Menikah

Flashback.

Sekitar jam lima pagi, Ratu berpura-pura meng erang dan men desah. Seolah-olah Ratu tengah melakukan hubungan suami istri. Sebab di jam segitu para tetangga kontrakannya sudah pada bangun, apalagi tetangga kontrakannya kebanyakan sudah berumah tangga.

Ratu yakin rencananya bakalan berhasil memancing salah satu tetangganya untuk melaporkan Ratu ke pak RT. Saat Ratu mengintip di balik jendela dan melihat ada tetangganya yang bernama Bu Fitri tengah menyapu di teras, Ratu semakin bersemangat berpura-pura men desah.

"Aaahrrggh...." Desah Ratu, Didalam hati, semoga Justin tidak terbangun mendengar suaranya yang tengah men desah panjang.

"Cepat baby, aku sudah nggak tahan lagi," suara Ratu yang terdengar sangat parau, lalu Ratu menyalakan sebuah suara lelaki dari handphonenya.

"Kamu ternyata sangat nakal."

Ratu kembali mengintip tetangganya itu dan tersenyum smrik melihat Bu Fitri yang terlihat sangat geram mendengar suara erotis dari kamar Ratu.

Flashback off

Dan disini sekarang, di kantor RW. Ratu dan Justin tengah di sidang oleh Pak RT, Pak RW dan warga. Ratu menundukkan kepalanya dan sebenarnya di dalam hati Ratu tengah bersorak-sorai karena berhasil.

Beda lagi dengan Justin, justru Justin terlihat sangat frustasi dan dan wajahnya terlihat kusut. Justin jelas menolak jika di nikahkan dengan wanita yang tengah duduk di sampingnya itu. Melihat wajah wanita itu membuat hati Justin bergemuruh hebat menahan emosinya dan ingin sekali Justin memaki wanita itu habis-habisan.

Setelah bermusyawarah, Pak RT dan yang lain, akhirnya memutuskan menikahkan Ratu dengan Justin. Sekarang di hadapan Ratu dan Justin, Pak RT sudah duduk di depannya.

"Saya minta, panggil kedua orang tua kalian untuk datang kesini. Hari ini juga!" ujar Pak RT.

Justin menegakkan kepalanya dan menatap wajah Pak RT. "Untuk apa orang tua saya di suruh datang kesini?" Justin bertanya.

"Untuk menikahkan kalian berdua. Agar kalian tidak terus-terusan melakukan dosa terlarang."

"Nikah!" Sarkas Justin. "Nggak! Saya tidak mau menikahi wanita ini. Lagian saya tidak melakukan apa-apa!" Jelas Justin menolak menikah dengan wanita di sampingnya.

"Halah...! Nggak ngelakuin gimana! Jelas-jelas saya mendengar suara kalian berdua tengah melakukan hal begituan," timpal Bu Fitri terlihat sangat geram dengan penuturan Justin dan jelas-jelas tadi pagi dirinya mendengar suara erotis dari kontrakan Ratu.

"Kapan?!" Balas Justin.

"Tadi pagi. Sudahlah Pak RT lebih baik nikahkan saja," sergah si Bu Fitri lagi.

Justin mendengus melihat si ibu berdaster itu. Justin juga mengingat-ngingat kejadian tadi pagi, yang katanya melakukan hal begituan, tapi nihil. Justin tidak mengingatnya.

Justin kemudian melirik Ratu yang masih menundukkan kepalanya. Justin menatap lekat menatap wajah Ratu dan memperhatikan ekspresi wajah Ratu, tapi sayang Justin tidak bisa membaca ekspresi wajah Ratu.

"Cepat, kalian hubungi orang tua kalian." Pak RT kembali memintanya.

"Ma-af Pak, orang tua saya sudah meninggal," jawab Ratu gugup.

"Kalau kamu." Pak RT menatap Justin.

"Baiklah... Saya telpon Mama saya," jawab Justin dan dengan terpaksa Justin menghubungi mamanya dan juga Hadi.

Sekitar satu jam lebih, kini Mama Risti dan Hadi sudah berada di kantor RW dan Mama Risti duduk di samping Justin. Mama Risti menatap semua orang yang berada di kantor RW.

"Jadi begini Bu. Tadi pagi ibu Fitri mendengar kalau anak ibu dan Ratu tengah melakukan wik-wik di kontrakannya Ratu dan kami semua sudah memutuskan kalau anak ibu dan Ratu akan kita nikahkan," terang Pak RT menjelaskan inti permasalahannya.

Mama Risti menatap Justin tak percaya. Mama Risti terus menatap lekat wajah Justin sembari menatap tajam kepada Justin.

"Apa benar yang dikatakan oleh Pak RT?" Tanya Mama Risti kepada Justin.

"Nggak, Ma. Aku nggak ngelakuin begituan. Mama harus percaya sama aku. kayaknya aku tuh di jebak sama dia." Justin menuding Ratu.

"Sudahlah, manamungkin ibu itu salah dengar. Sekarang mama tanya, apa kamu tidur di kontarkan wanita itu?"

"Aku memang tidur di kontrakan wanita itu," jawab Justin jujur dan Mama Risti mencibir Justin.

"Kepada bapak-bapak dan ibu-ibu, saya selaku mamanya Justin meminta maaf atas kelakuan anak saya dan saya setuju menikahkan anak saya dengan...."

"Ratu, Bu," timpal Pak RT.

"Iya, dengan Ratu," sambung Mama Risti.

"Ma!!" Protes Justin dan kenapa mamanya malah menyetujui pernikahan ini. Justin benar-benar tidak terima dengan keputusan mamanya itu.

"Aku nggak mau nikah sama dia, ma! Aku yakin wanita itu hanya menjebak aku."

"Keputusan sudah di ambil dan kamu harus menikahi wanita itu." Tegas Mama Risti.

"Ma!"

"Stop! Hadi...."

"Iya, Nyonya." Hadi mendekati Mama Risti.

"Cepat kamu urus pernikahan Justin sama Ratu. Malam ini juga Justin dan Ratu harus segera menikah, bagaimana pun caranya."

"Baik Nyonya, akan saya laksanakan."

***

Tepat pukul delapan malam, Justin duduk di depan bapak penghulu. Sebelah kiri ada Pak RT dan di sebelah kanan ada pak ustadz. Di belakangnya ada beberapa warga yang ikut menyaksikan pernikahan yang tak di harapkan Justin.

Justin men desah samar dan sebentar lagi statusnya akan berubah menjadi seorang suami. Bagi Justin, hari ini adalah hari yang sangat buruk dalam hidupnya. Gara-gara mengikuti keinginan Eza, kini dirinya harus berada disini dan harus menikahi wanita yang sama sekali tidak di kenalnya.

Mengingat nama Eza, Justin akan memberi perhitungan kepadanya dan tidak akan memberikan ampun.

Ratu datang memasuki kantor RW, dengan wajahnya yang sudah di rias cantik. Ratu mengenakan kebaya putih yang di belikan Mama Risti tadi siang. Mama Risti membimbing Ratu berjalan menuju meja pernikahannya dan Ratu langsung mendudukkan dirinya di kursi. Justin enggan melihat Ratu, baginya Ratu adalah wanita ular yang menjebaknya dan pernikahan ini bukanlah pernikahan yang sesungguhnya.

"Bagaimana, apa sudah siap?" Tanya bapak penghulu kepada Pak RT.

"Sudah, Pak," jawab Pak RT.

"Baiklah, kita langsung saja ijab qobul nya."

Pak penghulu mengulurkan tangannya dan Justin dengan sangat-sangat terpaksa menyambut uluran tangan pak penghulu dan ijab qobul pun kini terdengar sangat lancar. Bahkan Justin mengucapkannya dengan satu tarikan nafas. Terdengarlah kata sah dari para saksi.

Mama Risti tersenyum senang melihat anaknya kini sudah menikah, walau melihat anaknya menikah dengan cara seperti ini.

Ratu langsung di boyong ke rumah Justin, dan kini Ratu sudah berada di kamar Justin yang besar. Tanpa seizin Justin, Ratu melangkah kakinya ke kamar mandi sembari membawa pakaian ganti.

"Dasar wanita tidak punya sopan santun," cibir Justin menatap sinis punggung Ratu yang akan membuka pintu kamar mandi.

Sekitar lima belas menit, Ratu keluar dari kamar mandi dan kini kakinya melangkah menuju ranjang. Saat Ratu akan naik ke atas ranjang, Justin menghentikan pergerakan Ratu.

"Kamu di larang tidur di atas kasur dan kamu tidur di lantai. Aku sudah menyiapkan kasurnya."

Terpopuler

Comments

Crystal

Crystal

Konyol sih. Sampe ngakak bacanya 😂😂😂🙈

2023-03-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!