Safaluna
Bab 18
•
Scarlett kini membuka matanya, ia melirik ke arah samping dan terdapat seorang lelaki yang tengah tertidur pulas di sebelahnya.
Gadis itu cukup terkejut, ditambah saat ini ia dalam kondisi hanya mengenakan pakaian dalamnya.
Tentunya Scarlett sangat panik, ia takut lelaki itu sudah melakukan tindakan yang tidak-tidak kepadanya.
Scarlett pun langsung bangkit, terduduk di ranjang itu dan berusaha membangunkan lelaki tersebut.
"Hey, ayo bangun! Cepat bangun!" ucap Scarlett sembari menggoyang-goyangkan tubuh Steve.
Akhirnya Steve terbangun, ia mengerjipkan matanya menatap wajah Scarlett yang saat ini tengah ada di sampingnya.
"Halo cantik! Kamu sudah bangun? Memangnya ini sudah pagi ya?" ujar Steve.
"Kamu yang semalam datengin aku dan nawarin minum kan?" tanya Scarlett.
"Ya, tentu saja. Masa kamu udah lupain aku sih? Kita kan baru kenalan semalam," jawab Steve.
"Kamu juga yang bawa aku ke kamar ini dan buka baju aku?" tanya Scarlett.
"Iya cantik, semalam itu kamu kan pingsan. Makanya aku sewa kamar dan bawa kamu kesini, terus aku juga lihat kamu keringetan banget, jadinya aku buka aja baju kamu." jawab Steve.
"Terus, selain itu apa aja yang udah kamu lakuin ke aku sewaktu aku pingsan? Kamu gak apa-apain aku kan?" tanya Scarlett cemas.
"Sebenarnya sih mau, tapi aku gak enak kalau harus sentuh tubuh cewek yang lagi pingsan. Jadi, aku lebih pilih ikut tidur daripada jadi cowok pengecut." jelas Steve.
"Yang bener?" tanya Scarlett memastikan.
"Iya cantik, buat apa aku bohong? Emang kenapa sih? Kamu pengen banget ya diapa-apain sama aku? Kalau emang iya, yaudah ayo kita lakuin itu sekarang!" ujar Steve.
"Ish, jangan kurang ajar ya! Kamu udah berani lepas baju aku dan tidur di sebelah aku aja udah salah, terus sekarang kamu mau ajakin aku begituan ha?!" geram Scarlett.
"Santai dong cantik! Aku gak kurang ajar kok, kan aku minta baik-baik. Kalau kamu emang gak mau, yaudah gapapa aku gak maksa." ucap Steve.
"Hiks hiks.." Scarlett malah menangis sembari menutupi wajahnya dengan dua telapak tangan.
Sontak saja itu membuat Steve terkejut sekaligus bingung, padahal ia belum menyentuh tubuh gadis itu tetapi dia malah sudah menangis lebih dulu.
"Hey! Kamu kenapa?" tanya Steve heran.
Scarlett membuka wajahnya, menatap Steve dengan air mata yang sudah memenuhi seluruh bagian wajahnya.
"Kamu lagi ada masalah ya? Kemarin aku lihat juga kamu kayak lagi stress gitu sih," ucap Steve.
Scarlett menggeleng pelan, namun Steve tak begitu saja percaya padanya karena memang wajah Scarlett menunjukkan bahwa ia sedang memiliki masalah besar.
"Kalau kamu mau cerita, silahkan aja! Siapa tau dengan begitu, kamu bisa lebih tenang dan gak sedih lagi kayak sekarang." ujar Steve.
"Okay!" ucap Scarlett singkat.
"Lalu, apa masalah kamu?" tanya Steve.
"Aku sedang bertengkar dengan suamiku, hanya karena aku memergoki dia yang lagi berduaan sama wanita lain. Dia juga bilang sama aku, kalau dia lebih memilih wanita itu dibanding aku karena dia gak cinta sama aku dari awal pernikahan kita." jawab Scarlett.
Setelah menceritakan itu, Scarlett langsung menyembunyikan wajahnya dengan kedua lutut.
"Hah? Jadi, kamu ini sudah menikah dan punya suami? Aku kira kamu masih gadis, makanya aku tertarik sama kamu." ujar Steve terkejut.
"Hiks hiks..." Scarlett kembali menangis disana.
"Kamu yang sabar ya Scarlett! Suami kamu itu udah buta kali, bisa-bisanya dia sia-siakan wanita secantik kamu! Kalau aku jadi dia, pasti aku beruntung banget karena aku bisa miliki kamu!" ucap Steve berusaha menenangkan Scarlett.
Akhirnya Steve berhasil membuat Scarlett kembali menunjukkan wajahnya, pria itu menangkup wajah Scarlett sembari menyeka air mata yang tergenang disana.
"Kamu jangan nangis lagi ya! Ada aku disini, aku bakal bantuin kamu!" ucap Steve.
"Enggak, kamu gak perlu bantu aku!" ujar Scarlett.
"Kenapa Scarlett? Aku gak tega lihat kamu sedih terus-terusan kayak gini. Biarpun kita baru kenal, tapi aku paling gak bisa ngeliat perempuan menangis." ucap Steve.
"Bukannya kamu yang suka menyakiti perempuan juga? Bukitnya baru kenal aja, kamu udah berani bawa aku kesini semalam." ujar Scarlett.
"Eee itu emang betul, aku selalu gak bisa tahan diri setiap kali bertemu dengan wanita. Tapi, aku bukan tipe pria yang suka bermain api seperti suami kamu itu." ucap Steve.
"Terserah apa katamu Steve! Aku sedang tidak ingin membicarakan itu saat ini," ucap Scarlett.
"Baiklah, apa kamu mau mandi? Kamu bisa mandi di dalam sana, tempatnya bersih kok dan nyaman juga buat mandi." ujar Steve.
Scarlett mengangguk kecil, Steve pun merasa senang dan langsung mengusap puncak kepala Scarlett dengan lembut.
•
•
Disisi lain, Barnard mengantar Rachel alias istrinya itu ke rumah Aaron untuk sekedar memberikan sarapan bagi putra dan menantunya disana.
"Honey, aku antar sampai disini aja ya? Aku harus berangkat ke kantor sekarang, kamu bisa kan ke dalam sendiri? Sampaikan aja salam aku buat Aaron sama Scarlett di dalam!" ucap Barnard.
"Iya sayang, aku ngerti kok. Kamu semangat kerjanya, makasih udah mau antar aku!" ucap Rachel sambil tersenyum.
"Sama-sama, honey." ucap Barnard.
Rachel langsung turun dari mobil dan melambaikan tangan ke arah Barnard sebelum ia melangkah masuk ke rumah putranya itu.
"Bye sayang!" ucap Barnard.
"Bye bye, mmuuaacchh.." balas Rachel.
Mobil Barnard pun melaju pergi, kini Rachel melangkah menuju pintu rumah Aaron dengan membawa tentengan di tangannya.
"Semoga aja Aaron sama Scarlett udah bangun!" ucap Rachel.
Rachel sangat senang karena ia akan bertemu dengan putranya saat ini, memang sudah cukup lama juga ia tak menemui putranya setelah dia berkeluarga.
TOK TOK TOK...
Ting nong ting nong...
Rachel mengetuk pintu sembari memencet bel yang ada disana.
"IYA SEBENTAR!" suara bik Lea terdengar dari dalam.
Ceklek...
"Eh ada nyonya besar? Mau ketemu sama tuan Aaron ya nyonya?" ucap bik Lea.
"Iya bik, dia sudah bangun kan?" tanya Rachel.
"Eee sudah kok nyonya," jawab bik Lea.
"Yasudah, kalo gitu saya mau masuk. Oh ya, ini ada sarapan buat mereka sengaja saya bawain supaya bibik gak perlu masak." ucap Rachel.
"Ah iya nyonya, silahkan!" ucap bik Lea melebarkan pintu.
"Terimakasih bik!" ucap Rachel.
Rachel masuk ke dalam, melihat ke lantai atas dan penasaran mengapa Aaron serta Scarlett belum juga turun ke bawah.
"Bik, Aaron sama Scarlett kemana? Katanya tadi udah bangun, kok mereka belum kelihatan?" tanya Rachel bingung.
"Eee anu nyonya, tadi sih emang saya lihat tuan udah bangun dan lagi ambil minum di dapur. Tapi, kalau tuan ternyata tidur lagi saya gak tahu deh." jelas bik Lea.
"Ohh, yaudah biar saya cek ke kamarnya aja deh. Bibik tolong siapin sarapan buat mereka ya!" ucap Rachel.
"Waduh gawat ini! Kalau sampai nyonya besar tau yang ada di kamar sama tuan Aaron itu bukan nyonya Scarlett, gimana ya?" batin bik Lea.
Rachel bergegas menaiki tangga untuk menemui Aaron di kamarnya, sedangkan bik Lea masih terpaku di bawah sana kebingungan sekaligus panik.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments