Part 10 : Tak Merasa Bersalah
Boby tiba di rumah sakit tempat jenasah Rina dikirim untuk diotopsi. Bergegas cowok itu mencari sosok Clara yang tadi memberitahunya tentang kabar kecelakaan Rina. Clara tampak duduk melamun di sebuah bangku panjang di depan meja resepsionis.
"Kok bisa Rina kecelakaan? Pasti gara - gara elu nih, lu emang benar - benar cewek pembawa sial!!"
Boby mengumpat Clara penuh emosi, bahkan cowok itu mendorong tubuh Clara, hingga jatuh dari bangku. Clara yang terkejut dan merasa kesakitan karena jatuh, berbalik marah pada Boby.
"Maksud lu apa ya, nuduh - nuduh gua cewek pembawa sial?? Yang ada, elu tuh, cowok pembawa sial. Gara - gara ngejar elu yang main pergi seenak udel, Rina mengalami kecelakaan."
"Lu jangan ngada - ngada ya! Kalau tadi lu gak datang ke rumah Rina selagi gua di sana, gua gak bakal pergi dari rumah Rina. Karena ada elu aja tuh, eneg banget gua liat muka lu, makanya mending gua pergi."
"Gua datang ke rumah Rina, mau menyelamatkan dia dari pengaruh buruk cowok macam elu kok."
"Ehh, wanita iblis, yang bawa pengaruh buruk itu elu, bukan gua. Lu kan yang selalu nyebar bisa kebencian, buat orang - orang membenci Thalita. Itu karena elu sama dia, lu gak bisa seperti dia, makanya lu nyebar berita gak bener, biar orang - orang benci pada Thalita. Dasar cewek licik!"
"Jaga mulut lu, ya! Ingat gak, gua gak pernah minta dukungan gratisan, yang ada kan gua bayar. Emang lu lupa, kalau lu juga termasuk orang bayaran gua juga? Lu lupa, gua udah transfer berapa ke elu, supaya lu bantu gua merundung Thalita?"
Keduanya terlibat percekcokan yang cukup seru, hingga seorang petugas keamanan rumah sakit datang melerai mereka.
"Maaf, Mbak, Mas. Ini rumah sakit, mohon untuk menjaga ketenangan. Pasien di sini merasa terganggu dengan keributan yang kalian lakukan!" tegur Pak Satpam.
"Ini, Pak. Wanita ular ini yang membuat keributan, usir aja, Pak!" ujar Boby.
"Mending cowok rese ini aja yang diusir, Pak! Dia datang - datang nyari ribut sama saya, Pak," kata Clara tak mau kalah.
"Sebaiknya kalian berdua meninggalkan tempat ini! Sebelum saya mengambil tindakan tegas pada kalian," geram Pak Satpam.
"Tapi, Pak! Saya dapat kabar pacar saya mengalami kecelakaan dan dibawa kemari. Saya sebelumnya ingin tau keadaan pacar saya, tapi karena cewek ular ini nyari ribut, ya saya ladeni," Boby membela diri.
"Siapa nama pacar kamu?"
"Rina Wulandari, Pak."
Pak Satpam mengajak Boby mendekati meja resepsionis untuk memastikan kebenaran berita kecelakaan Rina, keduanya melupakan Clara. Dengan wajah kesal, Clara meninggalkan rumah sakit, Clara berpikir urusan Rina udah ada yang menangani, yakni Boby.
"Oh, korban dari gigitan ular itu ya, Mas? Jenasahnya udah dibawa ke kamar jenasah, Mas. Menunggu keluarga korban datang, apa Mas keluarganya?"
"Digigit ular? Bukannya Rina kecelakaan ya, Mbak?" tanya Boby heran.
"Digigit ular kan bisa dibilang kecelakaan, Mas. Kan sial juga korbannya," jawab Mbak Resepsionis santai.
Boby yang masih kesal karena pertengkarannya dengan Clara, dan juga jawaban Mbak Resepsionis yang semakin membuatnya kesal, segera berpamitan untuk pergi ke kamar jenasah.
Tak lama, seorang petugas mengantarkan Boby untuk melihat jenasah Rina. Dan Boby seketika menangis tersedu melihat tubuh pacarnya yang terbujur kaku. Wajah Rina sedikit membiru, efek dari racun bisa ular yang menggigitnya.
🌼🌼🌼🌼🌼
Clara menghempaskan tubuhnya ke atas kasur, begitu sampai di kamarnya. Bayangan saat Rina menemui ajal, kembali terbayang di benaknya. Bagaimana raut wajah Rina saat sekarat, membuat Clara bergidik ngeri.
Dengan imbalan baju - baju branded, Rina menurut saja waktu Clara menyuruhnya menebar fitnah yang mengatakan, Thalita cewek murahan, yang mau saja menyerahkan tubuhnya dengan imbalan uang. Keadaan keluarga Thalita yang serba kekurangan, membuat fitnah itu menjadi masuk akal.
Setiap postingan Thalita di sosmed, pasti mendapat komentar yang negatif dari akun - akun fake yang dibuat Rina. Sosmed yang selama ini menjadi tempat bagi Thalita mempromosikan karyanya, berubah menjadi sesuatu yang menakutkan bagi gadis itu. Sudah sering Thalita memblokir akun - akun fake yang menghujat karyanya, tetapi tumbuh lagi akun - akun baru yang bermunculan bak jamur di musim hujan.
Thalita yang tertekan karena hasil kerjanya, membuat Rina mendapat banyak hadiah dari Clara. Tak hanya baju - baju, transferan virtual akun dan e-wallet juga diterima Rina dari Clara.
Selama ini, Boby tak tau ulah pacarnya ini, begitu juga sebaliknya, Rina juga tak tau kalau Boby juga pernah dimanfaatkan Clara untuk hal yang sama. Hanya saja, Boby segera menyadari kesalahannya, dan berhenti menyebarkan fitnah tentang Thalita.
Hari itu, setelah Boby pergi dari rumah Rina, kedua gadis itu membahas rencana selanjutnya untuk memfitnah Thalita. Mereka tetap duduk di gazebo yang terletak di halaman rumah Rina, yang rimbun oleh tanaman berbagai bunga. Tiba - tiba, muncul seekor ular berbisa menjalar di belakang Rina. Clara yang pertama kali melihat hewan itu, segera memberi tau Rina kalau ada ular di belakangnya.
"Rin, di...di belakangmu ad...ada ular gede banget," tunjuk Clara dengan gemetar karena takut.
"Mana, Mbak?" tanya Rina kaget dan tanpa sengaja mengibaskan tangannya. Sangat sial bagi Rina, tangan itu menyentuh tubuh si ular. Gerakan terkejut Rina, menyebabkan ular itu menggigit tangan Thalita.
"ADUH, TANGANKU KENA GIGIT!" teriak Rina panik.
Clara yang seorang tenaga kesehatan, berusaha memberikan pertolongan pertama. Clara berusaha menghisap bisa ular dari tangan Rina.
"Aduh, sakit banget, Mbak. Sepertinya tanganku mulai mati rasa," keluh Rina sambil menangis.
"Tahan ya, Rin! Gua akan bawa lu ke rumah sakit. Lu masih kuat kan, kalau gua bonceng pakai motor?" tanya Clara panik.
Rina hanya mengangguk sambil memejamkan mata, menahan rasa sakit. Rina meluruskan kakinya, hingga ke dekat rimbunnya rumpun melati, sementara Clara pergi mengambil motornya.
Mungkin sial bagi Rina, ternyata ada seekor ular lagi di sekitar tempat itu, kali ini sang ular menggigit kakinya.
"ADUH, TOLONG MBAK!! ADA ULAR YANG GIGIT KAKIKU," jerit Rina.
"Ya ampun, Rin! Ternyata ada dua ular yang gigit elu. Tahan ya, gua telpon ambulance aja deh," kata Clara panik.
Rina pingsan, karena bisa ular yang menggigitnya mulai menyebar ke organ penting tubuhnya. Dan Rina menghembuskan napas terakhirnya dalam perjalanan ke rumah sakit.
Clara mengusap air mata yang tak terasa mulai membasahi pipinya. Tak dipungkiri, Clara mulai merasa bersalah dan ketakutan. Orang - orang yang dia gunakan untuk merundung Thalita, mulai menemui ajalnya satu - persatu.
Tetapi, Clara segera menepis rasa takut itu dan berharap semua yang terjadi, hanya suatu kebetulan belaka. Hatinya sudah gelap, tertutup rasa bencinya pada Thalita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
kavena ayunda
clara pantess mati
2022-12-20
0