“Kenapa kalian berdua lari?” Tanya salah satu seorang kesatria lainnya yang kebetulan sedang datang dan secara tidak sengaja melihat Lena dan Anders sama-sama berlari seperti sedang mengejar seorang pencuri.
Lena hanya diam saja, dan meneruskan pekerjaannya untuk berlari, karena dia akan menyerahkan Anders untuk memberikan perintah kepada rekan kerjanya itu.
Anders langsung berkata dan memberitahu rekan kerjanya itu. “Kami sedang mengejar nona yang masuk ke hutan.”
“Apa? Nona masuk ke hutan?” tanyanya, masih tidak percaya soal nona majikannya yang pendiam dan suka mengurung di dalam mansion, tiba-tiba masuk kedalam hutan.
“Karena itu, perintahkan beberapa orang untuk ikut mencarinya.” Setelah berkata demikian, Anders kembali berlari menyusul Lena yang sudah jauh di depan sana.
“Nona masuk ke hutan? Rasanya nona Alstrelia dengan sifat seperti itu, tidak mungkin melakukan hal aneh.” gumam pria ini. Namun karena situasinya terlihat sangat mengkhawatirkan juga meski masih tidak percaya, pria ini langsung kembali ke tempat pelatihan untuk memanggil beberapa orang untuk melakukan pencarian, seperti apa yang diperintahkan oleh Anders.
Kembali lagi dimana Anders dan Lena masih kuat untuk berlari jauh, demi mengejar nona Alstrelia mereka.
.
“Lena!” Teriak Anders kepada Lena yang sudah ada didepan sana.
Lena yang baru saja diteriaki, segera berhenti berlari.
“Apa?” Tanya Lena, sedang berusaha mengatur nafasnya setelah lari lebih dari 400 meter.
“Apa kau yakin tentang nona yang masuk ke dalam hutan?”
“Jika kau ragu dengan apa yang aku lihat, jangan ikuti aku!” bentak Lena, karena melihat keraguan di mata Anders soal nona Alstrelia yang berjalan ke halaman belakang, dimana dibalik pagar ada sebuah hutan belantara.
‘Bukan beg-”
“Diam! Aku akan pergi mencarinya lagi.” Dengan tatapan sengitnya, Lena kembali berlari meninggalkan Anders disana.
“Tunggu aku!” Anders akhirnya memutuskan untuk mengikuti Lena lagi, karena hutan adalah hal yang selalu berhubungan dengan bahaya yang tidak terduga.
Walaupun mansion yang dihuni oleh Alstrelia tidak begitu jauh dengan mansion utama, tapi karena letaknya termasuk masih berada disekitar hutan, jadi Lena yang melihat nona nya pergi masuk kedalam hutan, langsung membuat jantung dan perasaannya sudah tidak karuan lagi untuk tidak takut.
Meskipun wilayah kediaman dari duke Fisher sudah dikelilingi oleh pagar pembatas, tapi tidak dengan pagar tinggi dengan jeruji dibelakang mansion tempat nona Alstrelia tinggal.
“Apa ini?!” Seketika Lena terkejut bukan main, karena pagar besi setinggi empat meter itu, tepat di ujungnya terdapat robekan dari gaun pink yang dipakai oleh Alstrelia. ‘Nona~ Apa akhirnya anda membawa kebencian itu dengan membawa gaun pink itu ke dalam hutan bersama dengan anda?’ batin Lena.
“Itu bukannya kain dari gaun milik nona?” Tanya Anders yang juga sama-sama melihat robekan kain berwarna pink.
“..............!” Lena yang melihat Anders adalah seorang kesatria, langsung memberikan perintah langsung kepadanya. “Anders! Gendong aku dan lompati pagar ini.”
“Apa?!” terkejut Anders mendapatkan permintaan dari Lena.
“Cepat! Tidak ada waktu untuk berpikir lagi!” Ucap Lena dengan nada kesalnya karena Anders malah menunjukkan reaksi terkejut, seolah permintaannya itu adalah hal yang masih mustahil untuk Anders yang memang belum lama menjadi seorang kesatria dari kediaman Duke Fisher.
“Iya!” Jawab Anders, dengan terpaksa menuruti permintaan Lena.
Anders pun menggendong Lena ala bridal. Setelah itu Anders melangkah ke belakang untuk ambil ancang-ancang.
DRAP…....DRAP….DRAP……
Anders langsung berlari kencang, dan tepat di jarak dua meter sebelum menabrak pagar itu, Anders langsung memberikan tumpuan kuat di kaki sebelah kanannya dengan sihir penguat.
Saat berada di ketinggian, Anders benar-benar tidak melihat adanya mata Lena yang terselip rasa takut karena harus melompat setinggi itu, apalagi dengan cara digendong begitu.
Wanita digendongannya tetap terpaku pada keseriusannya. Keseriusan untuk mengejar nona Alstrelia.
Setelah berhasil melewati pagar, mereka berdua memulai pencariannya lagi.
“Apa yang sebenarnya terjadi?”
“Nona, dia awalnya mengatakan kalau dia membenci warna gaun yang diberikan oleh tuan muda kepadanya, dan nona juga bilang membenci dengan pertunangan yang akan tuan muda lakukan dengan nona Arsela.
Aku juga sedih melihat nona Alstrelia yang sedih begitu karena tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaannya langsung kepada tuan Alsrescha.
Jadi aku menawarkan nona gaun biru itu kepadanya, dan yang terjadi adalah sekarang nona ternyata diam-diam pergi. Nona pergi dengan kebencian bersama dengan gaun yang dia pakai.” Jelas Lena panjang lebar kepada Anders.
Anders yang mendengarnya pun terasa pilu. Karena ternyata ada cerita menyedihkan dibalik gaun mewah dengan harga selangit yang dikenakan oleh nona Alstrelia.
Siapapun pasti merasa sakit hati, jika apa yang dikenakan di tubuhnya adalah sesuatu yang sebenarnya tidak disukainya, tapi terpaksa memakainya demi tidak mendapatkan parasaan tidak puas dari si pemberi.
Apalagi nona Alstrelia yang dia kenal adalah orang yang tidak bisa mengungkapkan perasaannya secara terang-terangan itu. Dengan kondisinya yang seperti itu, maka perasaan sakit itu hanya bisa dipendam sendirian.
Kenapa?
Karena tidak ada seorangpun yang bisa memahaminya dengan baik, dan Alstrelia adalah orang yang tidak memiliki satu orang teman pun.
Jika pun ada, maka itu hanyalah sebuah ungkapan yang terlontar dari mulut saja, tanpa adanya hubungan teman yang sebenarnya.
Maka dari itu, Anders dan Lena melanjutkan perjalanannya untuk melakukan pencariannya terhadap nona mereka, Alstrelia.
Yah.
Meski nona Alstrelia adalah orang yang pendiam dan lebih suka berekspresi suram, dia tetaplah majikan mereka yang harus dia jaga.
Itulah pekerjaan dari majikan dan seorang bawahan yang dikerjakan oleh Lena dan Enders terhadap nona Alstrelia mereka.
Tapi ada satu masalah lagi yang mereka berdua dapatkan. Di dalam hutan yang lebat dan luas itu, mereka harus mencari kemana?
“Apa kau tidak bisa menggunakan sihir pendeteksi?” tanya Lena kepada Anders.
“Aku masih belum memiliki tingkat itu.” jawab Anders singkat.
Lena sebenarnya menyayangkan nya, karena ternyata Anders masih belum memiliki kemampuan untuk menguasai sihir itu. Jika saja ada, itu akan sangat membantu.
“Tapi aku tidak mengerti, kenapa nona mampu memanjat pagar setinggi itu?” Tanya Anders terheran dengan satu masalah yang terus mengganjal dipikirannya.
“Itu aku juga tidak tahu.” Lena juga mengalami keanehan, karena nona Alstrelia yang mereka kenal tidak memiliki kemampuan apapun selain memiliki ekspresi layaknya dinding. “Untuk sekarang jangan memikirkan itu. Yang harus kita prioritaskan adalah mencari nona sampai ketemu.”
Anders pun setuju dengan pendapat Lena.
Flashback Off.
________________
“Setelah itu saya mencari nona bersama dengan kesatria Anders selama hampir 2 jam. Entah seberapa dalam kami memasuki hutan, yang saya tidak sengaja temukan adalah seorang perempuan yang sedang berdiri dibalik pohon.
Tapi karena saat itu saya benar-benar melihat perempuan yang saya temukan sangatlah mirip dengan nona, saya pun langsung membawanya bersama saya ke tengah acara tuan.” Jelas Lena dengan panjang lebar kepada Alrescha tanpa ada yang disembunyikan sedikitpun.
“Dan setelah itu, tuan langsung menamparnya begitu saja kan?” sambung Elbert atas penjelasan dari Lena yang mulai masuk akal, atas kejadian dimana Alrescha sang majikan mereka tiba-tiba ditampar balik oleh perempuan yang kebetulan memang memiliki wajah yang sama dengan nona Alstrelia mereka.
“..........................” Alrescha menutup separuh wajah bagian bawahnya dengan telapak tangan kanannya, tetapi sepasang matanya melirik Elbert dan Lena secara bergantian dengan sorotan matanya yang tajam. “Pantas saja dia berani menamparku dua kali dan memarahiku tanpa ragu sedikitpun.” gumam Alrescha.
“Lena, kalau begitu apa artinya kau belum menemukan nona Alstrelia?” Tanya Elbert kepada Lena.
DEG!
Satu fakta itu membuat Alrescha dan Lena langsung diam membisu.
Apa yang ditanyakan Elbert kepada Lena langsung memberikan pukulan terbesar kepada Lena sendiri yang tidak bisa menemukannya.
Namun yang paling terpukul adalah Alrescha. Dia benar-benar melihat dengan jelas reaksi wajah sedih sekaligus bersalah Lena yang sedang menganggukkan kepalanya dengan pelan, bahwa Alstrelia, nona yang dilayani oleh Lena secara langsung itu sudah menghilang dan masih belum ditemukan sampai saat ini.
“Benar. Saya belum menemukan nona.” jawab Lena dengan rasa bersalah yang tinggi.
Alrescha sedikit sakit hati saat mendengar pengakuan dari Lena yang benar-benar belum menemukan adiknya, Alstrelia.
“Tuan, apa yang harus kita lakukan untuk pencarian nona Alstrelia?” Tanya Elbert kepada Alrescha yang sedang berekspresi dingin tapi penuh dengan wajah berpikirnya.
“Katakan pada pemimpin menara, untuk membantu pencarian soal adikku. Tapi lakukan secara diam-diam, kau mengerti maksudku kan, Elbert?” ujar Alrescha kepada Elbert.
Satu-satunya jalan tercepat adalah dengan meminta bantuan dari menara sihir. Karena dengan sihir, apalagi yang akan Alrescha hubungi adalah pemimpin dari menara sihir tersebut, kemungkinan untuk menemukan Alstrelia cukuplah besar.
Itulah yang diharapkan dari Alrescha yang sedang dilanda kekhawatirannya sendiri.
“Baik.”
“Lalu untukmu Lena.” Alrescha kembali berbicara sambil melirik Lena dengan tatapan sengitnya.
“Ya tuan. Saya akan menerima hukuman apapun yang akan anda berikan kepada saya karena ketidakbecusan saya dalam mengawasi nona.” Lena langsung turun dari sofa dan berlutut kepada Alrescha.
“Aku tidak akan menyalahkanmu soal ini, karena semua ini diluar kendalimu sendiri. Tapi katakan, siapa wanita yang kau bawa itu? Kenapa dia sampai memiliki fisik, wajah, bahkan mata, suara dan rambut juga sama persis dengan yang dimiliki oleh adikku?” tanya Alrescha dengan sangat rinci kepada Lena.
Karena disini, semua asal mula dari Alrescha ditampar, dibentak, sampai dihina tepat di depannya langsung adalah karena Lena ternyata membawa wanita asing kedalam kediamannya.
Untuk sesaat, Lena sedikit ragu untuk menjawabnya karena Alrescha terus menatap ke arahnya terus seakan tidak akan membiarkan Lena pergi sampai semuanya di jelaskan dengan sejelas-jelasnya.
“Maaf, untuk pertanyaan tuan saya juga masih belum mengetahuinya secara pasti. Tapi nona yang saya bawa juga memang kebetulan memiliki nama yang sama, yaitu Alstrelia.” Ucap Lena dengan jelas. "Saya akan berusaha mencari identitas sebenarnya, jadi untuk sekarang ini, mohon agar dia menggantikan posisi nona untuk sementara waktu." Imbuh Lena.
“.......................”
Dalam seketika suasana di dalam ruang kerja milik Alrescha langsung menjadi hening.
Mereka diam karena dalam pikirannya sendiri.
Baiklah, untuk saat ini layani saja wanita itu. Selagi dia ada disini, semua orang tidak akan mencurigai kalau adikku sebenarnya masih hilang. Meskipun sifatnya sangat bertolak belakang, dan mereka akan menganggapnya gila sekalipun, karena aku pikir wanita itu memang bisa mengatasi hal sepele seperti itu, kau awasi saja dia.”
“Baik tuan.” Lena masih berlutut menunduk hormat.
“Kau sekarang boleh pergi.” perintah Alrescha kepada Lena.
Lena hanya mengangguk, dan langsung beranjak dari sana.
Setelah kepergian Lena, sekarang yang ada di ruangan itu hanya tinggal mereka berdua.
Alrescha dan Elbert masih dalam keterdiaman, hingga Alrescha bergumam sendiri. “Memanjat pagar? Adikku tidak memiliki kekuatan fisik sebesar itu untuk melompati pagar setinggi itu, ataupun memanjatnya sekalipun.”
‘Jadi maksud tuan, tuan benar-benar menganggap adik anda lemah ya?’ Pikir Elbert.
“Tapi-” Alrescha beranjak dari sofanya, dan berjalan menuju jendela besar yang ada persis di belakang dimana meja kerjanya berada. “Aku memang seorang kakak yang tidak bisa melindungi adikku sendiri, sampai dia memiliki pemahaman sendiri kalau aku menatapnya dengan penuh kebencian.”
“Tuan.” Elbert langsung bersimpati kepada Alrescha yang sedang merasakan kegagalan sebagai seorang kakak yang baik.
“Untuk sekedar warna yang dia sukai, hal remeh temeh seperti itu saja, aku malah salah.”
“Lalu apa alasan anda bisa salah tebak warna yang nona sukai?” Elbert pun penasaran dengan hal ini.
“Alasan kenapa aku mengirimkannya gaun berwarna pink? Itu semenjak aku berumur 13 tahun. Setelah kematian ayahku, aku sering melihat dia menatap bunga mawar berwarna pink yang ada di taman belakang. Setelah itu aku selalu mengirimkannya barang yang berwarna pink, dan karena dia menerimanya begitu saja, aku pikir dia benar-benar menyukainya. Tapi ternyata aku salah, Elbert!” Alrescha langsung menutup sepasang matanya dengan telapak tangannya.
Alrescha benar-benar merasa bersalah dengan tindakannya itu, karena selalu mengirimkannya barang-barang yang memiliki warna pink, dan ternyata fakta yang ada dalam diri adiknya adalah Alstrelia paling membenci warna pink.
Alrescha benar-benar merasa frustasi sendiri ketika mengingat selama lebih dari 6 tahun itu, dia terus memberi barang dengan warna itu.
Jika itu dirinya, Alrescha sudah membuang semua barang dengan warna yang paling dia benci saat itu juga.
Tapi disini apa alasan sampai 6 tahun itu adiknya selalu menerima pemberiannya?
Hanya ada satu pikiran yang Alrescha dapatkan, yaitu meskipun Alstrelia membenci warna pink, tapi karena itu hasil dari pemberiannya, Alstrelia terpaksa menerimanya.
Alstrelia terpaksa menerima semua itu selama 6 tahun penuh.
“Elbert! Kira-kira dia memiliki kebencian seberapa besar terhadapku?!” Teriak Alrescha.
“.....................” Elbert hanya terdiam. Dia sendiri tidak bisa menjawab pertanyaan itu, karena semua orang pada dasarnya memiliki pandangannya masing-masing.
“Walaupun wanita itu punya ciri yang sama dengan adikku Alstrlelia, dia tetap tidak bisa dibandingkan dengan adikku yang asli. Itu tidak akan pernah Elbert!” Bentak Alrescha kepada Elbert.
‘Ini pertama kalinya aku melihat Tuan sangat sedih.’ Elbert sendiri juga merasa sedih, karena kehilangan nona Alstrelia yang memiliki ekspresi untuk terus diam membisu, tetapi tidak dengan kegiatannya yang memiliki rutinitas terjadwal untuk jalan-jalan keluar rumah dengan berkeliling mansion.
Berbeda dengan Alrescha yang memiliki pendidikan di Academy secara langsung, Alstrelia yang tidak memiliki kemampuan seperti Alrescha, diberikan pendidikan secara pribadi di rumah.
“Alstrelia, dia tidak memiliki satu orang teman pun. Dan aku sebagai kakaknya, bahkan tidak bisa memahami keinginannya. Aku seorang kakak macam apa sampai tanpa sadar aku membuat adikku sendiri memiliki kebencian terhadapku?” Racau Alrescha.
Di dalam ruangan yang sedikit remang itu, Elbert melihat sepasang mata tuan muda nya yang sedang ditutup dengan telapak tangan itu, sebenarnya sedang menyembunyikan kesedihannya yang paling dalam.
Sampai Elbert melihat tuan muda nya, sekarang benar-benar sedang menangis dalam diam.
Benar.
Alrescha Vion Beltmore Fisher, sang tuan muda dari duke Fisher yang terkenal dingin itu, kini sedang menangis akan kepedihannya sendiri karena tidak mampu memahami adiknya sendiri selama hidupnya setelah ditinggal pergi ayah mereka.
Dua anak yang masih berada di usia remaja, yang memiliki hubungan darah sebagai keluarga harus menempuh kesalahpahaman mereka sendiri tanpa tahu arti niat yang sebenarnya.
Alrescha dan Alstrelia.
Elbert pergi menghampiri tuan mudanya yang masih berdiri di dekat jendela dengan kepedihan yang sedang dialaminya.
Tapi di saat itu juga, ketika Elbert menatap pemandangan dibalik jendela itu, dia melihat seseorang sedang berdiri di tengah taman bunga mawar berwarna biru sambil menatap ke arahnya.
Sebuah sosok yang tidak pernah Elbert maupun Alrescha lihat sebelum ini, itu adalah Alstrelia.
“Tuan.” Panggil Elbert.
“............” Mendengar Elbert memanggilnya, Alrescha langsung menghapus sisa air mata yang ada. Namun ketika melihat Elbert seperti sedang menatap sesuatu di luar sana, Alrescha jadi ikut pergi menatapnya.
“Perempuan itu.” beritahu Elbert kepada Alrescha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
*********
mana partnya alstrelia.. kangen ...
2022-09-16
1