Safaluna
Bab 8
•
Safaluna POV
Semenjak pengakuan Aaron hari itu, aku dan dia jadi jarang berkomunikasi tak seperti biasanya yang mana kami selalu berkabar walau melalui pesan singkat.
Aku memutuskan untuk menjauh dari pria itu, biarpun sangat sulit kulakukan karena aku memang mencintainya.
Aku sangat kecewa memang, karena aku sudah memberikan segalanya kepada Aaron termasuk tubuh yang kujaga selama ini.
Namun, mau bagaimana lagi? Nasi sudah menjadi kerak dan tidak bisa diubah menjadi nasi biasa lagi, aku tak dapat melakukan apapun saat ini selain pasrah menerima keadaan.
Aku juga sudah pindah dari apartemen yang diberikan Aaron.
Alasannya tentu saja karena aku tak mau pria itu dapat menemui ku lagi disaat ia sudah menjadi suami orang.
Kini aku tinggal di apartemen yang baru, aku rasa hidupku kali ini akan lebih berat dari sebelumnya karena aku berjuang sendirian.
Ya aku juga memutus kontrak dengan perusahaan Aaron kemarin, sehingga aku harus mengeluarkan cukup banyak uang sebagai bayaran sisa kontrakku yang aku putus begitu saja.
Aku hidup bergantung pada tawaran iklan atau foto dari produk-produk yang tidak terlalu terkenal, tapi tentu saja itu sudah lumayan untukku.
Pagi ini seperti biasa aku juga akan melakukan pemotretan di salah satu tempat untuk mengiklankan produk tertentu, aku pun telah bersiap dan tampil cantik agar foto kali ini bisa disukai oleh masyarakat.
Aku mengambil tasku, bersiap keluar dari apartemen lalu pergi menuju tempat pemotretan.
Akan tetapi, aku dikejutkan dengan kehadiran dua orang sahabat masa kuliahku disana.
"Safaluna!" ucap mereka bersamaan.
Aku sontak terkejut melihat keberadaan mereka disini, aku sama sekali tak menyangka mereka akan datang pagi ini.
Ya aku memang meminta bantuan pada mereka mengenai apartemen yang biaya sewanya tidak terlalu mahal dan tentunya jauh dari Aaron.
"Selena? Baby?" ucapku dengan mulut terbuka.
"Kalian ngapain kesini pagi-pagi begini?" tanyaku.
"Hehe, tadinya kita mau kasih kejutan loh buat lu. Eh ternyata lu malah udah bangun duluan, gagal deh kejutan kita. Gak nyangka kita kalo lu bisa bangun secepat ini," jawab Selena.
"Kejutan? Kejutan apa maksud kalian?" tanyaku tak mengerti.
"Hadeh, lu gimana sih Safa? Ini kan hari ulang tahun lu yang ke 20. Masa lu lupa?" jawab Selena.
Sontak aku terkejut mendengarnya, hah? Ini hari ulang tahunku? Oh Tuhan, bagaimana bisa aku melupakan hari kelahiran ku sendiri?! Sungguh membingungkan! Apa mungkin ini karena aku terlalu sibuk memikirkan Aaron?
"Eee memangnya ini tanggal berapa?" ucapku yang masih dilanda kebingungan.
"Ya ampun! Jadi, beneran lu gak ingat sama sekali sama hari ulang tahun lu?" tanya Selena.
Aku menggeleng, ya aku akui memang aku lupa dengan itu. Aku pun tak mengerti bagaimana aku bisa melupakannya.
"Hadeh, sekarang tuh tanggal 14 September sayang. Hari ulang tahun lu!" ucap Baby.
"Oh ya? Duh, kayaknya gue emang benar-benar pusing deh. Makanya gue sampai lupa sama hari ulang tahun gue sendiri, thanks banget ya kalian udah ingetin gue!" ucapku.
"Santai aja! By the way, ini kita udah bawain kue ulang tahun loh buat lu. Tadinya kita juga mau rayain pesta ulang tahun lu disini, eh lu malah mau pergi." ujar Selena.
"Eee kalau kalian emang mau pesta, nanti malam balik lagi aja kesini! Gue bakal pura-pura terkejut deh nanti," ucapku memberi saran.
"Yeh mana seru kayak gitu?" ujar Selena.
"Tau lu ah ada-ada aja!" sahut Baby.
"Hehe.. sorry banget loh guys!" ucapku. Aku jadi merasa tidak enak pada mereka, karena aku menggagalkan surprise dari kedua temanku itu.
Safaluna POV end
•
•
Aaron masih terus memikirkan Safaluna di saat-saat menjelang hari pernikahannya dengan Scarlett, entah mengapa Aaron belum dapat melupakan Safa hingga saat ini.
Pria itu tengah duduk di ruang kerjanya, memandangi foto kebersamaan dirinya dengan Safa yang kini hanya tinggal kenangan.
Ia teringat pada momen-momen romantis yang dahulu ia jalani bersama Safa, kini ia sangat menyesal karena terlambat untuk mengenalkan Safa pada kedua orangtuanya.
"Maafkan aku, Safa! Aku udah bikin kamu kecewa, aku ini benar-benar bodoh!" ucapnya.
"Seandainya aku luangkan waktuku untuk bawa kamu ke papa dan mama, pasti semua ini gak akan terjadi! Mereka pasti gak akan jodohin aku dengan anak orang lain, dan aku juga bisa menikah sama kamu sayang!" ucapnya.
Cupp!
Aaron mengecup layar ponselnya sendiri yang berisi foto Safaluna, ia juga masih mengusapnya lembut dan mengenang masa-masa indahnya.
Ceklek...
"Halo Aaron sayang!" Aaron terkejut saat tiba-tiba pintu ruangannya terbuka dan Scarlett muncul disana.
"Scarlett? Kenapa kamu tidak ketuk pintu dulu? Jangan lancang ya di kantor saya!" ucap Aaron.
"Ah sayang, kamu mah galak banget sih sama aku! Aku ini calon istri kamu loh, emang salah ya kalau aku masuk ke ruangan calon suami aku sendiri?" ucap Scarlett yang kini duduk di hadapan Aaron.
Aaron reflek memalingkan wajahnya dan menyimpan ponselnya di saku jas, sungguh ini adalah situasi yang sangat menyebalkan baginya.
"Mau apa kamu kesini?" tanya Aaron ketus.
"Jangan jutek begitu dong sayang! Aku bawain makanan buat kamu, tadi tante Rachel bilang ke aku kalau kamu gak sempat sarapan. Nih, kita makan sama-sama ya!" jawab Scarlett menunjukkan kotak makan yang ia bawa kepada Aaron.
Wanita itu menyiapkan semuanya, mulai dari sendok garpu hingga minuman untuk Aaron.
"Nah, ayo dimakan sayang! Kamu pasti lapar kan? Mau aku suapin?" ucap Scarlett.
"Aku gak lapar, kamu aja yang makan!" ucap Aaron menolak.
"Loh kok gitu sih sayang? Nanti kamu gak bisa fokus loh kerjanya kalau gak makan, ayo dong makan dulu sebentar! Abis ini terserah deh kamu mau ngapain!" ucap Scarlett memaksa.
"Oke!" ucap Aaron mengangguk pelan.
"Nah gitu dong!" Scarlett tersenyum dan langsung menyodorkan satu suapan ke arah mulut Aaron.
Namun, pria itu tetap menutup mulutnya rapat. Ia genggam lengan Scarlett yang hendak mendekatkan sendok ke mulutnya itu dengan kuat.
"Kamu gausah susah payah suapin aku, aku bisa makan sendiri kok!" ucap Aaron.
"Oh gitu, ya yaudah deh gapapa." ucap Scarlett menurut dan mengurungkan niatnya.
Akhirnya Aaron memakan makanan itu, walau tentu saja ia masih belum bisa melupakan Safa dan terus memikirkannya.
Bahkan, Aaron sampai membayangkan bahwa wanita yang sedang duduk di hadapannya saat ini adalah Safa.
Scarlett masih belum sadar bahwa Aaron memandangi wajahnya sambil tersenyum, ia sibuk mencari-cari ponsel miliknya di dalam tas.
"Eee sayang, aku..." ucapan Scarlett terjeda saat Aaron sudah mencondongkan tubuhnya mendekat ke arah wajahnya.
Pria itu mengusap lembut wajah Scarlett dan terus memandanginya.
"Safa, kamu cantik sekali. Aku senang kamu akhirnya mau kembali kesini, aku sangat-sangat merindukan kamu Safa!" ucap Aaron yang masih mengira Scarlett adalah Safaluna.
"Hah? Safa??" Scarlett terkejut ketika Aaron memanggilnya dengan sebutan 'Safa'.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Lenkzher Thea
Lanjut thor
2022-09-09
1