“Kalian tangani permasalahan itu.” kata terakhir Alstrelia sebelum berjalan pergi.
“...................” Elbert yang menatap kepergian nona Alstrelia untuk sesaat, berakhir dengan teriakan berupa perintah. “Kalian, acaranya sudah selesai. Bubar, dan lakukan patroli secara ketat!”
“Baik!” dalam deti itu pula, mereka semua langsung berdiri dari tempat duduknya dan berlari pergi keluar dari kantin.
DRAP….DRAP…..DRAP…….
“Lena, susul nona sekarang.” perintah Elbert kepada Lena yang masih berdiri mematung.
“.................”
“Lena.” panggil Elbert lagi, dan berhasil membuat Lena sadar lagi.
“I-iya.” Lena meletakkan mangkuk berisi mie itu, dan segera berlari menyusul Alstrelia yang sudah pergi lebih dahulu.
‘Nona membereskan seorang penyusup?’ Elbert pun sama-sama pergi dari sana dan ikut melakukan penyelidikan soal seseorang yang katanya menyusup di kediaman milik Alstrelia.
“Wakil ketua, kami sudah menemukannya.” salah satu kesatria berlari kearah Elbert dan memberitahu informasi penting itu kepada Elbert saat itu juga.
“Sudah menemukannya? Dimana kalian menemukannya?” Elbert segera pergi mengikuti rekannya itu.
“Dia ditemukan di dalam semak-semak.”
“Keadaannya?”
“Kondisinya tidak begitu baik, tapi kabar baiknya, orang ini masih bernafas.” sambil memperlihatkan seorang pria yang tidak sadar, sedang di bawa dengan tandu, lalu sepasang kaki yang diselimuti oleh kain itu, dibuka untuk memperlihatkan asal muasal kondisi yang tadi dikatakannya, tidaklah baik.
“.....................” Elbert memperhatikan luka yang ada di kaki dari pelaku, cukuplah serius. “Bawa dia dan segera diberikan perawatan khusus.”
“Baik.”
Selepas dibawa pergi, Elbert melihat nona Alstrelia kini sudah berada di ujung koridor, dan tidak lama kemudian menghilang karena sudah berbelok.
‘Nona, apa dia benar-benar nona Alstrelia?’ Elbert terus memberikan tatapan penuh selidik.
Apalagi kalau bukan karena penyebabnya, nona yang ada di depan mereka tadi benar-benar memiliki sifat yang cukup berbeda dan sangat berbanding terbalik dengan apa yang Elbert tahu.
_______________
Esok paginya.
KLOTAK….KLOTAK….KLOTAK……..
Kereta kuda dengan lambang keluarga Fisher pergi menyusuri jalanan yang membelah tengah hutan.
Alrescha, sang pemilik dari kereta kuda itu sendiri sedang duduk dengan lamunannya.
Dia terus memikirkan apa yang terjadi kemarin, dan dimana Elbert yang pagi-pagi tadi sudah melapor tentang Alstrelia yang malam-malam pergi ke kantin Asrama, tempat tinggal semua kesatria Fisher.
______________
Flashback On
“Apa yang membuatmu datang sepagi ini?” tanya Alrescha kepada Albert sembari mengikat dasinya sendiri.
“Ada yang ingin saya sampaikan tuan.”
Alrescha langsung terdiam, dan kembali bertanya. “Apa itu soal Alstrelia?” Terka Alrescha.
“Benar. Ini tentang nona semalam.” ucap Elbert.
Membuat Alrescha memutar tubuhnya ke belakang, menghadap Elbert. “Apalagi yang kali ini dia lakukan?”
“Bukan bermaksud lancang. Tapi nona semalam tiba-tiba pergi ke kantin asrama para kesatria dengan masih memakai baju piyama.”
“Ha?” Alrescha semakin mengernyitkan matanya. “Apa yang dia lakukan disana dengan pakaian seperti itu?”
“Sebenarnya nona bermaksud ingin makan malam bersama. Tapi karena saya berusaha menasehati dan menegur nona, karena apa yang dilakukan nona kurang pantas, alhasil nona marah.”
“Lagi?” Alrescha semakin tidak mengerti. Karena Alstrelia yang Alrescha kenal adalah perempuan yang bahkan tidak pernah marah sekalipun.
Tidak.
Itu karena Alrescha pada dasarnya tidak pernah begitu tahu tentang adiknya sendiri.
“Lalu ada satu masalah lagi. Ini tentang seseorang yang menyusup ke tempat milik nona.”
DEG!
“Penyusup? Apa yang kalian lakukan sampai bisa ada penyusup di wilayahku?” Alrescha benar-benar merasa tidak puas dengan kinerja para kesatria nya, karena berhasil membuat orang luar menyusup kewilayah pribadinya.
“M-maaf tuan, saat itu kami memang sedang makan malam, sekalian pesta. Lalu nona datang ke kantin, dan hasil dari kemarahan itu juga membuat kami semua bergerak, karena nona lah yang memberitahu soal penyusupan itu.” jelas Elbert kepada tuan muda Alrescha.
“Apa kalian menemukan penyusupnya?”
Elbert memberikan anggukan. “Kami sudah menemukannya. Tapi untuk sekarang, si pelaku ini masih belum bisa di ajak bicara, karena masih dalam kondisi perawatan, sebab kakinya mengalami cedera yang cukup parah. Dengan kata lain, dia masih belum sadar.”
“Apa penyebabnya?” Alrescha, tentu saja semakin dibuat penasaran.
“Maaf, kami tidak tahu itu. Karena setelah menemukannya, kondisinya memang sudah terluka parah dibagian kaki, sampai tidak sadarkan diri.
Flashback Off
_________________________
“..................” Masih dalam lamunannya, Alrescha berpikir, ‘Dari awal, dia memang sudah aneh. Tapi aku masih saja memikirkan perkataan Elbert, saat dia bicara Alstrelia yang memberitahu soal adanya penyusup, dan Elbert menemukan pelakunya sudah dalam kondisi yang parah. Berarti kasus ini memang ada sangkut pautnya dengan Alstrelia.”
Tapi disamping pikiran itu, Alrescha kembali mengingat soal kemarin, dimana dirinya benar-benar menampar adiknya itu dengan cukup keras.
Alrescha sadar, kalau dia memarahinya karena menganggap Alstrelia sudah membuat kekacauan, sebab menghilangnya Alstrelia membuat sebagian besar mansion langsung ribut.
‘Tapi aku tetap saja merasa bersalah. Aku seharusnya tidak menamparnya begitu saja tanpa bertanya dulu, dan memberikannya waktu untuk membuat alasan. Tapi tanganku, langsung menamparnya secara refleks.’ Alrescha mengepal tangan kanannya dengan kuat.
Alrescha sebenarnya tidak berniat untuk menamparnya. Tapi tangannya sendiri refleks menampar Alstrelia karena dia merasa geram. Alrescha marah pada dirinya sendiri karena bisa-bisanya membuat adiknya menghilang begitu saja tanpa sebab. Apalagi jika mengingat dimana saat dia tahu kalau adiknya yang tiba-tiba menghilang. Dia merasa kalau dirinya tidak mampu untuk menjaganya.
Padahal Alstrelia adalah adiknya sendiri.
Alrescha Vion Beltmore Fisher dan Alstrelia Vion Beltmore Fisher. Mereka adalah kakak beradik dari keluarga bangsawan Duke Fisher.
Fisher merupakan bangsawan ternama dari kekaisaran Beltmore.
Meskipun dijuluki sebagai keluarga duke, tapi disini Arescha yang baru menginjak umur 19 tahun itu sudah menjabat sebagai penerus kepala keluarga Fisher dari umur 13 tahun.
Alasan kenapa dia menjabat sebagai kepala keluarga baru adalah karena kepala keluarga yang sebelumnya meninggal karena sebuah kecelakaan kereta kuda. Lalu sang Duchess?
Duchess yang tidak lain adalah ibu dari mereka berdua, sudah meninggal tepat setelah melahirkan Alstrelia.
Benar.
Meskipun Alrescha dan Alstrelia adalah kakak beradik, dan memiliki wajah yang mirip, namun mereka berdua memiliki perbedaan usia 1 tahun.
Jika sekarang Alrescha baru berumur 19 tahun, maka adiknya yaitu Alstrelia baru menginjak umur 18 tahun.
Mereka berdua hidup sebagai aristokrat sejak lahir. Tapi keberadaan dari kedua orang tua mereka tidaklah seperti orang lain.
Membuat mereka berdua hidup tanpa adanya kasih sayang dari ayah maupun ibu.
Dimata Alrescha, Alstrelia adalah satu-satunya keluarga yang tersisa.
Tetapi tuntutan dari pekerjaannya sebagai kepala keluarga, tidak mengizinkan dirinya untuk lebih memahami apa yang adiknya inginkan.
Waktunya terkuras untuk pekerjaannya. Dan setiap kali dirinya mendapatkan waktu libur, hal tidak terduga selalu membawanya untuk terus berpisah dengan Alstrelia.
Itulah alasan Alrescha tidak bisa memahami isi, baik hati dan pikiran adiknya.
Alrescha selalu memberikan banyak perhiasan, gaun mewah yang sedang tren di kota, membuatkannya mansion mewah, tapi Alrescha tidak pernah melihat ekspresi wajah baik dari saat senang, marah, maupun menangis.
Itu seolah, Alstrelia sudah menutup hatinya untuk Alrescha.
Keberadaan dari Alrescha benar-benar seperti tidak pernah ada di dalam hidup adiknya.
Karena itu, meski tidak mendapatkan respon apa pun dari adiknya, yang bisa Alrescha lakukan adalah dengan melindungi nya dari jauh.
Tapi untuk pertama kalinya, kemarin dia tidak bisa menjaganya. Karena adiknya yang tiba-tiba menghilang.
Itulah alasan dasar kenapa Alrescha secara tidak sadar jadi menampar wajah Alstrelia. Karena Alstrelia berani menghilang dari sekitarnya.
“Tuan kita sudah sampai.” Ucap sang kusir, memberitahu.
Alrescha akhirnya menarik segala pemikirannya itu. Baik tentang masa lalunya, maupun apa yang sudah terjadi kemarin.
Alrescha berharap tidak ada kedua kalinya untuk Alstrelia yang tiba-tiba menghilang itu.
TAP...TAP….TAP……
Alrescha turun dari kereta kuda.
“Nona tunggu, anda jangan pakai itu lagi.”
‘Lena?’ Mendengar suara Lena yang sedang memanggil Alstrelia dengan sebutan nona, membuat Alrescha mencari asal sumber suaranya.
“Nona~” Lena masih mengejar Alstrelia yang sedang berjalan menyusuri koridor dari mansion utama.
“Kenapa kau terus saja melarangku memakai pakaianku sendiri?” Tanya Alstrelia tanpa melihat lawan bicaranya yang sudah kelelahan karena berusaha menyamai langkah Alstrelia yang bisa dibilang cukup cepat untuk ukuran berjalan kaki.
“Nona, jika itu pakaian yang sopan, saya tidak akan melarangnya.” kata Lena, memberitahu Alstrelia.
“Kenapa peduli soal itu? Yang penting, kan aku tidak telanjang.” Ujar Alstrelia.
“Nona! Jaga ucapan anda.” Lena benar-benar kewalahan untuk mengatur Alstrelia palsu itu.
“Jika kau ingin aku tidak bicara seperti itu, berhentilah membujukku memakai gaun merepotkan itu.” sela Alstrelia di detik itu juga.
Dia masih berjalan dan membuat Lena si pelayan, terus berjalan mengikutinya tanpa henti.
Lena benar-benar sudah seperti ekornya Alstrelia. Alstrelia sedikit mendapatkan hati yang menggelitik, karena baru kali ini ada yang terus mengikutinya entah Alstrelia mau pergi kemanapun itu.
“Ayolah nona, anda jang-” belum sempat menyelesaikan ucapannya, Lena langsung kedatangan seseorang yang muncul dari halaman depan.
Alstrelia yang menyadari orang itu, langsung menghentikan langkah kakinya, dan menatap orang tersebut.
“Apa yang sedang kalian ributkan?”
Alstrelia segera menjawabnya. “Dia terus memaksaku memakai gaun panjang itu.” ucapnya, sambil menunjuk ke arah Lena yang masih setia membawa satu gaun berwarna biru, yang mana warnanya senada dengan warna dari iris mata milik Alstrelia.
“...............................” Alrescha secara memperhatikan Alstrelia dari atas sampai kebawah. ‘Dia memakai pakaian yang kemarin.’ Pikirnya.
Yang paling mencolok di mata Alrescha tentu saja adalah rok pendek yang dipakai oleh Alstrelia. Itu benar-benar pendek, sampai memperlihatkan pahanya yang putih mulus.
WUSHHH……..
Sampai angin lembut yang datang itu akhirnya menerjang tubuh Alstrelia dan Alrescha. Membuat rok pendek yang dipakai oleh Alstrelia, pelan-pelan bergerak dan lebih memperlihatkan kulit putihnya itu.
“.....................”
“......................” Alstrelia membalas tatapan pria ini. ‘Apa kau mau ikut campur juga dengan urusan pakaian yang kupakai ini?’ Pikir Alstrelia.
Tapi tatapan datar dari Alrescha, benar-benar dijadikan jawaban atas pertanyaan Alstrelia yang ada di dalam pikirannya tadi.
“Alstrelia.”
“................?!’ Alstrelia sedikit terkejut, karena namanya tiba-tiba dipanggil dengan nada yang cukup lembut.
“Jika kau tidak mau memakai gaun itu, lantas pakaian seperti apa yang kau inginkan?”
Alstrelia mengerjapkan matanya. ‘..........?! Apa dia baru saja menawari soal keinginanku?’ Detik hati Alstrelia.
Alstrelia kembali menatap Alrescha. Dia akan menjawab soal tawaran yang Alrescha ajukan kepadanya.
"Apa pakaian yang aku inginkan, itu juga bukan sesuatu yang mudah dibuat hanya dengan kain, benang, dan dengan keterampilan menjahit saja. Kau tidak akan mampu menyamai apa yang aku pakai ini." Jelas Alstrelia kepada Alrescha.
“Kalau kau mau, aku akan berusa-”
Jengkel dengan pria di depannya itu yang seakan tidak ingat yang Alrescha perbuat terakhir kali kepadanya, Alstrelia langsung menyela. “Apa kau bermaksud menyuap soal kau yang menampar wajahku kemarin?”
“Bukan seperti itu, aku tidak memerlukan kau memaafkanku."
“Tapi kemarin saja, kau meneriaki namaku. Apa kau tahu, itu sangat menyakitkan. Dengan suaramu yang seperti itu, perempuan lain pasti sudah menangis. Lalu aku tidak memerlukan banyak pakaian, apa gunanya pakaian jika pada dasarnya yang memakai saja tidak mau.” Setelah berkata seperti itu Alstrelia kembali melanjutkan perjalanannya, dan mengabaikan Alrescha yang masih berdiri mematung, dan hanya melihat kepergiannya saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments