Bab 19. Panik

Safaluna

Bab 19

Scarlett keluar dari kamar mandi mengenakan bathrobe yang tersedia disana.

Steve cukup terpukau melihat kecantikan Scarlett disertai bau tubuh gadis itu yang sangat wangi.

Steve bahkan langsung berdiri, menatap Scarlett dengan mata terbelalak seakan tak percaya.

"Kamu kenapa?" tanya Scarlett bingung.

"Eee enggak, aku cuma kaget aja lihat kamu setelah selesai mandi. Kamu jadi tambah cantik dan wangi banget, aku heran kenapa bisa suami kamu selingkuhi kamu." ucap Steve.

"Terkadang cinta bukan didasarkan pada rupa seseorang atau bentuk tubuhnya, jadi mungkin suami aku emang gak akan pernah bisa cinta sama aku karena yang dia cintai itu hanya wanita lain." ucap Scarlett.

"Kamu sekarang gak perlu sedih lagi, Scar! Ada aku disini yang akan selalu lindungi kamu, jadi kalau suami kamu itu nyakitin kamu lagi, kamu tinggal bilang aja sama aku!" ucap Steve.

"Thanks Steve!" ucap Scarlett singkat.

"Sama-sama. Oh ya, aku udah beliin pakaian baru buat kamu. Kelihatannya sih ini pas di badan kamu dan cocok buat kamu pakai," ucap Steve.

"Pakaian?" Scarlett terkejut mendengarnya.

"Iya Scar, soalnya baju kamu yang semalam itu kan udah basah kena keringat sama muntahan kamu. Jadi, aku beliin aja yang baru supaya kamu bisa punya pakaian." jawab Steve.

"Makasih lagi ya Steve, aku gak nyangka bisa ketemu cowok sebaik kamu! Ini bajunya juga bagus banget, aku suka!" ucap Scarlett.

"Syukurlah kalau kamu suka! Yaudah, kamu pake aja dulu bajunya di kamar mandi!" ujar Steve.

"Nanti aja, aku masih mau keringin rambut aku. Lagian kita gak harus cepat-cepat keluar dari sini kan?" ucap Scarlett.

"Enggak sih, kebetulan kamar ini bisa disewa sampai tengah hari. Jadi, silahkan aja kalau kamu masih betah disini!" jawab Steve.

"Terus kamu mau kemana?" tanya Scarlett.

"Aku harus pulang," jawab Steve.

"Berarti aku ditinggal sendiri disini?" tanya Scarlett.

"Iya, kenapa? Kamu masih mau berduaan sama aku ya? Ingat loh Scarlett, kamu itu sudah punya suami!" ucap Steve sambil tersenyum.

"Bukan begitu, aku gak nyaman aja kalau sendirian di tempat asing." ucap Scarlett.

"Loh, bukannya kamu semalam datang kesini sendiri ya? Apa ini kali pertama kamu datang ke tempat ini?" tanya Steve heran.

Scarlett mengangguk pelan.

"Hah? Aku kira kamu udah sering kesini buat minum-minum, ternyata baru pertama?" ujar Steve terkejut.

"Iya, itu juga karena aku lagi pusing mikirin masalah aku sama suami aku." jawab Scarlett.

"Oh gitu, yang sabar aja ya cantik! Aku tahu ini berat buat kamu, tapi aku yakin kamu pasti bisa lewati semuanya!" ucap Steve.

"Makasih!" ucap Scarlett singkat.

"Yaudah, aku gak jadi pulang deh. Aku mau temenin kamu disini, sampai kamu ngerasa tenang dan bisa pulang ke rumah." ucap Steve.

"Aku gak tahu bakal pulang atau enggak, rasanya aku masih sulit buat terima semua ini. Buat apa juga aku pulang kalau suami aku gak cinta sama aku?" ucap Scarlett cemberut.

"Hah? Terus kalo gak pulang, kamu mau tinggal dimana dong? Disini?" tanya Steve heran.

"Gak juga sih, aku gak bawa uang banyak buat bayar sewa kamar ini." jawab Scarlett.

"Gapapa, gimana kalau kamu tinggal di apartemen aku aja untuk sementara waktu? Gratis kok gak perlu bayar," usul Steve.

"Apartemen kamu? Berdua?" tanya Scarlett.

"Ya iya, aku kan masih single. Emangnya kenapa? Kamu gak mau ya?" ucap Steve.

"Bukan gitu, tapi aku..."

"Iya aku ngerti kok, kamu pasti gak mau karena takut aku bakal apa-apain kamu kan? Tenang aja, aku bisa tahan diri kok! Lagian aku kan udah tahu kalau kamu punya suami, mana mungkin aku berani sentuh kamu?" potong Steve.

Scarlett terdiam sejenak memikirkan tawaran dari Steve, ia masih merasa ragu untuk menerimanya karena ingin menjaga perasaan Aaron.

"Duh Scarlett, ngapain juga sih kamu masih mikirin perasaan Aaron? Jelas-jelas dia aja gak cinta sama kamu dan gak mikirin kamu! Ayolah Scar, bersikap tegas sedikit!" batin Scarlett.

Steve tampak bengong menantikan jawaban dari Scarlett dan terus menatapnya.

"Scar, gimana? Mau gak?" tanya Steve.

"Ya, aku mau. Terimakasih ya!" jawab Scarlett.

Steve tersenyum lebar, ia senang karena Scarlett mau menerima tawarannya.

Aaron dan Safaluna baru selesai mandi bersama disana, keduanya pun keluar dari dalam toilet sambil saling merangkul satu sama lain.

Mereka kini berjalan menuju ranjang, Aaron duduk lebih dulu dan Safa menyusul duduk di pangkuannya.

"Uhh kamu wangi banget sayang, aku suka cium wangi kamu yang khas ini!" ucap Aaron.

"Bisa aja kamu sayang, kamu juga wangi kok." ucap Safa tersenyum malu.

Aaron mengeratkan pelukannya di pinggang sang kekasih, sedikit mengangkat tubuh Safa ke atas hingga wanita itu terkejut.

"Aw sayang! Kamu apa-apaan sih?!" ujar Safa.

"Hahaha, gapapa sayang." ucap Aaron.

"Sayang, aku lapar nih. Kita makan dulu yuk!" pinta Safa sembari mengusap perutnya.

"Oh kamu lapar? Oke deh, ayo kita turun ke bawah dan cari tau si bibik masak apa!" ucap Aaron.

"Nah boleh tuh," ucap Safa tersenyum renyah.

Aaron pun bangkit sambil menggendong tubuh Safaluna ala bridal style, membawa wanita itu menuju pintu keluar kamar.

"Aaron, kamu ngapain gendong aku sih? Aku bisa jalan sendiri tau sayang," ucap Safa.

"Gapapa sayang, udah kamu diem aja ya nurut sama aku! Sekali-sekali aku mau gendong kamu dan manjain kamu sayangku," ucap Aaron sambil tersenyum lebar.

Safa pun membalas senyuman Aaron, ia juga menikmati gendongan Aaron yang membuatnya merasa nyaman seperti seorang ratu.

"Aaron makin ganteng aja deh kalo dilihat dari posisi kayak gini, bikin aku juga makin jatuh cinta sama dia!" gumam Safa dalam hati.

Disaat Aaron hendak membuka pintu kamarnya, ia mendengar suara langkah kaki dari arah luar yang membuatnya cukup curiga.

"Suara siapa itu ya?" gumam Aaron.

"Kenapa Aaron? Kok gak jadi?" tanya Safa heran.

"Sssttt, kayaknya ada yang mau datang. Kita cari tau dulu siapa orangnya!" jawab Aaron.

"Hah?" Safa melotot terkejut.

Tap..

Tap..

Tap...

TOK TOK TOK...

"Aaron, Scarlett, kalian udah pada bangun belum? Ini mama, kita sarapan bareng-bareng yuk di bawah!" ucap Rachel yang sudah berada di depan pintu kamar Aaron.

Sontak Aaron langsung melongok lebar mendengar suara mamanya dari luar.

Tak hanya Aaron, Safa pun merasakan hal yang sama karena ia juga sangat panik dan tidak ingin ketahuan oleh mama dari Aaron.

"Duh, gimana dong sayang? Itu mama kamu ada di luar, kalo dia lihat aku ada disini pasti dia bakal marah besar!" ujar Safa.

"Sssttt kamu diam aja!" pinta Aaron.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!