Part 15 : Kisah Kelima
Hanny membawa pulang diary Thalita ke kost. Malam ini, kembali muncul kalimat aneh di diary itu. Kalimat yang menyebutkan salah satu tokoh dari novel kesukaan Thalita, Harry Potter.
Kalimat itu adalah :
Malang, 24 November 2022
Profesor Quirrel, pertama kali ditempeli Voldemort untuk menampakkan diri. Sama juga dengan tokoh kali ini, dalang dari semua kemalangan yang ku alami mulai nampak, lewat Si Quirrel.
Hanny tak pernah membaca atau nonton film Harry Potter, jadi gadis itu tak tau apa maksud dari tulisan itu. Berbeda dengan Thalita, yang sangat menggemari kisah fantasy itu.
Hanny menghampiri meja Thalita, ada sederet novel Harry Potter.
"Nih novel tebal - tebal banget sih, yang mana coba yang ada Quirrel. Masa aku harus baca semua sih? Bisa belek nih mata," kata Hanny.
Tiba - tiba Hanny merasakan udara dingin berhembus entah darimana. Pintu dan jendela tertutup semua, tak mungkin juga angin berhembus dari ventilasi, karena letaknya yang tinggi.
Bulu tengkuk Hanny berdiri, suasana horor terasa di kamar kost Hanny. Gadis itu bergegas sembunyi di balik selimut, badannya gemetar dan keringat dingin mulai membasahi dahinya.
Sekelebat bayangan, tertangkap oleh sudut mata Hanny. Bayangan Thalita sedang berdiri di dekat meja belajarnya, dan menunjuk sebuah novel.
Hanny mengedipkan matanya, dan bayangan itu hilang seketika. Udara kembali terasa hangat, tapi debar di jantung belum normal.
Pelan - pelan Hanny beranjak untuk mendekati meja Thalita, dan mengambil dari sana, sebuah novel yang tadi ditunjuk oleh pemiliknya.
'Harry Potter dan Batu Bertuah.' Novel yang tadi ditunjuk bayangan Thalita.
🌼🌼🌼🌼🌼
Sudah seminggu ini Clara tak masuk kerja karena sakit. Putri, teman kerja Clara, menjenguknya. Saat ini keduanya sedang ngobrol di kamar Clara.
"Lu masih keliatan pucat, emangnya lu sakit apa sih, Ra?"
"Kan udah gua bilang dari jaman purba, kalo gua kena tipus, Put. Teman macam apa sih lu? Gak perhatian," gerutu Clara.
"Ya gua lupa, Ra. Harap maklum lah, kan lu tau sendiri gimana kerjaan gua di klinik. Semuanya butuh ingatan tajam, jadi memori otak gua udah habis di situ."
"Heleh, bilang aja kalau lu bego. Ngeles mulu lu, kayak bajaj aja," omel Clara.
Putri cemberut mendengar Clara mengatai dia bego. Di tempat kerja, Clara mendapat julukan Si Pahit Lidah, karena suka sekali menghina orang. Banyak yang menjauh dari Clara karen sifatnya ini, hanya beberapa gelintir saja yang mau berteman, Putri salah satunya.
Bukan tanpa alasan, Putri masih mau berteman dengan Clara, semuanya berhubungan dengan yang namanya duit. Clara terkenal royal pada teman - temannya untuk urusan satu itu, asal saja mereka tahan dengan sifat Clara.
Saat ini, Putri sedang butuh duit untuk membelikan kado ultah buat pacarnya. Leo, cowoknya, selalu meminta hadiah - hadiah yang mahal dari Putri. Dan cewek itu pasti berusaha memberikan apapun yang diminta Leo, saking cintanya pada cowok itu.
"Eh, Ra. Sebenarnya, gua kemari tuh mau pinjam duit."
"Buat beliin Leo apalagi tuh?"
"Kok tau sih, lu? Kalo duit itu untuk beliin hadiah Leo?"
"Udah ketebak, kalo lu butuh duit, pasti buat cowok itu. Sadar gak sih elu, kalo cuma dimanfaatin sama dia?"
"Udah, gua gak perlu ceramah elu, yang gua perlu tuh duit elu. Ada gak?"
"Dasar bebal! Liat aja, suatu saat lu bakal nangis - nangis, kalau cowok lu itu udah ninggalin elu."
"Ya biar gak kejadian, lu harus pinjemin gua duit!"
"Kan utang lu yang kemarin juga belum lu bayar, eh sekarang malah pinjem lagi."
"Ayolah, Ra! Atau, lu kasih kerjaan aja deh ke gua kayak dulu. Sapa lagi nih yang mau lu bully, gua bantuin."
"Bantu apaan, lu? Yang ada gua yang kerjain sendiri. Kayak dulu itu, lu gagal bikin Thalita menderita."
"Gagal gimana? Bukankah dia sampai dikeluarin dari club, terus dimusuhi sama semua member, kan karena usaha gua. Gua udah nyebar fitnah yang bikin dia makin dibenci kan?"
"Tapi lu gak berhasil, membuat cewek itu menjauh dari Dhika. Malah yang ada mereka makin lengket, karena Dhika jadi bantuin dia dari bullyan elu dan cowok elu yang bego itu."
"Lu jangan menghina cowok gua ya! Harusnya, lu itu sadar diri. Dhika itu gak ada perasaan apa - apa sama elu, elu aja yang kege-eran."
"Sebenarnya, lu di pihak siapa sih, Put?"
"Gua bakal di pihak elu, kalau lu pinjemin duit buat beli kado ultahnya Leo."
Clara mendengus kesal, bisa - bisanya Si Putri mau ngutang tapi seperti dia yang berkuasa.
"Oke, gua pinjemi. Lu butuh berapa?"
"Gak banyak, cuma lima ratus ribu. Tar gajian gua balikin."
Dengan kesal, Clara menyerahkan uang yang diminta Putri.
"Ini gak usah dibalikin, tapi dengan syarat, lu bantuin gua."
"Bantu apa?"
"Lu dan cowok lu, harus bikin Boby menderita! Dia udah berkhianat sama gua."
"Boby? Pacarnya Rina?"
"Iya, Boby yang itu. Terserah lu mau lakuin apa ke dia. Lu patahin kakinya juga boleh kok, biar cacat kayak tangannya."
"Caranya terserah gua kan?"
Clara mengangguk, dan dimulailah kesepakatan jahat, untuk membalas dendam Clara pada Boby.
"Sebenarnya, ada masalah apa lu ama Boby, Ra?" tanya Putri.
"Boby berkhianat. Dulu dia mau tuh, gua suruh bantu bully Thalita, sekarang dia berbalik jadi musuh gua. Padahal dia udah terima banyak bayaran dari gua. Lu tau kan, gua tuh royal untuk urusan upah," curhat Clara.
"Untuk masalah duit, gua percaya kok sama elu. Yah, mungkin aja Boby dapat hasutan dari siapa gitu, buat berkhianat ama elu."
"Entahlah. Yang jelas, lu ama cowok lu, harus bantuin gua buat kasih pelajaran ke Boby."
"Oke, siap. Gua bakal bantuin elu, tenang aja. Tapi ingat, gak gratis."
"Dasar mata duitan!" umpat Clara.
"Gua cabut dulu deh ya, makasih buat ini," kata Putri sambil menunjuk uang dari Clara.
"Iya deh, ati - ati di jalan!"
Putri pulang dari rumah Clara dengan hati berbunga. Duit untuk beli kado buat Leo udah di tangan. Dengan tersenyum, Putri menghentikan angkot yang lewat, tanpa tau, maut sudah mengikutinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Maesaro_Ardi
keren 🤧
2023-02-20
0