Part 4

"Iya jawabku ketus". Setelah kepergian ku cowok itu tak henti-hentinya tersenyum dan geleng-geleng. Gemas dengan tingkah gadis cupu itu,tanpa sadar om Fadil melihat ku yang lagi kesel dan melihat cowok itu dengan tersenyum penuh arti.

Ehem ucapku membuyarkan tatapan mereka. Om maaf ini surat rekomendasi aku jadi pekerja disini, mohon di teliti dan aku harus mulai di mana ? Ucapku penuh semangat. Namun bukannya menjawab om Fadil malah tertawa dengan renyahnya. Aku heran perasaan tak ada ucapan ku yang lucu kok om Fadil tertawa ?

mendengar itu pun om Fadil menghentikan tawanya. Hening...sedetik kemudian, om Fadil menjawab ya kamu hari mulai ikuti cowok tadi.

Whattt...

Jawabku dengan terkejut dan tanda tanya besar ?

Gegas om Fadil menjelaskan,(lelaki yang menabrak kamu tadi namanya Al, dia anak tunggal dari pak Taufan dan ibu Rima Melati. Dia teman om waktu kuliah dulu, setelah lulus kami berdua mendaftar kerja di sini sampai sekarang.) Ucap om Fadil, aku mulai faham. Ucapku kemudian.

Cha dia juga pengalaman buruk tentang cinta. Makanya om rekomendasikan kamu bersamanya siapa tau kamu jatuh cinta sahut om Fadil dengan tawa renyahnya. Menyadari demikian aku langsung menolak, selain dia lah om ya pliss ucapku seraya mengatupkan 2 tanganku.

Ada sih Cha tapi harus pindah RS ini. Ucap om Fadil.

"Huff aku membuang nafas dengan kasar. Ya udahlah pasrah aja, ucapnya seraya berdiri dan menghampiri dokter Al yang masih setia di depan.

Gegas aku mengajak dia mari Dok ucapku singkat. Al pun langsung berjalan, dan berhenti di ruangan pasien. Selesai di sana, gegas Al memintaku ikut ke ruang periksa dan memanggil pasien. Berbagai macam sakit pasien pun Al langsung tangani".

Tepat pukul 6 azan maghrib tiba kami pun izin untuk sholat sebentar. Dan makan malam, selesai itu gegas periksa pasien lagi. Hingga jam 11 malam RS sudah tampak sepi. Aku yang sudah selesai gegas mau ke UGD.

Namun naas lagi-lagi tabrakan badan pun terjadi, tapi dengan sigap dia menolong ku. Entah darimana bisa berubah begini aku yang seharusnya di bawah badan dokter Al, tapi secepat kilat bisa berubah dokter Al yang malah di bawahku. Sadar ada yang aneh gegas aku berdiri namun naas dewi fortuna tak berpihak padaku. Lantai yang licin membuatku jatuh tepat ditubuh dokter Al lagi.

M*t* kami saling pandang cukup lama, hingga tanpa sadar kami berdua C***an b***r sangat lama, tanpa sadar para perawat, ob dan dokter Fadil yang akan mengajakku ke ruang Bagas, beliau urungkan.

Dan kami saling ber****r s*l*v*. Ada desiran hebat pada tubuh kami. Aku yang berusaha bangkit namun gegas tangan dokter Al memegang tengkuk ku membuat ku tidak bisa bergerak maupun menolak.

Hingga aku terkejut ada sesuatu yang k***s di dalam sana. Aku mendorong t***h dokter Al dengan sekuat tenaga yang ku punya. Hingga dia pun menggelengkan kepala dan mengucapkan permintaan maaf kepada ku.

Gegas aku berdiri merapikan diri sendiri dan memakai kacamata lagi.

Sembari menjawab bukan salah anda tapi juga salah ku, permisi saya mau jenguk sepupu saya lagi. Assalamualaikum. Ucapku seraya berlalu.

Waalaikumsalam ucap dokter Al dan beranjak pergi.

Dalam perjalanan menuju UGD, aku mengumpati diriku yang B***h dan tak bisa jaga diri.

Hah..b***r p*****n ku telah lenyap. Setengah m**i menjaganya dengan mudahnya telah di renggutnya.

Tanpa ku sadari om Fadil mengikutiku dari belakang. Ehem....

Deg....Jantung ku berdetak kencang karna dengar swara tak berwujud. Ehem hem lagi muncul lagi membuat j bulu kuduk merinding....

Tanpa mau menengok ke belakang aku lari tunggang langgang hingga kakiku terasa sakit. Dalam nafas terengah-engah...aku melihat ruang UGD masih jauh. Terpaksa aku lepas sepatu ku dan berlari, Saat tengah berlari aku langsung menabrak tubuh seseorang lagi. Dalam hati berkata tak ALLAH, apes banget.

Gegas dia langsung menggendong aku, karna badanku menggigil. Dia langsung bawa aku ke ruang priksa.

Aku yang lalu di tidurkan di ruang periksa terkejut dokter Al ucapku.

Ya ini aku. kamu kenapa tadi ketakutan ? Niat hati menghindari malah ketemu terus lirih ku yang masih terdengar oleh dokter tampan itu.

Makanya jangan menghindar tapi hadapi sambil terkekeh menampilkan barisan gigi putihnya dan lesung pipi di pipinya. Aku tertegun memandangnya, dan tanpa sadar ada om Fadil datang tiba-tiba. Reflek aku menundukkan muka ku.

Icha kamu kenapa tanya om Fadil seraya menahan tawa karna ulahnya Icha harus terluka dan ketakutan.

Aku menceritakan dari awal hingga akhir, tapi om Fadil tersenyum smrik kepadaku dan bertanya lagi, lalu c*****n tadi kenapa tidak kau ceritakan juga ucapnya sambil menatap kami berdua yang terkejut kalau om Fadil telah mengetahuinya.

Keringat dingin bercucuran, aku dan dokter Al saling pandang. Gegas dokter Al meminta tolong pada temannya. Brow tolong rahasiakan ini.

Tergantung jawab dokter Fadil. Mendengar itu pun gegas aku turun walau masih sakit.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!