Hinaan Tante Rina

Saat ini, Ratu dan Justin tengah duduk di taman rumah sakit. Ratu menatap dedaunan yang bergoyang karena tiupan angin yang sepoi-sepoi. Beberapa kupu-kupu berterbangan di sekeliling bunga yang bermekaran.

"Kalau boleh tau. Apa yang terjadi sama kakak kamu?" tanya Justin menatap Ratu dari samping.

"Ceritanya panjang. Aku suka sedih bila menceritakan penyebab kakakku menjadi seperti ini."

"Ya sudah, nggak usah diceritakan. Aku mengerti, kok." Melihat kondisi kakaknya saja sudah membuktikan kalau ini pasti sangat berat. Justin tidak mau memaksa Ratu untuk menceritakannya. Mungkin nanti dirinya bisa mencari tahunya sendiri.

"Papa dan mamaku meninggal dua tahun lalu. Orang tuaku di bunuh dan disaat itu juga kakakku diperkosa. Sayangnya aku nggak tahu siapa pelakunya dan satu-satunya yang tahu adalah kakakku."

Justin terkejut mendengar cerita orang tuanya Ratu yang meninggal karena di bunuh dan juga yang menimpa kakaknya Ratu. Sungguh sangat miris mendengarnya.

"Saat aku berjuang meminta bantuan kepada kak Armi, justru keluarga Kak Armi merebut harta peninggalan papaku."

"Apa Pak Toni itu papanya Armi?" tanya Justin dan Ratu mengangguk.

Oke, Justin mengerti kenapa tadi Ratu marah-marah kepada Pak Toni dan ternyata Pak Toni adalah Saudaranya Ratu.

"Apa kamu sudah melaporkan ke polisi?" Lanjut Justin.

"Sudah dan Kak Armi itu adalah polisi, makanya aku minta bantuan sama dia, tapi ternyata Kak Armi tidak nembantuku. Aku juga pernah melaporkan ke kantor polisi, tapi saat aku kembali datang ke kantor polisi katanya kasusnya sudah di tutup."

"Kok, bisa? Apa ini ada hubungannya dengan Armi?" Justin justru mencurigai Armi, yang notabenenya seorang polisi.

"Mungkin, aku nggak tahu."

Sepertinya aku harus menyelidikinya. Batin Justin.

Hati Justin tergerak ingin membantu Ratu. Meski Ratu menyebalkan, tapi saat mendengar ceritanya membuat Justin iba. Ternyata dibalik sikap bar-bar nya, tersimpan kisah yang sangat menyedihkan.

*

Keesokan harinya, Justin datang ke apartemen Hadi. Meskipun Hadi adalah asistennya, tapi di luar kerjaan Hadi adalah temannya dan hari ini mereka libur bekerja.

Mereka berdua duduk di balkon di temani secangkir kopi yang masih mengepulkan asapnya.

"Di, aku minta bantuan kamu," ucap Justin.

"Bantuan apaan nih," timpal Hadi, yang menyalakan rokoknya.

"Tolong kamu selidiki semua keluarga Ratu."

Hadi menautkan alisnya, mendengar kalimat yang di ucapkan Justin. Setahunya Justin tidak peduli dengan Ratu, tapi kenapa sekarang Justin ingin mengetahui keluarganya Ratu.

"Memangnya kenapa dengan Ratu?" Tanya Hadi.

"Kata Ratu, orang tuanya meninggal terbunuh dan kakaknya di perkosa. Sedangkan Ratu tidak tahu siapa pelakunya."

Hadi mangut-mangut mendengarkannya.

"Oke, aku akan menyelidikinya," jawab Hadi.

"Satu lagi, kamu juga harus selidiki Pak Toni, karena dia adalah Saudaranya Ratu dan kata Ratu, Pak Toni itu merebut harta peninggalan orang tuanya."

"O ya...?"

"Hm...." Angguk Justin

"Ternyata jahat juga ya, Pak Toni," cetus Hadi.

"Makanya, selediki Pak Toni."

***

Ratu dan Mama Risti pergi ke supermarket untuk membeli beberapa keperluan rumah, seperti sayur mayur dan yang lainnya.

Ratu mendorong troli dan Mama Risti mengambil keperluan yang di butuhkan.

"Kamu nggak beli sesuatu, Ra?" Tanya Mama Risti.

"Nanti saja," jawab Ratu.

Tiba-tiba dari arah belakang, seorang wanita menabrak tubuh Mama Risti. Membuat tubuh Mama Risti terhuyung dan untung saja Ratu dengan cepat memegangi lengan Mama Risti.

"Kalau jalan tuh pakai mata dong!' kesal Mama Risti, ditambah lagi wanita yang seumuran dengan Mama Risti tidak meminta maaf.

"Tante Rina?" Ucap Ratu , yang tak menyangka bisa bertemu dengan istrinya Pak Toni.

"Ratu? Ih... Malas banget aku bertemu dengan kamu!" Ketus Tante Rina, yang menatap sinis keponakannya itu.

"Kamu kenal wanita ini, Ra?" Ucapa Mama Risti. Ratu pun mengangguk.

Tante Rina yang melihat Ratu memegangi troli belanjaan, menatap merendahkan Ratu.

"Sekarang kamu jadi babu, ya? Kasihan..." Ejek Tante Rina dengan senyum miringnya. "Dari penari club langsung turun level jadi babu."

"Terserah Tante mau ngomong apa! Yang jelas aku tidak peduli dengan ucapan Tante." Balas Ratu.

Tante Rina membalas dengan senyum jumawa, merendahkan Ratu yang hidupnya semakin melarat. Sudah jadi anak yatim piatu, tidak punya apa-apa jadi babu pula.

Mama Risti yang melihat Tante Rina yang merendahkan Ratu, membuat hatinya kesal dan tidak terima menantunya dikatain babu.

"Eh, Ratu itu bukan babu saya. Ratu itu menantu saya!" Ucap Mama Risti, yang kesal menatap wajah Tante Rina.

"O ya...? Menantu simpan mungkin. " Ucap Tante Rina yang terus merendahkan Ratu.

"Sembarangan kalau ngomong!" Marah Mama Risti sembari mendorong bahu Tante Rina.

"Kenapa situ nyolot!" Bentak Tante Rina, yang tak terima bahunya di dorong.

"Eh, kamu dulu ya yang mulai!" Berang Mama Risti.

"Sudah ma, jangan ladenin dia. Dia itu stress."

"Yang stress itu kakak kamu! Sudah gila, nggak perawan lagi!" Hina Tante Rina.

Ratu yang dari tadi berusaha sabar atas hinaan dari mulut Tante Rina, membuat emosi Ratu semakin mendidih. Tak terima kakaknya di hina. Tanpa pikir panjang, Ratu langsung menampar Tante Rina.

Plak

"Jaga mulut Tante! Jangan Tante hina kakakku!" Geram Ratu, yang menatapnya tajam.

"Satu lagi. Apa yang keluarga Tante ambil dariku akan aku rebut kembali dan disaat itu aku akan menertawakan Tante! Ayo ma kita pergi dari sini."

Ratu dan Mama Risti pergi meninggalkan Tante Rina yang terlihat sangat marah.

"Awas kamu Ratu! Justru kamu yang akan semakin menderita!"

Terpopuler

Comments

Assyfa Alin

Assyfa Alin

cerita y mkain seru Thor

2022-09-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!