Alstrelia, tanpa banyak berpikir lagi, segera mencari asal suara teriakan itu.
“Nona! Anda dimana?!” Suara teriakan yang keras, kembali terjadi.
Alstrelia yang harus menyusuri hutan belantara yang baginya tidak begitu sulit untuk dilewati, langsung menemukan seorang pria berpakaian seragam lengkap dengan sebuah pedang yang tersimpan di sarung pedang.
Sampai suatu saat, pria berseragam itu menyadari keberadaannya Alstrelia yang baru saja sampai di dekat mereka berdua.
‘Hmm? Kenapa wajah mereka berdua jadi terlihat bahagia? Apakah mereka akhirnya menemukan nona mereka?’ Batin Alstrelia.
Alstrelia menoleh ke belakang untuk sesaat, tapi dia tidak melihat siapapun di belakangnya, kecuali dirinya yang memang sedang berdiri sembunyi di sebelah pohon.
“Nona!” Teriak pria ini sambil berlari ke arah dimana Alstrelia sedang berdiri.
“Nona! Akhirnya aku menemukanmu!” Wanita ini pun berlari ke arah Alstrelia.
‘Apa?’ Alstrelia tercengang sendiri melihat reaksi kedua orang itu sama-sama memberikan senyuman bahagia kepadanya. ‘Kenapa mereka datang ke arahku?’
“Nona! Akh!” Karena berlari tanpa melihat adanya batu, wanita ini pun jadi tersandung.
Alstrelia yang melihat wanita itu hendak terjatuh, langsung berlari dan menangkap tubuhnya.
BRUK!
“Kalau mau lari, juga harus melihat jalan.” Ucap Alstrelia kepada wanita yang sudah ada di dekapannya.
“N-nona?! Anda menyelamatkan saya?” Tanya wanita ini dengan wajah terkejut bercampur penasaran.
“..................” Tapi Alstrelia lebih memilih diam tidak banyak bicara.
“Nona, anda dari mana saja? Kami berdua sudah hampir dua jam mencari anda.” tanya pria berseragam tentara ini kepada Alstrelia.
Terselip rasa lega, juga khawatir dimata pria itu. Membuat Alstrelia memutuskan untuk menjawab, “Aku tidak kemana-mana, hanya disini.”
Tapi sadar melihat pria di depannya itu kini sedang menatapnya dari atas sampai kebawah, Alstrelia pun jadi balik membalas tatapan matanya.
“Kenapa kau melihatku seperti itu?” Tanya Alstre dengan tatapan penuh selidik.
Sadar menatap matanya, pria ini langsung memalingkan wajahnya ke arah lain sambil menjawab. “Apa yang sebenarnya anda pakai itu? Bukankah nona pakaian yang terakhir kali nona pakai adalah gaun pesta?”
“Ah iya nona?! Pakaian macam apa yang sedang anda pakai?” berusaha menyingkir dari dekapan Alstrelia.
“Macam apa?” Seketika Alstrelia semakin memberikan tatapan sengit kepada mereka berdua. “Ini memang pakaianku, kenapa kalian seperti sedang protes dengan apa yang sedang aku pakai?”
“.............!” Kedua orang ini langsung terkesiap dengan tatapan yang cukup mengintimidasi dari Alstrelia.
“Ah n-nona, sebaiknya kita sekarang cepat kembali.” Ucap wanita ini dengan cepat, untuk menghilangkan suasana aneh tadi hanya karena pakaian yang dipakai oleh Alstrelia.
‘Apa mereka berdua adalah orang yang diutus untuk mencariku?’ Pikir Alstrelia saat memperhatikan kedua orang ini. ‘Tapi dari segi pakaian mereka saja, itu terlihat kuno.”
Meskipun ada dalam kebingungan karena semua rentetan kejadian yang dialaminya, Alstrelia memutuskan untuk pergi bersama mereka.
‘Yah! Daripada aku bingung sendiri, kenapa tidak ikut dengan mereka berdua? Mungkin saja ada hal mengejutkan yang terjadi.’ Pikir Alstrelia.
“Syukurlah karena anda terlihat baik-baik saja.” Ucap wanita berpakaian pelayan ini kepada Alstrelia.
‘Ya aku bersyukur karena aku baik-baik saja setelah makan siang dengan bom.’ Pikir Alstrelia mencibir dirinya sendiri setelah mendengar ucapan pelayan itu.
“Nona, tunggu sebentar.”
Suara dari perintah sang pria berseragam kesatria itu langsung membuat Alstrelia menghentikan langkahnya.
"Ada apa?" tanya Alstrelia.
"Ada yang sedang mendekat." Ucap pria ini, memberikan peringatan kepada Alstrelia.
"...................." Alstrelia hanya memutar bola matanya malas, dia sudah tahu apa yang sedang mendekat, tapi reaksi pria itu membuat Alstrelia jijik sendiri, karena memperlihatkan keseriusan dengan bersikap waspada.
Tapi memangnya apa yang sedang mendekat?
DRAP…….DRAP……….DRAP……….
Di jarak 50 meter di depan sana sudah mulai terasa ada keberadaan yang sedang berlari ke arah mereka.
"................." Ketika Alstre menoleh ke arah kiri, sebuah sosok besar berwarna coklat sudah melompat tinggi peri ke arahnya untuk menyergap keberadaan mereka bertiga.
"GROARRH..!"
"Beruang?!" Dengan wajah tercengangnya, wanita berpakaian pelayan ini langsung menarik tangan Alstre untuk kabur.
"............!" Alastre seketika langkah kakinya terbawa untuk mengikuti wanita itu kabur. Ketika menoleh ke belakang, pria berseragam itu langsung menghadang beruang besar tersebut. "Dia-"
"Kita harus cepat pergi dari sini, biarkan Anders yang melawan beruang itu." Kata wanita berpakaian pelayan ini.
'Anders? Jadi nama orang itu Anders? Tapi memangnya dia mampu melawan beruang itu?' Di otak kecilnya Alstrelia, dia sedang meragukan kemampuan bertarung dari pria bernama Anders.
Karena meskipun dari segi fisik, pria itu memiliki fisik besar dan terlihat kuat, tapi tidak dengan ekspresi wajahnya yang terlihat terpaksa berhadapan dengan beruang ganas itu.
'Dia belum punya pengalaman bertarung.' dalam sekali lihat saja Alstrelia tahu.
Dan saat melirik wanita pelayan itu sedang menggandeng tangannya, wajahnya terselip rasa takut juga khawatir.
"..............." Alstrelia lagi-lagi melihat ekspresi wajah wanita ini benar-benar berada di ambang kegelisahan. 'Mendengar dia menyebut namanya secara langsung, bukankah artinya dia memiliki hubungan dengan pria itu?'
Alstrelia akhirnya masuk ke dalam situasi dimana ada satu hubungan diantara kedua orang ini. Berpisah dalam situasi menegangkan, membuat pria bernama Anders itu berhadapan langsung dengan beruang ganas.
Karena tidak tega melihat pria bernama Anders melawan ketakutan dengan beruang coklat besar itu, selagi Alstrelia berlari karena ditarik oleh Lena agar berlari kabur, Alstrelia mengeluarkan senjata yang dia simpan di balik rok pendeknya.
Setelahnya, dia menodongkannya ke belakang dan membidik sang beruang yang hendak menyerang Anders.
KLIK.
Alstrelia langsung menarik pemicunya, dan yang terjadi adalah kilatan cahaya merah yang muncul di ujung moncong pistolnya menghasilkan reaksi kepada sang beruang.
GROARRH....
Beruang besar yang berlari kearah Anders itu seketika langsung ambruk.
BRUK..!
Setelah itu daging beruanng itu perlahan mengeluarkan benjolan yang semakin besar hingga akhirnya tubuh beruang itu langsung meledak.
DHUARR....!
Anders seketika mematung saat semua darah dari beruang yang hendak Anders lawan, kini menciprat ke seluruh tubuhnya.
"Hem....." Alstrelia sedikit menyunggingkan senyumannya, lalu menaruh kembali senjatanya di tempat semula. "Dia sudah mati, jadi jangan berlari lagi." pinta Alstrelia kepada pelayan ini yang memiliki semangat sekali tinggi untuk berlari.
"Sudah mati?!" tanyanya, karena kurang percaya.
"Laki-laki bernama Anders tadi sduah berhasil mengalahkannya, jadi tidak usah berlari lagi ya? Kau pasti sudah kelelahan sebelum bertemu denganku kan?"
"..........! M-maaf nona, membuat anda berlari. Saya memang lelah, tapi saya tidak seharusnya membuat nona berlari seperti tadi." pelayan ini menunduk dan berkata dengan kalimat penuh penyesalan.
"Jika sudah terpojok dengan bahaya, memang sudah sewajarnya berlari, jadi tidak usah memperdulikan soal aku jadi berlari karena kau." jawab Alstrelia.
Mendengar nona Alstrelia mengucapkan banyak kata penuh dengan makna tersirat, pelayan ini sebenarnya cukup takjub, tapi tetap ada yang mengganjal di dalam hatinya. 'Kenapa nona bisa memilih kata yang bijaksana seperti itu?'
Itu adalah salah satu yang mengganjal di dibenak hatinya selain melihat sebuah fakta kalau pakaian yang nona Alstrelia pakai saat ini jelas bukanlah pakaian yang terakhir dia ingat.
"Kita sekarang kemana?"
"Seperti yang anda inginkan, kita akan pergi ke tempat itu dan menghentikannya bersama." jawabnya, sambil memberikan wajah seriusnya kepada Alstrelia.
'Kenapa ekspresinya jadi serius?' Alstrelia tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh satu pelayan ini.
Tapi karena melihat wajahnya tampak seperti orang yang sedang marah, maka Alstrelia tahu kalau nanti akan ada sesuatu yang buruk terjadi.
"Kalau begitu ayo pergi kesana dan melakukan sesuai keinginanmu." ucap Alstrelia.
“............!” entah apapun yang mengganjal di hatinya, dia pun jalan menuntun Alstrelia ke sebuah acara yang memang sedang diadakan di suatu tempat.
__________________
“Tempat apa ini?”
“Ini tempat acara pertunangan tuan muda dengan nona Arsela.” Jawabnya.
“Tuan muda? Kenapa kau membawaku kesini?”
‘Kenapa nona bertanya seperti itu?’ Pikir wanita pelayan ini. “Karena tuan muda adalah ka-”
Belum sempat mengucapkan jawabannya kepada Alstrelia, dia langsung dikejutkan dengan keberadaan seseorang yang sedang berjalan ke arah mereka berdua dengan langkah terburu-buru.
Wanita pelayan itu mundur ke belakang sambil menunduk hormat kepadanya.
TAP...TAP….TAP…..
Seorang pria tinggi dengan rambut berwarna hitam dan iris mata biru yang cukup mirip dengan penampilan Alstrelia, membuat Alstrelia kebingungan sendiri.
‘Kenapa aku seperti pernah melihat wajahnya?’ detik hati Alstrelia sambil mempertahankan wajah seriusnya.
Jarak diantara mereka berdua pun semakin memendek seiring pria itu berjalan terus menuju kearah Alstrelia.
‘....................?’ Alinda yang hendak mendongak ke atas untuk melihat wajah dari pria yang tiba-tiba datang menghampirinya dengan langkah tergesa-gesa tadi, tiba-tiba langsung diberikan hadiah kejutan.
PLAK!
Suara tamparan itu langsung menarik pusat perhatian tamu undangan yang ada di sana.
“T-tuan!” Wanita pelayan tadi langsung terkejut setengah mati saat melihat Alstrelia tiba-tiba mendapatkan sebuah tamparan yang cukup kuat di pipi sebelah kirinya.
“...................!” Alstrelia seketika terdiam sambil menahan rasa sakit di pipinya, dan mencoba menyesuaikan perasaan dari telinga yang tiba-tiba berdengung karena berhasil mendapatkan tamparan keras.
“Akhirnya kau ingat pulang juga.” Kata pria itu kepada Alstrelia.
‘Aku baru saja sampai, tapi aku langsung ditampar?!’ geram dengan tindakan pria di depannya yang membuat Alstrelia mendapatkan tamparan tadi, sontak memicu gejolak amarahnya yang langsung muncul.
“Apa kau tahu, kau membuat banyak or-”
PLAK!
Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Alstrelia langsung membalas tamparan tadi.
“N-nona! Apa yang anda lakukan?!” Wanita pelayan ini semakin panik, karena Alstrelia balik menampar wajah pria di depannya itu.
“.......................”
“Kau menamparku?!” Tanya Alstrelia dengan nada dingin dan terlihat mengintimidasi.
“Itu karena kesalahanmu yang tiba-tiba menghilang dan membuat semua orang khawatir.” jawab pria ini.
PLAK!
Semua orang yang ada disana seperti ikut merasakan sakit yang dirasakan oleh pria ini.
“Nona! Kenapa anda menamparnya lagi?!” wanita ini sebenarnya ingin menghentikan kekacauan itu, tapi dia sendiri tidak berani karena nona yang dia kenal terlihat memberikan tatapan berani kepada lawan bicaranya.
“Apa kau tahu siapa aku? Beraninya menampar wajahku seperti itu.” Ucap Alstrelia lagi dengan nada tegasnya.
“Kau Alstrelia.”
“Nah itu tahu.” Sela Alstrelia.
“Kau adalah Alstrelia Vion Beltmore Fisher, sekaligus adikku. Dan alasan aku menamparmu adalah kau yang tiba-tiba menghilang dan membuat kekacauan disini.” Di balik bisa menahan rasa dari tamparan Alstrelia, pria ini pun menjawab ucapan Alstrelia dengan cukup lugas.
Membuat Alstrelia mematung.
‘Alstrelia Vion Beltome Fisher?’ Pikir Alstrelia di detik itu juga. Lalu dia segera menatap pria di depannya yang mengaku sebagai kakaknya.
Awalnya Alstrelia tertawa mencibir. Tapi raut wajahnya seketika menjadi lebih dingin.
‘Bagaimana bisa? Aku adalah keluarga kerajaan dari kerajaan Asgardia. Alstrelia Ve Der Francisteen bukan Alstrelia Vion Beltmore Fisher.’ Pikir Alstrelia.
“N-nona!” Panggil wanita pelayan ini kepada Alstrelia dengan nada berbisiknya. “Dia adalah tuan muda, Alrescha Vion Beltmore Fisher sekaligus kakak anda.”
Alstrelia yang mendengar ucapan dari wanita pelayan ini, langsung kembali menatap pria di depannya itu dengan sengit.
“Lena, apa yang terjadi dengan dia?” Tanya pria yang tadi menampar wajah Alstrelia, yaitu Alrescha.
‘Tapi jika pria yang menamparku ini adalah Alrescha yang dikagum-kagumi oleh Elda itu, berarti apakah aku memang benar masuk kedalam dunia novel. Jika begitu, apa yang harus aku lakukan agar aku bisa kembali ke tempat asalku?’ Alstrelia kebingungan, karena hal utama yang ingin dia lakukan adalah bisa kembali ke tempat asalnya.
“Lihat pakaiannya itu.”
“Bagaimana bisa nona Alstre berpakaian sampai memperlihatkan kedua kakinya seperti itu?”
“Dia sangat mempermalukan kakaknya sendiri.”
“Iya, apakah acara ini tetap terus berlanjut?”
Sebuah bisikan demi bisikan terus terdengar di telinga Alrescha. Dia tidak memperdulikan soal itu, karena yang dia inginkan adalah jawaban dari pelayan pribadi Alstrelia ini.
“Maaf tuan, saya sendiri tidak mengerti. Tapi beliau memang saya temukan di tengah hutan dalam penampilannya yang seperti itu.” Jawabnya.
“........................” Alrescha kemudian mengamati Alstrelia yang terus berwajah serius ke arahnya.
‘Jadi dia mengira aku ini adiknya? Karena itu aku langsung ditampar seperti itu? Orang ini, memang terlihat tidak memiliki hubungan baik dengan Alstrelia yang dia kenal. Ah.., sungguh aku jadi memanggil namaku sendiri.’ Alstrelia mendesis tidak suka.
Karena apa yang tidak dilakukannya, membuatnya kena tamparan di pipinya.
‘Meskipun tempat ini indah dan sesaat membuatku terpesona, aku tidak bisa berlama-lama disini.’ batin Alstrelia.
“Dari mana dia mendapatkan pakaian seperti itu? Sangat memalukan.” bisik wanita ini, kepada teman semejanya.
Seketika Alstrelia langsung menjeling ke arah mereka dan berkata : “Jangan berbisik, katakan langsung kepadaku!” perintah Alstrelia kepada mereka yang baru saja berbisik soal penampilannya dan yang lainnya lagi.
DEG!
Mereka semua langsung terkesiap dengan tatapan tajam yang diberikan oleh Alstrelia kepada mereka, berhasil membuat mereka tidak berani berbicara apapun lagi.
“Pakaian itu dipakai berdasarkan kenyamanan si pemakai, jadi aku tanya kepada kalian.” Alstrelia memutar tubuhnya ke arah belakang dan kembali berkata : “Apakah pakaian yang kalian itu didasari kenyamanan kalian sendiri atau hanya demi pamer penampilan, dan dibalik itu semua hanya bisa menahan derita dari korset yang kalian pakai?”
DEG!
Tentu saja semua wanita yang hadir dalam acara pertunangan dari Alrescha Vion Beltmore Fisher tidak bisa berkata apapun dan tidak bisa menyangkal apa yang diucapkan oleh Alstrelia, sebab semuanya memang benar adanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Sylius
Sedang dalam proses revisi dari bab 4-20
2022-10-21
1
Ida Blado
kalau alstrela yg asli timetravel dgn tubuhnya lalu kemana alstreala yg sedang di cari2 itu,,,
2022-09-29
3