Part 4 : Kisah Kedua

Part 4 : Kisah Kedua

Hanny membuka mata, saat secercah sinar mentari yang lolos masuk melalui ventilasi membangunkan tidur lelapnya. Setelah menggeliat untuk mengusir kekakuan akibat salah posisi tidur, Hanny hendak beranjak ke kamar mandi.

Hanny menghentikan langkahnya, saat melihat keanehan di meja belajar Thalita. Diary milik Thalita yang semalam dia selipkan di antara novel, sekarang tergeletak terbuka di atas meja. Dengan heran, Hanny mendekat.

Diary Thalita terbuka pada halaman yang kemarin dibaca oleh Hanny. Dan sekarang di tempat itu ada tulisan baru. Hanny mengerutkan kening, apakah ada orang yang sengaja mau iseng menakutinya?

Dengan setengah berlari, Hanny menuju pintu kamar. Gerendel pintu masih terpasang dengan rapi, berarti tidak ada orang luar yang masuk ke dalam kamar. Jadi siapa yang menulis kalimat baru di diary Thalita?

Hanny bergidik ngeri, saat dalam pikirannya berkelebat pemikiran, arwah Thalita yang menulis kalimat baru itu. Dengan tergesa Hanny membuka pintu kamar, hendak menemui Pak Seno, pemilik kost.

Pak Seno tampak sedang menghibur anaknya, Clara, yang terduduk sambil menangis di lantai ruang tamu.

"Mbak Clara kenapa, Pak?" tanya Hanny.

"Ada temannya yang meninggal karena kecelakaan semalam. Kejadiannya tepat di depan Clara, jadi dia merasa sedih," jelas Pak Seno.

Hanny menghampiri Clara, kemudian menepuk bahu gadis itu, menunjukkan rasa turut prihatin.

"Sabar ya, Mbak. Semoga temannya Mbak, diberi tempat yang terbaik di sisi Tuhan," kata Hanny lembut.

"Makasih ya, Han." Clara mengusap air matanya, dan berusaha tersenyum pada Hanny.

Hanny kembali ke kamarnya. Setelah mandi dan berganti pakaian, Hanny kembali ke meja belajar Thalita. Dan dahi Hanny semakin berkerut, saat mendapati kalimat - kalimat baru di diary Thalita.

Malang, 12 November 2022

Kenapa orang itu ikut - ikutan membuat aku kecewa. Selama ini aku sangat percaya padanya, bahkan sudah menganggap dia seperti kakak. Tapi apa yang dilakukannya? Dia mengadu domba aku dengan Mbak Clara. Pesan pribadi antara aku dan dia, bisa sampai ke Mbak Clara, hingga membuat Mbak Clara semakin membenciku. Dasar Hedwig, burung hantu sialan.

Hanny semakin merasa heran, bukan lagi tentang siapa yang menulis kalimat - kalimat itu, tapi tentang tanggal yang tertera di sana. 12 November, bukankah itu besok?

"Ahh, entahlah. Pusing aku memikirkan ini semua. Sangat tidak masuk akal, jangan - jangan memang benar, roh Thalita yang menulis di diary itu," gumam Hanny.

🌼🌼🌼🌼🌼

Nella, teman Hanny dari komunitas detektif yang sama, mendengar kabar kematian Yudi. Hari ini, mereka berdua berencana melayat ke rumah duka. Nella datang ke rumah Hanny dengan motor.

"Kau sudah siap, Ra?" tanya Nella.

"Sudah, dari tadi malah. Yuk berangkat, keburu siang! Tar kan aku dinas sore," kata Clara sambil naik ke boncengan motor Nella.

Tanpa bicara, Nella melajukan motornya menuju rumah almarhum Yudi.

"Gimana ceritanya, Si Thalita sampai gantung diri, Ra?" tanya Nella di tengah perjalanan.

"Ya mana aku tau, Nell. Kan kamu tau sendiri dia itu bukan orang baik, doa dari orang - orang yang dirugikan sama dia kali," jawab Clara acuh.

"Benar juga, ternyata dia itu emang punya bakat playing victim. Seolah dia yang menjadi korban, padahal sebenarnya dia itu pelaku. Pinter banget anak itu memutar balik fakta."

"Itu kamu tau. Omongan dia tuh gak ada buktinya, Nell. Gak kayak aku, selalu ada bukti. Aku tuh gak pernah hapus chat dengan siapapun, gunanya ya buat bukti, jika sewaktu - waktu ada yang berkelit seperti Si Cabe itu," kata Clara berapi - api.

"Aku sengaja mancing dia sih waktu itu, dan dia terpancing. Itu buktinya, chat dia yang ku kirim ke kamu."

"Ya begitulah dia, selalu berkelit kan awalnya? Tar kalo udah ditunjukin bukti, baru dia mati kutu. Bukan satu dua orang yang jadi korban pencitraan dia sebagai orang yang pura -pura baik, tapi banyak."

"Berarti bener katamu, Ra. Mungkin dia nekad gantung diri karena tekanan rasa bersalah pada orang - orang yang jadi korbannya," kata Nella sambil menghentikan motornya. Keduanya sudah sampai di halaman rumah Yudi.

Istri Yudi menyambut kedua tamunya dengan tampang masam, kedua tangannya berkacak pinggang.

"Ngapain lu kemari, hah? Belum puas lu bikin laki gua tewas," semprot istri Yudi pada Clara.

"Maaf, Mbak. Kami ke sini untuk turut berduka cita atas meninggalnya Mas Yudi. Kenapa sambutan Mbak seperti itu?" tanya Nella heran.

"Karena cewek gatel ini yang buat laki gua tewas. Jadi ngapain juga gua nyambut kalian dengan baik," kata istri Yudi ketus sambil menunjuk muka Clara.

"Maksudnya gimana, Mbak?" tanya Nella heran.

"Lu gak usah pura - pura deh! Lu kan temannya dia juga, pasti lu tau juga gimana kelakuannya," istri Yudi tetap ketus.

Nella tetap tak mengerti maksud istri Yudi, tapi sebelum sempat bertanya lebih lanjut, Clara sudah menarik tangannya untuk meninggalkan tempat itu.

🌼🌼🌼🌼🌼

"Sebenarnya ada apa sih, Ra? Kok istri Mas Yudi nuduh kamu jadi penyebab meninggalnya suaminya?" tanya Nella ketika mereka berdua duduk di sebuah taman.

"Yudi kecelakaan, saat dia lagi sama gua, Nel?" jawab Clara lesu.

"Maksudnya gimana?"

"Gua ngajakin Yudi ketemu malam itu, kami berdua jalan, terus makan di angkringan. Tiba - tiba ada seekor anjing gila ngejar Yudi, dia panik, dan akhirnya tertabrak motor."

"Lha ngapain kamu ngajak ketemuan suami orang malam - malam?" tanya Nella heran.

"Aku punya tugas buat Yudi, yaitu mengomentari setiap postingan Thalita di sosmed dengan komentar yang negatif, biar kalo dia promosi novelnya, jadi gak laku."

"Astaga, Clara! Sampai segitunya kamu benci sama Thalita? Dan Yudi mau nurutin kemauan kamu?" tanya Nella kaget.

"Ya pasti mau lah, gua kan bayar dia. Lagipula, tuh bayaran gua transfer ke rekening bininya Yudi. Bisa - bisanya tuh cewek melabrak gua kayak tadi. Belum tau dia, sapa Clara," kata Clara menepuk dada jumawa.

Nella hanya bisa menggelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan kelakuan temannya. Sebuah penyesalan timbul di hati Nella, selama ini dia sudah membantu Clara untuk menyakiti Thalita. Nella bangkit dari duduk, dan berlalu dari tempat itu tanpa berpamitan dengan Clara.

Clara terus memanggil nama Nella, namun gadis itu mengabaikannya. Perasaan kesal pada diri sendiri, membuat Nella salah mengambil jalan tempat motornya diparkir.

Tiba - tiba ada suara burung hantu dari dahan pohon di atas kepala Nella. Gadis itu bergidik ngeri, meskipun suara burung hantu itu terdengar di siang hari.

"Kenapa sih siang gini ada suara burung hantu? Bikin serem aja," gerutu Nella.

Suara burung hantu itu terdengar semakin keras, membuat Nella tergesa meninggalkan tempat itu. Malang bagi Nella, kakinya tersandung akar pohon, kepalanya terbentur pot batu saat dia jatuh. Darah segar tampak mengalir dari luka di kepala Nella, dan gadis itu menghembuskan napasnya yang terakhir.

Kembali sederet kalimat tertulis secara ajaib di diary Thalita :

Burung hantu, tewas oleh burung hantu juga. Lucu sekali bukan?

Thalita Adelia

Episodes
1 part 1 : Gantung Diri?
2 part 2 : Kisah Thalita
3 part 3 : Kisah Pertama
4 Part 4 : Kisah Kedua
5 Part 5 : Mulai Takut
6 part 6 : Kisah Ketiga
7 part 7 : Sebenarnya Apa Yang Terjadi?
8 part 8 : Kisah Keempat
9 Part 9 : Penyesalan Boby
10 part 10 : Tak Merasa Bersalah
11 part 11 : Mimpi Seram Clara
12 Part 12 : Percaya Gak Percaya
13 Part 13 : Ular Jantan
14 Part 14 : Analisa
15 Part 15 : Kisah Kelima
16 Part 16 : Tewas Karena Batu
17 Part 17 : Panik
18 Part 18 : Mulai Terkuak
19 Part 19 : Semakin Jelas
20 Part 20 : Satu Lagi Sadar
21 Part 21 : Kisah Keenam
22 Part 22 : Teror Arwah Thalita
23 Part 23 : Menyelamatkan Korban
24 Part 24 : Tetap Tak Berubah
25 Part 25 : Cerita Thalita
26 Part 26 : Dugaan
27 Part 27 : Arwah Putri
28 Part 28 : Arwah Rina
29 Part 29 : Arwah Arif
30 Part 30 : Nasehat Pak Seno
31 Part 31 : Arwah Nella
32 Part 32 : Istri Yudi
33 Part 33 : Dokter Misterius
34 Part 34 : Masa Lalu Yang Kelam
35 Part 35 : Wanita dari Masa Lalu
36 Part 36 : Ternyata oh Ternyata
37 Part 37 : Setelah Papa Meningal
38 Part 38 : Penderitaan Dimulai
39 Part 39 : Rani
40 Part 40 : Setelah Rani Mati
41 Part 41 : Mbok Minah
42 Part 42 : Bu RT Turun Tangan
43 Part 43 : Bertemu Mas Wahyu
44 Part 44 : Anak dan Emak Sama Saja
45 Part 45 : Tragedi Mbok Minah
46 Part 46 : Awal Mula
47 Part 47 : Teror
48 Part 48 : Sakit Clara Yang Aneh
49 Part 49 : Semakin Parah
50 Part 50 : Masih Selamat
51 Part 51 : Menebus Salah
52 Part 52 : Masih Menjadi Misteri
53 Part 53 : Amarah Thalita
54 Part 54: Petunjuk dari Novel
55 Part 55 : Dugaan Agnes
56 Part 56 : Thalita Meminta Tolong
57 Part 57 : Tirto
58 Part 58 : Mulai Terkuak ( Dosa Yudi )
59 Part 59 : Baru Dugaan
60 Part 60 : Ke Rumah Kost Pak Seno
61 Part 61 : Tegar Tengkuk
62 Part 62 : Tak Ikut Campur
63 Part 63 : Kembali Beraksi
64 Part 64 : Musibah Bagi Clara
65 Part 65 : Bertukar Pendapat
66 Part 66 : Sepakat
67 Part 67 : Mulai Tak Waras
68 Part 68 : Hamil?
69 Part 69 : Salah Asuh
70 Part 70 : Pengakuan
71 Part 71 : Keputusan Ragu-Ragu
72 Part 72 : Setali Tiga Uang
73 Part 73 : Teror Baru Dimulai
74 Part 74: Clara Tewas
75 Part 75 : Di Luar Dugaan
Episodes

Updated 75 Episodes

1
part 1 : Gantung Diri?
2
part 2 : Kisah Thalita
3
part 3 : Kisah Pertama
4
Part 4 : Kisah Kedua
5
Part 5 : Mulai Takut
6
part 6 : Kisah Ketiga
7
part 7 : Sebenarnya Apa Yang Terjadi?
8
part 8 : Kisah Keempat
9
Part 9 : Penyesalan Boby
10
part 10 : Tak Merasa Bersalah
11
part 11 : Mimpi Seram Clara
12
Part 12 : Percaya Gak Percaya
13
Part 13 : Ular Jantan
14
Part 14 : Analisa
15
Part 15 : Kisah Kelima
16
Part 16 : Tewas Karena Batu
17
Part 17 : Panik
18
Part 18 : Mulai Terkuak
19
Part 19 : Semakin Jelas
20
Part 20 : Satu Lagi Sadar
21
Part 21 : Kisah Keenam
22
Part 22 : Teror Arwah Thalita
23
Part 23 : Menyelamatkan Korban
24
Part 24 : Tetap Tak Berubah
25
Part 25 : Cerita Thalita
26
Part 26 : Dugaan
27
Part 27 : Arwah Putri
28
Part 28 : Arwah Rina
29
Part 29 : Arwah Arif
30
Part 30 : Nasehat Pak Seno
31
Part 31 : Arwah Nella
32
Part 32 : Istri Yudi
33
Part 33 : Dokter Misterius
34
Part 34 : Masa Lalu Yang Kelam
35
Part 35 : Wanita dari Masa Lalu
36
Part 36 : Ternyata oh Ternyata
37
Part 37 : Setelah Papa Meningal
38
Part 38 : Penderitaan Dimulai
39
Part 39 : Rani
40
Part 40 : Setelah Rani Mati
41
Part 41 : Mbok Minah
42
Part 42 : Bu RT Turun Tangan
43
Part 43 : Bertemu Mas Wahyu
44
Part 44 : Anak dan Emak Sama Saja
45
Part 45 : Tragedi Mbok Minah
46
Part 46 : Awal Mula
47
Part 47 : Teror
48
Part 48 : Sakit Clara Yang Aneh
49
Part 49 : Semakin Parah
50
Part 50 : Masih Selamat
51
Part 51 : Menebus Salah
52
Part 52 : Masih Menjadi Misteri
53
Part 53 : Amarah Thalita
54
Part 54: Petunjuk dari Novel
55
Part 55 : Dugaan Agnes
56
Part 56 : Thalita Meminta Tolong
57
Part 57 : Tirto
58
Part 58 : Mulai Terkuak ( Dosa Yudi )
59
Part 59 : Baru Dugaan
60
Part 60 : Ke Rumah Kost Pak Seno
61
Part 61 : Tegar Tengkuk
62
Part 62 : Tak Ikut Campur
63
Part 63 : Kembali Beraksi
64
Part 64 : Musibah Bagi Clara
65
Part 65 : Bertukar Pendapat
66
Part 66 : Sepakat
67
Part 67 : Mulai Tak Waras
68
Part 68 : Hamil?
69
Part 69 : Salah Asuh
70
Part 70 : Pengakuan
71
Part 71 : Keputusan Ragu-Ragu
72
Part 72 : Setali Tiga Uang
73
Part 73 : Teror Baru Dimulai
74
Part 74: Clara Tewas
75
Part 75 : Di Luar Dugaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!