“Ahhh..! Kenapa hari ini panas sekali?” Ucap pria ini sambil mengeluh kepanasan dengan bukti pakaiannya sudah mulai basah dengan keringatnya sendiri.
Dia sesekali menatap langit biru yang begitu bersih itu, tetapi sesaat kemudian tangannya mengambil air es dan menyeruputnya dengan ******* lega.
“Ahh~”
“Mentang-mentang hari ini libur kalian benar-benar santai ya?” Salah satu temannya tiba-tiba datang dan berdiri di depan pria yang sedang duduk di bawah pohon itu.
Tentu saja keberadaannya sukses menghalangi sinar matahari yang semakin naik dan mengusik wajahnya yang sudah bercucuran keringat.
“Ah..! Bagus sekali kau berdiri di depanku.” Ucap pria ini dengan wajah bahagia.
Sedangkan temannya itu mengulum senyum simpul sambil berkata : “Kau benar-benar menganggapku sebagai peneduh ya?” Sambil berdecak pinggang tidak puas hati dengan rekan kerjanya yang benar-benar menikmati waktu santainya dengan sepenuh hati.
“Selagi ada kesempatan kan harus digunakan sebaik-baiknya.” Jawab pria ini dengan selamba, dan memasang wajah kepanasannya lagi.
“Walaupun hari ini hari libur untuk semua kesatria, tapi tidak dengan kesatria yang menjaga pintu depan mansion. Kau sebentar lagi harus ganti shift.”
“Iya iya, aku tahu. Makannya aku ingin menikmati waktuku dulu sebaik mungkin.” Setelah menjawab seperti itu, pria ini segera menyilangkan kedua tangannya di depan dada, dan bersandar ke pohon yang ada di belakangnya itu sambil memejamkan matanya.
“Aku sudah memperingatkanmu ya.”
“Iya, jika hanya ingin menceramahiku lebih baik sana pergi.” Celetuk pria ini, tidak begitu menanggapi ucapan dari temannya dengan serius.
Karena sudah disuruh pergi, maka teman dari rekan kerjanya itu pun langsung pergi meninggalkannya sendirian.
‘Lagi enak-enak santai, masih saja ada yang mengganggu.’ pikirnya. Dia akhirnya kembali terlelap tidur.
Sedangkan yang kebetulan sudah berada di balik pohon, langsung memiringkan sedikit tubuhnya ke samping kanan.
‘Es!’ Melihat adanya satu gelas es yang nganggur di atas rumput, Alstrelia langsung berjalan menghampiri dan menyambar gelas itu. “................?!”
Sekalipun sadar kalau ternyata gelas berisi es ini ada pemiliknya, Alstrelia tetap menghiraukannya.
Alstrelia tetap mengambil gelas berisi es tersebut. Mengambil sesuatu yang dia miliki di saku rok miliknya, Alstrelia langsung menaruh sesuatu itu. Daun mint berwarna hijau yang terlihat segar dimata.
Setelah itu, Alstrelia kembali berdiri dan mengangkat gelas itu tinggi-tinggi. Dia melihat kilauan cantik dari es batu yang bening dan jernih itu sudah dihiasi oleh daun mint karena terkena sinar matahari.
Sebenarnya dia melakukan itu juga untuk melihat sisi gelas bagian mana yang sudah terpakai oleh mulut pria itu.
Setelah menemukan bekasnya, Alstrelia langsung meminumnya.
GLUK…..
GLUK…..
GLUK…..
“..............?!” Sedangkan pria yang sedang tertidur itu mulai merasakan haus lagi, dengan matanya yang masih terpejam, tangan kanannya mulai mencari gelas miliknya yang tadi dia letakkan di samping kakinya. ‘Hm…? Kemana perginya gelasku?’
Tidak menemukan gelas miliknya, pria ini langsung membuka kelopak matanya. Dia benar-benar tidak menemukan gelasnya, tapi yang dia temukan adalah tubuhnya kembali tertutup oleh bayangan seseorang lagi.
‘Kenapa dia kembali lagi?’ Pikirnya, saat belum melihat sepenuhnya tubuh yang ada di depannya itu sebenarnya Alstrelia.
KRAK…
KRAK….
“...............!” Terkejut dengan suara kunyahan yang berhasil menimbulkan suara sedikit keras dan mengerikan, pria ini langsung membuka matanya lebar-lebar. “Siapa kau?!” Tanyanya sambil bersikap waspada kepada sosok yang ada di depannya itu.
“...................” Alstrelia lantas menoleh ke belakang, dengan mulut sedang mengunyah es batu. “Apa?”
“Kau! Itu bukannya gelasku?” Menunjuk gelas yang dipegang oleh Alstrelia.
“Memangnya kenapa jika ini gelasmu?” Tidak menghiraukan reaksi terkejut dari pria di depannya itu, Alstrelia kembali menyeruput air es itu.
SLURPP…….
“...............! Tapi itu-” Pria ini benar-benar kehabisan kata-kata saat melihat gelasnya malah digunakan oleh orang lain, dan lebih gawatnya itu adalah seorang perempuan.
‘Apa dia tidak tahu siapa aku?’ Sambil menatap reaksi dari wajah terkejut yang mana bagi Alstrelia cukuplah lucu. “Karena ada es, aku jadi ingin meminumnya.”
‘..........! Tapi itu gelas bekasku, dan dia malah meminum minuman milikku! Apa dia tidak sadar kalau seperti itu, artinya ciuman secara tidak langsung?’ Pikir pria ini.
Sadar dengan reaksi dari wajah berpikirnya, Alstrelia akhirnya berkata : “Jangan berpikiran yang bukan-bukan. Aku cukup sadar dengan apa yang aku lakukan. Lihat ini.”
Alstrelia mengangkat gelasnya sedikit tinggi. Lalu jari telunjuknya menunjuk dua sisi gelas yang berbeda.
“Yang ini bekasmu, dan yang ini bekasku. Dengan begini artinya kita tidak melakukan ciuman secara tidak langsung. Itulah gunanya otak, apa kau mengerti?”
JLEB..!
Ucapan dari Alstrelia benar-benar tepat sasaran.
‘Siapa sebenarnya perempuan ini?’ Sejujurnya dia sendiri sebenarnya masih dalam kebingungan, karena tiba-tiba melihat seorang perempuan yang baru pertama kali dia lihat.
Lalu ketika memperhatikannya dari atas kepala sampai ujung kaki, dia kembali tersadarkan dengan pakaian yang menurut nya cukuplah aneh, karena lagi-lagi itu soal rok pendek yang dipakai oleh Alstrelia.
WUSSHH…..
Angin lembut yang memberikan sedikit kesejukan di tengah-tengah panasnya hari ini, membuat baik dari jubah dari seragam kesatria yang dikenakan oleh pria itu maupun mantel coat putih panjang milik Alstrelia sama-sama ikut berkibar.
“Apa kamu adalah seorang tamu?”
“...............” Alstrelia berpikir sejenak. ‘Ya, aku adalah tamu dari waktu lain.’
Ketika mereka saling bertatap mata dan saling menunggu jawaban, Elbert tiba-tiba saja muncul.
“Apa yang kau lakukan disini? Sekarang giliranmu berjaga!” kata Elbert memperingatkan. Tapi setelah menyadari adanya keberadaan dari Alsltrelia, Elbert langsung bertanya. “Kenapa nona Alstrelia disini?”
“Ha? Nona?” Kesatria ini langsung berekspresi bingung dengan Elbert yang terlihat menyapa perempuan di depannya itu dengan cukup hormat.
“Aku hanya menemukan es, dan meminumnya.” jawab Alstrelia sambil memberikan gelas yang sudah kosong itu kepada pemilik asli. Setelah itu Alstrelia pergi dari sana, meninggalkan kedua kesatria itu dalam wajah bingung mereka sendiri.
Elbert langsung menoleh ke arah anak buahnya itu. “Apa kau baru melihatnya? Dia adalah nona Alstrelia, adik tuan muda Alrescha.”
“Apa?!”
“Kenapa kau terkejut begitu?” Tanya Elbert penasaran.
“Dia, dia tadi-” Kesatria ini melirik kembali gelasnya, dia benar-benar menerima bekas gelas yang diminum juga oleh perempuan tadi.
Merebut gelas dari anak buahnya, Elbert langsung memberikan perintah tegas kepadanya. “Kau terlihat kebingungan, sini gelasnya. Kau pergi kerja saja sana.”
“I-iya.” Kesatria ini pun buru-buru berlari pergi.
“......................” Setelah melihat anak buahnya sendiri sudah pergi, Elbert langsung menatap gelas yang ada di tangannya itu. Dia melihat dua sisi gelas yang memiliki bekas bibir yang berbeda disana. ‘Tidak mungkin nona akan bertindak sejauh ini.’ pikir Elbert detik itu juga.
___________________
“Elbert ini, mengganggu kesenanganku terus.” Alstreila jelas masih terus mengingat apa yang sudah terjadi baik di hari kemarin malam sampai di tadi, semua jika bukan karena Elbert, Alstrelia sudah bisa sedikit santai sambil bermain dengan semua orang di mansion ini.
Alasannya?
Karena Alstrelia ingin memberitahu pada mereka semua, kalau Alstrelia yang mereka anggap seperti benalu yang menempel di kakaknya terus, sudah berubah.
Walaupun itu akan menjadi titik balik si Alstrelia asli, setidaknya Alstrelia akan membuat perubahan besar pada mansion dan semua orang untuk lebih menghormatinya.
Baik menghormati dirinya yang memang seorang Alstrelia juga merupakan Putri, tapi mereka nantinya juga akan menghormati Alstrelia sang adik Alrescha yang asli.
HYAH….!
HYAH….!
HYAH….!
CTANG…!
CTANG…!
Di arena latihan, Alstrelia yang sedang berjalan sambil menikmati situasi yang
ada di dalam kediaman Fisher, tidak sengaja sekarang ada pemandangan dua orang kesatria sedang bertarung melawan temannya sendiri.
Sparring.
Itulah yang sedang mereka berdua lakukan.
“Kau membuat celah!” ucap kesatria ini kepada lawannya yang baru saja memberikan serangan ke arah pinggangnya, tapi karena kesatria ini lebih tangkas, serangan itu berhasil ditahan, dan sekaligus menjadi titik balik untuk mengalahkannya dengan cepat.
Sampai pedang yang yangsudah tertangkis, langsung dikembalikan dnegan lebih kuat dari arah kiri bawah ke atas.
CRRAANGG…!
Du apedang yang saling bergesek itu berhasil membuat suara yang nyaring, dan beraikhir dengan pedang milik lawannya langsung terlepas dari genggamannya dan terlempar jauh kearah lain.
“Aku menang.” tutur kesatria ini dengan nada sombongnya.
Tapi berbeda dengan lawan sparingnya yang diam dan justru berekspresi panik, membuatnya harus menoleh kebelakang.
“Nona!” teriak kesatria yang tadi memperoleh kemenangan, dan segera berlari cepat.
Sebab pedang yang terlempar tadi melayang diudara dan mengarah kepada Alstrlia yang sedang berdiri di pinggir lapangan.
WUSH...WUSH…..
Pedang besi itu berputar di udara, lalu setelah berada di titik tertingginya, pedang itu akhinya turun dan pergi menuju ke arah Alstrelia.
“...................” Alstrelia mendongak keatas. Terlihat kilauan dari pedang besi yang ada di udara sedang jatuh menuju kearahnya.
DRAP….DRAP…...DRAP…..
Kesatria itu masih berlari kearahnya demi mengejar pedang yang jatuh menuju ke Alstrelia.
“Nona! Menyingkir dari sana!” teriaknya.
“Menyingkir? Bukannya pedang itu yang harusnya disingkirkan?” jawab Alstrelia dengan lirih.
Alstrelia pun melepaskan ikat pinggangnya dengan cepat, lalu mengibas sabuk miliknya itu dengan kuat.
CTAK..!
Suara itu sukses membuat sabuk atau ikat pinggang miliknya dengan cepat langsung menjadi kaku.
Tepat setelah merubah ikat pinggangnya menjadi sesuatu yang panjang layaknya pedang, Alstrelia pun segra mengayunkan tangannya dari kiri bawah ke arah atas dengan cukup cepat.
CTANGG….!
Lalu sebuah dentingan cukup keras langsung membuat pedang yang terlempar kearahnya tadi ganti arah dengan cepat menuju salah satu pohon dan..
JLEBB….!
“................!” kedua kesatria itu melihat detik-detik pedang tadi terlempar menuju pohon dan menancap cukup dalam.
“Kalian ini, kenapa panik seperti itu?” tanya Alstrelia semabri mengibaskan ikat pinggangnya lagi menjadi normal, dan kembali dipasang ke roknya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Ristya
Mungkinkah Alstrelia adiknya Ailrescha tukeran posisi?
2022-12-17
1
Raine
masih penasaran keberadaannya alstrelia yg asli, apa mungkin mereka kembar
2022-10-16
1
Putri
hhmmm masih meraba alurnya 🤔
2022-09-21
1