part 8 : Kisah Keempat

Part 8 : Kisah Keempat

Waktu sudah menunjukkan jam makan siang, Hanny segera menuju kantin kampus untuk mengisi si kampung tengah. Pagi tadi gadis itu cuma sarapan segelas minuman sereal, tak heran jika siang ini perutnya sudah keroncongan karena lapar.

Hanny memesan semangkok soto ayam kesukaannya dengan lahap, ketika seorang cowok menghampiri mejanya.

"Lapar banget ya, Buk? Sampai gak nengok kanan kiri."

"Eh, Boby, ngagetin aja sih. Maklum, tadi pagi cuma sarapan minuman sereal," kata Hanny sambil tersenyum.

"Tumben? Biasanya kamu kan rajin sarapan, makanya gemoy gitu," tanya Boby.

"Sejak Thalita gak ada, aku jadi gak selera sarapan. Biasanya kan ada dia yang selalu menemani, sekarang jadi sendiri kalau sarapan, jadi males aja," jawab Hanny sedih.

"Oh iya, gimana tuh kabar kasus kematian Thalita? Aku rasa, dia gak mati bunuh diri deh. Menurutmu gimana, Han?"

"Aku juga yakin, Thalita gak bunuh diri. Tapi kalau emang dia mati dibunuh, siapa pelakunya? Kamu tau sendiri kan, Thalita itu gadis baik, tak mungkin punya musuh."

"Ya belum tentu musuh juga, Han. Bisa jadi ada orang yang iri sama Thalita, kan dia itu berprestasi, cantik, supel juga punya bakat nulis. Dengar - dengar kan beberapa novelnya jadi best seller kan?"

"Masuk akal juga sih dugaan kamu, Bob. Tapi, masa orang iri sampai segitu teganya sih?" tanya Hanny.

" Ya kan namanya juga dugaan, Han. Bisa benar, bisa juga enggak."

"Gak tau deh, Bob. Kita serahkan aja semua pada pihak yang berwajib! Pasti mereka akan menemukan siapa pelakunya, kalau memang Thalita itu korban pembunuhan."

"Sebenarnya, aku tuh merasa bersalah banget sama Thalita, Han. Aku sempat berprasangka buruk sama dia, gara - gara hasutan seseorang. Padahal dulunya kami teman akrab, bahkan Thalita sering membantuku dalam belajar," kata Boby berubah sedih.

"Emang siapa yang menghasut kamu, Bob?"

"Aku gak bisa bilang, siapa orangnya, Han. Yang jelas, aku nyesel banget, sempat berprasangka buruk sama dia. Dan yang lebih bikin aku nyesel, aku belum sempat minta maaf, tapi dia sudah meninggal."

"Aku yakin, Thalita udah maafin kamu, Bob. Thalita itu orang baik, gak mungkin dia mengingat kesalahan orang."

Belum sempat Boby membalas ucapan Hanny, ponsel di tangannya berdering. Boby meminta ijin untuk menjawab panggilan itu, dan Hanny melanjutkan memakan soto ayamnya hingga tandas.

"Aku jalan dulu, Han. Biasalah, Si Ayang nelpon, ngajak ketemuan," pamit Boby.

Hanny tersenyum dan mengangguk, dia tidak menjawab karena mulutnya masih penuh dengan suapan soto terakhir. Setelah menghabiskan makanan dan minumannya, Hanny berniat membuka diary Thalita, dan ternyata ada kalimat baru tertulis di sana.

Malang, 16 November 2022.

Ternyata dia bukan hanya memelihara anjing dan burung hantu saja, tetapi dia juga memelihara ular. Seekor ular beracun yang selalu berusaha menyebarkan racunnya ke setiap orang yang dapat dia pengaruhi.

Hanny menghela napas sesaat, tiba - tiba ada terbersit kesedihan dalam hatinya. Hanny merasakan tulisan itu sebagai firasat buruk, tapi dia tak tau apa itu.

🌼🌼🌼🌼🌼

Boby berjalan tergesa memasuki halaman rumah Rina kekasihnya, yang memang sangat luas. Banyak pohon - pohon besar yang tertanam di halaman rumah itu, hingga kesan teduh dan seram, menghampiri siapapun yang baru pertama kali ke tempat itu.

Rina tampak menunggu Boby di sebuah gazebo yang didirikan di dekat sebuah pohon beringin yang rindang. Gadis itu tersenyum, ketika Boby tampak berjalan menghampirinya.

"Hay, Sayang. Kenapa tiba - tiba minta ketemu? Kangen ya?" sapa Boby pada Rina, sambil tersenyum jahil.

"Haduh, pede banget sih, Mas ini. Ada sesuatu yang pengen aku sampaikan ke Mas," jawab Rina.

"Mau ngomong apa?" tanya Boby sambil tangannya mencomot sepotong pisang goreng yang disediakan oleh Rina.

"Mas ingat Bang Arif? Itu dulu yang pernah satu club sama kita, club drama kampus?"

"Emang kenapa sama dia, Dek? Mas udah lama gak kontak sama dia. Sejak kita berdua dikeluarkan dari club itu."

"Dia meninggal, Mas."

"Innalilahi, kamu jangan ngarang, Dek!"

"Ngarang gimana sih, Mas? Wong tadi aku lihat dengan mata kepala aku sendiri kok. Aku melihat mayatnya dibawa ke rumah sakit. Sepertinya dia korban kecelakaan deh."

"Kok kamu tau, kalau dia korban kecelakaan?" tanya Boby heran.

"Ya tau lah, kan tadi mayatnya kayak babak belur gitu sih. Terus kepalanya juga berdarah, gak mungkin kan kalau dia meninggal karena sakit?"

"Ya berarti, mungkin saja Si Arif itu memang korban kecelakaan," kata Boby cuek sambil mengigit pisang goreng keduanya.

Rina sudah hendak merajuk, karena Boby menganggap ucapannya hanya sebuah lelucon. Tetapi gadis itu urung melakukannya, ketika melihat Clara masuk ke halaman rumahnya.

"Hay semua, udah lama nih nungguin gua?" sapa Clara sambil duduk di gazebo.

"Gua sih ke sini karena ditelepon Ayang, bukan nungguin elu kok," kata Boby dingin.

"Cowok lu kenapa, Rin?" tanya Clara yang heran dengan tanggapan Boby.

"Gak tau, Mbak. Kamu kenapa sih, Mas? Kok judes gitu sama Mbak Clara?" tanya Rina ketus.

"Jujur aja, Dek. Mas gak suka sama mahluk satu ini. Kalau tau dia bakal muncul di sini, Mas gak bakal mau ke sini."

"Emang ada masalah apa, lu ama gua hah?" tanya Clara emosi.

"Pikir aja sendiri! Ya udah, Dek, Mas mau pergi aja dari sini. Mas saranin, Adek gak usah dekat - dekat lagi sama mahluk ini, atau adek akan menyesal." Boby beranjak meninggalkan tempat itu, tanpa menunggu tanggapan dari Rina.

Rina menatap Clara dengan pandangan meminta maaf, gadis itu tak tau, apa yang menyebabkan kekasihnya bersikap seperti itu.

"Sebenarnya, ada masalah apa antara Mbak Clara dengan Mas Boby?" tanya Clara menyelidik.

"Gua gak tau ya, gimana cara berpikir cowok lu itu. Gua cuma ingatin dia, biar gak deket - deket sama cewek yang namanya Thalita, tapi cowok lu malah nuduh gua yang enggak - enggak," jawab Clara ketus.

"Thalita yang kata Mbak Clara cewek yang suka merebut pacar orang itu?"

"Iya, dia. Emang Thalita sapa lagi? Emang lu gak tau, dulu itu cewek ngejar - ngejar cowok elu. Untung aja gua kasih peringatan ke cowok elu, coba enggak, pasti cowok elu udah jadi korban cewek ular satu itu," jelas Clara penuh ujaran kebencian.

"Kok Mas Boby gak pernah cerita ya, Mbak? Kalau dia pernah dekat sama Thalita?"

"Ya jelas dia gak bakal cerita lah, Rin. Itu sama aja dengan nunjukin kalo dia bisa kemakan bujuk rayu cewek itu, makanya dia malu cerita ke elu. Dan gua tau kok, kenapa tadi dia bersikap kayak gitu ke gua, dia takut rahasia dia gua bongkar ke elu."

Clara menyeringai licik, melihat Rina memijit pelipisnya sambil memejamkan mata. Clara tau, hasutannya tentang Thalita mulai dipercaya oleh Rina.

Terpopuler

Comments

Ryana

Ryana

tiga like mendarat aku udah mampir ya kk

2022-09-15

1

lihat semua
Episodes
1 part 1 : Gantung Diri?
2 part 2 : Kisah Thalita
3 part 3 : Kisah Pertama
4 Part 4 : Kisah Kedua
5 Part 5 : Mulai Takut
6 part 6 : Kisah Ketiga
7 part 7 : Sebenarnya Apa Yang Terjadi?
8 part 8 : Kisah Keempat
9 Part 9 : Penyesalan Boby
10 part 10 : Tak Merasa Bersalah
11 part 11 : Mimpi Seram Clara
12 Part 12 : Percaya Gak Percaya
13 Part 13 : Ular Jantan
14 Part 14 : Analisa
15 Part 15 : Kisah Kelima
16 Part 16 : Tewas Karena Batu
17 Part 17 : Panik
18 Part 18 : Mulai Terkuak
19 Part 19 : Semakin Jelas
20 Part 20 : Satu Lagi Sadar
21 Part 21 : Kisah Keenam
22 Part 22 : Teror Arwah Thalita
23 Part 23 : Menyelamatkan Korban
24 Part 24 : Tetap Tak Berubah
25 Part 25 : Cerita Thalita
26 Part 26 : Dugaan
27 Part 27 : Arwah Putri
28 Part 28 : Arwah Rina
29 Part 29 : Arwah Arif
30 Part 30 : Nasehat Pak Seno
31 Part 31 : Arwah Nella
32 Part 32 : Istri Yudi
33 Part 33 : Dokter Misterius
34 Part 34 : Masa Lalu Yang Kelam
35 Part 35 : Wanita dari Masa Lalu
36 Part 36 : Ternyata oh Ternyata
37 Part 37 : Setelah Papa Meningal
38 Part 38 : Penderitaan Dimulai
39 Part 39 : Rani
40 Part 40 : Setelah Rani Mati
41 Part 41 : Mbok Minah
42 Part 42 : Bu RT Turun Tangan
43 Part 43 : Bertemu Mas Wahyu
44 Part 44 : Anak dan Emak Sama Saja
45 Part 45 : Tragedi Mbok Minah
46 Part 46 : Awal Mula
47 Part 47 : Teror
48 Part 48 : Sakit Clara Yang Aneh
49 Part 49 : Semakin Parah
50 Part 50 : Masih Selamat
51 Part 51 : Menebus Salah
52 Part 52 : Masih Menjadi Misteri
53 Part 53 : Amarah Thalita
54 Part 54: Petunjuk dari Novel
55 Part 55 : Dugaan Agnes
56 Part 56 : Thalita Meminta Tolong
57 Part 57 : Tirto
58 Part 58 : Mulai Terkuak ( Dosa Yudi )
59 Part 59 : Baru Dugaan
60 Part 60 : Ke Rumah Kost Pak Seno
61 Part 61 : Tegar Tengkuk
62 Part 62 : Tak Ikut Campur
63 Part 63 : Kembali Beraksi
64 Part 64 : Musibah Bagi Clara
65 Part 65 : Bertukar Pendapat
66 Part 66 : Sepakat
67 Part 67 : Mulai Tak Waras
68 Part 68 : Hamil?
69 Part 69 : Salah Asuh
70 Part 70 : Pengakuan
71 Part 71 : Keputusan Ragu-Ragu
72 Part 72 : Setali Tiga Uang
73 Part 73 : Teror Baru Dimulai
74 Part 74: Clara Tewas
75 Part 75 : Di Luar Dugaan
Episodes

Updated 75 Episodes

1
part 1 : Gantung Diri?
2
part 2 : Kisah Thalita
3
part 3 : Kisah Pertama
4
Part 4 : Kisah Kedua
5
Part 5 : Mulai Takut
6
part 6 : Kisah Ketiga
7
part 7 : Sebenarnya Apa Yang Terjadi?
8
part 8 : Kisah Keempat
9
Part 9 : Penyesalan Boby
10
part 10 : Tak Merasa Bersalah
11
part 11 : Mimpi Seram Clara
12
Part 12 : Percaya Gak Percaya
13
Part 13 : Ular Jantan
14
Part 14 : Analisa
15
Part 15 : Kisah Kelima
16
Part 16 : Tewas Karena Batu
17
Part 17 : Panik
18
Part 18 : Mulai Terkuak
19
Part 19 : Semakin Jelas
20
Part 20 : Satu Lagi Sadar
21
Part 21 : Kisah Keenam
22
Part 22 : Teror Arwah Thalita
23
Part 23 : Menyelamatkan Korban
24
Part 24 : Tetap Tak Berubah
25
Part 25 : Cerita Thalita
26
Part 26 : Dugaan
27
Part 27 : Arwah Putri
28
Part 28 : Arwah Rina
29
Part 29 : Arwah Arif
30
Part 30 : Nasehat Pak Seno
31
Part 31 : Arwah Nella
32
Part 32 : Istri Yudi
33
Part 33 : Dokter Misterius
34
Part 34 : Masa Lalu Yang Kelam
35
Part 35 : Wanita dari Masa Lalu
36
Part 36 : Ternyata oh Ternyata
37
Part 37 : Setelah Papa Meningal
38
Part 38 : Penderitaan Dimulai
39
Part 39 : Rani
40
Part 40 : Setelah Rani Mati
41
Part 41 : Mbok Minah
42
Part 42 : Bu RT Turun Tangan
43
Part 43 : Bertemu Mas Wahyu
44
Part 44 : Anak dan Emak Sama Saja
45
Part 45 : Tragedi Mbok Minah
46
Part 46 : Awal Mula
47
Part 47 : Teror
48
Part 48 : Sakit Clara Yang Aneh
49
Part 49 : Semakin Parah
50
Part 50 : Masih Selamat
51
Part 51 : Menebus Salah
52
Part 52 : Masih Menjadi Misteri
53
Part 53 : Amarah Thalita
54
Part 54: Petunjuk dari Novel
55
Part 55 : Dugaan Agnes
56
Part 56 : Thalita Meminta Tolong
57
Part 57 : Tirto
58
Part 58 : Mulai Terkuak ( Dosa Yudi )
59
Part 59 : Baru Dugaan
60
Part 60 : Ke Rumah Kost Pak Seno
61
Part 61 : Tegar Tengkuk
62
Part 62 : Tak Ikut Campur
63
Part 63 : Kembali Beraksi
64
Part 64 : Musibah Bagi Clara
65
Part 65 : Bertukar Pendapat
66
Part 66 : Sepakat
67
Part 67 : Mulai Tak Waras
68
Part 68 : Hamil?
69
Part 69 : Salah Asuh
70
Part 70 : Pengakuan
71
Part 71 : Keputusan Ragu-Ragu
72
Part 72 : Setali Tiga Uang
73
Part 73 : Teror Baru Dimulai
74
Part 74: Clara Tewas
75
Part 75 : Di Luar Dugaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!