part 11 : Mimpi Seram Clara

Part 11 : Mimpi Seram Clara

Boby menghadiri pemakaman Rina, dengan ditemani Hanny. Cowok itu merasa sangat kehilangan orang yang dikasihi, hingga setelah semua orang pergi dari makam Rina, Boby masih enggan berlalu dari sana.

"Masih mau di sini, Bob? Semua udah pada pulang lho," Hanny menepuk pundak Boby yang masih termenung di depan makam Rina.

"Sebentar lagi ya, Han," kata Boby dengan pandangan memohon.

Hanny hanya mengangguk, dan membiarkan Boby memuaskan diri meratapi kepergian kekasihnya. Gadis itu melangkah sedikit menjauh, dan menjatuhkan diri di bawah sebuah pohon kamboja.

Setangkai bunga jatuh di pangkuan Hanny, gadis itu memungutnya, dan memainkan bunga itu sekedar iseng. Tiba - tiba, tampak dalam salah satu kelopak bunga, wajah Thalita sedang tersenyum. Dengan kaget, Hanny melempar bunga itu dan mengelus dadanya.

"ASTAGA," pekik Hanny.

Dengan takut - takut, Hanny memungut kembali bunga yang tadi dia lempar. Dan lagi - lagi ada bayangan wajah Thalita di sana. Kembali Hanny melempar bunga itu, dan wajah gadis itu menjadi seputih kertas.

"Ada apa, Han? Kenapa wajahmu pucat begitu? Kamu abis liat hantu?" tanya Boby sambil mengamati wajah Hanny.

"Tha..Tha...Thalita tadi di situ, Bob," Hanny menunjuk bunga yang tadi dilemparnya.

Dahi Boby tampak berkerut, menandakan cowok itu tak mengerti maksud Hanny. Boby memungut bunga kamboja yang ditunjuk Hanny, mengamatinya, tapi bunga itu tetaplah setangkai bunga, tidak ada yang aneh.

"Ini bunga kamboja, bukan Thalita." Boby mendekatkan bunga itu ke wajah Hanny, tapi gadis itu malah menghindar dan bergidik ngeri.

"Tad...Tadi, ada wajah Thalita tampak di situ, dia tersenyum," kata Hanny gemetar.

Boby menghela napas, kemudian mengajak Hanny pulang.

"Kamu kelihatan lelah, Han. Pulang aja yuk! Maaf ya, aku udah ngerepotin kamu."

"Ngerepotin gimana maksud kamu, Bob?"

"Ya minta temani ke sini. Aku gak tau lagi mau minta temani siapa lagi, tadi yang kepikiran cuma kamu."

"Meski gak kamu suruh nemenin, kan aku juga pasti ke sini, Bob. Rina juga kan temanku, jadi kamu jangan sungkan."

Boby membantu Hanny berdiri, kemudian mengandeng tangannya, mengajaknya pergi dari tempat itu. Hanny yang menyadari tangannya dalam genggaman Boby, merasa tak enak, dan menariknya. Keduanya berjalan dalam diam, meninggalkan tempat itu.

Sementara itu, di sudut makam, tampak sosok yang menyerupai Thalita berdiri di sana. Seiring berhembusnya angin, sosok itu menghilang.

🌼🌼🌼🌼🌼

Pak Seno tampak cemas, Clara, anaknya semata wayangnya sedang jatuh sakit. Badan Clara demam, dan gadis itu sering mengigau dan berteriak ketakutan, seolah ada sesuatu yang menakutinya.

Dengan telaten, Pak Seno menempelkan sapu tangan basah di kening Clara, berharap panas badan anaknya segera turun.

"JANGAN GANGGU GUA, LU KAN UDAH MATI!! PERGI!!"

Tiba - tiba Clara menjerit, gadis itu tampak ketakutan, butir - butir keringat tampak membuat wajahnya kuyup.

"PERGI!! JANGAN GANGGU GUA!! PERGI!!"

Jerit Clara dan seketika gadis itu terduduk, Pak Seno berusaha menenangkan anaknya.

"Ndhuk, ini Bapak! Sapa yang berani ganggu kamu, Ndhuk? Bilang sama Bapak, biar Bapak hajar," Pak Seno memeluk tubuh Clara yang gemetar.

Clara memeluk tubuh bapaknya erat, matanya memperhatikan seluruh penjuru kamar, takut penampakan dalam mimpinya ikut ke dunia nyata.

"Ada apa, Ndhuk? Cerita sama Bapak, apa yang bikin kamu takut?" Pak Seno mengelus kepala anaknya.

"Te..Temanku yang sudah mati, ngikutin Clara mulu, Pak. Sepertinya dia mau menuntut balas, mana wajahnya serem banget, penuh ulat dan belatung," Clara bergidik ngeri.

"Teman kamu yang mana? Dan menuntut balas karena apa? Kamu pernah melakukan kesalahan padanya?"

"Bapak nanyanya bisa kan satu - satu? Gak borongan kayak gitu?" tanya Clara kesal.

"Iya, maaf! Kan Bapak kuatir sama kamu, jadi tanpa sadar Bapak nanyanya borongan. Ya udah, kamu jawabnya satu - satu aja!" kata Pak Seno lembut.

"Teman aku Si Yudi, Pak. Dia kan mati karena dikejar anjing, waktu itu aku ada di sana sama dia. Mungkin dia dendam, karena aku selamat tapi dia malah tewas tertabrak motor."

"Kok ditabrak motor? Katanya tadi dikejar anjing?" tanya Pak Seno heran.

"Ya dia emang dikejar anjing, Pak. Tapi waktu lari, dia gak lihat ada motor yang melaju cepat ke arahnya, jadi dia tertabrak motor, lalu tewas," jelas Clara.

Pak Seno mengangguk paham dengan jawaban anaknya. " Apa yang membuat teman kamu itu, marah sama kamu?"

"Waktu itu, Clara yang ngajak Yudi ketemu, terus ngajak dia makan di warung lesehan. Coba kalau Clara ngajak dia makan di restoran, pasti dia gak bakal dikejar anjing, dan gak bakal mati, Pak."

"Ndhuk, jodoh, rejeki dan maut itu rahasia Tuhan. Berarti teman kamu itu, memang takdirnya meninggal saat itu, meski kamu ajak makan di restoran, kalau udah saatnya, akan terjadi juga," nasehat Pak Seno.

Clara masih ngeri membayangkan mimpi yang dialaminya tadi. Yudi mendatanginya, karena ulah Clara yang menyebabkan dia meninggal. Apalagi karena Clara juga menipunya, komisi yang dijanjikan Clara cuma ditransfer separuhnya, sisanya belum ditransfer sampai saat ini. Mungkin saja, arwah Yudi memang benar - benar muncul untuk menagih janji Clara.

"Ya sudah, Ndhuk. Kamu minum obat saja dulu, agar demam kamu sembuh! Mungkin karena suhu badanmu yang panas, membuat tidurmu gak tenang, dan akhirnya malah mengalami mimpi buruk."

clara menerima obat penurun panas dan segelas air yang disodorkan Pak Seno. Setelah minum obat, kembali Clara mencoba memejamkan mata, dan Pak Seno kembali melakukan aktivitasnya.

"CLARAAA...CLARAAA...Lu harus ikut matiii bersamakuuu...."

Suara seram kembali terdengar di gendang telinga Clara, membuat gadis yang baru memejamkan itu terlonjak bangun. Mata Clara memandang sekeliling ruangan, namun tak mendapati adanya keanehan.

"Lu siapa??? Kenapa lu ganggu aku?? Tunjukkan wujud mu!!"

Clara mengedarkan pandangan dan menajamkan telinga, untuk mencari sosok yang telah membuatnya terbangun.

"Claraaa...Claraaa...gua nungguin lu di sini."

"LU SAPA HAH??? TAMPAKIN WUJUD LU!! GUA GAK TAKUT," jerit Clara.

Clara semakin ketakutan, ketika samar - samar sesosok wujud menyeramkan mulai nampak di pojok ruangan. Sosok tubuh seorang pria, dengan wajah membusuk dan penuh belatung.

"Clara, lu ingat gua?" tanya sosok seram itu. Clara yang merasa ketakutan, menutup wajahnya dengan bantal.

"Claraaaa...."

"Pergi, Yudi! Lu udah mati, jangan ganggu gua," jerit Clara.

Tiba - tiba, sebuah tangan dingin memegang tangan Clara, dan gadis itupun pingsan.

Terpopuler

Comments

Irene Puspitasari

Irene Puspitasari

silakan, Kak

2022-09-15

0

lihat semua
Episodes
1 part 1 : Gantung Diri?
2 part 2 : Kisah Thalita
3 part 3 : Kisah Pertama
4 Part 4 : Kisah Kedua
5 Part 5 : Mulai Takut
6 part 6 : Kisah Ketiga
7 part 7 : Sebenarnya Apa Yang Terjadi?
8 part 8 : Kisah Keempat
9 Part 9 : Penyesalan Boby
10 part 10 : Tak Merasa Bersalah
11 part 11 : Mimpi Seram Clara
12 Part 12 : Percaya Gak Percaya
13 Part 13 : Ular Jantan
14 Part 14 : Analisa
15 Part 15 : Kisah Kelima
16 Part 16 : Tewas Karena Batu
17 Part 17 : Panik
18 Part 18 : Mulai Terkuak
19 Part 19 : Semakin Jelas
20 Part 20 : Satu Lagi Sadar
21 Part 21 : Kisah Keenam
22 Part 22 : Teror Arwah Thalita
23 Part 23 : Menyelamatkan Korban
24 Part 24 : Tetap Tak Berubah
25 Part 25 : Cerita Thalita
26 Part 26 : Dugaan
27 Part 27 : Arwah Putri
28 Part 28 : Arwah Rina
29 Part 29 : Arwah Arif
30 Part 30 : Nasehat Pak Seno
31 Part 31 : Arwah Nella
32 Part 32 : Istri Yudi
33 Part 33 : Dokter Misterius
34 Part 34 : Masa Lalu Yang Kelam
35 Part 35 : Wanita dari Masa Lalu
36 Part 36 : Ternyata oh Ternyata
37 Part 37 : Setelah Papa Meningal
38 Part 38 : Penderitaan Dimulai
39 Part 39 : Rani
40 Part 40 : Setelah Rani Mati
41 Part 41 : Mbok Minah
42 Part 42 : Bu RT Turun Tangan
43 Part 43 : Bertemu Mas Wahyu
44 Part 44 : Anak dan Emak Sama Saja
45 Part 45 : Tragedi Mbok Minah
46 Part 46 : Awal Mula
47 Part 47 : Teror
48 Part 48 : Sakit Clara Yang Aneh
49 Part 49 : Semakin Parah
50 Part 50 : Masih Selamat
51 Part 51 : Menebus Salah
52 Part 52 : Masih Menjadi Misteri
53 Part 53 : Amarah Thalita
54 Part 54: Petunjuk dari Novel
55 Part 55 : Dugaan Agnes
56 Part 56 : Thalita Meminta Tolong
57 Part 57 : Tirto
58 Part 58 : Mulai Terkuak ( Dosa Yudi )
59 Part 59 : Baru Dugaan
60 Part 60 : Ke Rumah Kost Pak Seno
61 Part 61 : Tegar Tengkuk
62 Part 62 : Tak Ikut Campur
63 Part 63 : Kembali Beraksi
64 Part 64 : Musibah Bagi Clara
65 Part 65 : Bertukar Pendapat
66 Part 66 : Sepakat
67 Part 67 : Mulai Tak Waras
68 Part 68 : Hamil?
69 Part 69 : Salah Asuh
70 Part 70 : Pengakuan
71 Part 71 : Keputusan Ragu-Ragu
72 Part 72 : Setali Tiga Uang
73 Part 73 : Teror Baru Dimulai
74 Part 74: Clara Tewas
75 Part 75 : Di Luar Dugaan
Episodes

Updated 75 Episodes

1
part 1 : Gantung Diri?
2
part 2 : Kisah Thalita
3
part 3 : Kisah Pertama
4
Part 4 : Kisah Kedua
5
Part 5 : Mulai Takut
6
part 6 : Kisah Ketiga
7
part 7 : Sebenarnya Apa Yang Terjadi?
8
part 8 : Kisah Keempat
9
Part 9 : Penyesalan Boby
10
part 10 : Tak Merasa Bersalah
11
part 11 : Mimpi Seram Clara
12
Part 12 : Percaya Gak Percaya
13
Part 13 : Ular Jantan
14
Part 14 : Analisa
15
Part 15 : Kisah Kelima
16
Part 16 : Tewas Karena Batu
17
Part 17 : Panik
18
Part 18 : Mulai Terkuak
19
Part 19 : Semakin Jelas
20
Part 20 : Satu Lagi Sadar
21
Part 21 : Kisah Keenam
22
Part 22 : Teror Arwah Thalita
23
Part 23 : Menyelamatkan Korban
24
Part 24 : Tetap Tak Berubah
25
Part 25 : Cerita Thalita
26
Part 26 : Dugaan
27
Part 27 : Arwah Putri
28
Part 28 : Arwah Rina
29
Part 29 : Arwah Arif
30
Part 30 : Nasehat Pak Seno
31
Part 31 : Arwah Nella
32
Part 32 : Istri Yudi
33
Part 33 : Dokter Misterius
34
Part 34 : Masa Lalu Yang Kelam
35
Part 35 : Wanita dari Masa Lalu
36
Part 36 : Ternyata oh Ternyata
37
Part 37 : Setelah Papa Meningal
38
Part 38 : Penderitaan Dimulai
39
Part 39 : Rani
40
Part 40 : Setelah Rani Mati
41
Part 41 : Mbok Minah
42
Part 42 : Bu RT Turun Tangan
43
Part 43 : Bertemu Mas Wahyu
44
Part 44 : Anak dan Emak Sama Saja
45
Part 45 : Tragedi Mbok Minah
46
Part 46 : Awal Mula
47
Part 47 : Teror
48
Part 48 : Sakit Clara Yang Aneh
49
Part 49 : Semakin Parah
50
Part 50 : Masih Selamat
51
Part 51 : Menebus Salah
52
Part 52 : Masih Menjadi Misteri
53
Part 53 : Amarah Thalita
54
Part 54: Petunjuk dari Novel
55
Part 55 : Dugaan Agnes
56
Part 56 : Thalita Meminta Tolong
57
Part 57 : Tirto
58
Part 58 : Mulai Terkuak ( Dosa Yudi )
59
Part 59 : Baru Dugaan
60
Part 60 : Ke Rumah Kost Pak Seno
61
Part 61 : Tegar Tengkuk
62
Part 62 : Tak Ikut Campur
63
Part 63 : Kembali Beraksi
64
Part 64 : Musibah Bagi Clara
65
Part 65 : Bertukar Pendapat
66
Part 66 : Sepakat
67
Part 67 : Mulai Tak Waras
68
Part 68 : Hamil?
69
Part 69 : Salah Asuh
70
Part 70 : Pengakuan
71
Part 71 : Keputusan Ragu-Ragu
72
Part 72 : Setali Tiga Uang
73
Part 73 : Teror Baru Dimulai
74
Part 74: Clara Tewas
75
Part 75 : Di Luar Dugaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!