“Tuan wajah anda-” Elbert khawatir dengan wajah Alrescha yang beberapa waktu lalu benar-benar ditampar keras oleh Alstrelia, bahkan hingga dua kali.
“Kau peduli dengan wajahku?” Tanya Alrescha kepada Elbert.
“B-bukan itu, tapi ditampar seperti itu, pasti sakit kan?”
Alrescha kemudian menyentuh pipinya yang menjadi sasaran tamparan oleh Alstrelia. Dia benar-benar masih mengingat tamparan yang diterima, benar-benar sangat keras dan cukup menyakitkan.
Mungkin itu juga yang dirasakan oleh Alstrelia.
“Apa Alstrelia pada dasarnya memang punya sifat seperti itu?” Tiba-tiba Alrescha bertanya kepada Elbert.
“Saya tidak begitu yakin soal ini, tapi kali pertama saya bertemu dengan nona Alstrelia waktu itu, beliau lebih terlihat seperti seorang yang pendiam. Bahkan nona tidak menunjukkan amarah ketika saya tidak sengaja bertabrakan dengannya.” Jelas Elberst soal ingatan terakhirnya saat pertemuannya dengan adik dari tuan Alrescha.
“.........................” Alrescha dibuat terdiam dan memasuki alam pikirannya sendiri.
Sampai kuda yang mereka naiki, berhenti tepat di halaman depan sebuah mansion pribadi milik Alstrelia.
Dan Alsrescha sendiri yang memberikannya, karena terlihat menginginkan kediaman pribadinya sendiri, walaupun sebenarnya Alrescha sendiri tidak menerima permintaan itu.
“........................” Alrescha melihat rumah itu. Meskipun tidak terlalu jauh dengan kediaman utama milik Alrescha sendiri, Alrescha sebenarnya sangat jarang pergi ke tempat ini.
“Oh sepertinya, mereka baru saja sampai.” Ucap Elbert, menyahut atas keterdiaman tuannya, setelah melihat pelayan pribadi Alsrelia baru saja masuk ke dalam rumah.
Alrescha memerintahkan kudanya untuk berjalan lagi, dan masuk kedalam halaman depan mansion.
Dia akhirnya menyadari kalau halaman depan rumah Alstrelia benar-benar kosong, karena tidak terlihat adanya tanaman seperti bunga atau tanaman hias lainnya.
Itu lebih terkesan akan Alstrelia yang Alrescha pikirkan adalah orang yang tidak begitu peduli dengan penampilan.
Sampai Alrescha kembali mengingat dimana Alstrelia ternyata memakai pakaian yang membuat kedua kaki adiknya benar-benar memperlihatkan kaki yang ramping dan putih. Itu jelas terlihat saat Alsrescha melihat rok pendek yang dipakai Alstrelia membuat sepasang pahanya terlihat.
“....................” Tanpa sepatah kata lagi, Alrescha pergi masuk kedalam rumah, dan menyerahkan kuda miliknya untuk Elbert jaga.
____________________
“Apa nona mau minum?”
“Kau sangat tahu apa yang aku butuhkan. Bawakan aku es rasa lemon tea.” Jawab Alstrelia, sambil melihat isi dari rumah yang akan menjadi tempat tinggalnya itu.
“Es? Maaf, disini tidak ada es.”
“Kalau begitu bawakan dua teko air panas saja.” Kata Alstrelia, memberikan solusi lainnya.
“Baik.” Walaupun mendapatkan perintah aneh, karena harus membawakan dua teko air panas, Lena tetap melaksanakan tanggung jawabnya sebagai pelayan.
Seperginya Lena, Alstrelia kembali masuk kedalam alam pikirannya. ‘Meskipun di luar terlihat tidak menarik, tapi semua barang di dalam rumah ini cukup mewah. Sayangnya-’ Saat mendongak ke atas, Alstrelia benar-benar dibuat mengernyit. “Tetap saja kemewahan seperti ini adalah sesuatu yang sangat norak.” Gumam Alstrelia saat dia melihat langit-langit rumah, terlihat ada berbagai hiasan lukisan yang dilukis berbentuk bunga berwarna emas tepat di atas sana.
KLEK.
Mendengar suara pintu rumah yang tertutup, Alstrelia langsung menjeling ke samping belakang. Dimana dia sudah melihat tokoh utama dari semua insiden yang terjadi beberapa jam yang lalu.
“.......................” Alstrelia akhirnya memutar tubuhnya ke belakang.
Alstrelia dan Alrescha akhirnya saling menatap wajah mereka satu sama lain.
‘Apa aku benar-benar punya wajah yang mirip dengan adik dari orang ini?’ Pikir Alstrelia.
‘Dari atas kepala sampai ujung kaki, dia benar-benar Alstrelia. Tapi disini, yang menjadi perbedaan besarnya adalah, sejak kapan dia punya sorotan mata tajam seperti itu?’ Alresch ajuga tidak kalah untuk menatap wajah serta penampilan dari perempuan yang sedang berdiri ini.
“Apa kau datang kesini untuk minta maaf kepadaku?” Alstrelia lah yang pertama kali membuka suaranya.
“.................” Tapi Alrescha hanya menatap Alstrelia terus.
Alstrelia yang semakin terusik dengan tatapan datarnya itu, kembali berkata: “Jika tidak ada yang ingin kau katakan, sebaiknya pergi dari hadapanku. Karena aku merasa tidak pernah punya kakak, apalagi sepertimu.”
DEG!
Sebenarnya Alrescha sendiri jarang bertemu dengan adiknya, apalagi seperti ini.
Tapi saat mendengar ucapan Alstrelia yang terkesan kasar itu, hal itu benar-benar langsung menusuk hati Alrescha secara mendalam.
Di sisi lain, Lena langsung berteriak dalam diam. ‘Nona! Kenapa anda berkata kasar kepada tuan muda?! Kalau seperti itu tuan muda benar-benar marah anda!’
Lena benar-benar mencemaskan keadaan dari kedua orang majikannya itu, karena sekarang dua orang itu benar-benar seperti sedang bertemu dengan musuh bebuyutannya.
“Apa kau yakin, mengusirku dari mansion ini?”
Alstrelia jadi menunduk, dan semakin menggertakkan giginya karena kesal. “Kenapa tidak yakin, sekalipun ini adalah rumah yang dibangun atas namamu, kenapa aku tidak bisa mengusirmu keluar? Salah siapa disini yang tiba-tiba menampar wajahku dan membuatku mendegar alasan bodoh dari semua orang yang ada tempat tadi.”
Alstrelia sejujurnya benar-benar kesal. Bahkan dia sendiri sebenarnya ingin sekali menghajar pria di depannya itu, tapi dia tahan karena yang sekarang Alstrelia perlukan adalah tempat tinggal.
Selagi mencoba mencari cara untuk kembali pulang ke asalnya, maka Alstrelia mau-mau tidak mau harus hidup di tempat entah berantah itu.
‘Kenapa dia tidak menjawabnya? Apa dia kehilangan kata-katanya lagi?’ Pikir Alstrelia.
“Maaf.”
“Apa?” Alstrelia seketika terkejut dengan penuturan dari Alrescha.
“Aku minta maaf, jika aku sudah menamparmu.”
“Kau minta maaf karena aku yang menyuruhmu minta maaf.” Tutur Alstrelia memberitahu, dengan nada selamba.
“Aku ha-”
“Aku tidak mau mendengar alasanmu yang membuatku dipermalukan di tempat umum seperti itu. Aku akan melupakan kejadian itu, tapi-” Alstrelia lagi-lagi kembali memperlihatkan sorotan mata yang dingin. Itu adalah sorotan mata sebuah peringatan. “Jika itu terjadi, aku jamin kita tidak akan pernah bertemu lagi untuk selamanya. Lalu, kau benar-benar bertunangan dengan perempuan itu ya? Selamat ya, karena sebentar lagi pasti akan ada sesuatu yang terja-”
“Alstrelia diam!” bentak Alrescha kepada Alstreila.
Alstrelia sendiri langsung terkejut saat medengar suara menggelegar keluar dari mulut Alrescha.
“K-kau! Kau berteriak?!” tidak terima diteriak oleh Alrescha yang notabene nya adalah orang asing bagi Alstrelia sendiri, Alstrelia langsung mendorong tubuh Alrescha untuk keluar dari rumah.
Tapi layaknya sebuah patung, usahanya tidak membuahkan hasil.
‘Ah, dia ternyata bukan pria biasa.’ menyadari hal tersebut, Alstrelia lah yang berbalik dan meninggalkan Alrescha.
Tapi seperti kejadian tadi pagi, Alrescha yang akan mencegat kepergian Alstrelia, Alstrelia cegah itu.
Alstrelia langsung menarik tangannya lebih dulu, sebelum dihampiri tangan milik Alrescha yang akan mencengkram tangannya itu.
“Aku sudah memepringatkanmu untuk tidak menyentuhku, kan? Apa kau lupa itu?” kata Alstrelia memberikan jelingan yang tajam kepada Alrescha.
Untuk pertama kalinya bagi Alrescha, itu adalah tatapan seperti Alstrelia sudah mengecap Alrescha menjadi musuhnya.
Menjadikan Alrescha diam dan membiarkan Alstrelia pergi untuk memberikannya waktu.
‘Tatapannya yang tadi itu, benar-benar sudah seperti aku adalah musuhnya. Ada yang tidak beres, dia harus aku awasi terlebih dahulu.’ pikir Alrescha.
Sama hal nya dengan Alstrelia yang pergi dari sana, Alrescha pun juga sama-sama memutuskan untuk pergi keluar.
‘Ah tuan dan nona, kenapa jadi ada pertengkaran seperti ini?’ Lena yang tidak bisa menjadi peengah untuk dua orang itu, hanya bisa diam dan melihatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Chia Queen
ceritanya seru, sayangnya baca nama tokoh² lidahku kebelit🤭
2023-05-27
0