Setelah Pak Toni pergi dari sana, Ratu bergegas masuk ke ruangan Justin dengan rasa marah yang menggebu. Dengan kasar Ratu meletakkan cangkir di meja. Ratu menggeram kesal kepada Pak Toni, orang yang sudah tega mengambil harta peninggalan papanya.
Justin datang dengan wajah bingung dan sebenarnya Justin ingin menanyakan permasalahan Ratu dengan Pak Toni, tapi melihat Ratu yang sedang memburuk hatinya, Justin memilih bungkam.
"Ini minumlah." Justin menyodorkan air minum untuk meredakan emosinya.
Ratu menerima air minum pemberian Justin, lalu meminumnya sampai tandas. Sungguh hati Ratu sangat gerah menahan emosi.
Ratu mengembalikan gelas kosong ke Justin. "Terima kasih."
Setelah emosinya sedikit mereda. Ratu melangkah ke sofa dan membuka bekalnya.
"Aku bawakan makan siang untuk kamu, karena dari kamu bangun tidur belum makan," ucap Ratu sembari menyiapkan makanannya di atas meja.
"Terima kasih, kamu tahu aja kalau aku sangat lapar," jawab Justin yang kini sudah memegang sendok.
"Makanya jangan bersikap jutek sama aku. Aku tuh baik dan perhatian, apalagi sama suami jutekku."
"Ck... Kamu mah memang pantas di jutekin!" Ketus Justin.
Justin dengan lahapnya menyantap makan siangnya yang sudah telat, bahkan Justin menghabisi makanannya tanpa sisa. Justin menyenderkan punggungnya sembari mengelus perutnya yang kekenyangan.
Ratu segera membereskan kotak bekalnya, tapi saat saat sedang membuang tisu dering handphonenya bunyi. Ratu melihat siapa yang menelponnya.
"RSJ?" Gumam Ratu. Justin melirik handphonenya Ratu dan menautkan kedua alisnya melihat nama panggilan yang tertera di layar handphone Ratu.
Rumah sakit jiwa? Siapa yang sakit jiwa?. Batin Justin bertanya-tanya.
Ratu buru-buru mengangkat telponnya dan melangkah keluar dari ruang kerja Justin. Membuat Justin semakin penasaran.
"Halo...."
"Ini dengan adiknya Nirmala?"
"Iya, betul. Ada apa ya, sus?"
"Saya mau memberitahukan kalau Nirmala tadi mencoba untuk bunuh diri dengan menyayat pergelangan tangannya."
"Apa?! Terus gimana keadaan kakak saya, sus?" Cemas Ratu.
"Kakak anda belum sadar dan sekarang tengah dirawat di rumah sakit Center."
"Terima kasih sus, sudah memberitahu saya. Saya segera ke rumah sakit Center."
Dengan tergesa-gesa Ratu masuk ke dalam ruang kerja Justin dan menyambar tasnya.
"Ada apa?" Tanya Justin. Melihat kekhawatiran di wajah Ratu membuat Justin penasaran.
"Aku ada urusan penting!" Sahut Ratu yang berjalan keluar dengan terburu-buru.
Justin yang penasaran, memilih mengikuti Ratu. Tiba di pintu keluar kantor, Justin menghentikan karyawannya yang mengendarai motor.
"Saya pinjam motornya," kata Justin memaksa.
"Silahkan, Pak."
"Terima kasih."
Kedua manik Justin terus memperhatikan Ratu yang tengah menghentikan taksi. Setelah itu, Justin mengikuti taksi yang di tumpangi oleh Ratu.
Justin mengernyitkan dahinya, ketika taksi yang di tumpangi Ratu berbelok ke rumah sakit Center. Membuat jiwa Justin semakin penasaran.
Buru-buru Justin memarkirkan motornya dan bergegas mengikuti langkah Ratu dari belakang. Berharap Ratu tidak menyadari kalau sedang dibuntuti.
"Sus, pasien atas nama Nirmala yang dari RSJ di ruangan apa?" Tanya Ratu kepada petugas medis.
"Sebentar saya cek dulu." Kata petugas medis. "Pasien atas nama Nirmala, di ruangan mawar no. 76."
"Terima kasih, sus."
Ratu segera menuju ruang mawar. Ratu sangat mengkhawatirkan keadaan kakaknya itu dan semoga kakaknya baik-baik saja. Ratu tiba di ruang mawar dan mencari no. 76. Setelah menemukan ruangannya, Ratu membuka pintunya.
Hati Ratu mencelos melihat kakaknya yang terbengong dengan tatapan kosong. Tanpa terasa air matanya menetes, tak sanggup melihat kakaknya seperti ini.
"Aku nggak boleh nangis di depan kakak." Kemudian Ratu menghapus air matanya.
Ratu mendekati Nirmala dan menyentuh tangan Nirmala. Hati Ratu semakin sesak melihat pergelangan tangan Nirmala di perban.
"Kak... Ini aku, Ratu."
Nirmala menoleh menatap Ratu. Kemudian Ratu menangkubkan kedua tangannya di pipi Nirmala.
"Kakak jangan bunuh diri lagi ya...." Pinta Ratu dengan suara tercekat menahan diri agar tidak menangis di depan Nirmala.
"Aku cuman punya kakak di dunia ini. Jadi aku mohon jangan menyakiti diri kakak, apalagi mencoba untuk bunuh diri."
Nirmala hanya diam membisu menatap wajah Ratu. Lalu Ratu memeluk Nirmala, di balik pelukannya Ratu menyeka sudut matanya yang basah.
Di balik pintu yang sedikit terbuka. Justin menyaksikan Ratu yang tengah memeluk kakaknya.
Sebenarnya apa yang terjadi dengan kakaknya? Apa ini ada hubungannya dengan Pak Toni? Bukannya tadi Ratu mengatakan kalau harta papanya di rebut oleh Pak Toni.
Nirmala yang tengah dipeluk oleh Ratu, melihat Justin yang berdiri di balik pintu yang terbuka. Kedua matanya membulat dan langsung berteriak histeris.
"Pergi kamu!! Jangan sentuh aku!!" Jerit Nirmala, seraya mendorong tubuh Ratu dan melempar bantal ke arah pintu.
Justin terkejut melihat bantal yang dilempar ke arahnya, meskipun tidak mengenainya.
Ratu yang melihat kakaknya histeris, segera melihat siapa yang berada di dekat pintu.
"Justin!" Ucap Ratu terkejut.
"Pergi kamu!! Jangan dekati aku!!" Jerit Nirmala, yang kini duduk meringkuk di lantai, serta menutup kedua matanya. Nirmala tidak mau melihat laki-laki yang berada di sekitarnya. Rasa takut terus membayanginya, jika melihat seorang lelaki dan akan selalu mengingatkannya pada kejadian itu.
"Pantas saja kakakku histeris!" cetus Ratu mendelik menatap Justin.
"Maksudnya?"
Ratu mengabaikan Justin dan menekan bel untuk memanggil petugas medis. Ratu segera mendekati Nirmala yang tengah duduk meringkuk di lantai.
"Kakak tenang, kak." Ratu berusaha memeluknya, berharap kakaknya bisa tenang, tapi yang ada Nirmala terus meraung-raung ketakutan. Ratu kewalahan menenangkan kakaknya, yang terus histeris.
Petugas medis pun datang dan segera memberi suntikan penenang. Setelah itu Nurmala tergolek tidur. Ratu menghembuskan nafasnya, melihat Nirmala yang selalu histeris ketakutan.
Ratu hanya bisa berharap kalau kakaknya bisa segera sembuh dan berkumpul lagi dengannya seperti dulu.
Ratu mencium kening Nirmala, lalu ratu membetulkan selimutnya. "Istirahat kak, aku pulang dulu. Besok aku kesini lagi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments