KLEK.
Setelah lama menunggu, Alstrelia akhirnya disambut oleh para pelayan yang setiap pelayan, masing-masing membawakan nampan berisi makanan yang akan disajikan kepadanya.
“...................” Alstrelia mengamati satu persatu pelayan yang datang.
“Nona, ini makanan terbaik kami malam ini.” kata Elen, sebagai penanggung jawab atas makanan yang disajikan kepada Alstrelia.
“Mulai saat ini, jangan berikan aku makanan seperti tadi.” beritahu Alstrelia kepada mereka semua yang datang itu.
“Baik, kami tidak akan mengulangi kesalahan kami.”
“Maafkan kami nona.” para pelayan lain juga sama-sama meminta maaf.
“........................” melihat mereka menyadari kesalahan mereka sampai mau meminta maaf dengan menunduk seperti itu, Alstrelia hanya mengibas tangan kanannya sebagai kode untuk mereka agar pergi.
Tanpa sepatah kata lagi, semua pelayan mundur dan memberikan waktu privasi untuk Alstrelia juga Lena.
“Mereka jika tidak diperingati dengan tegas seperti tadi, kelihatannya aku akan menjadi orang yang bahkan posisinya seperti lebih rendah dari mereka.” tutur Alstrelia saat di sesi makan malamnya yang bisa dia lakukan sendirian. Sekalipun banyak hidangan yang disajikan di depan matanya.
“Anda ternyata tipe yang cukup tegas.” kata Lena secara tiba-tiba.
“Kalau sudah tahu, jadi jangan membuatku tidak nyaman disini, atau aku pergi saja dari sini.” ancam Alstrelia.
“Saya akan melakukan yang terbaik untuk anda.”
“Baguslah jika kau tahu. Tapi ngomong-ngomong, aku tidak akan bisa menyelesaikan makan malamku dengan cepat jika makanan sebanyak ini hanya disajikan untukku saja.”Jelas Alstrelia kembali menyuapi satu daging ayam yang sudah diiris ke dalam mulutnya. “Jadi kau bantu aku menghabiskan ini semua.” Alstrelia menunjuk semua makanan yang ada di depannya itu kepada Lena yang terlihat hanya lebih suka berdiri ketimbang langsung menuruti perintahnya tadi.
“Aku tid-” Lena benar-benar ragu untuk menuruti perintah Alstrelia, karena bagaimanapun seorang pelayan tidak pantas untuk duduk di meja yang sama dengan majikannya.
“Lena aku beritahu padamu. Kalau mereka saja bersikap seperti itu, bukannya sebaiknya kita bisa menghabiskan semua ini agar tidak ada yang tersisa untuk mereka makan?” Kata Alstrelia, kembali menghasut Lena agar termakan ucapannya. “Kebiasaan dari seorang pelayan seperti mereka adalah mengambil keuntungan milik majikannya. Kalau begitu, kau dan aku adalah orang yang menghentikan mereka dengan menghabiskan makanan seenak ini, agar mereka tidak bisa merasakan sisa makanan ini sedikitpun.”
“Nona!” Lena akhirnya baru menyadari ucapan dari Alstrelia memang ada benarnya.
“Jadi duduklah, dan jangan sungkan menghabiskannya bersamaku.” Melihat Lena akhirnya termakan ucapannya, Alstrelia langsung mengambilkan steak yang sudah dipotong ke depan Lena.
Lena langsung mematung, karena dia diperlakukan lebih dari nona Alstrelia yang dia bawa.
“Dan bawa ini juga untuk pria yang melawan beruang itu. Dia pasti akan senang dengan makanan enak ini, terlebih lagi jika kau yang mengantarkannya.” Ucap Alstrelia dengan entengnya.
Membuat Lena sebenarnya langsung terkejut untuk menahan sipu malunya sendiri saat Alstrelia sudah tahu hubungan sebenarnya antara dirinya bersama dengan Anders.
Di satu sisi, di luar pintu terlihat seorang pelayan sedang mengepalkan tangannya sendiri saat mendengar pembicaraan mereka berdua.
‘Sejak kapan perempuan itu punya mulut seenteng itu untuk menghasut pelayan pribadinya sendiri? Apalagi dia tidak terlihat memiliki wajah suram seperti biasanya.’ Pikir pelayan wanita ini. “Ada yang aneh.”
“Walah, yang lebih anehnya lagi adalah, kenapa pelayan sepertimu berani menguping pembicaraan orang lain?”
“Kyaa..!” Sontak pelayan ini langsung terkejut setengah mati ketika melihat Alstrelia tiba-tiba memunculkan kepalanya dengan ekspresi wajah konyolnya tepat di antara kedua pintu dari ruang makan yang memang sengaja sedikit terbuka. “N-nona?! K-kenapa bisa?”
“Kenapa aku bisa tahu?” Alstrelia tersenyum penuh kemenangan saat melihat reaksi wajah pelayan yang sudah berhasil dipergoki sedang menguping itu. “Jika bukan karena gaunmu itu, aku pasti tidak akan melihat kau yang diam-diam berdiri menguping pembicaraanku.”
“L-lalu memangnya kenapa? Apa anda akan menghukum saya karena sudah menguping pembicaraan anda?”
‘Dia masih berani sekalipun wajahnya sudah terlihat takut seperti itu.’ Pikir Alstrelia saat melihat wajah takut dari pelayan ini. “Tidak, aku tidak akan membuang waktuku untuk menghukummu, lagipula pembicaraanku tidak begitu penting. Dan sebenarnya aku sudah mendapatkan apa yang aku mau, yaitu wajahmu-” Alstrelia menunjuk wajah pelayan di depannya itu dengan sebuah seringainya.
“W-wajahku kenapa?” tanyanya, dengan perasaan gugupnya.
”Kau sudah menghiburku dengan ekspresi wajah terkejutmu.” Alstrelia lagi-lagi masuk dalam kemenangan karena sudah berhasil mempermainkan perasaan orang seperti pelayan yang tidak sadar diri itu, karena berani memperlihatkan wajah angkuh di depannya. “Lena, kira-kira berapa banyak pelayan di rumah ini?” Tanya Alstrelia di detik itu juga.
Lena yang terbuai dengan makanannya sendiri langsung berpikir. “Ada sekitar tiga puluh orang, ditambah dengan koki dan pengurus kebun, jadinya empat puluh lima orang.”
“Itu kebetulan yang bagus untuk mengisi kebosananku. Satu persatu dari kalian pasti akan menjadi giliran.” Dan di saat itu pula, Alstrelia memberikan tatapan tajam kearah pelayan itu. “Apa kau mengerti, Artena?”
“Apa?”
Dalam seketika pelayan ini langsung mematung, bahkan Lena yang sedang makan itu juga sama-sama terkejut, karena mendengar Alstrelia benar-benar menyebutkan nama dari pelayan tersebut.
“Kau pasti bukan pelayan asli rumah ini kan? Aku jadi berubah pikiran soal untuk tidak menghukummu.” tiba-tiba aura Alstrelia semakin dingin, dan membuat pelayan yang Alstrelia panggil sebagai Artena langsung merinding.
“Nona! Apa maksud anda?” Lena langsung beranjak dari kursinya, dan berjalan menghampiri Alstrelia yang masih menatap tajam pelayan itu,
“Itu karena dia adalah pelayan yang dikirim oleh cecunguk itu.”
‘Kyaa…! Apa yang dimaksud nona cecunguk itu adalah Tuan Muda Alrescha?!’ Teriak Lena, karena Alstrelia lagi-lagi berkata yang sangat tidak sopan.
Karena merasa tidak nyaman jika berbicara di pintu persis seperti itu, Alstrelia langsung mencengkram tangan pelayan itu dan langsung memojokkannya.
BRAK!
“A-apa ini? Apa yang akan anda lakukan?” Wajah Aretna langsung panik bercampur dengan sipu malu.
“Nona! Kenapa anda melakukan itu?” Lena juga sama paniknya, melihat Alstrelia mengunci keberadaan Artena dari dua sisi, dimana kedua tangan Alstrelia membuat Artena benar-benar tidak akan bisa pergi kemanapun.
Karena Alstrelia berpose seperti seorang laki-laki yang hendak mencium perempuan dengan disudutkan dalam pose seperti itu.
“Jika tidak? Dia akan kabur dariku.” Jawab Alstrelia tanpa melihat Lena yang panik sedniri.
“Tapi ada cara lain juga.”
“Tidak. Karena ini cara satu-satunya yang membuat lawan bicara kita ini berdebar. Ya kan Artena?” jawab Alstrelia dengan senyuman miringnya.
“Hiii….!” Lena langsung merinding sendiri saat mendengar suara Alstrelia yang bisa berubah menjadi seperti seorang pria, dan terdengar cukup seksi untuk ukuran seorang perempuan yang penampilan luarnya seperti gadis polos.
‘I-ini sangat dekat. Dia, dia juga memiliki tampang seperti tuan muda, dan suaranya…, kenapa hampir mirip padahal yang ada di depanku adalah adik dari tuan muda.’ Artena langsung kalut dalam pikirannya sendiri, karena mendengar dan merasakan hal tidak terduga saat bertatap mata dengan Alstrelia yang ini.
Hatinya benar-benar berdebar, dan pandangannya jadi berubah, bahwa yang ada didepannya adalah tuan muda Alrescha bukan Alstrelia.
“Katakan, apa tujuanmu datang kesini adalah untuk mengamatiku?”
“I-iya.”
“Apa kau yakin dengan itu?”
“S-saya benar-benar datang kesini hanya untuk bekerja, dan disisi lain adalah u-untuk mengawasi Nona.” Jawab Artena.
“Lalu apa lagi yang kau lakukan?” Alstrelia kembali bertanya untuk mengorek informasi dari narasumbernya langsung.
“Tidak ada. Saya hanya bekerja disini untuk mengawasi nona saja, dan melaporkannya setiap hari kepada tuan muda.” jawab Artena sekali lagi.
“Nona? Apa dia benar-benar berkata jujur?” Tanya Lena penasaran.
Alstrelia terus menatap mata Artena sambil menjawab. “Iya, dia hanya punya tujuan itu saja.”
“...............”
Alstrela yang menyadari Lena yang tiba-tiba diam itu, langsung memberikan pertanyaan kepada Lena. “Apa kau penasaran apa yang terjadi dengannya?”
“Tidak.” Jawab Lena dengan cepat.
Meskipun Lena sebenarnya penasaran apa yang baru saja diperbuat oleh Alstrelia sampai membuat Artena sekarang diam setelah diberikan pertanyaan dan menjawabnya dengan cukup jujur, tapi Lena tahu posisinya sendiri yang hanyalah seorang pelayan.
Dan tugas seorang pelayan bukan sekedar melayani majikannya, melainkan ikut menyembunyikan segala rahasia yang dimilikinya.
Dan majikannya yang sekarang Lena layani adalah orang yang benar-benar berbeda dengan nona Alstrelia yang dia kenal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments