“Huh? Kenapa aku bisa ada disini?” Gumam Artena, saat menyadari kalau dirinya berdiri membelakangi pintu ruang makan.
Artena celingukan dalam keadaan bingung, karena terakhir kali yang dia ingat adalah kalau dirinya sedang menguping pembicaraan Alstrelia bersama dengan pelayan pribadinya.
‘Tapi kenapa aku berdiri bengong menghadap dinding?’ Artena benar-benar bingung dengan semua keadaan yang sedang terjadi itu, karena dia merasa Artena tidak mungkin terus berdiri menghadap ke dinding, padahal yang dia coba selidiki adalah di balik pintu itu.
“Artena, apa yang kau lakukan disini?” Tanya salah seorang pelayan yang kebetulan lewat.
“Ha?”
“Kenapa kau terlihat bingung? Nona Alstrelia sudah pergi dari tadi, tapi kenapa kau masih disini dan tidak membereskan meja makan?” Tanyanya dengan wajah bingung juga karena reaksi wajah Artena yang menjadi pemicu perasaan penasarannya.
“Ah! Tadi aku hanya sedang memikirkan sesuatu sampai aku tidak menyadari kalau nona sudah selesai makan.” Jawab Artena dengan cepat, dia buru-buru masuk ke ruang makan untuk membersihkan semua piring kotor itu.
Sedangkan pelayan ini hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Artena yang bertingkah aneh tidak seperti biasanya.
Pelayan ini pun pergi melanjutkan sisa pekerjaannya.
___________________
“Nona ini pakaian anda.”
Alstrelia melihat piyama yang akan dia pakai itu. “Baiklah, kau istirahat saja. Hal sepele seperti pakaian dan mandi, aku bisa melakukannya sendiri.”
Alstrelia mengambil piyama tersebut dari tangan Lena.
“Saya mengerti. Terima kasih atas kepulangan anda disini.” sambil menunduk hormat, Lena pamit pergi dari sana.
‘Terima kasih sudah menggantikannya ya?’ Pikir Alstrelia.
Setelah Lena pergi, Alstrelia langsung membaringkan tubuhnya dengan kasar di atas kasurnya.
BRUK!
“Keras.” gumam Alstrelia tidak suka.
Dari dalam kamarnya yang sekarang pencahayaannya sudah redup, Alstrelia menatap langit malam yang dipenuhi dengan bintang dari jendela kamarnya.
Dia mengangkat tangan kanannya ke atas, dan dari sudut matanya dia pun melihat ada cahaya yang lebih berkilau di antara sela jari tangannya.
Disanalah rumah Alstrelia sebenarnya. Dia luar angkasa.
‘Bagaimana keadaan Elda? Apa dia baik-baik saja? Jika aku baik-baik saja, maka seharusnya Elda juga begitu.’ Pikir Alstrelia. ‘Tapi aku benar-benar harus pulang. Kalau tidak, mereka pasti bisa menguasai wilayahku.’
Alstrelia kemudian mengepalkan tangannya. Dia sangat menantikan bisa kembali ke dunianya yang asli.
SRAK…!
“..................!” mendengar suara berisik dari semak-semak yang ada di luar kamarnya, tepatnya di halaman, Alstrelia langsung bangkit dari berbaringnya. ‘Aku seperti merasakan ada kehadiran seseorang. Jangan-jangan ada orang lain lagi yang mengawasiku secara diam-diam.’
Alstrelia pun menghela nafas panjang dan kasar, lalu meletakkan mantel coat yang sedari tadi tersampir di kedua bahunya itu ke atas kasur.
KLEK..!
Alstrelia membuka jendela kamarnya, dan langsung membuat angin malam menyerobot masuk kedalam kamarnya.
Setelah itu, Alstrelia langsung naik ke jendela dan terjun kebawah.
TAP.
“........................” Alstrelia celingukan mencari sesuatu yang terasa mencurigakan itu.
Alstrelia mengambil kearah kiri, dan kemudian berlari mengejar bayangan hitam yang sempat Alstrelia lihat tadi.
‘Dia menuju halaman belakang?’ Alstrelia yang memang tidak mengenal takut itu, terus saja mengejar bayangan hitam yang mulai pergi ke hutan yang terletak dibalik pagar besi setinggi 4 meter itu.
DRAP…..DRAP…...DRAP…….
Di dalam sebuah kegelapan hutan yang didampingi oleh cahaya dari bulan purnama pertama, membuat Alstrelia semakin gencar dalam memburunya.
SRING……..
“...................” Sebuah kilauan dari benang tak kasat mata, berhasil membuat Alstrelia langsung mengubah haluan untuk melompat ke atas pohon.
SYUHTT...
‘Sampai bisa membuatku bekerja sekeras ini demi menangkapnya, berarti dia memang bukanlah orang biasa.’ tidak bisa merelakan sang penyusup kabur begitu saja, Alstrelia langsung menggunakan pengamatan optik.
Apa itu pengamatan optik?
Itu adaah kemampuan untuk mendeteksi keberadaan seseorang layaknya sebuah GPS.
‘Dia masih berlari, tapi dia juga melempar sebuah belati yang-’ seperti dugaan dari hasil pengamatannya tadi, Alstrelia langsung disambut dengan kemunculan belati yang sedang melesat cepat kearahnya.
Seketika Alstrelia menggerakkan tangan kanannya dari samping kiri ke kanan.
CTRANG….!
Muncul dinding pelindung yang berhasil menghalangi ketujuh senjata tajam itu dalam waku yang singkat berkat.
Semua pisau itu langsung terjatuh ketanah, dan Alstrelia kembali mengejarnya dengan tujuan selain menangkapnya, adalah membalas serangannya tadi.
‘Dia pikir aku ini siapa? Kau melawan orang yang salah.’ tanpa mengulur-ulur waktu lagi Alstrelia yang memang pada dasarnya seorang keturunan penyihir, berkat ayahnya, dia kembali mengeluarkan senjata yang berbentuk pistol dan sebenarnya selalu dia bawa kemanapun di balik rok nya.
Setiap Alstrelia menarik pemicunya, maka sihirnya langsung aktif. Berdasarkan data yang sudah ditanam di dalam senjatanya itu, maka Alstrelia mampu membidik sasarannya dengan lebih akurat.
Seperti sekarang ini, Alstrelia langsung menarik pemicunya, meskipun dengan pandangan normal, dia tidak bisa melihat apapun karena semakin gelap.
Tapi berjat indera ke enamnya, maka dia bisa melakukannya dengan mudah.
KLIK.
Cahaya biru yang muncul di ujung moncong pistolnya, mengartikan sihirnya sudah aktif kearah target.
Lalu hasilnya apa?
BRUK!
“...................” Alstrelia langsung menghampiri asal dari suara tadi.
“Arhh~” rintihan dari derita rasa sakit yang muncul akibat serangan yang Alstrelia lancarkan tadi, berhasil membuat kakinya tidak bisa berjalan lagi sebab daging dibagian betisnya, terluka sangat parah, seolah itu adalah balon yang kemudian meletup.
Itulah cara kerja sihir yang dimiliki Alstrelia jika sudah menggunakan senjatanya.
Alstrelia menyunggingkan senyuman sinis dan berkata: “Apa kita punya masalah sebelumnya?” tanya Alstrelia sambil menatap datar seorang pria yang yang berhasil Alstrelia lumpuhkan.
“.................!”
“Katakan tujuanmu menyusup ke wilayah yang sudah menjadi milikku.” ucap Alstrelia.
“...................” sayangnya pria ini tidak bisa menjawabnya karena luka parah yang dideritanya membuatnya memilih diam menahan rasa sakit yang terasa berada diambang kematian jika tidak segera diselamatkan di waktu itu juga.
Tidak sabar ingin mendengar jawabannya, Alstrelia langsung menodongkan pistolnya ke arah pria yang terbaring dengan kondisi mengenaskan itu.
“Ka-” matanya langsung membulat lebar ketika senjata aneh yang baru pertama kali dilihatnya itu, tertuju ke arahnya.
Dengan wajah dari ekspresi dingin, Alstrelia kembali menarik pemicunya.
KLIK.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Ida Blado
lalu kakak macam apa dia selama ini,,,
2022-09-29
2
AK_Wiedhiyaa16
Sepertinya Arsela tidak sebaik yg terlihat dari luarnya..
2022-09-18
4