Safaluna
Bab 13
•
Safaluna POV
Aku masih memikirkan kejadian ketika Aaron datang ke tempatku dan mengatakan bahwa dia tidak akan mungkin bisa melupakanku.
Entah mengapa sejak kejadian itu terjadi, aku selalu terbayang wajah Aaron dan tidak bisa melupakannya.
Kini aku baru selesai melakukan pemotretan, aku pun hendak kembali menuju apartemen tempat tinggalku dengan taksi yang ku tumpangi.
Namun, aku baru teringat bahwa hari ini adalah hari pernikahan Aaron dengan Scarlett. Aku pun lagi-lagi memikirkan pria itu.
Rasanya sulit bagiku menerima semua ini, Aaron yang aku cintai hari ini harus menikah dengan perempuan lain.
"Aku jadi bingung, aku datang gak ya ke pernikahan Aaron sekarang?" pikirku.
Sebenarnya aku tidak ingin datang kesana, rasanya aku tak mungkin kuat melihat pria yang aku cintai itu duduk bersanding di pelaminan bersama wanita lain.
Akan tetapi, aku yakin Aaron pasti akan merasa jika aku telah benar-benar melupakannya kalau aku tidak datang hari ini, itulah yang membuatku bingung saat ini.
"Pak, kita putar balik ya!" pintaku.
"Baik mbak! Tapi, kita mau kemana ya?"
"Jalan aja pak! Nanti saya akan arahin kemana kita pergi," ucapku.
"Baik mbak!"
Aku pun memutuskan untuk datang ke pesta pernikahan Aaron dan Scarlett, walaupun aku tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya.
"Jika aku gak bisa memiliki kamu, maka siapapun juga tidak boleh memiliki kamu Aaron! Aku tidak mau menyerah begitu saja, aku harus perjuangkan cintaku padamu!"
•
•
Tak butuh waktu lama, aku pun tiba di lokasi pernikahan Aaron.
Aku langsung melihat ke samping, sebuah gedung pernikahan yang cukup besar dan mewah.
"Tempatnya bagus banget, orang-orang juga banyak yang datang. Andai aja kamu nikahnya sama aku, pasti aku bakal senang banget!" pikirku sambil membayangkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi.
"Eee mbak, kita sudah sampai?"
Aku terkejut saat supir taksi itu tiba-tiba bertanya padaku, hilanglah segala bayangan ku mengenai Aaron.
"Eh iya pak, kita udah sampai. Saya emang mau kesini kok, terimakasih ya pak!" ucapku.
"Sama-sama mbak,"
Aku mengambil beberapa lembar uang dari dompetku, menyerahkannya kepada supir itu sebagai bentuk pembayaran.
"Pak, ini uangnya." ucapku.
"Ah iya, terimakasih mbak!"
Setelahnya, aku pun membuka pintu lalu turun dari taksi tersebut.
Aku menatap kembali gedung itu, mengambil nafas dalam-dalam seraya memejamkan mataku.
"Kamu kuat Safa, kamu bisa!"
Disaat aku hendak melangkah maju, tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang menahan lenganku.
"Tunggu!"
Aku pun menoleh mencari tahu siapa itu, mataku terbelalak saat mengetahui Alvin lah yang ada di sebelahku saat ini.
"Nona Safa, non mau kemana? Ini acara nikahan tuan Aaron, apa non yakin mau masuk ke dalam?" tanya Alvin dengan wajah cemas.
"Sure, kenapa aku harus tidak yakin? Aku diundang kok sama Aaron," jawabku.
"Tapi non, di dalam itu suasananya sedang bahagia dan romantis. Saya tidak yakin non akan kuat melihatnya, jadi sebaiknya non urungkan saja niat non buat masuk ke dalam!" pinta Alvin.
"Tidak, aku akan tetap masuk. Tolong lepaskan tangan aku dan biarkan aku masuk ke dalam sebagai tamu undangan!" ucapku.
"Baiklah non," ucapnya menurut.
Akhirnya Alvin melepaskan tanganku, walau dengan ekspresi yang sepertinya belum yakin bahwa aku akan baik-baik saja di dalam sana.
Tentunya setelah dilepaskan, aku langsung melangkah masuk ke dalam untuk menemui Aaron dan Scarlett disana.
"Yeah inilah saatnya..." ucapku sembari mengambil nafas panjang.
Aku pun mulai memasuki bangunan tersebut, dan kulihat memang sudah banyak sekali tamu yang hadir bersalaman dengan sepasang mempelai.
Aku melihat Aaron tampak gagah dan tampan saat berada di atas pelaminan, namun ekspresiku berubah ketika Scarlett ada di sebelah Aaron dengan pakaian pengantinnya.
"Oh, andai saja aku yang ada disana." ucapku.
"Mereka benar-benar tidak cocok, memang Aaron hanya pas dan boleh untukku bukan yang lain. Sekarang aku harus apa ya?" gumam ku.
Di tengah kebingungan, aku memilih meneruskan langkahku lebih dekat ke arah pelaminan untuk menghampiri Aaron dan Scarlett.
Safaluna POV end
•
•
Aaron dengan sangat terpaksa tetap duduk di pelaminan bersama Scarlett saat ini, biarpun ia sangat malas melakukannya karena hanya Safa yang ia inginkan berada di sampingnya.
Scarlett pun terus terdiam memandangi wajah suaminya dari samping, jujur ia merasa sedih karena terus-terusan dicuekin oleh Aaron dan tidak pernah menoleh ke arahnya sedikitpun.
"Aaron, kamu kenapa sih diam aja? Aku ini istri kamu loh, harusnya kamu lihatnya ke aku bukan ke depan atau belakang gitu!" ucap Scarlett.
Tak ada jawaban apa-apa dari pria itu, ia hanya diam dan menatap ke arah lain hingga membuat Scarlett semakin jengkel.
"Ish, Aaron ayo dong bicara sama aku!" pinta Scarlett sembari menaruh tangannya di lengan Aaron dan menggoyang nya.
"Kamu bisa diem gak? Jangan berisik!" bentak Aaron.
"Satu lagi, jangan pernah pegang-pegang tangan saya kayak gini lagi!" sambungnya seraya menyingkirkan tangan Scarlett darinya.
Scarlett pun hanya bisa pasrah, Aaron benar-benar menakutkan saat membentak dan menatapnya seperti tadi sampai membuatnya jantungan.
"Hai Aaron!"
Tiba-tiba saja seorang wanita datang menghampiri mereka dan menyapa Aaron sambil tersenyum.
Aaron yang merasa tak asing dengan suara itu, langsung menoleh dan bangkit dari duduknya.
"Safa?" ucap Aaron tersenyum renyah.
Melihat suaminya berdiri mendekati wanita itu, Scarlett pun ikut berdiri menatap mereka dengan wajah heran.
"Safa, akhirnya kamu datang juga! Aku sudah tunggu-tunggu kamu loh daritadi!" ucap Aaron.
"Iya, aku pasti datang kan aku diundang sama kamu. Selamat ya!" ucap Safa.
"Eee Aaron, dia siapa ya? Apa kamu kenal sama dia?" tanya Scarlett curiga.
"Eh, kamu istrinya Aaron ya? Kamu cantik sekali, selamat ya Scarlett!" ucap Safa seraya mengulurkan tangan ke arah Scarlett.
"Ah iya, terimakasih! Tapi, emangnya kamu siapa ya? Kamu kenal sama suami aku?" ucap Scarlett sambil menjabat tangan Safa.
"Oh perkenalkan, aku Safaluna." jawab Safa.
Deg!
Scarlett terkejut mendengar nama yang disebutkan oleh wanita itu, ia teringat pada nama mantan kekasih suaminya yang selalu saja disebut-sebut oleh suaminya itu.
"Kenapa? Kamu tahu ya siapa aku ini?" tanya Safa sambil tersenyum smirk.
"Mau apa kamu datang ke nikahan kamu? Mau buat rusuh?" tuduh Scarlett.
"Untuk apa aku melakukan itu? Aku kesini atas undangan Aaron kok, ya kan sayang?" ujar Safa.
"Ah iya, aku yang undang dia kok." jawab Aaron.
Hati Scarlett amat teriris mendengar Safa menyebut suaminya dengan kata 'sayang', tentu ia tak terima dengan itu.
"Aaron, kenapa kamu undang dia sih?" tanya Scarlett.
"Loh, emang salah ya?" ucap Aaron balik bertanya pada istrinya itu.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments