Part 10

"Enggak' dia masih hidup ucapku penuh keyakinan. Om Fadil dan kak Dodhy mencoba menenangkan aku,namun aku semakin histeris. Melihat aku demikian gegas om Fadil memberi aku suntikan penenang. Selesai disuntik aku tertidur."

Kak Dhody menemaniku di ruang rawat sendiri karna om Fadil, mengantar jenazah pulang ke rumah orang tua dokter Al. Om Fadil terisak,karna telah kehilangan sahabat kecilnya. Tak hanya om Fadil' maminya dokter Al menangis histeris karna kehilangan anak semata wayangnya.

Setibanya di rumah orang tua dokter Al,Om Fadil gegas turun dan ikut memandikan jenazah sahabatnya. Selesai memandikan dan memberi penutup kain kafan,gegas om Fadil ikut serta menyolatkan.

"Di RS' kak Dodhy dan ibu,melihat ku sudah siuman tersenyum walau hati ingin menangis. Kak' ucapku. Ya Cha' ucap kak Dodhy. Tolong anter aku ke rumah dokter Al' ucapku seraya meninggalkan ruang rawat. Baiklah ayo ucap ibu dan kakakku. Sesampai di rumah dokter Al' gegas aku mendekatinya. Dalam hati berbicara' Ya ALLAH' apa aku tak pantas bahagia,kenapa orang yang ku sayang meninggalkan ku ? Tanpa terasa air m***ku berlinang tanpa henti. Ibuku memelukku dan menenangkan ku. Setelah tenang aku menyolatkannya dan berdoa semoga amal baiknya diterima dan masuk surga. Aamiin,ucapku kemudian."

Hingga tepat jam 4 sore,dokter Al akan diantar ke peristirahatan terakhir. Aku meminta izin ibu dan kakakku untuk ikut ke makam,Awalnya kak Dodhy melarang namun setelah ibu mengizinkan akhirnya kakakku memberi ku izin. Di sinilah dokter Al akan di makamkan,selesai di kubur dan tabur bunga aku beserta keluarga kecilku pamit pulang kepada orang tua dokter Al. Namun alangkah terkejutnya aku,saat menyalami sosok yang sama dengan dokter Al.

Melihat aku terkejut'sontak papinya almarhum dokter Al menjelaskan. Kenalkan dia anak adik om ' ucap om Taufan. Namanya Agung'lulusan kedokteran juga tapi khusus anak,ucap om Taufan. Aku dan yang lain hanya mengangguk. Kak Dodhy dan ibu melihat orang itu dengan seksama dan membuat yang di tatap pun jadi salting. Maaf apakah ada yang salah dengan wajah/penampilan saya tanya Agung ? Mendengar itu kakakku gegas menjawab oh tidak,maaf kami sudah membuat anda tidak nyaman. Ya enggak apa-apa ucapnya kemudian.

Kami pun memutuskan untuk pulang,namun langkahku terhenti saat ada tangan yang menggemgam ku. Gegas aku menoleh ke belakang,rupanya maminya dokter Al.

Ya tante' ucap ku. Almarhum anak titip ini untuk kamu,tante harap kamu mau menerimanya ucap tante Rima sendu. Walau tante belum kenal kamu,tapi tante sudah di beri tahu oleh Al ucapnya berkaca-kaca. Aku yang sedari tadi mencoba kuat ternyata tak kuat juga menahan air m***. Gegas aku memeluk ibu almarhum dokter Al itu dengan erat. Baik tante saya terima ini ucapku seraya memeluknya.

"7 tahun berlalu,selepas kepergian dokter Al,aku mengisi kegiatan ku dengan kerja dan membantu kak Dodhy dan ibu di salon. Sebulan sekali aku ke makam ayah dan dokter Al. Walau agak jauh namun tiap hari jum'at selalu aku sempatkan. Om Fadil dan yang lain salut atas perubahan ku. Karna sebulan kematian dokter Al aku terpuruk. Namun setelah ibuku mengajak ku ke pengajian,hatiku tersentil dengan ucapan ustadz yang sedang ceramah. Jangan menangisi orang yang sudah meninggal,karna akan membuat jalan dia tersendat dan di sana dia akan sedih ucap ustadz itu.

Dari situ aku mulai menyibukkan diri dan tak lupa menjalankan perintah nya dan menjauhi larangan nya tak lupa juga mendoakan mereka.

Jam menunjukkan pukul 12 siang,gegas aku ke kantin. Saat tengah menuju kantin'tak sengaja menabrak seseorang. Maaf pak' ucapku seraya memberikan barang dia yang terjatuh karna ku tabrak. Ya lain kali hati-hati sus' ucapnya seraya menerima barang miliknya yang jatuh.

"Aku menatap sekilas'tunggu ucapku. Ada apa sus' ucapnya datar. Anda dokter di sini,ucapku. Ya suster Icha' ucap om Fadil dari arah seberang. Dia belum lama dipindah tugaskan di sini. Dia Agung Ghozali putra dari Tuan Doni dan nyonya Ambar ucap om Fadil seraya mengerlingkan matanya. Oh ucapku. Gegas aku pamit,mau ke kantin. Namun di cegah oleh dokter Agung."

Ikut aku sekarang'ucapnya tegas. Maaf dok,saya laper keburu jam istirahat habis ucapku seraya pamit pada mereka. Selangkah kamu jalan,aku akan meminta ganti rugi ucapnya ketus. Aku tidak menjawab,hanya memandang sambil berfikir. Saat aku lihat seragam dinas nya kotor,gegas aku meminta maaf dan akan menggantinya.

Om Fadil yang melihat kami,hanya geleng-geleng kepala. Gung' panggil om Fadil,biarkan Icha makan dulu. setengah jam lagi udah harus kerja. Mendengar itu dokter Agung melangkah pergi dan berkata selesai makan langsung ke ruangan ku ucapnya ketus.

"Mendengar itu gegas aku pamit kepada om Fadil,dan menuju ke kantin.

Selesai makan,aku membuka gawai ku sebentar dan ku lihat foto almarhum dokter Al. Air m***ku tak terasa jatuh juga. Tanpa ku sadari om Fadil dan dokter Agung melihatku dari kejauhan.

Om Fadil,mengusap air m***nya dengan kasar sambil berucap' kalau saja dia masih ada mungkin kamu tidak seperti ini Cha. Mendengar itu Agung bertanya, Dil' dia siapa ?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!