"Satya yang melihat sang anak bungsu tak kuasa menahan tangis, airmata yang tadi bisa ia tahan namun akhirnya tak bisa juga dia tahan".
Bayu, sedetik kemudian Bayu langsung berdiri memeluk sang papa. Aku dan yang lain terharu menyaksikan ini semua. Tanpa ku tahu kakakku melepas jaketnya untuk menutupi tubuhku yang terekspos karna aku memakai baju tidur yang tanpa lengan. Biasanya dia akan m*n*o*e* kalau aku terlihat seperti ini.
Setelah semua tenang baru lah Bayu berjalan menghampiri aku. Dia lalu memelukku dengan erat. Sambil berkata makasih Cha. sambil men*c*p keningku. Iya sama-sama jawabku. Mereka yang tak tau pun melihat kami dengan seksama, makasih untuk apa Bay ? Tanya kakak ku.
Akhirnya bayu menceritakan dari awal sampai akhir tanpa di lebih-lebihkan/di kurangi. Mendengar itu om Satya langsung meminta gawai milik Bagas untuk melacak siapa yang telah berani mengganggu anaknya. Namun beda dengan ibuku, dia menangis lalu mengucapkan lirih dari bayi kamu sudah tersiksa nak,kenapa mereka belum puas juga mengganggu kamu. Aku yang mendengar itu pun langsung memeluk ibu memberi kekuatan.
"Kak Dhody kluar dari ruangan Bagas, dia terlihat kusut. Mata yang sembab dan tatapan nyalangnya membuat yang melihatnya berbigidik ngeri. Rasanya ingin me***k*m orang yang sudah mengganggu tidurnya sang singa.
Om Satya hafal betul akan sifat dan mimik wajah kakakku karna 3 tahun sudah tinggal bersama dengannya untuk sekolah disana dan membantu bisnis om Satya. Karna perusahaan almarhum ayahnya telah hangus.
Dhy, panggil om Satya. Kamu mau kemana ? Bukannya menjawab namun kakakku malah mengatakan Bagas sudah sadar om. Dia ketakutan. Takut kenapa tanya Bayu sambil terisak. Kakak mu takut karna dia akan di bunuh disini jadi tetap waspada bisik kakakku.
Ibu, Icha dan Dodhy pamit dulu om karna hari sudah malam. Dan besok Icha harus ke RS lagi. Ya makasih ya atas semuanya. Ya om jawab kami serentak. Namun berbeda dengan ibu. Beliau masih sedih dan mencoba menemui Bagas sejenak sebelum pulang.
Sesampai di kamar ibu ku langsung memeluk Bagas dan menciumi nya sampai-sampai Bagas di buat tertawa karna c***man ibuku. Aku yang ikut masuk ikut tersenyum juga. Bagas yang menyadari ada aku di dalam juga, sontak langsung menghentikan tawanya. Ibu yang curiga dengan perubahan Bagas, langsung melihatku dan tersenyum simpul. Dia saudaramu sayang Icha tidak mungkin cemburu. Ucap ibuku lirih yang mampu membuat Bagas tersenyum kembali.
Gegas aku memeluk mereka, aku juga mau dipeluk kalian...ucapku dan disambut juga pelukanku.
Bagas kami pulang dulu ya besok aku akan kesini lagi. ucapku yang langsung dijawab dengan mengangguk. Dia menatap nanar melihat kami ingin pulang, namun aku langsung balik badan lalu mengerlingkan m*t*ku untuk buat dia tersenyum dan sukses dia menggeleng sambil tersenyum. Ibu dan Bayu yang sudah masuk ke dalam pun tertawa renyah melihat kekonyolan ku. Aku yang baru sadar ada Bayu menutup kepalaku dengan jaket kakakku lalu pamit pulang.
Setelah kepergian kami Bagas membuang nafas dengan pelan, mengetahui itu Bayu segera memeluknya. Ada aku kak,aku akan selalu ada untukmu. Bagas balas memeluk sang adik. Satya yang hendak masuk ia urungkan melihat Bagas sudah tenang.
1 jam Satya merenung akhirnya dia masuk. Sungguh indah melihat kedua putranya yang tidur berpelukan. Bagas yang menyadari ada yang mendekat, membuka matanya dan tersenyum kala ada papanya. Bagas takzim pada sang papa, dan papa Satya membalas menc****ya dan menyuruh tidur kembali.
Azan subuh sudah berkumandang, suster dan perawatan laki-laki masuk ingin memeriksa kondisi Bagas yang masih di peluk sama Bayu.
Satya yang mendengar itu langsung bangun dan menunggu anaknya di periksa. Setelah selesai melihat anaknya, gegas Satya menjalankan kewajiban nya. Melihat sang papa ibadah, Bagas ingin ibadah. Selesai sholat Satya memasang kan anaknya peci dan membangunkan Bayu karna hari sudah pagi. Mereka pun akhirnya sholat bersama, Bayu kini yang mengimami bukan papanya.
Melihat itu pun Satya terharu, walau tanpa tau kasih sayang ibu kandung' namun mereka bisa tumbuh dengan sholeh. Ya tu semua didikan dari kakak iparnya ibunya Dodhy dan Icha.
"Di rumah yang tinggal berangkat ke RS untuk melihat Bagas, namun di tinggal tidur sama kak Dodhy membuat ku jadi kesal. Gimana gak kesel katanya di suruh nunggu 5 menit pas ditanya mau apa ? Jawabnya mau ke toilet, taunya hanya tidur. membuatku dan ibuku geram".
1 jam kakakku baru bangun, dia terkejut melihat kami dengan wajah kesal. Hehehe maaf sambil mengangkat 2 jarinya. Ya sudah yuk berangkat. Ok bu negara jawab kakakku, yang langsung dapat cubitan di lengannya. Auu sakit bu, kan aku udah minta maaf.
Suasana hening, aku yang sedari tadi jawab chatting Bayu dan RS pun mendadak mengenyernyitkan alis m*t*ku. Kakakku yang menyadari itu pun langsung bertanya kenapa dek ?
Kak RS P*n*, bukannya yang ditempati Bagas ya ? Tanyaku. Dan langsung di Jawab iya kenapa memangnya ? Aku ditugaskan di situ kak. Alhamdulillah jawab mereka kompak ? Jangan bilang ini permintaan kakak. Tanyaku, yang langsung dijawab ibu. Bukan kakak mu tapi ibu. Maksih bu jawabku kemudian. Sama-sama sayang.
Berarti aku boleh dong bawa motor sendiri ? Enggak boleh jawab mereka kompak lagi. Dan lagi, berangkat dan pulang harus sana pak Mudin.
Ya deh. Jawabku dengan pasrah. Dan tak boleh merubah dandanan mu. Ingat itu. Ok bos ucapku kemudian.
Sesampai di RS, aku pergi duluan bersama pak Mudin, karna beliau juga khawatir dengan kondisi Bagas. Sedangkan ibu dan kakak Dodhy mau bertemu om Fadil, menanyakan kondisi Bagas yang sebenarnya karna semalam kurang begitu puas mendengar jawabannya.
Di tengah jalan aku yang asik ngobrol dan diselingi tawa sama sopirku, tak sengaja menabrak seseorang yang belum kami kenal. Sontak pak Mudin langsung berusaha membantuku namun bukannya tertolong malah pak Mudin yang terjerembab hingga ia meringis kesakitan. Sedangkan aku dan dia saling tatap membeku, tatapan kami pun lama. Sampai suara barinton yang aku kenal menggelegar di telinga. Bagus ya tadi kakakmu sekarang kamu mau ibu cubit ? Jangan nyah ini tidak seperti yang nyonya liat ucap pak Mudin.
Syukur deh kalau begitu. Ibuku langsung menarik ku dan mengucapkan maaf sekaligus trima kasih pada orang itu.
Iya tante jawabnya seraya tersenyum karna siapa sangka dia udah jatuh cinta pada pandangan pertama.
Namun beda dengan Icha yang sulit membuka hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments