu terbangun."
"Karena memang waktunya untuk bangun," jawab Justin asal.
Pikirannya sudah melayang ke tubuh Ratu, tapi Justin masih berusaha menyadarkan akal sehatnya.
Ratu tersenyum miring dan demi melancarkan aksi menggodanya, Ratu mendaratkan kecupan mesra di dada bidang Justin.
Seketika desiran halus itu mengaliri darahnya, membuat Justin terus mencoba menahan diri agar tidak tergoda oleh Ratu.
"Jika kamu tidak tergoda, maka aku yang akan menggodamu," bisik Ratu, lalu Ratu langsung menyambar bibirnya Justin.
Ratu memangut bibir Justin lembut dan kedua tangannya melingkar di leher Justin. Ratu semakin merapatkan tubuhnya, sedangkan Justin hanya diam terpaku dan tidak bereaksi.
Karena Justin diam saja, tangan Ratu menarik tangannya Justin untuk di lingkarkan di pinggangnya.
Walau sudah berusaha menahan diri agar tidak tergoda, akhirnya pertahanan Justin jebol juga. Ciuman Ratu berpindah ke lehernya Justin dan mengecup kulit leher Justin.
Justin mend esah halus. Tangan Ratu turun ke bawah perut Justin dan mengelusnya dari celana bokser yang dikenakan Justin. Justin di ajak melayang oleh Ratu, padahal Ratu hanya merayunya lewat sentuhan kulit.
Ratu mengehentikan ciumannya dan memandang wajah Justin yang tengah menikmati sentuhan mesra darinya. Ratu tersenyum menang, karena Ratu berhasil menggoda Justin. Tangan Ratu menelusup masuk ke dalam celananya Justin dan merayunya dengan lembut.
"Apa sekarang tergoda," bisik Ratu sembari mend esahkan nafasnya.
Justin membuka matanya. Tatapan Justin sayu dan menggelap karena libidonya sudah di puncaknya.
"Apa sekarang kamu mau memberikan benih unggulanmu kepadaku," bisik Ratu lagi, kemudian mengecup rahangnya Justin.
"Nggak," tolak Justin. Meski dirinya sudah tergoda, bahkan has ratnya sudah di ubun-ubun Justin tetap tidak bersedia memberikannya.
Ratu mendengus. Dalam keadaan seperti ini, Justin tetap menolaknya. Kemudian Ratu menghentikan aksi menggodanya dan melangkah mundur.
Ratu menyambar handuk dan menatap kesal wajah Justin.
"Minggir! Aku mau keluar. Aku lebih baik cari hiburan di luar sana," ucap Ratu kesal, sembari menyingkirkan tubuh Justin yang menghalangi pintunya.
Justin membuang nafasnya, mencoba merendam has ratnya yang sudah di ubun-ubun. Justin kemudian ikut keluar dan memperhatikan Ratu yang tengah mengenakan pakaian. Lalu Ratu berdandan secantik mungkin.
"Kamu mau pergi kemana?"
"Kemana saja! Yang jelas mencari hiburan," sahut Ratu yang menatap sebal wajah Justin.
Ratu mengambil handphonenya dan menelpon seseorang.
"Halo, Zaki. Kita bisa ketemuan. Di tempat biasa, oke," ucap Ratu. Setelah itu Ratu segera keluar dan meninggalkan Justin.
Justin yang mendengar Ratu akan ketemuan dengan Zaki, buru-buru mengenakan pakaian dan menyusul Ratu.
Tiba di luar rumah, ternyata Ratu sudah tidak ada.
"Sial! Kemana Ratu pergi!"
Cepat-cepat, Justin menaiki mobilnya dan mencari Ratu. Justin tidak suka kalau Ratu terlalu dekat dengan Zaki atau dengan lelaki manapun.
Sembari mengendarai mobilnya, Justin menengok kanan dan kiri mencari Ratu.
Hampir satu jam Justin mencari Ratu dan selama itu Justin tidak menemukan keberadaan Ratu dan Zaki. Justin menghentikan mobilnya dan mendengus kesal karena tidak dapat menemukan Ratu.
Justin mengambil handphonenya dari saku kemejanya dan mencari nama Ratu, tapi saat akan menekan nomor Ratu. Justin jadi ragu untuk menelponnya.
"Kalau aku telpon Ratu, nanti yang ada dia ke ge'eran dan disangkanya aku cari perhatian lagi."
"Aargh... Tapi aku nggak suka Ratu di dekati oleh Zaki." Justin menelungkupkan kepalanya di setir mobil.
Tok tok tok
Pintu mobilnya di ketuk oleh seseorang. Justin menurunkan kaca mobilnya dan betapa senangnya, Justin melihat Ratu tengah berdiri di samping mobilnya.
"Tuh kan benar, ini mobil kamu. Kamu lagi ngapain parkir disini. Nggak lihat apa rambu yang ada di depan," ucap Ratu, sambil menunjuk rambu lalulintas ( dilarang parkir ).
"Aku nggak lihat," jawab Justin.
"Ra, ayo kita pergi ke sana!" Teriak Zaki dan Ratu mengangguk.
Ratu segera mendekati Zaki dan berjalan bersama ke tempat yang ditunjuk oleh Zaki. Justin yang melihat Ratu berjalan bersama Zaki, langsung turun dari mobil dan membuntuti Ratu dan Zaki.
Zaki mengajak Ratu ke penjual wedang ronde. Malam-malam begini, lebih enak makan wedang ronde.
"Ck... Aku pikir mau mengajak kemana. Ternyata ke penjual wedang ronde. Dasar cowok nggak ngemodal." Cibir Justin.
Ratu dan Zaki duduk sembari menikmati semangkuk wedang ronde yang hangat. Justin duduk tidak jauh dari Ratu dan Zaki.
"Enak kan?" Ucap Zaki.
Ratu mengangguk dan tersenyum kepada Zaki. Justin semakin kesal melihat Ratu memberikan senyumnya kepada Zaki.
"Sok tebar pesona. Dasar cewek ganjen," sungut Justin.
"Aku suapin ya. Pasti wedang ronde ini semakin nikmat bila kamu aku suapin," ucap Ratu sembari melirik Justin yang duduknya tidak jauh darinya.
"Boleh. Aaa...." Zaki membuka mulutnya dan Ratu segera menyuapi Zaki.
Hatinya Justin langsung mengepulkan asap cemburu dan menatap sinis Ratu dan Zaki.
"Ih... Makan wedang ronde aja belepotan," seloroh Ratu, lalu mengelap dagu Zaki.
Ratu sengaja memanasi Justin, hatinya dongkol karena Justin selalu menolaknya. Padahal dirinya sudah berhasil menggoda Justin, dan Justin tetap menolaknya.
Karena sudah sangat geram. Justin memilih mendekati Ratu dan Zaki.
"Minggir-minggir...!" Justin menyingkirkan Zaki dan duduk di tengah antara Ratu dan Zaki.
"Eh! Pak Justin." Zaki terkejut melihat Justin dan lebih terkejut lagi Justin menyingkirkan dirinya dari Ratu. Zaki memang tidak menyadari kehadiran Justin. Zaki terlalu fokus ke Ratu.
"Sekarang kamu suapin aku," pinta Justin kepada Ratu.
"Nggak!" Tolak Ratu dan menatap sinis wajah Justin.
"Cepat!" Paksa Justin.
Karena terlanjur dongkol, Ratu memberikan wedang ronde itu ke tangan Justin. Lalu Ratu berdiri dan meninggalkan Justin.
"Ratu! Mau kemana?" Cepat-cepat Justin mengejar Ratu dan mencekal tangan Ratu.
"Lepas! Aku tuh lagi marah sama kamu dan jangan ikuti aku lagi!" Ratu mendorong tubuh Justin dan berlari menjauhi Justin.
"Ra... Tunggu!!" Justin mengejar Ratu, tapi Ratu sudah terlebih dulu mencegah taksi dan naik.
Malam ini Ratu tidak ingin pulang, kalau perlu sampai besok malam Ratu tidak pulang. Biarkan Justin kelabakan mencarinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments