Bab 6. Will you marry me?

Safaluna

Bab 6

"Will you marry me, Ainayya Safaluna?" Aaron mulai melontarkan pertanyaannya kepada Safa bahwa dia ingin menikahi gadis itu.

Sontak saja Safa terperangah tak percaya mendengarnya, dia dilamar oleh sang kekasih disaat malam anniversary mereka. Sungguh sesuatu yang menyenangkan baginya!

Gadis itu langsung syok dan menutup mulutnya dengan satu tangan yang lain.

"Kamu serius sayang?" tanya Safa memastikan.

"Sure. Aku benar-benar serius ingin menikah dengan kamu, Safa!" jawabnya lantang.

Aaron tersenyum dan mulai memasangkan cincin di jari manis Safa, walau gadis itu belum memberi jawaban pastinya.

"Kenapa kamu langsung masukin cincinnya?" tanya Safa keheranan.

"Ya gapapa, aku mau pastiin aja cincinnya pas apa enggak di jari kamu. Eh ternyata pas dan cocok, menurut kamu gimana? Kamu suka atau enggak sama cincinnya?" ucap Aaron.

"Eee aku suka sih, tapi yang jadi masalah kan kamu belum bawa aku ketemu sama orang tua kamu. Aku khawatir aja mereka gak setuju dengan hubungan kita, dan lamaran kamu sekarang ini sia-sia nantinya!" ucap Safa.

"Kamu bicara apa sih honey? Aku janji deh, setelah malam ini aku bakal langsung bicara sama kedua orang tua aku! Abis itu, baru deh aku bawa kamu ke rumah buat ketemu mereka." kata Aaron.

"Oke! Aku mau menikah sama kamu, tapi untuk cincin ini kamu simpan dulu ya!" ucap Safa sembari melepas kembali cincin itu dan memberikannya lagi kepada Aaron.

"Ta-tapi sayang..." ucapan Aaron terjeda lantaran Safa menempelkan jarinya di bibir pria itu.

"Udah, kamu turuti aja kemauan aku! Kamu tenang sayang, aku pasti bersedia kok nikah sama kamu. Tapi, aku gak mau terima cincin dari kamu sebelum kamu bawa aku ketemu sama orang tua kamu itu!" tegas Safa.

"Okay! Aku terima alasan kamu sayang, yaudah sekarang kita nikmati aja malam spesial ini dan lanjut makan yuk!" ujar Aaron.

Safa mengangguk setuju, mereka pun mulai menikmati hidangan yang sudah disediakan disana.

Sepasang kekasih itu begitu menikmati malam anniversary mereka, keduanya saling menyuapi dan beberapa kali juga sempat bercanda tawa di tempat tersebut.

Beberapa saat setelah selesai makan, Aaron kembali meraih tangan Safa untuk digenggam.

"Safa, kita dansa yuk!" pinta Aaron.

"Dansa? Ta-tapi, aku gak bisa dansa sayang.." Safa terlihat kebingungan.

"Gapapa, aku akan tuntun kamu. Kamu cukup pegangan sama aku dan taruh tangan kamu di pundak aku, okay?" ucap Aaron.

"Umm... oke deh, aku gak bisa tolak kamu sayang!" jawab Safa sambil tersenyum.

Aaron pun menarik tangan Safa, membawa gadis itu berdiri lalu segera merengkuh pinggangnya dan mengikis jarak diantara mereka.

Matanya saling berpandangan dan sedikit demi sedikit mereka mulai menggerakkan kaki serta senyum terpampang di wajah mereka.

"Bisa kan sayang?" ucap Aaron.

Safa mengangguk tersipu, ia berusaha menyembunyikan wajahnya namun segera ditarik oleh Aaron dan tanpa aba-aba pria itu langsung mengecup bibirnya.

Cupp!

"Jangan menunduk sayang! Aku suka lihat wajah kamu!" ucap Aaron.

"Iya, maaf ya sayang!" ucap Safa pelan.

"It's okay, but don't do it again!" pinta Aaron.

Safa kembali mengangguk pelan, mereka pun mulai hanyut dalam suasana romantis tersebut.

Alunan musik yang merdu menambah kehangatan diantara keduanya, gerakan kaki Aaron juga semakin aktif membawa gadisnya dalam sebuah tarian sederhana.

Sampai pada akhirnya, gerakan mereka diakhiri dengan sebuah cumbuan mesra antara kedua bibir sepasang kekasih tersebut.

Suasana semakin panas saat Safa turut membalas cumbuan Aaron dan mengalungkan tangannya di leher sang kekasih.

Aaron POV

Setelah berciuman dengan Safa di restoran tadi, aku pun mengantar gadis itu pulang ke tempat tinggalnya di sebuah apartemen yang sangat mewah dan berkelas itu.

Ya akulah pemilik apartemen tersebut, aku yang meminta Safa tinggal disana karena gadis itu hanya sebatang kara di kota ini.

"Sayang, kita udah sampai nih." ucapku sembari menoleh ke arah Safa.

Akan tetapi, kulihat ternyata gadis itu tertidur pulas dengan kepala bersandar pada kursi mobilku.

Aku berupaya membangunkannya dengan menyentuh wajah Safa, namun sepertinya Safa sudah terlalu lelah dan butuh beristirahat.

Akhirnya aku memutuskan menggendong Safa sampai ke dalam apartemen dan memastikan kalau Safa tidak terbangun.

"Safa, bagaimanapun caranya pasti aku akan perjuangkan cinta kita! Walau dad dan mom paksa aku buat terima perjodohan itu, aku bakal tetap pilih kamu sayang! Karena cuma kamu yang aku cintai saat ini," batinku.

Tiiingg...

Lift terbuka, aku lanjut melangkah menuju kamar Safa masih dengan posisi menggendong tubuhnya yang lumayan berat itu.

Saat aku kesulitan untuk mengambil kunci apartemen dari tas milik Safa, tiba-tiba seorang pria yang merupakan tetangga Safa disana muncul keluar.

"Sir, butuh bantuan? Kayaknya kesusahan banget," ujar pria itu.

"Ah iya benar, saya kesulitan mengambil kunci dari tas pacar saya ini. Boleh tolong anda ambilkan kuncinya disini?" ucapku meminta bantuan padanya.

"Tentu," dia mengangguk lalu mendekati kami dan mengambil kunci dari dalam tas Safa.

"Safa tidur ya?" ucapnya saat menyodorkan kunci itu ke arahku.

"Iya, mungkin dia kelelahan setelah pergi dengan saya tadi. Makanya saya tidak tega bangunin dia, dan pilih buat gendong dia sampai kesini. Oh ya, makasih ya atas bantuannya!" ucapku.

"Sama-sama. Perkenalkan, namaku Steve. Aku dan Safa lumayan dekat dan kami saling membantu satu sama lain selama ini," ucapnya mengenalkan diri dan mengulurkan tangannya ke arahku.

"Iya, salam kenal ya! Saya Aaron, maaf saya gak bisa raih tangan anda karena saya sedang membawa tubuh pacar saya ini!" ucapku.

"Tidak apa," ujarnya sedikit terkekeh.

"Eee yasudah ya, saya harus bawa Safa ke dalam dulu. Sekali lagi terimakasih!" ucapku.

"Silahkan! Kebetulan aku juga mau masuk lagi," ucapnya tersenyum ke arahku.

Aku membuka pintu, membawa Safa masuk ke dalam dan tak lupa kembali menutup pintu tersebut dengan kakiku.

Aku letakkan Safa sejenak di atas sofa, karena aku ingin mengunci pintu lebih dulu.

Barulah aku kembali menggendongnya, memasuki kamar dan merebahkan tubuh Safa di atas ranjang yang empuk itu.

Kutarik selimut untuk menutupi tubuhnya, aku pun ikut berbaring di sampingnya dan terus memandangi wajahnya yang cantik itu.

"Kamu memang sangat cantik Safa!" ucapku seraya mengelus keningnya.

Cupp!

Aku mendaratkan satu kecupan di keningnya, lalu turun ke dua pipi dan tentunya bagian kesukaan ku yakni bibirnya.

Rasanya ingin sekali aku kembali menikmati tubuh Safa dan menginap disana, namun aku baru ingat kalau aku harus pulang dan menjelaskan pada kedua orang tuaku terkait perjodohan itu.

"Maafkan aku honey! Aku harus pulang sekarang, good night sayang, mimpi indah!" ucapku.

Setelah pamit, aku beranjak dari kasur dan pergi meninggalkan Safa sendirian disana.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

...Boleh kasih dukungan ya guys, contohnya like, komen atau kalau mau vote juga author malah semakin senang😆...

...Asal jangan boomlike ya...!!...

...Bantu ramaikan oke...!!😉...

Terpopuler

Comments

Nindira

Nindira

Duh senengnya yang dilamar🥰

2022-10-10

1

Lenkzher Thea

Lenkzher Thea

Semangat

2022-09-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!