Tepat di hari yang sama, malam harinya mereka bertiga berkumpul di dalam satu ruang kerja milik Alrescha.
“Katakan apa yang sebenarnya kau ketahui.” Perintah Alrescha kepada seorang pelayan yang tidak lain adalah Lena. Dia menuntut jawaban kepada Lena yang merupakan pelayan pribadi adiknya, yaitu Alstrelia.
Apa alasannya, karena setelah mendapatkan laporan terbaru dari Elbert, maka Alrescha benar-benar menyuruh Lena datang ke ruang kerja miliknya.
Dan disanalah, Alrescha, Elbert, dan Lena sedang duduk bersama di ruangan yang sama pula.
“Selama kau jujur padaku, aku tidak akan menghukummu. Meskipun itu tergantung situasi dan apa yang sebenarnya terjadi.” Kata Alrescha kepada Lena, agar Lena mau menjawab pertanyaannya tadi tanpa ada kebohongan sedikitpun.
“.....................” Lena menelan salivanya sendiri saat dia menatap mata tuannya yang benar-benar begitu menantikan jawaban jujurnya. Itu adalah tatapan mata yang terasa dingin bagaikan es, dan secara kebetulan yang sama juga Lena juga pernah merasakan hal yang sama dari Alstrelia.
“Aku sudah mendengar beberapa informasi dari Elbert, jadi aku juga ingin kau membantu membuktikan kebenaran dari apa yang sudah aku perkirakan ini. Kalau Alstrelia yang ada di sini sebenarnya bukanlah adikku yang asli, benar kan?” Elrescha benar-benar membuat Lena terpojok, dan mau tidak mau harus menjawab pertanyaannya sekaligus perintahnya tadi.
“M-maaf tuan muda.”
“Aku tidak ingin mendengar permintaan maafmu sekarang Lena.” sela Alrescha di detik itu juga. Membuat Lena semakin gugup untuk mengatakannya.
“I-iya! Saya akan memberitahu anda yang sebenarnya.” kata Lena. “Sebenarnya nona Alstrelia yang saya layani bukanlah nona Alstrelia yang sebenarnya.”
“Apa? Lena, lalu kenapa kau tetap melayani dia yang palsu itu?” Tanya Elbert tidak mengerti.
“Elbert.” Panggil Alrescha, memperingatkan agar Elbert tidak terburu-buru emosi. “Biarkan Lena menjelaskannya lebih dulu.”
“Tapi tuan-” Elbert langsung kehilangan kata-katanya setelah mendapatkan tatapan yang cukup dingin dari tuan mudanya.
“.............”
“M-maafkan aku Lena.” Ucap Elbert kepada Lena yang sudah berekspresi takut itu.
“S-saya memang salah kok, anda pantas memarahi saya.” Tapi Lena tetap berusaha bersabar, dan tahu posisinya sendiri yang sebagai pelayan pribadinya nona Alstrelia, Lena benar-benar tidak mampu untuk menjaganya.
“Abaikan soal itu, katakan secara terus terang kepadaku dari awal kejadian hingga dimana kau menemukan perempuan itu dan sampai-sampai membawanya kesini.” perintah Alrescha lagi kepada Lena.
“Baik, saya akan menceritakannya dari awal.”
Di malam yang mana bulan jauh lebih terang dari biasanya, akan menjadi hari dimana mereka berdua mendapatkan satu rahasia besar sekaligus tragedi yang besar juga.
_________________
Flashback On.
Pagi itu Alstrelia yang Lena layani sudah sepenuhnya memakai gaun yang sudah dipilih oleh kakaknya.
“Nona, anda terlihat lebih cantik hari ini. Bahkan nona Arsela kalah cantik dengan anda.” Puji Lena kepada perempuan berambut hitam panjang, yang baru saja dia dandani dengan sedemikian cantik dan cocok dengan gaun berwarna merah muda yang sudah membalut tubuh ramping milik nona nya, yaitu Alstrelia.
Alstrelia terus menatap dirinya sendiri dari pantulan cermin besar yang ada di depannya. Dari ujung kepala sampai ujung kaki, dirinya benar-benar memiliki penampilan berbeda daripada yang biasanya.
Rambut hitamnya tetap digerai, tapi Lena memberikan aksesoris seperti jepit rambut dan hiasan kepala lainnya. Di kedua telinganya terhias anting panjang berwarna putih layaknya air tetes yang satu set dengan kalung, gelang dan cincin.
Meskipun penampilannya memang berubah, tapi tidak dengan raut wajahnya yang tetap memperlihatkan wajah tanpa ekspresi.
“Kenapa gaunnya berwarna pink?” setelah keterdiaman nya beberapa saat, akhirnya Alstrelia membuka suara.
“Itu karena tuan muda yang memilihkannya untuk anda. Pilihan dari kakak anda memang sangat berkelas.”
Alstrelia menatap cincin yang sudah melingkar di jari tengahnya. “Apakah itu termasuk dengan satu set perhiasan ini?”
“Tebakan anda benar sekali.” Jawab Lena dengan begitu gamblang.
“Lena.” Panggil Alstrelia dengan nada lirih. Alstrelia memutar tubuhnya ke belakang, sehingga dia berhadapan langsung dengan pelayan pribadinya itu. Wajahnya memang tetap datar, tapi tidak dengan sorotan matanya yang semakin menyipit untuk menahan air mata yang sudah terbendung itu.
“Nona, ada apa? Kenapa anda sedih?” Tanya Lena dengan wajah khawatirnya saat melihat sudut mata Alstrelia sudah mulai menampakkan butiran air.
“Apa kau tahu, aku sebenarnya benci dengan warna putih, pink, kuning, semua warna yang cerah, aku membenci semua itu. Tapi dia, sengaja memberikanku warna yang paling aku benci dari warna yang lainnya.” jawab Alstrelia.
“................!” Lena langsung terkesiap dengan nona majikannya yang untuk pertama kalinya mengutarakan kebenciannya bukan dengan ekspresi marah, melainkan kesedihan yang cukup mendalam.
Lena yang mendengar perkataan dari nona nya langsung ikut sakit hati juga. Lena merasakan trenyuh dengan nona Alstrelia yang akhirnya mengungkapkan perasaannya untuk pertama kalinya kepadanya.
Sudah 3 tahun Lena bekerja sebagai pelayan pribadinya nona Alstrelia, namun dari kurun waktu yang tidak bisa dibilang singkat itu, tidak sekalipun dirinya mendengar nona Alstrelia mengutarakan perasaannya seperti itu.
“Lalu aku….., sebenarnya tidak menyukai kakak bertunangan secepat itu.” imbuh Alstrelia dengan senyuman kecut.
DEG!
Lena semakin terkejut. Dia tidak tahu kalau nona nya akan mengucapkan ketidaksukaannya terhadap orang lain sampai seperti itu.
“Kalau begitu kenapa nona tidak mengatakannya saja kepada kakak anda?” Lena menggenggam tangan Alstrelia yang terlihat gemetar itu.
“Aku tidak berani Lena.” Jawab Alstrelia dengan kepala sudah mulai menunduk.
Lena yang melihat keadaan nona Alstrelia yang terlihat terpuruk itu semakin membuat hatinya semakin sakit saja.
Jika membiarkannya seperti itu, yang ada Lena jadi lebih bersalah. Makannya Lena pun berusaha untuk membujuk majikannya ini.
“Kalau seperti itu, ayo saya temani anda untuk mengatakannya sekarang juga.” Bujuk Lena. “Masih satu setengah jam lagi sebelum acaranya dimulai, kita pergi cari tuan muda dan membicarakan perasaan anda kepadanya.”
Tapi apa yang didapat oleh Lena?
Itu semakin membuat Lena langsung meneteskan air matanya.
“Lena! Sudah aku katakan aku tidak berani!” Seru Alstrelia dengan air mata sudah pecah dan mengalir membasahi pipinya. “Aku yang pengecut ini tidak berani berbicara kepada kakakku yang selalu bertampang dingin seperti membenciku. Biarkan saja dia memiliki kebahagiaannya sendiri! Aku tidak ingin dia lebih membenciku jika aku mengacaukan pertunangan yang sudah mereka berdua nantikan.” racau Alstrelia.
“Nona~” Lena akhirnya sama-sama menangis dan langsung memeluk Alstrelia dengan cukup erat. “Jika seperti itu, ayo, sekarang nona ganti baju yang lain.”
“Apa ada yang biru?” Tanya Alstrelia dengan nada berbisik.
“Kebetulan sebenarnya saya sudah pernah memesan gaun berwarna biru untuk anda. Karena saya pikir warna itu cantik dengan warna mata anda, jadi saya masih menyimpannya di dalam lemari.” ungkap Lena.
“Aku mau itu saja Lena. Tidak peduli yang kau pesan mahal atau tidak, selama itu biru, aku akan memakainya.” Jelas Alstrelia.
Lena yang turut sedih dengan keprihatinan nona Alstrelia yang lebih memendam perasaannya itu, memutuskan untuk mengganti tema riasan serta baju yang sudah dipakai oleh Alstrelia dengan baju lainnya.
Baju yang Lena pesan jauh-jauh hari.
“Nona tunggu disini.” pinta Lena kepada Asltrelia yang sedang mengusap air matanya dengan saputangan yang sudah Lena berikan kepadanya.
“.................”
Lena kemudian pergi keluar kamar menuju kamar sebelah dimana semua baju dari kelas paling mewah sampai sederhana, tergantung rapi menurut kelasnya.
Bahkan perhiasan, sepatu, aksesoris rambut, semuanya juga ada di sana.
Sedangkan Lena menyimpan gaun yang dia pesan, di salah satu lemari kaca. Lena buru-buru mengambilnya, dan mencari perhiasan yang cocok dengan gaun itu, sekaligus tidak lupa dengan sepatunya.
“Ah..! Dimana kalung dan cincin berlian berwarna biru itu ya?” Lena benar-benar kalang kabut dengan pekerjaannya sendiri.
Dia memang menemukan banyak perhiasan, dan apalagi berwarna biru sebenarnya ada beberapa ditemukan. Tapi apa yang Lena lihat tidak sesuai dengan pikirannya.
Setelah lima menit berlalu, akhirnya Lena tahu letak perhiasan satu set berwarna biru itu ada dimana, yaitu di atas lemari.
“Ish! Bagaimana bisa itu ada di atas?” Lena mengeluh karena letaknya cukup tinggi, dan membuatnya harus naik dengan kursi.
“Lena, apa yang sedang kau lakukan sampai naik kursi?”
Suara itu segera membuat Lena berpaling menoleh ke belakang. “Anders?”
Pria berseragam kesatria itu langsung pergi menghampiri Lena yang sudah naik ke atas kursi.
“Kebetulan sekali, bantu ambil kotak yang ada di atas itu.” Lena menunjuk ke satu kotak kecil yang letaknya di atas lemari.
“Kau menyuruhku?”
“Lah, kau kesini memang datang karena penasaran apa yang sedang aku lakukan, kan? Nah itu yang ingin aku ambil.” Jawab Lena dengan sembarangan. Dia Tidak memanggil kesatria ini sir, atau tuan karena mereka berdua memang sudah saling kenal satu sama lain, dan bisa dibilang cukup dekat sampai membuatnya memanggil namanya langsung.
Dengan senyuman tipis, Anders menggantikan Lena untuk naik ke atas kursi dan mengambil sebuah kotak kecil, yang ketika Anders buka, itu adalah satu set perhiasan.
“Kenapa perhiasan semahal ini ada di atas lemari?” tanya Anders sambil menyerahkan kotak itu kepada lena yang sudah menggendong gaun biru di belakang punggungnya.
“Aku sendiri juga tidak tahu. Turun, bantu aku bawakan sepatu itu.” Lena menunjuk kotak sepatu yang ada di atas meja.
“Menyuruhku ini dan itu, apa yang aku dapat setelah semua ini selesai?” Dengan menurutnya, Anders turun dan berjalan menuju meja yang mana kotak sepatu sudah ada disana.
“Itu pikirkan belakangan, aku harus cepat mengganti pakaian nona sekarang juga.” Ketus Lena. Dia sedang tidak ingin diberikan pertanyaan yang membuatnya harus berpikir dua kali,karena separuh otaknya sedang digunakan untuk bekerja bagaimana caranya agar nona Alstrelia tidak lagi sedih.
“...................”
Setelah mendapatkan semua yang Lena butuhkan untuk make over nona nya lagi, Lena bersama dengan kesatria Anders langsung keluar dengan terburu-buru.
Tetapi ketika mereka berdua hendak masuk, Lena secara tidak sengaja melihat seseorang yang bagi Lena mirip dengan nona Alstrelia sedang berjalan keluar.
“Kenapa kita berhenti?” Tanya Anders bingung.
“Nona!” Teriak Lena.
Lena buru-buru masuk kedalam kamar Alstrelia tanpa mengetuk pintu, dan disusul oleh Anders.
Seperti yang Lena pikirkan tadi, Lena langsung membuang gaun yang tadi dibawanya ke atas kasur dengan sembarangan, dan meletakkan kotak perhiasan tadi di lantai.
“Lena!” Panggil Anders yang melihat Lena langsung pergi begitu saja tanpa ada penjelasan.
“Letakkan itu, kita harus mengejar nona!” Perintah Lena kepada Anders.
Anders langsung saja meletakkan kotak sepatu itu di lantai dan berlari pergi dari kamar Alstrelia untuk menyusul Lena yang sudah lari lebih dulu.
“Apa yang tadi kau teriakkan itu memang nona?” Tanya Anders.
“Iya! Aku yakin itu!” Jawab Lena dengan tegas.
Anders yang melihat sorotan mata Lena yang begitu serius itu langsung berpikir kalau kali ini ada apa-apa dengan nona Alstrelia yang dia kenal itu.
‘Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Lena, dia juga terlihat baru saja menangis.’ Pikir Anders, tatkala kakinya masih berusaha menyamai Lena yang sedang berlari cepat itu.
Kegelisahan didalam hati Lena benar-benar semakin memuncak saat dirinya benar-benar bisa mengetahui isi hati nona Alstrelia yang dilayani itu benar-benar menginginkan sebuah kasih sayang keluarga.
Tapi satu-satunya keluarga yang tersisa itu, yaitu Alsrescha yang tidak lain adalah kakak kandung Alstrelia justru memilih menyibukkan dirinya sendiri di dalam pekerjaannya sebagai kepala keluarga duke Fisher.
Sampai dimana, waktu yang kian berlalu itu benar-benar membawa Alrescha untuk membuat Arsela menjadi tunangan Alrescha, disaat Alrescha sendiri masih berumur muda, yaitu 19 tahun.
Karena itulah, Lena tahu sakit hatinya yang Alstrelia miliki.
Karena satu-satunya kakak yang Alstrelia miliki, tidak lama lagi akan meninggalkannya.
Kasih sayang Alrescha sepenuhnya tertuang pada tunangannya yang dimasa mendatang sudah pasti akan menjadi istrinya, menjadi keluarga dan selanjutnya memiliki anak dengan istrinya itu.
Lalu pada akhirnya?
Alstrelia berpikir itu adalah akhir dari sebuah hubungan keluarga antara kakak dan adik. Karena sudah pasti, Alrescha akan lebih perhatian dan lebih menyayangi lagi kepada istrinya, apalagi jika sang kakak benar-benar sudah memiliki anak dengan sang istrinya.
Maka itu adalah akhir dari segala apa yang Alstrelia miliki saat ini.
'Nona pasti berpikir dia akan sendirian.' Pikir Lena.
Lena tidak yakin apa yang sedang terjadi dengan nona nya saat ini, tapi yang pasti Lena harus mencarinya sampai dapat. Dia tidak ingin seluruh orang mengetahui nona Alstrelia yang biasanya lebih suka berada di mansion, ternyata bisa menghilang.
'Walaupun aku tidak tahu betul masa lalu yang dimiliki nona saat kecil hingga membuatnya tidak memiliki secercah cahaya kebahagiaan di matanya, aku akan tetap berada di sisi nona apapun yang terjadi.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Ida Blado
gk ada rasa bersalah gitu ?
2022-09-29
2
enhy
lanjut thor........
2022-09-16
1
*********
lanjuuuut... up lagi thoor.. SEMANGAAAT
2022-09-16
1