Alrescha akhirnya melihat apa yang sedang Elbert lihat juga. Mereka berdua melihat seorang wanita yang memiliki nama yang sama, yaitu Alstrelia sedang berdiri di tengah taman dan tengah menatap ke arahnya.
Apa yang sedang Alstrelia lihat?
Alrescha merasa itu adalah tatapan penuh simpati yang ditunjukkan ke arahnya.
‘Apa dia punya ekspresi itu sebelumnya?’ Alrescha hanya diam sambil terus memandang wanita yang ada di bawah sana
“.......................”
“Sudah malam seperti ini, apa yang sedang dilakukannya disana?” Tanya Elbert pada dirinya sendiri.
“....................!” Meskipun dari kejauhan, Alrescha sepintas benar-benar melihat tatapan dari mata berwarna biru itu, memang benar-benar menatap kearahnya dengan tatapan simpati.
Apakah Alstrelia yang itu, benar-benar bersimpati kepadanya?
Alrescha tidak bisa menilai arti dari tatapannya itu.
Sampai tatapan mata itu langsung menghilang seiring Alstrelia memutuskan untuk balik badan dan memunggungi mereka berdua.
“.....................” Entah apa yang terjadi pada detik itu, Alrescha segera berbalik dan buru-buru mengambil langkah cepat untuk berlari.
“Tuan!” Panggil Elbert saat melihat Alrescha tiba-tiba berlari pergi.
Alrescha tidak menghiraukan panggilan itu, dan memilih untuk pergi menyusul wanita yang sedang ada di taman miliknya itu.
Walaupun Alstrelia yang ada di tamannya itu adalah orang lain yang memiliki wajah yang sama, namun sesaat tadi dia benar-benar melihat itu juga seperti adiknya.
Entah Alrescha masuk ke dalam ilusinya, yang dia inginkan saat ini adalah pergi menyusulnya.
Dia ingin kembali melihat sosok yang mirip dengan Alstrelia miliknya dengan lebih dekat.
‘Walaupun kau orang lain, setidaknya sebelum adikku benar-benar belum ditemukan, dia tidak boleh pergi dari sini.’ Pikir Alrescha saat itu juga.
Para pelayan yang kebetulan berpapasan dengan Alrescha yang lari kecil dengan terburu-buru itu hanya memberikan hormat, sekalipun isi dari kepala mereka semua berisi satu pertanyaan yang sama.
‘Kenapa tuan pergi tergesa-gesa seperti itu?’
Butuh lima menit berjalan jika dalam kecepatannya saat ini, dan Alrescha benar-benar berharap kalau Alstrelia yang ada di tamannya masih belum pergi.
DRAP…...DRAP…...DRAP…..
Alrescha berakhir berlari ke taman bunga. Sampai dimana akhirnya Alrescha sampai ke tempat dimana dia tadi melihat Alstrelia masih berdiri tepat di depan air mancur.
Tapi, kini keberadaannya sudah menghilang dari sana.
Alrescha yang merasa Alstrelia yang saat ini belum lama pergi dari sana, bertekad untuk pergi mencarinya lagi.
Alrescha celingukan dan berlari kecil kesana dan kesini seperti orang yang kehilangan arah.
Memang benar Alrescha sedang kehilangan arah, tapi yang dia cari bukanlah sebuah jalan kembali, melainkan jalan kemana yang harus dia lalui untuk mencari keberadaan dari Alstrelia itu?
TAP…..TAP…...TAP…..
Alrescha yang akhirnya mendengar suara dari langkah sepatu, membuat Alrescha kembali dibuat untuk berlari mencarinya. Karena dia yakin, kalau langkah yang sedang berjalan yang dia dengar tadi adalah milik Alstrelia.
Setelah berada di ujung taman, Alrescha melihat sosok bayangan yang baru lewat. Dia bergegas mengejarnya sosoknya yang berada di depan sana.
TAP…..TAP…..TAP…….
‘Itu dia!’ detik hati Alrescha saat melihat kibaran mantel coat yang tersampir di bahu wanita itu.
Alrescha kembali mengejarnya, dan berusaha untuk meraihnya.
“................” Alstrelia yang merasakan adanya seseorang yang sedang mendekat, langsung berhenti berjalan dan berbalik.
Tepat disaat yang sama setelah Alstrelia memutar tubuhnya ke belakang lah, sebuah tubrukan langsung terjadi.
BRUKK…!
“Kau?!” ucap Alstrelia saat mendapati tiba-tiba tubuhnya menerima pelukan yang begitu erat dari seseorang yang berlari ke arahnya tadi.
“.....................” Itu adalah Alrescha.
Akhirnya Alrescha mendapatkannya. Alstrelia yang memiliki segala hal yang mempunyai kemiripan yang sama dengan adiknya.
“Bukannya aku sudah mengingatkanmu, kalau ak-” ucapannya Alstrelia langsung terpotong ketika Alrescha tiba-tiba berbicara.
“Sebentar saja. Biarkan aku melakukannya untuk beberapa saat.” Pinta Alrescha dengan nada lirih seolah sedang berbisik.
“........................” awalnya Alstrelia terdiam. Tapi dia kembali mengutarakan pikirannya saat itu juga kepada pria yang sedang memeluknya secara tiba-tiba itu. “Apa kau sekarang sedang menganggap aku adalah adikmu?”
DEG!
‘Benar.’ Alrescha terus terdiam, dan masih melakukan perbuatannya yang tiba-tiba langsung menerjang tubuh Alstrelia yang ini dengan cukup kuat.
“Tapi aku tetap bukanlah dia.” jawab Alstrelia dengan nada yang sama juga.
“Aku tahu. Jadi berikan aku waktu sebentar lagi.” Pinta Alsrescha kepada Alstrelia lagi.
“Kau sudah dewasa, tapi sikapmu sungguh kekanakan.” kata Alstrelia sambil menatap helaian rambut hitam milik pria ini.
Meskipun Alstrelia berkata demikian, seolah sedang mengejek Alrescha secara terang-terangan, tetapi tangan kanannya tiba-tiba terangkat begitu saja dan mengusap rambut hitam serabai miliki pria ini.
Lembut, dan memiliki aroma yang harum. Itu adalah kesan pertama saat Alstrelia tadi langsung dipeluk tanpa sebab oleh pria ini.
Sedangkan Alrescha langsung membuka matanya lebar-lebar ketika merasakan kepalanya yang tiba-tiba diusap oleh wanita asing ini.
Dia untuk sesaat menikmati momen dimana dirinya benar-benar mendengar degupan jantung wanita ini. Sebuah irama yang memiliki tempo detak jantung yang cukup normal untuk ukuran diserang pelukan secara mendadak oleh Alrescha.
Dengan kata lain, Alstrelia tidak memiliki suatu perasaan kaget yang berlebihan, ataupun perasaan gugup.
Biasanya semua orang akan langsung mendapatkan pemicu yang membuat detak jantungnya berubah menjadi cepat, tapi tidak dengan Alstrelia.
Wanita ini tetap terlihat biasa-biasa saja disaat, meski sesaat tadi mulut mungil itu hendak mengatakan kata-kata kasarnya lagi.
Tetapi pada akhirnya Alrescha menyingkirkan semua pemikiran itu demi menikmati memeluk orang yang dia anggap seperti adiknya, walaupun secara kenyataan wanita di pelukannya itu adalah orang asing.
“Ya, aku memang sungguh kekanakan.” Ucap Alrescha dengan cukup lirih. Alrescha memutuskan untuk tidak menyangkal ucapan dari Alstrelia tadi.
Sedangkan Alstrelia langsung menyunggingkan senyuman sinisnya.
Dia mencibir pria di pelukannya itu, karena pria ini benar-benar merasakan kehilangan terhadap adik kandungnya yang menghilang, dan langsung menganggap Alstrelia yang saat ini dipeluk oleh Alrescha adalah adiknya.
‘Jadi aku adalah pelukan pengganti?’ Tatap Alstrelia kepada Alrescha ini.
‘Kenapa sekarang? Kenapa sekarang aku jadi menyadari bagaimana rasanya kehilangan? Apakah aku pernah memeluk adikku seperti ini sebelumnya?’ pikir Alrescha sembari menikmati pelukan yang dia lakukan secara sepihak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
AK_Wiedhiyaa16
Alrescha terlalu sibuk dgn dunianya sendiri hingga tanpa sadar dia kehilangan sang adik yg masih sangat membutuhkan kasih sayangnya
2022-09-18
3